Seminar Kasus Resume Keperawatan Igd
Seminar Kasus Resume Keperawatan Igd
KELOMPOK I B
PROFESI NERS ANGKATAN X
PENYUSUN : KELOMPOK I B
NAMA MAHASISWA : NUR SURYANTI KADIR, S.Kep
AGUNG MOH. FAJRIN KOTALINO, S.Kep
FITRI ABDULAH, S.Kep
NURAIN H. PANTU, S.Kep
MOHAMAD RAMADHUN DJALIL, S.Kep
ROKHMIYANTI, S.Kep
TEMPAT PRAKTEK : RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE
KOTA GORONTALO
TANGGAL PRAKTEK : 23 SEPTEMBER 2019 – 12 OKTOBER 2019
DISETUJUI OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Dengan sepenuh hati yang meliputi pengertian syukur dan puji, penulis
memanjatkan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa. karena berkat dan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir seminar
Kasus Stase Keperawatan Dasar dengan judul “Resume Keperawatan Pada Tn.N
dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri) di Ruang Instalasi Gawat
Darurat RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo”.
Selama menjalani studi dan menyelesaikan laporan seminar Stase
Keperawatan Dasar banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu melalui kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Andi Akifa Sudirman, M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
sekaligus sebagai Koordinator Stase Keperawatan Dasar
2. Ns. Haslinda Damansyah, M.Kep. selaku Preseptor Akademik Ruang
Instalasi Gawat Darurat (IGD)
3. Ns. Agus Salim Dali, S.Kep, selaku Preseptor Klinik Ruang Instalasi Gawat
Darurat (IGD)
4. Teman Seperjuangan Profesi Ners Angkatan X Program Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
Penulis sangat meghargai masukan guna penyempurnaan dalam penyusunan
Laporan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pengambil keputusan,
pemerhati, dan para praktisi kesehatan.
Kelompok I B
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................1
1.2. Tujuan ..............................................................................................................1
1.3. Manfaat ............................................................................................................ 2
1.4. Cara Pengumpulan Data ...................................................................................2
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan ............................................................................................................28
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................................30
5.2 Saran ...............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2. Etiologi
Faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
adalah :
a. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan.
b. Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injury.
c. Gangguan persepsi sensorik
Mempengaruhi adapatasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti
gangguan penciuman dan penglihatan.
d. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit.
e. Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan.
f. Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya.
3. Manifestasi Klinis
a. Vakolasi
1) Mengaduh
2) Menangis
3) Sesak nafas
4) Mendengkur
4. Patofisiologi
Gangguan rasa nyaman bisa dapat muncul karena adanya nyeri yang
disebabkan karena berbagai factor yaitu agen cedera biologis (misalnya
infeksi, iskemia, neuplasma), agen cedera fisik (misalnya:abses, amputasi,
luka bakar, trauma bedah), agen cedera kimiawi (misalnya luka bakar,
kapsaisin, dan agen mustard), agen pencedera, dilatasi serviks, ekspulsi
fetal, dan factor pencetus lainnya yang dapat menciptakan perasaan yang
tidak menyenangkan bagi seseorang. Saat rangsangan nyeri diterima oleh
reseptor nyeri, maka seseorang akan mempersepsikan nyeri. Nyeri dapat
menekan akar saraf dan dapat dipersepsikan menjadi nyeri akut. Nyeri
dengan intensitas tinggi dapat mengganggu pola tidur, saat seseorang
mempersepsikan nyeri seseorang cenderung takut bergerak dan akan
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat
mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh
pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
b. Menggunakan skala nyeri
1) Ringan :Skala nyeri 1-3, secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik.
2) Sedang :Skala nyeri 4-6, secara objektif pasien dapat
menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan.
3) Berat :Skala nyeri 7-9, secara objektif pasien masih bisa
merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang
diberikan.
4) Nyeri sangat berat : Skala 10, secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.
6. Komplikasi
a. Hipovolemik
b. Hipetermi
c. Masalah mobilisasi
d. Hipertensi
e. Edema pulmonal
f. Kejang
7. Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Tekhnik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam
Fraktur
Rangsang diteruskan
ke korteks serebsi
Spasme otot
Nyeri Akut
3. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Akut b.d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema,
pemasangan traksi
2) Gangguan Mobilitas Fisik b.d kerusakan rangka neuromuskuler
3) Gangguan Integritas Kulit/jaringan b.d fraktur terbuka atau pemasangan
traksi
4) Risiko Infeksi b.d imunitas tubuh primer menurun
5) Risiko Syok b.d kehilangan volume darah akibat trauma
Edukasi :
1. Jelaskan
penyebab/factor
risiko syok
2. Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
3. Anjurkan melapor
jika
menentukan/meras
akan tanda dan
gejala awal syok
4. Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
5. Anjurkan
menghindari
allergen
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian IV, jika
perlu
2. Kolaborasi
pemberian
transfuse darah,
jika perlu
3. Kolaborasi
pemberian anti
infalamasi, jika
perlu
Tim Pokja DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGC
1. Identitas Klien
Nama : Tn. N No. RM :
Umur : 54 Tahun Tgl. Masuk : 30-09-2019
Alamat : Tanggidaa Tgl. Pengkajian : 30-09-2019
Jenis Kelamin : Laki-laki Diagnosa Medis : Suspek Perforasi
Pekerjaan : Petani Gaster
2. Riwayat Prehospital :
Pasien masuk dengan keluhan nyeri sudah terpasang IVFD Nacl 20 tetes permenit, dan
diberi injeksi ketorolak 1 amp
3. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut, dengan skala nyeri 6
4. Riwayat Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk
rumah sakit .
