Anda di halaman 1dari 8

Makalah Ragam Bahasa

Kata Pengantar

Daftar Isi .........................................................................................................................

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Makalah

C. Tujuan

BAB II: PEMBAHASAN

1. Pengertian Bahasa

2. Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

3. Bahasa Alay

4. Karasteristik Bahasa Alay

5. Awal Mula Penggunaan Bahasa Alay

6. Perkembangan Bahasa Alay

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
A. Latar Belakang

Seiring perkembangan jaman, penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
pada masyarakat terutama pada kalangan remaja secara perlahan mulai tidak nampak. Hal
itu terjadi karena munculnya modifikasi bahasa, yang sering disebut dengan ‘bahasa alay’.
Bahasa alay mulai muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya penggunaan jejaring
sosial seperti facebook, twitter, dan lain sebagainya. Bahkan bukan hanya dalam dunia
maya (seperti facebook dan twitter), bahasa alay juga banyak ditemukan di televisi, radio,
majalah, bahkan koran. Terutama pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan remaja,
misalnya acara-acara ditelevisi yang menjadi totonan utama dan memang ditujukan kepada
para remaja. Hal tersebut membuat penyebaran bahasa alay di kalangan remaja menjadi
semakin pesat.Mereka merasa bahasa alay tersebut sangat menarik, maka mereka berusaha
untuk mencari tahu dan mempelajarinya. Setelah itu mereka akan merealisasikan bahasa
alay tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Kebanyakan dari mereka yang menggunakan bahasa alay tidak begitu mengerti dan
memahami pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dengan penggunaan
bahasa alay oleh remaja yang semakin berkembang ini, bisa jadi suatu saat nanti anak cucu
kita (masyarakat) sudah tidak lagi mengenal bahasa baku dan tidak lagi memakai EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan) sebagai pedoman dalam berbahasa, kemudian menganggap
remeh bahasa Indonesia. Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan
menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-
anak. Padahal bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai
identitas bangsa. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa, harusnya mampu
menjadi tonggak dalam mempertahankan bangsa Indonesia ini. Salah satu yang bisa kita
lakukan adalah dengan menjaga, melestarikan, dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal mula digunakannya bahasa alay dikalangan remaja?
2. Bagaimana perkembangan bahasa alay dikalangan remaja saat ini?
3. Bagaimana karasteristik bahasa alay dikalangan remaja?
C. Tujuan
1. Menjelaskan awalmula digunakannya bahasa alay di kalangan remaja.
2. Menjelaskan perkembangan bahasa alay di kalanagan remaja saat ini.
3. Menjelaskan karasteristik bahasa alay di kalangan remaja.
BAB II
ISI
A. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga
membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti.
Fonem adalah unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan
arti dari satu kata. Sintaks adalah penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan
sistematis yang berlaku pada bahasa tertentu (dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas).
Sedangkan menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin
ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk
mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang
mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati
bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi
mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat
komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa
bahasa, kita tidak akan bisa hidup dengan orang lain. Karena kita berkomunikasi dengan
orang lain menggunakan bahasa. Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya kita memiliki
bahasa negara yaitu bahasa Indonesia. Seperti tercantum pada Undang-Undang kita yang
berbunyi “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia”. Oleh karenanya, sebagai warga negara
yang patuh terhadap bangsa haruslah kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Baik disini bisa diartikan dengan menggunakan ragam bahasa yang tepat dan serasi
sesuai dengan sasaran dan jenis pemakaiannya. Sedangkan benar disini dapat diartikan
dengan menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah yang berlaku. Jadi maksud dari
penggunaan bahasa dengan baik dan benar adalah penggunaan ragam bahasa yang tepat
sesuai dengan sasarannya dan juga sesuai dengan kaidah yang berlaku dimasyarakat.
Berbahasa dengan baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran dalam hal
tata bahasa, melainkan juga memperhatikan aspek komunikatif. Bahasa yang komunikatif
tidak selalu hanus merupakan bahasa standar. Sebaliknya, penggunaan bahasa standar tidak
selalu berarti bahwa bahasa itu baik dan benar. Sebaiknya, kita menggunakan ragam bahasa
yang serasi dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar
(Alwi dkk., 1998: 21)

2. Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan
seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai
alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan
sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Bahasa memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakatnya. Tanpa adanya bahasa, masyarakat
tidak akan bisa berkomunikasi satu sama lain. Dan jika itu terjadi, maka akan menyebabkan
ketidakharmonisan dalam bermasyarakat.

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita
dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam
aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).

Di Indonesia terdapat banyak sekali ragam bahasa, seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Madura,
dan masih banyak lagi ragam bahasa lainnya. Namun dibalik keragaman itu, negara kita memiliki bahasa
Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa pemersatu bangsa.

Fungsi sebagai pemersatu telah terbukti selama ini bahwa bahasa Indonesia mampu mengikat
kebinekaan rumpun dan bahasa yang ada dengan mengatasi batas-batas kedaerahan dan fungsi ini
dapat ditingkatkan lagi dengan lebih mengintensifkan usaha berlakunya suatu bahasa baku yang adab
dan yang menjadi salah satu ciri manusia Indonesia yang modern (Warsiman:2007).

3. Bahasa Alay

Kata ‘Alay’ bisa diartikan sebagai Anak layangan, Anak lebay, Anak kelayapan, dan lain sebagainya.
Dimana anak-anak tersebut sering didefinisikan sebagai anak-anak yang berkelakuan ‘tidak biasa’ atau
dapat dikatakan berlebihan. Anak-anak ini ingin diketahui statusnya diantara teman-teman sejawatnya,
mereka ingin selalu memperlihatkan ke-eksis-an atau kenarsisan mereka dalam segala hal. Misalnya
dalam hal berpakaian, bertingkah laku, serta berbahasa (baik lisan maupun tulis). Sesuai dengan
pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa bahasa alay adalah bahasa yang digunakan oleh anak-
anak alay.

Menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik, Universitas Padjajaran, bahasa alay merupakan
bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka. Penggunaan bahasa sandi tersebut menjadi
masalah jika digunakan dalam komunikasi massa atau dipakai dalam komunikasi secara tertulis. Dalam
ilmu bahasa, bahasa alay termasuk sejenis bahasa ‘diakronik’. Yaitu bahasa yang dipakai oleh suatu
kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia akan berkembang hanya dalam kurun tertentu.
Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak hanya penting dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli
sosial atau mungkin juga politik. Sebab, bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan
berkembang karena fenomena sosial tertentu.

4. Karakteristik Bahasa Alay


Seiring dengan semakin banyaknya penggunaan bahasa alay pada kalangan remaja, variasi atau
karakteristiknya pun semakin beragam. Antara lain:

a.Pemakaian huruf besar kecil yang berantakan dalam satu kalimat,

contohnya: “kaMu Lagi nGapaiN?”

b.Penggunaan angka sebagai pengganti huruf,

contohnya: “k4mu L49i n94p4in?”

c.Penambahan atau pengurangan huruf-huruf dalam satu kalimat,

contohnya: “amue agie ngapaein?”

d.Menambahkan atau mengganti salah satu huruf dalam kalimat,

contohnya: “xmoe agie ngaps?”

e.Penggunaan simbol-simbol dalam kalimat,

contohnya: “k@mu L@g! nG@p@!n?”

Contoh-contoh tersebut masih sangat sedikit, itu artinya masih banyak lagi variasi-variasi atau
karasteristik penggunaan bahasa alay di kalangan remaja saat ini. Karasteristik tersebut juga tidak dapat
diketahui dan dijelaskan secara pasti karena kata-kata dalam bahasa alay itu sendiri tidak mempunyai
standar yang pasti, hanya disesuaikan oleh mood atau teknik penulisan si pembuat kalimat.

5. Awal Mula Penggunaan Bahasa Alay

Dengan semakin berkembangnya teknologi, terutama berkembangnya situs jejaring sosial, seperti
facebook dan twitter. Pada tahun 2008, muncul suatu bahasa baru dikalangan remaja, yang disebut
dengan bahasa “Alay”. Kemunculannya dapat dikatakan fenomenal, karena cukup menyita perhatian.
Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan bahasa Indonesia dikalangan segelintir remaja. Mereka
lebih tertarik untuk mengunakan bahasa alay yang dapat digunakan sesuai keinginan mereka daripada
menggunakan bahasa Indonesia yang kaku dan baku.

