Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN SEMINAR AKHIR

RESUME KEPERAWATAN PADA Tn. “N” DENGAN


GANGGUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI)
DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD. PROF. DR. H. ALOEI SABOE
KOTA GORONTALO

KELOMPOK I B
PROFESI NERS ANGKATAN X

1. NUR SURYANTI KADIR, S.Kep


2. AGUNG MOH. FAJRIN KOTALINO, S.Kep
3. FITRI ABDULAH, S.Kep
4. NURAIN H. PANTU, S.Kep
5. MOHAMAD RAMADHUN DJALIL, S.Kep
6. ROKHMIYANTI, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2019
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR AKHIR
STASE KEPERAWATAN DASAR

RESUME KEPERAWATAN PADA Tn. “N” DENGAN GANGGUAN


KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI)
DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD. PROF. DR. H. ALOEI SABOE
KOTA GORONTALO

PENYUSUN : KELOMPOK I B
NAMA MAHASISWA : NUR SURYANTI KADIR, S.Kep
AGUNG MOH. FAJRIN KOTALINO, S.Kep
FITRI ABDULAH, S.Kep
NURAIN H. PANTU, S.Kep
MOHAMAD RAMADHUN DJALIL, S.Kep
ROKHMIYANTI, S.Kep
TEMPAT PRAKTEK : RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE
KOTA GORONTALO
TANGGAL PRAKTEK : 23 SEPTEMBER 2019 – 12 OKTOBER 2019

DISETUJUI OLEH :

Preseptor Akademik Presepetor Kliniik

Ns. Haslinda Damansyah, M.Kep Ns. Agus Salim Dali, S.Kep

i
KATA PENGANTAR

Dengan sepenuh hati yang meliputi pengertian syukur dan puji, penulis
memanjatkan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa. karena berkat dan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir seminar
Kasus Stase Keperawatan Dasar dengan judul “Resume Keperawatan Pada Tn.N
dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri) di Ruang Instalasi Gawat
Darurat RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo”.
Selama menjalani studi dan menyelesaikan laporan seminar Stase
Keperawatan Dasar banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu melalui kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Andi Akifa Sudirman, M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
sekaligus sebagai Koordinator Stase Keperawatan Dasar
2. Ns. Haslinda Damansyah, M.Kep. selaku Preseptor Akademik Ruang
Instalasi Gawat Darurat (IGD)
3. Ns. Agus Salim Dali, S.Kep, selaku Preseptor Klinik Ruang Instalasi Gawat
Darurat (IGD)
4. Teman Seperjuangan Profesi Ners Angkatan X Program Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
Penulis sangat meghargai masukan guna penyempurnaan dalam penyusunan
Laporan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pengambil keputusan,
pemerhati, dan para praktisi kesehatan.

Gorontalo, 15 Oktober 2019

Kelompok I B

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................1
1.2. Tujuan ..............................................................................................................1
1.3. Manfaat ............................................................................................................ 2
1.4. Cara Pengumpulan Data ...................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Konsep Dasar Medis .........................................................................................3
2.2. Konsep Dasar Keperawatan ..............................................................................8

BAB III ANALISA KASUS


1. Pengkajian .......................................................................................................19
2. Diagnosa keperawatan ....................................................................................23
3. Intervensi keperawatan ...................................................................................24
4. Implementasi ...................................................................................................26
5. Evaluasi ..........................................................................................................26

BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan ............................................................................................................28

BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................................30
5.2 Saran ...............................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman “nyeri” adalah bagian dari kebutuhan
fisiologis menurut Hierzuki Maslow. Kebutuhan rasa nyaman “nyeri” diperlukan
untuk proses kehidupan.
Nyeri adalah suatu mekanisme nyeri proteksi bagi penderita yang timbul
bilamana jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi
untuk menghilangkan rasa nyeri.
Masalah yang mempengaruhi nyeri diantaranya arti nyeri bagi bagi
seseorang yang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri
merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain.
Keadaan ini mempengaruhi beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar
belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman, toleransi. Nyeri juga
berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang apat mempengaruhi kemampuan
seseorang menahan nyeri. Faktor yang mempengaruhi antara lain alkohol, obat-
obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian dan kepercayaan yang kuat.
Solusinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ”nyeri” dalam pelayanan
kesehatan keperawatan dapat di lakukan dengan pemberian obat analgesik dan
sejenisnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada Tn. ”N” sesuai
dengan manajemen keperawatan.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah dilakukan pengkajian terhadap Tn. “N” diharapkan mahasiswa dapat :
a) Melakukan pengkajian data
b) Intervensi data dasar
c) Merencanakan suatu tindakan yang komprehensif
d) Melakukan asuhan keperawatan sesuai rencana
e) Mengevaluasi hasil pelaksanaan Asuhan keperawatan.

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 1


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi klien
Memberi informasi pada klien dan masyarakat tentang nyeri di bagian perut.
1.3.2 Bagi penulis
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang di dapat dalam
perkuliahan.
1.3.3 Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan keperawatan pada Tn. “N”
dengan gangguan rasa nyaman “nyeri”.
1.3.4 Bagi lahan praktek
Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk mempertahankan
dan menguatkan serta meningkatkan asuhan keperawatan secara profesional
agar terhindar dari komplikasi yang mungkin timbul.

1.4 Cara Pengumpulan Data


1.4.1 Wawancara
Pengumupulan data dengan tanya jawab langsung pada pasien.
1.4.2 Observasi
Pengambilan data dengan cara menilai dan memantau perkembangan klien
secara langsung.
1.4.3 Study dokumentasi
Cara pengumpulan data dengan cara melihat buku rekam medik klien dan
hasil pemeriksaan laboratorium seta pemeriksaan penunjang.
1.4.4 Study pustaka
Teori asuhan keperawatan dari buku-buku yang membahas masalah-
masalah asuhan keperawatan.

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 2


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Medis


1. Definisi
Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketenteraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan
adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan (Potter &
Perry, 2006).
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis.
Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas
dari kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja
untuk pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmandi, 2008).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan
yang berbahaya (Carpenito, 2006).
a. Fisiologi system/fungsi normal system rasa aman dan nyaman
Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medulla spinalis
menuju ke batang Otak dan thalamus, system saraf otonom menjadi
terstimulasi sebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada cabang
simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon fisiologis.
b. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan
nyaman
1) Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh
kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar
dialami pasien lansia.
2) Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen
akan mempengaruhi keamanan pasien.

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 3


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
3) Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan public yang penting.
Tata pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi
kenyamanan pasien rawat inap.

2. Etiologi
Faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
adalah :
a. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan.
b. Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injury.
c. Gangguan persepsi sensorik
Mempengaruhi adapatasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti
gangguan penciuman dan penglihatan.
d. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit.
e. Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan.
f. Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya.

3. Manifestasi Klinis
a. Vakolasi
1) Mengaduh
2) Menangis
3) Sesak nafas
4) Mendengkur

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 4


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
b. Ekspresi wajah
1) Meringis
2) Mengeletuk gigi
3) Mengernyit dahi
4) Manutup mata, mulut dengan rapat
5) Mengiggit bibir
c. Gerakan tubuh
1) Gelisah
2) Imobilisasi
3) Ketegangan otot
4) Peningkatan gerakan jari dan tangan
5) Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
6) Gerakan melindungi bagian tubuh
d. Interaksi sosial
1) Menghindari percakapan
2) Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
3) Menghindar kontak social
4) Penurunan rentang perhatian

4. Patofisiologi
Gangguan rasa nyaman bisa dapat muncul karena adanya nyeri yang
disebabkan karena berbagai factor yaitu agen cedera biologis (misalnya
infeksi, iskemia, neuplasma), agen cedera fisik (misalnya:abses, amputasi,
luka bakar, trauma bedah), agen cedera kimiawi (misalnya luka bakar,
kapsaisin, dan agen mustard), agen pencedera, dilatasi serviks, ekspulsi
fetal, dan factor pencetus lainnya yang dapat menciptakan perasaan yang
tidak menyenangkan bagi seseorang. Saat rangsangan nyeri diterima oleh
reseptor nyeri, maka seseorang akan mempersepsikan nyeri. Nyeri dapat
menekan akar saraf dan dapat dipersepsikan menjadi nyeri akut. Nyeri
dengan intensitas tinggi dapat mengganggu pola tidur, saat seseorang
mempersepsikan nyeri seseorang cenderung takut bergerak dan akan

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 5


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
mengakibatkan gangguan mobiltas fisik dan bisa juga membuat seseorang
merasa tidak nyaman.

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat
mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh
pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
b. Menggunakan skala nyeri
1) Ringan :Skala nyeri 1-3, secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik.
2) Sedang :Skala nyeri 4-6, secara objektif pasien dapat
menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan.
3) Berat :Skala nyeri 7-9, secara objektif pasien masih bisa
merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang
diberikan.
4) Nyeri sangat berat : Skala 10, secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.
6. Komplikasi
a. Hipovolemik
b. Hipetermi
c. Masalah mobilisasi
d. Hipertensi
e. Edema pulmonal
f. Kejang

7. Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Tekhnik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 6


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,
berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat
mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan
darah. Hypnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui
pengaruh sugesti positif da dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi
persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa
nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri.
c. Teknik distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu distraksi visual
(melihat pertandingan, menonton televise, dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan (bernafas
ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti
pemberian obat analgesic non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja
pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan
analgesi opioid (morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan
perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya
penyakit baru seperti decubitus.

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 7


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
2.2 Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial
yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan
kelangsungan hidup klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan
ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang
akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien.
2) Riwayat penyakit dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/
bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritsi secara
langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien.
3) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan
rasa aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit
maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkan
rasa tidak nyaman seperti nyeri.
b. Pemeriksaan fisik :data focus
1) Ekspresi wajah
a) Menutup mata rapat-rapat
b) Membuka mata lebar-lebar
c) Menggigit bibir bawah
2) Verbal
a) Menangis
b) berteriak
3) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
b) Frekuensi nadi
c) Frekuensi nafas
d) Suhu badan

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 8


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
4) Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa
yang tidak nyaman.
c. Pemeriksaan penunjang
1) USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak
nyaman pada bagian perut.
2) Rontgen
Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat
mengganggu rasa nyaman klien.

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 9


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
2. Penyimpangan KDM
Trauma

Fraktur

Cedera sel luka terbuka


Perdarahan
Degranulasi Kerusakan rangka hebat Kerusakan kulit
sel mast neuromuskuler
Risiko Syok Trauma jaringan
lunak
Pelepasan Gangguan
mediator kimia Mobilitas Fisik
Risiko Infeksi

Nociceptor menerima Gangguan


rangsang Integritas
Kulit/jaringan

Rangsang diteruskan
ke korteks serebsi

Spasme otot

Nyeri Akut

3. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Akut b.d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema,
pemasangan traksi
2) Gangguan Mobilitas Fisik b.d kerusakan rangka neuromuskuler
3) Gangguan Integritas Kulit/jaringan b.d fraktur terbuka atau pemasangan
traksi
4) Risiko Infeksi b.d imunitas tubuh primer menurun
5) Risiko Syok b.d kehilangan volume darah akibat trauma

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 10


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
4. Rencana Intervensi
LUARAN
N DIAGNOSA INTERVENSI
(OUTCOME)
O KEPERAWATAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut (D.0077) Setelah dilakukan Tindakan
Kategori : Psikologis intervensi keperawatan Observasi :
Subkategori : Nyeri dan selama 6 jam maka 1. Identifikasi lokasi,
Kenyamanan tingkat nyeri menurun karakteristik,
Definisi : pengalaman dengan kriteria hasil durasi, frekuensi,
sensorik atau emosional 1. Keluhan nyeri kualitas, intensitas
yang berkaitan dengan menurun nyeri
kerusakan jaringan actual 2. Meringis 2. Identifikasi skala
atau fungsional, dengan menurun nyeri
onset mendadak atau 3. Gelisah 3. Identifikasi respon
lambat dan berintensitas 4. Kesulitan tidur nyeri
ringan hingga berat yang menurun 4. Identifikasi factor
berlangsung kurang dari 5. Frekuensi nadi yang memperberat
3 bulan. membaik dan memperingan
Penyebab : nyeri
1. Agen pencedera 5. Monitor efek
fisiologis samping
2. Agen pencedera penggunaan
kimiawi analgetik
3. Agen pencedera
fisik Teraupeutik
1. Berikan tekhnik
Gejala dan tanda nonfarmakalogis
mayor : untuk mengurangi
Subjektif : rasa nyeri.
1. Mengeluh nyeri 2. Kontrol
Objektif : lingkungan yang
1. Tampak meringis memperberat rasa
2. Bersikap protektif nyeri
3. Gelisah (Misalnya.
Waspada, Posisi Edukasi
Menghindari Nyeri) 1. Anjurkan
4. Frekuensi Nadi menggunakan
Meningkat analgetik secara
5. Sulit Tidur tepat
2. Ajarkan tekhnik
Kondisi Klinis Terkait : nonfarmakalogis
1. Kondisi untuk mengurangi
pembedahan rasa nyeri
2. Cedera traumatis
3. Infeksi Kolaborasi
4. Sindrom koroner 1. Kolaborasi
akut pemberian
analgetik, jika
Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 11
Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
5. Glaukoma perlu.

2 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Tindakan


fisik (D.0054) intervensi keperawatan Observasi
Kategori : Fisiologis selama …3x24jam 1. Identifikasi adanya
Subkategori : maka mobilitas fisik nyeri atau keluhan
Aktivitas/Istrahat meningkat dengan fisik lainnya
Definisi : Keterbatasan kriteria hasil : 2. Identifikasi
dalam gerakan fisik dari 1. Pergerakan toleransi fisik
satu atau lebih ekstremitas melakukan
ekskremitas secara 2. Kekuatan otot ambulasi
mandiri. 3. Rentang gerak 3. Monitor frekuensi
Penyebab : (ROM) jantung dan
1. Kerusakan 4. Nyeri tekanan darah
Integritas struktur 5. Kecemasan sebelum memulai
tulang 6. Kaku sendi ambulasi
2. Perubahan 7. Gerakan tidak 4. Monitor kondisi
metabolisme terkoordinasi umum selama
3. Ketidakbugaran 8. Gerakan terbatas melakukan
fisik 9. Kelemahan fisik ambulasi
4. Penurunan kendali
otot Terapeutik
5. Penurunan massa 1. Fasilitasi aktivitas
otot ambulasi dengan
6. Penurunan alat bantu (mis:
kekuatan otot tongkat, kruk)
7. Keterlambatan 2. Fasilitasi
perkembangan melakukan
8. Kekauan sendi mobilisasi fisik,
9. Kontrakur jika perlu
10. Gangguan 3. Libatkan keluarga
Muskuloskeletal untuk
11. Nyeri membantupasien
12. Kecemasan dalam
Gejala dan Tanda meningkatkan
Mayor ambulasi
Subjektif :
1. Mengeluh sulit Edukasi
menggerakan 1. Jelaskan tujuan
ekskremitas dan prosedur
Objektif : ambulasi
1. Kekuatan otot 2. Anjurkan
menurun melakukan
2. Rentan gerak ambulasi dini
(ROM) menurun 3. Anjurkan ambulasi
Kondisi Klinis sederhana yang
Terkait : harus dilakukan

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 12


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
1. Stroke (mis: berjalan dari
2. Cedera Medula tempat tidur ke
Spinalis kursi roda,
3. Trauma berjalan dari
4. Fraktur tempat tidur ke
5. Osteoarthritis kamar mandi,
6. Ostemalasia berjalan sesuai
7. Keganasan toleransi)

3 Gangguan Integritas Setelah dilakukan Tindakan


Kulit/Jaringan (D.0129) intervensi keperawatan Observasi :
Kategori : Lingkungan selama …3x24jam 1. Identifikasi
Subkategori : maka integritas penyebab
Keamanan dan Proteksi kulit/jaringan gangguan
Definisi : Kerusakan meningkat dengan integritas kulit
Kulit kriteria hasil : (mis. Perubahan
(Dermis/Epidermis) atau 1. Elastisitas sirkulasi,
jaringan (membrane 2. Hidrasi perubahan status
mukosa, kornea, fasia, 3. Perfusi jaringan nutrisi, penurunan
otot, tendon, tulang, 4. Kerusakan kelembaban, suhu
kartilago, kapsul sendi jaringan lingkungan
atau ligamen). 5. Kerusakan ekstrem,
Penyebab : lapisan kulit penurunan
1. Perunahan 6. Nyeri mobilitas)
Sirkulasi 7. Perdarahan
2. Perubahan Status 8. Kemerahan Terapeutik :
Nutrisi 9. Hematoma 1. Ubah posisi tiap
3. Kekurangan atau 10. Pigmentasi 2jam tirah baring
Kelebihan Volume abnormal 2. Lakukan
Cairan 11. Jaringan parut pemijatan pada
4. Penurunan 12. Nekrosis area penonjolan
Mobilitas 13. Abrasi korea tulang, jika perlu
5. Suhu lingkungan 14. Suhu kulit 3. Bersihkan perineal
yang ekstrim 15. Sensasi dengan air hangat,
6. Factor 16. Tekstur terutama selama
mekanis/factor 17. Pertumbuhan periode diare
elektris rambut 4. Gunakan produk
7. Efek samping brbahan petroleum
terapi radiasi atau minyak pada
8. Kelembaban kulit kering
9. Proses Penuaan 5. Gunakan produk
10. Perubahan berbahan
Hormonal ringan/alami dan
hipoalergik pada
Gejala dan Tanda kulit sensitive
Mayor : 6. Hindari produk
Subjektif : (tidak berbahan dasar
tersedia) alcohol pada kulit

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 13


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
Objektif : Kerusakan kering
Jaringan atau lapisan
kulit Edukasi
Kondisi Klinis Terkait 1. Anjurkan
: menggunakan
1. Imobilisasi pelembab (mis:
2. Gagal Jantung lotion, serum)
Kongestif 2. Anjurkan minum
3. Gagal Ginjal air yang cukup
4. Diabetes Mellitus 3. Anjurkan
5. Imunodefisiensi meningkatkan
(Misalnya, AIDS) asupan nutrisi
4. Anjurkan
meningkatkan
asupan buah dan
sayur
5. Anjurkan
menghindari
terpapar suhu
ekstrem
6. Anjurkan
menggunakan
tabir surya SPF
minimal 30 saat
berada diluar
rumah
7. Anjurkan mandi
dan menggunakan
sabun secukupnya.
4 Risiko Infeksi (D. 0142) Setelah dilakukan Tindakan
Kategori : Lingkungan intervensi keperawatan Observasi
Subketagori : selama …3x24jam 1. Identifikasi
Keamanan dan Proteksi maka tingkat infeksi riwayat kesehatan
Definisi : Beresiko menurun dengan dan riwayat alergi
mengalami peningkatan kriteria hasil : 2. Identifikasi
terserang organisme 1. Kebersihan kontraindikasi
patogenik. tangan pemberian
Factor Resiko : 2. Kebersihan imunisasi (mis:
1. Penyakit Kronis badan reaksi anafilaksis
(Misalnya, 3. Nafsu makan terhadap vaksin
Diabetes Mellitus) 4. Demam sebelumnya atau
2. Efek Prosedur 5. Kemerahan sakit parah dengan
Infasif 6. Nyeri tanpa demam)
3. Malnutrisi 7. Bengkak 3. Identifikasi status
4. Peningkatan 8. Vesikel imunisasi setiap
paparan organisme 9. Cairan berbau kunjungsn ke
pathogen busuk pelayanan
lingkungan 10. Sputum kesehatan

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 14


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
5. Ketidakadekuatan berwarna hijau Terapeutik
pertahanan tubuh 11. Drainase 1. Berikan suntikan
primer/sekunder purulen pada bayi dibagian
12. Piuriu paha anterolateral
Kondisi Klinis Terkait : 13. Periode malaise 2. Dokumentasikan
1. AIDS 14. Periode informasi
2. Luka Bakar menggigil informasi
3. Penyakit Paru 15. Letargi vaksinasi ( mis:
4. Obstruktif Kronis 16. Gangguan nama produsen,
5. Diabetes Mellitus kognitif tanggal
6. Tindakan Infasif 17. Kadar sel darah kadaluwarsa)
7. Kondisi putih 3. Jadwalkan
Penggunaan Terapi 18. Kultur darah imunisasi pada
Steroid 19. Kultur urine interval waktu
8. Penyalahgunaan 20. Kultur sputum yang tepat
Obat 21. Kultur sputum
9. Ketuban pecah 22. Kultur area luka Edukasi
sebelum waktunya 23. Kultur feses 1. Jelaskan tujuan,
10. Kanker 24. Kadar sel darah manfaat, reaksi
11. Gagal Ginjal putih yang terjadi,
12. Imunosupresi jadwal dan efek
13. Lympedema samping
14. Leukositopenia 2. Informasikan
15. Gangguan Fungsi imunisasi yang
Hati diwajibkan
pemerintah (mis:
hepatitis B, BCG,
difteri, tetanus,
perfusis, H.
influenza polio,
campak, measles,
rubella)
3. Informasikan
imunisasi yang
melindungi
terhadappenyakit
namun saat ini
tidak diwajibkan
pemerintah ( misa:
influenza,
pneumokokus)
4. Informasikan
vaksinasi untuk
kejadian khusus
(mis: rabies,
tetanus)
5. Informasikan
penundaan

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 15


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
pemberian
imunisasi tidak
berarti mengulang
jadwal imunisasi
kembali
6. Informasikan
penyedia layanan
pecan imunisasi
nasional yang
menyediakan
vaksin gratis

5 Risiko Syok (D.0039) Setelah dilakukan Tindakan


Kategori : Fisiologis intervensi keperawatan Observasi :
Subkategori : Nutrisi selama …3x24jam 1. Monitor status
atau Cairan maka tingkat syok kardiopulmonal
Definisi : Beresikomenurun dengan (frekuensi dan
mengalami criteria hasil : kekuatan nadi,
ketidakcukupan aliran 1. Kekuatan nadi frekuensi napas,
darah ke jaringan tubuh, 2. Output urine TD, MAP)
yang dapat 3. Tingkat 2. Monitor status
mengakibatkan disfungsi kesadaran oksigenasi
seluler yang mengancam 4. Saturasi (oksimetri nadi,
jiwa. oksigen AGD)
Faktor Resiko : 5. Akral dingin 3. Monitor status
1. Hipoksemia 6. Pucat cairan (masukan
2. Hipoksia 7. Haus dan haluaran,
3. Hipotensi 8. Konfusi turgor kulit, CRT)
4. Kekurangan 9. Tetargis 4. Monitor tingkat
Volume Cairan 10. Asidosis kesadaran dan
5. Sepsis metabolic respon pupil
6. Sindrom Respon 11. Mean arterial 5. Periksa riwayat
Inflamasi Sistemik pressure alergi
12. Tekanan darah
Kondisi Klinis Terkait : sistolik Terapeutik :
1. Perdarahan 13. Tekanan darah 1. Berikan oksigen
2. Trauma Multipel diastolic untuk
3. Pneumothoraks 14. Tekanan nadi mempertahankan
4. Infark Miokard 15. Pengisian saturasi oksigen
5. Kardiomiopati kapiler >94%
6. Cedera Medula 16. Frekuensi nadi 2. Persiapkan

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 16


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
Spinalis 17. Frekuensi napas intubasi dan
7. Anafilaksis ventilasi mekanis,
8. Sepsis jika perlu
9. Koagulasi 3. Pasang jalur IV,
Intravaskuler jika perlu
Diseminata 4. Pasang kateter
10. Sindrom Respon urine untuk
Inflamasi Sistemik menilai produksi
urine, jika perlu
5. Lakukan skintest
untuk mencegah
reaksi alergi

Edukasi :
1. Jelaskan
penyebab/factor
risiko syok
2. Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
3. Anjurkan melapor
jika
menentukan/meras
akan tanda dan
gejala awal syok
4. Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
5. Anjurkan
menghindari
allergen

Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian IV, jika
perlu
2. Kolaborasi
pemberian
transfuse darah,
jika perlu
3. Kolaborasi
pemberian anti
infalamasi, jika
perlu

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 17


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
DAFTAR PUSTAKA

Asmandi. (2008). Teknik Prosedural Keperwatan Konsep Dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien.

Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.

Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Jakarta:


Mediaction.

Tim Pokja DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.

Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGC

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 18


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
BAB III
ANALISA KASUS

1. Identitas Klien
Nama : Tn. N No. RM :
Umur : 54 Tahun Tgl. Masuk : 30-09-2019
Alamat : Tanggidaa Tgl. Pengkajian : 30-09-2019
Jenis Kelamin : Laki-laki Diagnosa Medis : Suspek Perforasi
Pekerjaan : Petani Gaster
2. Riwayat Prehospital :
Pasien masuk dengan keluhan nyeri sudah terpasang IVFD Nacl 20 tetes permenit, dan
diberi injeksi ketorolak 1 amp
3. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut, dengan skala nyeri 6
4. Riwayat Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk
rumah sakit .
P : Pasien mengatakan nyeri dirasakan pada saat beraktivitas
Q : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti di tusuk-tusuk
R : Pasien mengatakan nyeri dirasakan pada bagian perut
S : Skala nyeri 6 (1-10) nyeri sedang
T : Nyeri dirasakan terus menerus.
5. Pengkajian Primer :
a) Airway
Pada saat dilakukan pengkajian, jalan nafas paten, tidak ada sumbatan jalan nafas,
tidak ada bunyi nafas stridor, gurgling, dan snoring.
b) Breathing
Pasien masuk dengan frekuensi nafas 22 x/menit, pola nafas teratur, tidak ada bunyi
nafas tambahan seperti ronkhi, weezing, dan mengi, tidak terpasang oksigen.
c) Circulation
Irama nadi ireguler ditandai dengan frekuensi nadi 130 x/menit, tekanan darah 110/60
mmHg, akral teraba hangat, CRT < 2 detik. Tidak ada edema.
d) Disability
Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 19
Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
Tingkat kesadaran composmentis ditandai dengan GCS 15 E = 4 V = 5 M = 6, reaksi
pupil isokor, konjungtiva merah muda. Penilaian kesadaran dengan menguunakan
AVPU :
Alert : pasien menjawab pertanyaan dengan baik
Verbal : pasien merespon terhadap suara
Pain : pasien merespon terhadap ransangan nyeri
Unrespon : kesadaran composmentis
6. Pengkajian Sekunder :
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Saat pengkajian pasien mengatakan nyeri pada bagian perut, dengan skala nyeri 6,
pasien tampak meringis.
b) Riwayat kesehatan lalu/keluarga :
Pasien mengatakan belum pernah masuk rumah sakit dengan penyakit yang sama,
dan keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini.
c) Anamnesa singkat (Ample) :
1) Alergi : pasien tidak mengalami alergi obat dan makanan
2) Medikasi : pasien saat ini tidak mengkonsumsi obat-obatan.
3) Last illnest : pasien belum pernah masuk rumah sakit sebelumnya.
4) Event of injury : pasien tidak mengalami cedera
d) Pemeriksaan Head to toe :
1) Kepala
Inspeksi : tidak ada benjolan, warna rambut hitam, tidak ada
ketombe, tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
2) Mata
Inspeksi : kedua mata simeteris kiri dan kanan, tidak ada
benjolan, konjungtiva merah muda, sclera berwarna
putih, pupil simetris kiri dan kanan, pupil isokor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3) Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada
serumen,tidak ada perdarahan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan pada telinga

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 20


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
4) Leher
Inspeksi : tidak ada jejas, tidak ada peningkatan vena jugularis
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
5) Dada/Paruh/Jantung
Inspeksi : kedua dada simetris antara kiri dan kanan, warna dada
merata sawo matang, pengembangan dada kiri dan
kanan sama, tidak ada jejas, tidak ada benjolan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah dada, tidak ada
benjolan
Perkusi : terdapat bunyi sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : tidak ada bnyi nafas tambahan, terdengan bunyi lup
pada ICS V, sebelah kiri sternum di apeks jantung,
terdengar bunyi dup pada ICS II sebelah kanan sternum
6) Abdoment
Inspeksi : tidak ada luka, warna kulit abdomen merata
Auskultasi : bunyi bising usus normal 12 x/menit
Palpasi : terdapat nyeri tekan perut kanan dan menyebar ke
seluruh lapang perut, perut agak keras
Perkusi : bunyi pekak
7) Ektremitas
Ekstremitas atas : kedua tangan dapat digerakkan, terpasang IVFD Nacl
0,9%, tidak ada jejas dan nyeri tekan
Ektremitas bawah : kedua kaki dapat digerakkan, tidak ada edema, tidak
ada nyeri tekan
8) Integumen
Kulit sawo matang, tidak ada luka
9) Genetalia
Pasien terpasang kateter urine dengan UT 300 cc

7. Pemeriksaan Penunjang

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 21


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
Pemeriksaan Laboratorium
Nilai rujukan
No TES Hasil
Pria Wanita
1. Hemoglobin 14,7 g/dl 13,5 – 17,5 g/dl 11,5-16,5 g/dl
2. Leukosit 14.500/ul 5060 -10.000 u/l
3. Trombosit 320 juta/ul 120 – 450 juta/ul
4. Hematokrit 40.2 % 40-54% 37-47%
5. Natrium/Na 140 meg/i 110,00-145,00 meg/i
6 Kalium/K 3.2 meg/i 3,50 meg – 5,50 meg
7. Ctilorida/Cl 98 meg/i 95,00 – 105,00 meg/i
8. Glukosa sewaktu 98 mg/dl 75 – 130 mg/dl

8. Terapi Medis :
Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek Samping
- Tidak untuk nyeri - Operasi besar - Nyeri dada, lemas
Ketorolac kronis - Gangguan ginjal - BAB hitam, mual,
- Konungtivitis berat demam
- Resiko pendarahan

- Infeksi saluran - Alergi terhadap - Nyeri tenggorakan,


Ceftriaxone pernapasan ceftiaxone, neonates nyeri perut, mual
- Infeksi kandung hipergli rubinerik muntah, diare.
kemih, infeksi kulit

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 22


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
9. Analisa Data :
No. Tanggal/jam Data Fokus Etiologi Problem
1. 30/09/2019  Data Subjektif Helicobacter Nyeri Akut
pylori
15.30 - pasien mengatakan nyeri di
bagian perut kanan dan Infeksi mukosa
lambung
menyebar keseluruh lapang perut
- pasien mengatakan nyeri Gangguan difus
barier mukosa
dirasakan seperti di tusuk-tusuk
- pasien mengatakan nyeri Piningkatan
asam lambung
dirasakan terus menerus
Iritasi mukosa
lambung
 Data Objektif
- keadaan umum lemah Peradangan
mukosa
- skala nyeri 6 nyeri sedang lambung
Pasien tampak meringis
NYERI AKUT
- vital sign :
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 130 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Pernapasan : 22 x/menit
- terpasang IVFD Nacl 20 Gtt.

10. Diagnosa Keperawatan :


a) Nyeri Akut

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 23


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial Pasien : Tn. N
Ruangan : IRD
No. RM :30 11 69
No. Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen Setelah diberikan Observasi
pencedera fisiologis intervensi keperawatan : 1) Identifikasi lokasi,
(inflamasi) di tandai dengan 1) Keluhan nyeri karakteristik, durasi,
 Data Subjektif menurun frekuensi, kualitas,
- pasien mengatakan nyeri 2) Meringis menurun intensitas myeri
di 3) Gelisah menurun 2) Identifikasi skala nyeri
bagian perut 4) Frekuensi nadi Teraupeutik
- pasien mengatakan nyeri membaik 1) Berikan teknik
dirasakan seperti di tusuk- 5) Pola nafas baik nonfarmakologis
tusuk untuk mengurangi rasa
- pasien mengatakan nyeri nyeri
dirasakan terus menerus 2) Kontrol lingkungan
yang memeperberat
 Data Objektif rasa nyeri
- keadaan umum lemah Edukasi
- skala nyeri 6 1) Anjurkan memonitor
Pasien tampak meringis nyeri secara secara
- vital sign : mandiri
Tekanan darah : 110/60 Kolaborasi
mmHg 1) Kolaborasi pemberian
Nadi : 130 x/menit analgetik
Suhu : 36,5 oC
Pernapasan : 22 x/menit
- terpasang IVFD Nacl 20
GH.

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 24


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Inisial Pasien : Tn. N Ruangan : IRD


No. RM : 30 11 69
No. Tanggal/jam Implementasi Evaluasi
DX
1. 30/09/209 1) Mengidentifikasi lokasi nyeri, 15.50
15.20 karakteristik, durasi, frekuensi S : - Pasien mengatakan nyeri
dan kualitas, intensitas nyeri. dirasakan pada saat beraktivias
Hasil : pasien mengatakan - Pasien mengatakan nyeri
nyeri di daerah perut, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
15.25 seperti ditusuk-tusuk, dan - Pasien mengatakan nyeri
dirasakan terus-menerus. dirasakan di daerah Perut kanan
15.30 2) Mengidentifikasi skala nyeri kemudia menjalar keseluruh
pasien lapang perut
Hasil : skala nyeri 6 -Pasien mengatakan nyeri
3) Memberikan teknik sedang
15.35 nonfarmakologis untuk -pasien mengatakan Nyeri
mengurangi rasa nyeri dirasakan terus menerus
Hasil : pasien diajarkan teknik O :- Keadaan lemah
relaksasi, namun pasien masih - Skala nyeri 6
mengeluh nyeri - wajah tampak meringis
15.40 4) Menjelaskan penyebab dan A : Masalah nyeri belum teratasi
pemicu nyeri P : Lanjutkan intervensi
15.45 Hasil : pasien dijelaskan 1) Identifikasi lokasi nyeri,
penyebab nyeri terjadi adanya karakteristik, durasi,
perforasi pada usus dan sudah frekuensi dan kualitas,
banyak gas didalam perut, Mengidentifikasi pengaruh
pasien dan keluarga nyeri pada kualitas hidup
mendengarkan dengan baik 2) Identifikasi skala nyeri
dan mengerti. 3) Berikan teknik
5) Menganjurkan memonitor nonfarmakologis untuk
nyeri secara mandiri mengurangi rasa nyeri

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 25


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
Hasil : pasien mengatakan 4) Jelaskan penyebab dan
nyeri terus menerus pemicu nyeri
6) Mengkolaborasikan dengan 5) Anjurkan memonitor nyeri
dokter pemberian analgetik. secara mandiri
Hasil : Pasien diberikan 6) Kolaborasikan dengan
injeksi ketorolak 1 amp dokter pemberian analgetik.

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 26


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
BAB IV
PEMBAHASAN

Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya


kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketenteraman (suatu kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan
ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon
terhadap suatu rangsangan (Potter & Perry, 2006).
Pengkajian merupakan suatu proses pengumpulan data secara sistemis yang
bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan dan fungsional klien saat ini dan
waktu sebelumnya serta untuk menentukan pola respons klien saat ini dan waktu
sebelumnya (Hendarto 2012).
Pengkajian dilakukan pada tanggal 30 September 2019 pukul 15.30 wita
Tn.N dibawa keluarganya ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada bagian perut
sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, P : pasien mengatakan nyeri
dirasakan pada saat pasien duduk, miring kanan ataupun kiri, Q : pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan seperti di tusuk-tusuk, R : pasien mengatakan
nyeri dirasakan pada bagian perut, S : skala nyeri 6 (1-10) nyeri sedang, T : Nyeri
dirasakan terus menerus.
Saat dilakukan pengukuran tanda tanda vital, tekanan darah 110/60 MmHg,
frekuensi nadi 130 x/menit, frekuensi nafas 22 x/menit, suhu tubuh 36,5oc. Hasil
pemeriksaan Labolatorium didapatkan HB 11,0 g%, Leukosit 14.500/ul Kalium/K
3.2 meg/i. Diagnosis keperawatan yang actual pada kasus Tn.N yaitu Nyeri Akut
berhubungan dengan faktor presipitasi (agen pencedera fisik) ditandai dengan
mengeluh nyeri. Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah utama Nyeri
Akut pada Tn.N yaitu identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri, identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup, berikan
teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, kontrol lingkungan yang
memeperberat rasa nyeri, jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri, jelaskan
strategi meredakan nyeri, anjurkan memonitor nyeri secara secara mandiri,
kolaborasi pemberian analgetik. Implementasi keperawatan dilakukan selama 1

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 27


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
hari, Implementasi sesuai dengan intervensi. Sebagian besar rencana tindakan
keperawatan dapat dilaksanakan pada implementasi keperawatan. Hasil evaluasi
keperawatan pada Tn.N pada hari ke 1 pelaksanaan asuhan keperawatan dengan
kriteria hasil keluhan nyeri menurun, meringis menurun, gelisah menurun.

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 28


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengkajian, penegakkan diagnosa kepearawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi tentang resume keperawatan pada Tn.N
dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di ruang Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo maka dapat
disimpulkan :
1. Hasil pengkajian pada Tn.N didapatkan data mengalami gangguan
kebutuhan dasar rasa nyaman (nyeri) dengan tanda dan gejala yaitu pasien
mengatakan nyeri di bagian perut kanan dan menyear keseluruh lapang
perut, pasien mengatakan nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk, pasien
mengatakan nyeri dirasakan terus menerus, keadaan umum lemah, skala
nyeri 6 nyeri sedang, pasien tampak meringis.
2. Diagnosis keperawatan yang actual pada kasus Tn.N yaitu Nyeri Akut
berhubungan dengan faktor presipitasi (agen pencedera fisik) ditandai
dengan klien mengeluh nyeri.
3. Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah utama Nyeri Akut pada
Tn.N yaitu identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri, identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup, berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri, kontrol lingkungan yang memeperberat rasa nyeri, jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri, jelaskan strategi meredakan nyeri, anjurkan
memonitor nyeri secara secara mandiri, kolaborasi pemberian analgetik.
4. Implementasi keperawatan dilakukan selama 1 hari, Implementasi sesuai
dengan intervensi. Sebagian besar rencana tindakan keperawatan dapat
dilaksanakan pada implementasi keperawatan.
5. Hasil evaluasi keperawatan pada Tn.N pada hari ke 1 pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan kriteria hasil keluhan nyeri menurun, meringis
menurun, gelisah menurun.

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 29


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
5.2 Saran
a. Bagi Rumah Sakit
Promosi Kesehatan tentang gangguan rasa nyaman (nyeri) dapat
dilakukan secara terus menerus agar dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, serta selalu meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
khususnya pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar rasa nyaman
(nyeri).
b. Bagi Mahasiswa
Dijadikan sebagai sumber referensi tentang perkembangan ilmu
keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar rasa nyaman
(nyeri).

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 30


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
DAFTAR PUSTAKA

Asmandi. (2008). Teknik Prosedural Keperwatan Konsep Dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien.

Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.

Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Jakarta:


Mediaction.

Tim Pokja DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.

Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGC

Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 31


Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)

Anda mungkin juga menyukai