Anda di halaman 1dari 34

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Perusahaan


3.1.1. Bidang Usaha
PT. Mayora Indah, Tbk. merupakan kelompok bisnis yang

memproduksi makanan dan minuman olahan. Mayora Indah telah

berkembang menjadi salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods

Industry yang telah diakui keberadaannya secara global. Terbukti bahwa

Mayora Indah telah menghasilkan berbagai produk berkualitas yang saat ini

menjadi merek-merek terkenal di dunia, seperti Kopiko, Danisa, Astor,

Energen, Torabika dan lain-lain.

Produk-produk Mayora dibagi menjadi beberapa lini produk dengan

merek-merek terkenal, antara lain Biskuit dengan pabrik biskuit terbesar di

Asia Tenggara (Marie Roma, Slai O’lai, Better, Danisa dan Sari Gandum),

Permen yang menjadi salah satu pelopor permen kopi dan menjadi merek

permen nomor 1 di dunia (Kopiko, Kis, dan Tamarin), Wafer & Chocolate

yang menjadi pelopor hadirnya wafer roll dan coklat pasta dengan kualitas

tinggi (Astor, Beng-beng, Superstar, Zuperr Keju, dan Choki-choki), Kopi

yang merupakan produsen kopi instan terbesar di Indonesia dan Asia

Tenggara (Torabika Brown Coffe, Torabika 3inOne, Torabika Cappucino),

Mayora Nutrition (Energen Oat Milk), Bubur (Super BUbur), Mie Instan

9
10

(Mie Gelas), Minuman (Vitazone, Teh Pucuk Harum & Kopiko 78°C) dan

beberapa varian produk lainnya.

Kantor pusat Mayora berlokasi di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya

No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi.

Dengan semakin berkembangnya PT. Mayora Indah, jumlah karyawan

perusahaan pun mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah karyawan

perusahaan dan entitas anak tahun 2004 tercatat sebanyak 4.650 orang, kini

(per 31 Desember 2014) seluruhnya berjumlah 9.594 orang atau meningkat

4.944 selama 10 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

ikut berperan dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

3.1.2. Filosofi, Visi dan Misi Perusahaan


Filosofi bisnis PT. Mayora Indah adalah menjadi perusahaan yang

terbaik di mata para konsumen dengan menjadikan perusahaan sebagai

“Symbol of Quality Food”. Sedangkan visi dan misi perusahaan diantaranya:

1. Menjadi produsen makanan dan minuman yang berkualitas dan

terpercaya di mata konsumen domestik maupun internasional dan

menguasai pangsa pasar terbesar dalam kategori produk sejenis.

2. Dapat memperoleh Laba Bersih Operasi diatas rata-rata industri dan

memberikan value added yang baik bagi seluruh stakeholders

Perusahaan.

3. Dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan negara

dimana Perusahaan berada.


11

3.2. Analisis SWOT Atas Situasi Industri


1. Kekuatan (Strength)
Barang konsumsi tidak dapat dilepaskan dan menjadi bagian penting dari

kehidupan manusia. Tingkat populasi yang tinggi dan meningkatnya daya

beli masyarakat akan turut meningkatkan pemenuhan akan kebutuhan

terhadap barang konsumsi, termasuk permintaan terhadap produk yang

dihasilkan oleh PT. Mayora Indah. Industri barang konsumsi seperti biskuit,

kopi, cereal dan sejenisnya yang diproduksi oleh PT. Mayora Indah

merupakan industri yang tidak tergoyahkan baik oleh krisis ekonomi,

maupun krisis energi yang terjadi. Bahkan dari tahun ke tahun devisa negara

yang diperoleh dari eksport biskuit semakin besar.

2. Kelemahan (Weakness)
Kondisi perekonomian Indonesia tahun 2013 tidak terlepas dari pengaruh

kondisi ekonomi global. Penurunan harga komoditas global yang masih

berlanjut, tidak dapat dihindari mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi impor yang masih

cukup kuat yang terkait juga dengan permasalahan struktural yang telah

berlangsung lama, seperti keterbatasan kapasitas industri domestik dalam

memnuhi permintaan. Dampak dari rencana pengurangan stimulus moneter

(tepering off) di Amerika Serikat membawa dampak besar di Indonesia,

dimana terjadi aliran modal asing yang keluar cukup signifikan dari pasar

keuangan domestik. Selain itu, keluarnya aliran modal asing dari Indonesia

juga dipicu oleh persepsi negatif investor asing terhadap tekanan inflasi yang

sempat tinggi paska kenaikan harga BBM bersubsidi dan defisit transaksi
12

berjalan yang melebar. Defisit transaksi berjalan yang semakin melebar

berimbas pada nilai tukar rupiah yang bergerak dalam tren melemah.

Dinamika perekonomian global juga berpengaruh pada kinerja

perekonomian berupa tren pertumbuhan ekonomi yang melambat sejak

triwulan awal, sehingga untuk keseluruhan tahun tercatat 5,8%, melambat

dari pertumbuhan tahun 2012 sebesar 6,2%. Di tengah tren perlambatan

ekonomi, inflasi meningkat tinggi sebagai dampak kenaikan harga BBM

subsidi dan kenaikan harga pangan, yang tercatat mencapai 8,4%, jauh lebih

tinggi dibandingkan inflasi tahun 2012 sebesar 4,3%.

3. Kesempatan (Opportunity)
Beberapa tahun ke depan industri makanan dan minuman olahan masih

memiliki prospek yang sangat baik. Produk ini dikonsumsi oleh semua

kelompok umur, dari semua golongan, mulai daerah perkotaan hingga ke

pelosok-pelosok daerah. Dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa, Indonesia

merupakan pasar yang sangat besar. Dan produk berkualitas internasional

yang dihasilkan oleh PT. Mayora Indah memungkinkan perusahaan

memperbesar volume ekpor setiap tahunnya.

4. Ancaman (Threats)
Pasar yang besar di industri makanan dan minuman olahan memunculkan

pesaing-pesaing baik yang masih baru ataupun juga pesaing yang memang

sudah lama baik lokal maupun dari produsen luar negeri. Selain itu, lemahnya

nilai tukar rupiah terhadap dolar berdampak pada peningkatan harga pokok

produksi. Ditambah pula kenaikan Upah Minumum Provinsi (UMP)


13

dibeberapa daerah dan kenaikan harga BBM memaksa pelaku usaha untuk

melakukan penyesuaian pada komponen biaya produksi.

3.3. Penilaian Keandalan (Realibility) Laporan Keuangan


Laporan keuangan PT. Mayora Indah yang telah disusun bertujuan

memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

arus kas entitas kepada stakeholders dalam rangka pengambilan keputusan

ekonomi, serta sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen

atas penggunaan sumber daya yang telah dipercayakan.

Sebagai upaya peningkatan efektifitas pengendalian dan operasi

manajemen, perusahaan telah memiliki Unit Audit Internal yang disebut

Komite Internal Audit yang melakukan fungsi audit untuk memastikan

bahwa seluruh pekerja telah menjalankan tugasnya sesuai dengan Standar

Operasional yang ditetapkan dan tidak bertentangan dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku, sekaligus melakukan evaluasi atas

sistem pengendalian internal yang dilakukan sehingga dapat memberikan

saran perbaikan kepada manajemen untuk pengambilan keputusan dan

menerapkan kebijakan secara lebih baik.

Laporan keuangan konsolidasi PT. Mayora Indah dan entitas anak

untuk tahun buku 2013 telah diaudit oleh auditor independen menggunakan

jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny yang

berafiliasi dengan Moore Stephens International, yang merupakan salah satu

kantor akuntan publik terkemuka yang berlokasi di London, Inggris. Audit

yang dilakukan berupa audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi untuk tahun

yang berakhir 31 Desember 2013 berdasarkan standar audit yang ditetapkan


14

oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dengan tujuan menyatakan pendapat

atas kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan dalam semua hal

yang material, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Hasil audit oleh KAP Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny atas Laporan

Keuangan Konsolidasian perusahaan untuk tahun yang berakhir tanggal 31

Desember 2013 melalui Laporan Auditor Independen No. 03200514SA yang

terbit tanggal 26 Maret 2014 menyatakan bahwa laporan keuangan

menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan

konsolidasian perusahaan dan entitas anak, serta kinerja keuangan dan arus

kas konsolidasiannya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

Atas kondisi-kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan yang disajikan PT. Mayora Indah dan entitas anaknya telah

memenuhi prinsip keandalan (reliability) bagi pengguna laporan keuangan

untuk pengambilan keputusan-keputusan bisnis perusahaan.

3.4 Ringkasan Informasi Keuangan Perusahaan


1. Aset
Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah Aset Lancar Perusahaan dan

entitas anak adalah sebesar Rp6.430 milyar, sedangkan pada tahun 2012,

adalah sebesar Rp5.314 milyar. Sementara itu, jumlah Aset Tidak Lancar

pada tahun 2013 berjumlah Rp3.280 milyar, sedangkan pada tahun

sebelumnya Rp2.989 milyar. Sehingga, total aset perusahaan dan anak

perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp9.710 milyar,

meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp8.303 milyar.


15

2. Utang/Liabilitas
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Perusahaan pada tanggal 31 Desember

2013 adalah sebesar Rp 2.677 milyar, sementara tahun 2012 Rp1.924 milyar.

Sedangkan Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Perusahaan pada tanggal 31

Desember 2013 adalah sebesar Rp 3.139 milya turun sebesar 5,2 %

dibandingkan tahun 2012 yang besarnya Rp3.310 milyar. Total Liabilitas

Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp5.816 milyar

sedangkan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp5.235 milyar.

3. Modal/Ekuitas
Sementara Jumlah Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 adalah

sebesar Rp3.894 milyar naik sebesar 27 % dibanding tahun 2012 yang

berjumlah Rp3.068 milyar. Selama tahun 2013, perusahaan membelanjakan

modal untuk investasi sebesar Rp477 milyar, yanf digunakan untuk

pembangunan pabrik, pembelian mesin produksi, dan penyediaan fasilitas

produksi lainnya.

4. Pendapatan
Pendapatan Perusahaan selama tahun 2013 tercatat sebesar Rp12.018

milyar. Sedangkan jumlah pendapatan Perusahaan selama tahun 2012 adalah

sebesar Rp10.511 milyar, atau naik sebesar Rp1.507 milyar. Untuk

Pendapatan Komprehensif lain adalah sebesar negatif Rp4,8 milyar dan

negatif Rp1,6 milyar masing-masing pada tahun 2013 dan 2012. Jumlah ini

berasal dari selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan; sedangkan

Total Laba Komprehensif sebesar Rp1.009 milyar pada tahun 2013 dan

Rp743 milyar pada tahun 2012.


16

5. Beban
Jumlah Beban termasuk Beban Usaha, Beban Lain-Lain dan Beban Pajak

selama tahun 2013 adalah sebesar Rp1.908 milyar, sementara tahun 2012

sebesar Rp1.601 milyar.

3.5 Laporan Common-Size


1. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Uang Muka Pembelian 0.49 0.94 6.87
Beban dan Pajak dibayar dimuka 2.60 4.17 4.14
Jumlah Aset Lancar 66.22 64.00 62.05
ASET TIDAK LANCAR
Aset Pajak Tangguhan 0.02 0.03 0.04
Aset Tetap -Neto 32.07 34.42 30.89
Beban Ditangguhkan -Neto 0.01 0.01 0.00
Uang Muka Pembelian Aset Tetap 1.66 1.52 7.02
Uang Jaminan 0.01 0.02 0.01
Total Aset Tidak Lancar 33.78 36.00 37.95
TOTAL ASET 100.00 100.00 100.00
LIABILITAS & EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Utang Jangka Pendek 8.14 7.53 7.95
Utang Usaha 11.16 10.14 15.48
Utang Lain-lain 0.98 0.13 0.97
Utang Pajak 1.46 1.01 0.10
Liabilitas jangka pendek lainnya 5.83 4.37 3.46
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 27.57 23.18 27.97

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Liabilitas Pajak Tangguhan 0.14 0.16 0.22
Cadangan Imbalan pasti pasca kerja 3.59 2.97 2.61
Pinjaman Bank Jangka panjang 17.03 18.35 25.14
Utang Obligasi 7.26 9.05 4.12
Sukuk Mudharabah 2.42 4.80 0.00
Total Liabilitas Jangka Panjang 30.44 35.34 32.09
TOTAL LIABILITAS 62.24 67.25 66.60
EKUITAS
Modal Saham 4.34 4.09 5.28
Tambahan Modal 0.00 0.69 0.88
Saldo Laba
Ditentukan penggunaannya 0.32 0.33 0.40
Belum ditentukan penggunannya 32.31 26.84 25.99
Selisih Kurs Penjabaran -0.06 -0.01 0.01
Kepentingan Non Pengendali 0.84 0.81 0.84
Total Ekuiatas 37.76 32.75 33.40
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 100.00 100.00 100.00
17

Analisis laporan posisi keuangan common size PT. Mayoran Indah:

a. Komposisi aset PT. Mayora Indah terdiri dari aset lancar 66,22%

dan aset tidak lancar 33,78%.

b. Nilai aset terbesar PT. Mayora Indah adalah Aset Tetap 32,07%

dan terbesar kedua adalah piutang usaha yang mencapai 28,80%

dan terbesar ketiga adalah kas dan setara kas 19,16%.

c. Total kewajiban PT. Mayora Indah adalah 59,90% dari total

kewajiban dan ekuitas, dimana proporsi pinjaman bank jangka

panjang merupkan yang paling besar 18,08%.

d. Total ekuitas PT. Mayora Indah sebesar 40,10% dari total nilai

kewajiban dan ekuitas perusahaan, dimana nilai saldo laba yang

belum ditentukan penggunaannya merupakan yang terbesar yaitu

34,32%.

e. Proporsi ekuitas perusahaan tahun 2013 sebesar 40,10%,

mengalami peningkatan dibandingkan 2 tahun sebelumnya sebesar

36,95% (tahun 2012) dan 36,74% (tahun 2011). Proporsi liabilitas

perusahaan menurun dari tahun sebelumnya, dimana tahun 2012

proporsi liabilitas perusahaan sebesar 63,05% menjadi 59,90%

pada tahun 2013.


18

2. Laporan Laba Rugi Konsolidasi


COMMON SIZE (%)
URAIAN PT. MAYORA INDAH, Tbk
2013 2012 2011
Penjualan Bersih 100.00 100.00 100.00
Beban Pokok Penjualan 75.69 77.68 82.46
LABA BRUTO 24.31 22.32 17.54

BEBAN USAHA
Beban Penjualan 10.62 8.84 7.53
Beban Umum dan Administrasi 2.84 2.48 1.99
Jumlah Beban Usaha 13.45 11.31 9.53
LABA USAHA 10.86 11.00 8.02
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Keuntungan Kurs Mata Uang bersih 2.57 0.30 -0.12
Penghasilan Bunga 0.21 0.18 0.08
Keuntungan Penjualan Aset Tetap 0.02 0.04 0.04
Penghasilan Sewa 0.02 0.02 0.03
Beban Bunga 2.14 2.13 1.31
Pendapatan Bagi Hasil Sukuk Mudharabah 0.27 0.39 0.29
Lain-lain bersih 0.01 0.10 0.18
Penghasilan Beban Lain-lain Bersih 0.43 -1.87 -1.39
LABA SEBELUM PAJAK 11.28 9.13 6.63

Beban (Penghasilan) Pajak


Pajak Kini 2.85 2.06 1.48
Pajak Tangguhan 0.00 -0.01 0.03
Beban Pajak 2.85 2.05 1.51
LABA BERSIH 8.43 7.08 5.11

Analisis laporan laba rugi common size PT. Mayora Indah:

a. Proporsi laba kotor terhadap penjualan tahun 2013 adalah 24,31%,

dengan tren yang terus meningkat dibandingkan 2 tahun sebelumnya,

dimana pada tahun 2012 proporsi laba sebesar 22,32% dan tahun 2011

sebesar 17,54%. Hal ini didorong oleh tren peningkatan penjualan yang

dibukukan perusahaan selama 3 tahun masing-masing sebesar Rp9.453

milyar (2011), Rp10.510 milyar (2012), dan Rp12.017 milyar (2013).


19

b. Beban pokok penjualan pada tahun 2013 sebesar 75,69% dari penjualan,

mengalami penurunan dibandingkan 2 periode sebelumnya (77,68%

tahun 2012 dan 82,46% tahun 2011). Hal ini tentunya baik bagi

perusahaan karena menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien

dalam proses produksinya dan efektif dalam menekan biaya produksi.

c. Proporsi beban usaha terhadap penjualan pada tahun 2013 sebesar

13,45%, meskipun mengalami peningkatan dibandinkan 2 periode

sebelumnya (11,31% di tahun 2012 dan 9,53% di tahun 2011), namun

perusahaan masih membukukan laba usaha lebih besar (Rp1.304 milyar)

dibandingkan 2 periode sebelumnya (Rp1.156 milyar pada tahun 2012

dan Rp757 milyar pada tahun 2011), salah satunya disebabkan

peningkatan penjualan.

d. Proporsi laba bersih terhadap penjualan pada tahun 2013 sebesar 8,43%,

naik dibandingkan 2 tahun sebelumnya yaitu 7,08% pada 2012 dan 5,11%

tahun 2011.

3.6 Analisis Hubungan Antar Pos (Rasio Keuangan)


Untuk menganalisis hubungan pos-pos dalam laporan keuangan yang

disajikan oleh perusahaan, akan dilakukan penilaian atas rasio dan model

analisis sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.


20

TAHUN Rata-rata
RASIO
2011 Δ2011-2012 2012 Δ2012-2013 2013 Industri 2013
Rasio Lancar 2,22 0,54 2,76 -0,36 2,40 1,46
Rasio Cepat 1,49 0,49 1,98 -0,12 1,86 1,15
Rasio Kas 0,18 0,52 0,70 0,00 0,70 0,40
Rasio
Perputaran Kas 4,20 -1,10 3,10 0,10 3,20 6,95

005
004
004
003
003 2011
002
2012
002
001 2013
001
000
Rasio Lancar Rasio Cepat Rasio Kas Rasio
Perputaran Kas

Rasio lancar dan rasio cepat perusahaan meningkat dari tahun 2011

ke 2012, namun menurun pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012

seperti tabel dan grafik di atas. Rasio lancar pada tahun 2013 sebanyak 2,4

kali, menurun dibanding tahun 2012 yang sebanyak 2,76 kali. Hal ini

disebabkan penambahan nilai utang lancar karena utang jangka

menengah/jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun 2013. Meskipun

begitu, tingkat likuiditas PT. Mayora Indah masih sangat baik karena rasio

likuiditas perusahaan masih di atas rata-rata industri tahun 2013, seperti

ditunjukkan oleh tabel di atas.