Namun jika diteliti lebih lanjut, penggunaan bahasa alay ini sudah ada jauh sebelum bahasa alay
berkembang di facebook maupun twitter, yaitu ditandai dengan maraknya penggunaan singkatan dalam
mengirim pesan pendek atau SMS (short message service). Hanya saja pada saat itu belum disebut
dengan bahasa alay. Selain itu ada banyak tambahan variasi yang menyebabkan bahasa tersebut
kemudian disebut dengan bahasa alay. Misalnya dalam bentuk SMS biasa, “km lg ngapa?” yang
maksudnya adalah “kamu lagi ngapain?”, dan dalam bentuk SMS alay menjadi, “xm Gy nGaps?”. Tujuan
awalnya adalah sama yaitu untuk mengirimkan pesan yang singkat, padat, dan dapat menekan biaya.
6. Perkembangan Bahasa Alay

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa bahasa alay sudah mulai berkembang pesat seiring dengan
berkembangnya teknologi. Yang sebelumnya hanya digunakan oleh kalangan tertentu, sekarang bahasa
alay sudah dapat digunakan oleh berbagai kalangan, tak terkecuali anak-anak. Yang semula hanya
digunakan dalam bentuk tulisan, sekarang bahasa alay sudah banyak ditemukan dalam bentuk lisan.
Bagaimana caranya? Banyak cara yang digunakan untuk berbahasa alay dalam bentuk lisan, salah
satunya yaitu dengan memonyongkan bibir atau mendesah mengikuti kata-kata yang mereka ucapkan.

Bagi mereka yang sudah terbiasa dan menyukai kebiasaan mereka berbahasa alay, hal tersebut
merupakan kesenangan dan kebanggaan tersendiri. Mereka menginginkan untuk menjadi yang paling
‘keren’ dari teman-temannya. Mereka menganggap bahwa bahasa alay merupakan bentuk kreativitas
yang harus mereka kembangkan untuk mencapai sebuah kepuasan dan untuk mendapatkan pujian dari
teman-temannya. Namun dalam pandangan orang lain yang tidak terbiasa mendengar atau
menggunakan bahasa alay, hal tersebut justru sangat ‘norak’ dan kampungan. Mereka tidak mau
menerima adanya bahasa alay karena mereka terganggu dan menganggap bahasa alay adalah bahasa
yang sangat sulit untuk dipahamai serta tidak mudah dimengerti.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Alay untuk generasi muda saat ini sudah sangat tidak
mengindahkan efesiensi, melainkan hanya sekedar trend belaka (Misbakhul Munir, Guru SD Al-Azhar
Syifa Budi, Solo).

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Tata bahasa Indonesia saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Masyarakat Indonesia sudah tidak
bisa lagi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, terutama pada kalangan remaja. Hal
tersebut terjadi karena adanya budaya asing dan berbagai variasi bahasa yang mereka anggap sebagai
kreatifitas. Mereka lebih memilih menggunakan bahasa baru tersebut daripada bahasa Indonesia,
karena mereka takut dikatakan sebagai remaja yang kampungan dan ketinggalan jaman. Bahasa baru itu
mereka sebut dengan “bahasa Alay”.

Penggunaaan bahasa Alay sudah semakin berkembang dikalangan remaja saat ini. Hal tersebut tentunya
sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa
Indonesia itu sendiri. Karena masyarakat Indonesia nantinya akan melupakan dan tidak lagi menggnakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

B. Saran
Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka (terutama remaja) yang menggunakan bahasa alay, karena hal
tersebut merupakan bentuk kreatifitas yang mereka buat. Namun sebaiknya penggunaan bahasa alay
dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi atau tidak digunakan pada situasi-situasi yang formal.
Misalnya pada saat berbicara dengan teman. Teman disini adalah mereka yang mengetahui dan
mengerti bahasa alay tersebut. Tetapi juga jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia
kita. Karena biar bagaimanapun bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa kebanggaan kita dan wajib
untuk dijaga serta dilestarikan

Anda mungkin juga menyukai