P : Pasien mengatakan nyeri dirasakan pada saat beraktivitas
Q : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti di tusuk-tusuk
R : Pasien mengatakan nyeri dirasakan pada bagian perut
S : Skala nyeri 6 (1-10) nyeri sedang
T : Nyeri dirasakan terus menerus.
5. Pengkajian Primer :
a) Airway
Pada saat dilakukan pengkajian, jalan nafas paten, tidak ada sumbatan jalan nafas,
tidak ada bunyi nafas stridor, gurgling, dan snoring.
b) Breathing
Pasien masuk dengan frekuensi nafas 22 x/menit, pola nafas teratur, tidak ada bunyi
nafas tambahan seperti ronkhi, weezing, dan mengi, tidak terpasang oksigen.
c) Circulation
Irama nadi ireguler ditandai dengan frekuensi nadi 130 x/menit, tekanan darah 110/60
mmHg, akral teraba hangat, CRT < 2 detik. Tidak ada edema.
d) Disability
Laporan Seminar Kasus Kelompok 1B Ruang IGD Page 19
Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
Tingkat kesadaran composmentis ditandai dengan GCS 15 E = 4 V = 5 M = 6, reaksi
pupil isokor, konjungtiva merah muda. Penilaian kesadaran dengan menguunakan
AVPU :
Alert : pasien menjawab pertanyaan dengan baik
Verbal : pasien merespon terhadap suara
Pain : pasien merespon terhadap ransangan nyeri
Unrespon : kesadaran composmentis
6. Pengkajian Sekunder :
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Saat pengkajian pasien mengatakan nyeri pada bagian perut, dengan skala nyeri 6,
pasien tampak meringis.
b) Riwayat kesehatan lalu/keluarga :
Pasien mengatakan belum pernah masuk rumah sakit dengan penyakit yang sama,
dan keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini.
c) Anamnesa singkat (Ample) :
1) Alergi : pasien tidak mengalami alergi obat dan makanan
2) Medikasi : pasien saat ini tidak mengkonsumsi obat-obatan.
3) Last illnest : pasien belum pernah masuk rumah sakit sebelumnya.
4) Event of injury : pasien tidak mengalami cedera
d) Pemeriksaan Head to toe :
1) Kepala
Inspeksi : tidak ada benjolan, warna rambut hitam, tidak ada
ketombe, tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
2) Mata
Inspeksi : kedua mata simeteris kiri dan kanan, tidak ada
benjolan, konjungtiva merah muda, sclera berwarna
putih, pupil simetris kiri dan kanan, pupil isokor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3) Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada
serumen,tidak ada perdarahan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan pada telinga
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi Medis :
Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek Samping
- Tidak untuk nyeri - Operasi besar - Nyeri dada, lemas
Ketorolac kronis - Gangguan ginjal - BAB hitam, mual,
- Konungtivitis berat demam
- Resiko pendarahan
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengkajian, penegakkan diagnosa kepearawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi tentang resume keperawatan pada Tn.N
dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di ruang Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo maka dapat
disimpulkan :
1. Hasil pengkajian pada Tn.N didapatkan data mengalami gangguan
kebutuhan dasar rasa nyaman (nyeri) dengan tanda dan gejala yaitu pasien
mengatakan nyeri di bagian perut kanan dan menyear keseluruh lapang
perut, pasien mengatakan nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk, pasien
mengatakan nyeri dirasakan terus menerus, keadaan umum lemah, skala
nyeri 6 nyeri sedang, pasien tampak meringis.
2. Diagnosis keperawatan yang actual pada kasus Tn.N yaitu Nyeri Akut
berhubungan dengan faktor presipitasi (agen pencedera fisik) ditandai
dengan klien mengeluh nyeri.
3. Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah utama Nyeri Akut pada
Tn.N yaitu identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri, identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup, berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri, kontrol lingkungan yang memeperberat rasa nyeri, jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri, jelaskan strategi meredakan nyeri, anjurkan
memonitor nyeri secara secara mandiri, kolaborasi pemberian analgetik.
4. Implementasi keperawatan dilakukan selama 1 hari, Implementasi sesuai
dengan intervensi. Sebagian besar rencana tindakan keperawatan dapat
dilaksanakan pada implementasi keperawatan.
5. Hasil evaluasi keperawatan pada Tn.N pada hari ke 1 pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan kriteria hasil keluhan nyeri menurun, meringis
menurun, gelisah menurun.
Tim Pokja DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGC