Anda di halaman 1dari 12

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

“PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS”


Dosen: Tim Mata Kuliah

KELOMPOK XIII
1. ITA ROSITA HADAD
2. NUR DEVI ERVINANTI KELIREY
3. VISKA DEVY ARIANI
SEMESTER : VII (TUJUH)

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES TERNATE
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayat dan,
karunia-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PELAYANAN
KEBIDANAN KOMUNITAS”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT di Program Studi Diploma IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Ternate..
Selama penyusunan makalah ini, tim penulis tidak terlepas dari peran dan dukungan dari
berbagai pihak.

Ternate, 09 November 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................................................... 3
D. Manfaat......................................................................................................................4
BAB II: PEMBAHASAN
A. Upaya Peningkatan Dan Pemeliharaan Kesehatan Ibu Dan Anak Dalam
Kelurga Dan Masyarakat ............................................................................................. 5
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Ibu Dan Anak.....................................6
C. Sistem Pelayananan Kesehatan Ibu Dan Anak.............................................................7
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 8
B. Saran .......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di
wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian
ilmu dan keterampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada
dalam masyarakat di wilayah tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita
yang berada di dalam keluarga dan masyarakat .Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk
sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi,politik,sosial,budaya,dan lingkungan sekitarnya .

Setiap petugas kesehatan yang bekerja dimasyarakat perlu memahami masyarakat yang di
layaninya ,baik keadaan budaya maupun tradisi setempat sangat menentukan pendekatan yang di
tempuh .Pendekatan yang akan digunakan oleh bidan harus memperhatikan strategi pelayanan
kebidanan ,tugas dan tanggung jawab bidan serta aspekperlindungan hukum bagi bidan di
komunitas. Karena itu,dalam makalah ini akan di paparkan mengenai strategi pelayanan
kebidanan komunitas yang terdiri atas tiga yaitu : Pendekatan edukatif dalam peran serta
masyarakat, Pelayanan Yang Berorentasi Pada Kebutuhan Masyarakat,dan
Menggunakan/Memanfaatkan Fasilitas dan Potensi Yang Ada di Masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya peningkatan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak
dalam keluarga dan masyarakat ?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak ?
3. Apa saja sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak ?

C. Tujuan
1. Mengetahui upaya peningkatan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak
dalam keluarga dan masyarakat ?
2. Mengetahi faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak.
3. Mengetahui sistem pelayanan kersehatan ibu dan anak.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
Sebagai pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya ilmu kebidanan.
2. Manfaat praktis
Bagi institusi Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Ternate khusunya kebidanan.
3. Bagi mahasiswa Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dengan
topik Pelayanan Kebidanan Komunitas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu Dan Anak Dalam Kelurga Dan Masyarakat.

1) Upaya Peningkatan Kesehatan Pada Ibu


1. Pelayanan kesehatan ibu adalah pelayanan untuk menjaga kesehatan ibu agar mampu
melahirkan generasi sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu.
2. Menigkatnya komitmen dan kemampuan kabupaten/ kota untuk mengembangkan
desa siaga dan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Upaya kesehatan ibu meliputi kegiatan peningkatan, pencegahan, pengobatan dan
pemulihan kesehatan ibu.
4. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, menjamin
ketersediaan tenaga, fasilitas, alat, dan obat dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan ibu secara aman, bermutu dan terjangkau.
5. Meningkatnya keluarga sadar gizi.
6. Menigkatnya perlindungan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, anak dan
masyarakat beresiko tinggi.
7. Standar pelayanan untuk menjaga kesehatan ibu berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
8. Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan upaya
kesehatan ibu.

2) Upaya Peningkatan Kesehatan Pada Bayi & Anak

1. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan
generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian bayi dan anak.
2. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak anak masih dalam kandungan,
dilahirkan, setelah dilahirkan dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun.
3. Upaya pemeliharan kesehatan bayi dan menjadi tanggung jawab dan kewajiban
bersama bagi orang tua, keluarga, masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota.
4. Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
5. Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh
dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.
6. Penyediaan fasilitas khusus pemberian air susu ibu diadakan di tempat kerja dan
tempat sarana umum.
7. Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.
8. Standar pelayanan untuk menjaga kesehatan anak berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
9. Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksnaan upaya
kesehatan bayi dan anak.

3) Upaya Peningkatan Kesehatan Pada Masyarakat


1. Promosi kesehatan, peningkatan vitalitas penduduk yang sakit (85%) agar lebih tahan
terhadap penyakit melalui olahraga, fitness dan vitamin.
2. pencegahan penyakit melalui imuniasasi pada ibu haamil, bayi dan anak.
3. Pencegahan pengendalian penanggulangan, pencemaran lingkungan serta
perlindungan masyarakat terhadap pengaruh buruk (melalui perubahan perilaku).
4. Memberi pengobatan bagi penduduk yang sakitr, (15%) melalui pelayanan medis.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Ibu Dan Anak.


1. Makanan, penyakit, dan kesehatan anak.
Salah satu faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi kondisi kesehatan
bayi adalah makanan yang diberikan. Dalam setiap masyarakat ada aturan-aturan yang
menentukan kuantitas, kualitas dan jenis-jenis makanan yang seharusnya dan tidak
seharusnya dikonsumsi oleh anggota-anggota suatu rumah tangga, sesuai dengan
kedudukan, usia, jenis kelamin dan situasi-situasi tertentu. Misalnya, ibu yang sedang
hamil tidak diperbolehkan atau dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tertentu

2. Kehamilan, persalinan dan kematian ibu.


Permasalahan utama yang saat ini masih dihadapi berkaitan dengan kesehatan ibu
di Indonesia adalah masih tingginya angka kematian ibu yang berhubungan dengan
persalinan. Menghadapi masalah ini maka pada bulan Mei 1988 dicanangkan program
Safe Motherhood yang mempunyai prioritas pada peningkatan pelayanan kesehatan
wanita terutama paada masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan.
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan
untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu
juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin.

3. lmplikasi terhadap kebijakan pembangunan KIA.


Uraian sebelumnya telah memperlihatkan bahwa dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan ibu dan anak melalui program-program pembangunan kesehatan perlu
memperhatikan aspek-aspek sosial-budaya masyarakat. Menempatkan petugas kesehatan
dan membangun fasilitas kesehatan semata tidaklah cukup untuk mengatasi masalah-
masalah KIA di suatu daerah. Seperti diketahui ternyata perilaku-perilaku kesehatan di
masyarakat baik yang menguntungkan atau merugikan kesehatan banyak sekali
dipengaruhi oleh faktor sosial budaya.

C. Sistem Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.


1. Akses pelayanan antenatal (K1)
Adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga
kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator akses ini
digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program
dalam menggerakkan masyarakat.
2. Cakupan pelayanan ibu hamil (K4)
Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan
standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1
kali pada trimester ke¬2 dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara
lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan), yang
menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, di samping
menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA. Alur
Pencatatan Manual Pelayanan KIA oleh Bidan,

3. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN)


Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, di suatu wilayah kerja dalam kurun
waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang
ditangani oleh tenaga kesehatan dan ini menggambarkan kemampuan manajemen
program KIA dalam pertolongan persalinan sesuai standar.

4. Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3)


Dengan menggunakan indikator tersebut, dapat diketahui cakupan pelayanan nifas secara
lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan), yang
menggambarkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas, di samping
menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA.

5. Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN 1)


Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6 – 48 jam
setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat
diketahui akses/jangkauan pelayanan kesehatan neonatal.

6. Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh Masyarakat


Adalah cakupan ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang ditemukan oleh
kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke tenaga kesehatan di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini menggambarkan peran serta dan
keterlibatan masyarakat dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu hamil,
bersalin dan nifas.

7. Cakupan Penanganan komplikasi Obstetri (PK)


Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk
menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan. Indikator ini mengukur
kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
secara professional kepada ibu hamil bersalin dan nifas dengan komplikasi.

8. Cakupan kunjungan bayi (29 hari – 11 bulan)


Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali
pada umur 29 hari – 2 bulan 1 kal pada umur 3 – bulan, dan satu kali pada umur 6 – 8
bulan dan 1 kal pada umur 9 – 11 bulan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas, continuum of care dan
kualitas pelayanan kesehatan bayi.

9. Cakupan pelayanan anak balita (12 – 59 bulan).


Adalah cakupan anak balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar,
meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan
minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2 x setahun, meliputi data sasaran (jumlah ibu
hamil, jumlah ibu bersalin, jumlah ibu nifas, jumlah bayi, jumlah anak balita, jumlah
Wanita Usia Subur) dan data pelayanan KIA.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap petugas kesehatan yang bekerja dimasyarakat perlu memahami masyarakat yang di
layaninya, baik keadaan budaya maupun tradisi setempat sangat menentukan pendekatan yang di
tempuh. Pendekatan yang akan digunakan oleh bidan harus memperhatikan strategi pelayanan
kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan serta aspek perlindungan hukum bagi bidan di
komunitas yaitu melalui pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat.

B. Saran

Kita sebagai mahasiswi kebidanan perlu mengetahui strategi dari pelayanan kebidanan
komunitas, salah satunya yaitu tentang pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat.
Semoga kita sebagai calon bidan bisa melaksanakan semua strategi pelayanan kebidanan di
komunitas dan berhasil kelak.
DAFTAR PUSTAKA

Yulifah Rita, dkk.2009.Asuhan Kebidanan Komunitas.Jakarta : Salemba

Karwati, dkk.2011.Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas).Jakarta : CV. Trans Info Media

http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/02/strategi-pelayanan-kebidanan-di.html

http://nofiakarunia.blogspot.com/p/pendekatan-edukatif-dalam-peran-serta.html

http://aangcoy13.blogspot.com/2011/04/strategi-pelayanan-kebidanan-di.html

Anda mungkin juga menyukai