21

2. Rasio Solvabilitas
Laverage / solvency ratios adalah rasio yang menggabarkan kesangupan

atau kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, baik

kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

TAHUN Rata-
RASIO Δ2012- rata
2011 Δ2011-2012 2012 2013 2013 Industri
Debt to Asset Ratio 0,63 0,00 0,63 -0,03 0,60 0,57
Debt to Equity
Ratio 1,72 -0,02 1,71 -0,21 1,49 1,16
Long Term Debt
to Equity Ratio 0,96 0,12 1,08 -0,27 0,81 0,50

002

002

2011
001
2012
001 2013

000
Debt to Asset Debt to Equity Long Term Debt
Ratio Ratio to Equity Ratio

Rasio utang PT. Mayora Indah menunjukkan trend yang cenderung

menurun selama 3 tahun (2011 – 2013), debt to asset ratio stabil dari

tahun 2011 ke 2012 diangka 63% dan menurun pada tahun 2013 menjadi

60%. Sementara itu, debt to equity ratio selama 3 tahun berturut-turut

konsisten mengalami penurunan dari 172% di tahun 2011 menjadi 149%

di tahun 2013. Dan long term debt to equity ratio sempat meningkat dari

96% pada tahun 2011 menjadi 108% di tahun 2012, namun kembali turun

pada tahun 2013 menjadi 81%. Dari tabel dan grafik menunjukkan bahwa
22

proporsi pendanaan PT. Mayora Indah yang berasal dari utang masih

cukup besar di atas 50%.

Rasio utang PT. Mayora Indah untuk periode tahun 2013 sedikit di

atas rata-rata industri, seperti ditunjukkan oleh tabel di atas. Meskipun hal

ini kurang baik, namun kami menganggap rasio utang perusahaan masih

cukup sehat. Perusahaan tidak akan kesulitan memenuhi kewajiban

hutangnya pada saat jatuh tempo karena memili kas dan setara kas yang

cukup untuk memenuhi kewajiban saat jatuh tempo.

3. Rasio Aktivitas
Activity ratios atau rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan tingkat

efektifitas dalam penggunaan aktivitas atau kekayaan asset

TAHUN Rata-
RASIO rata
2011 Δ2011-2012 2012 Δ2012-2013 2013 Industri
Receivable
Turnover Ratio 3,36 1,76 5,12 (0,85) 4,27 7,00
Inventory
Turnover Ratio 7,07 (0,06) 7,01 1,24 8,25 5,39
Total Asset
Turnover Ratio 1,43 (0,17) 1,27 (0,03) 1,24 1,14

009
008
007
006
005 2011
004
2012
003
002 2013
001
000
Receivable Inventory Total Asset
Turnover Ratio Turnover Ratio Turnover Ratio
23

Rasio perputaran piutang sempat mengalami kenaikan dari tahun 2011

sebanyak 3,36 kali menjadi 5,12 kali ditahun 2012, namun menurun di

tahun 2013 menjadi 4,27 kali. Sebaliknya, rasio perputaran persediaan

meskipun sempat turun tipis dari 7,07 kali di tahun 2011 menjadi 7,01 kali

di tahun 2012, namun segera naik 1,24 kali di tahun 2013 menjadi 8,25

kali. Sementara itu, rasio perputaran total aset justru konsisten mengalami

penurunan, meskipun sedikit dari 1,43 kali pada tahun 2011 menjadi 1,27

kali di 2012 dan akhirnya menjadi 1,24 kali di tahun 2013.

Rasio perputaran piutang PT. Mayora masih dibawah rata-rata industri

tahun 2013 yang menunjukkan strategi perusahaan dalam penagihan

piutang masih belum cukup baik. Demikian pula rasio perputaran

persediaan dan perputaran aset tetap perusahaan lebih baik daripada rata-

rata industri yaitu 5,39 dan 1,14.

4. Profitabilitas
Probability ratios atau rasio profitabilitas dan rasio profitabilitas

merupakan rasio yang menunjukkan tingkat perolehan keuntungan

dibandingkan penjual atau aktiva

TAHUN Rata-
RASIO Δ2011- Δ2012- rata
2011 2012 2012 2013 2013 Industri
Net Profit
Margin Ratio 5,11% 1,97% 7,08% 1,35% 8,43% 14,81%
ROI 7,33% 1,64% 8,97% 1,47% 10,44% 13,89%
ROE 19,94% 4,33% 24,27% 1,76% 26,03% 17,00%
24

030%
025%
020%
2011
015%
010% 2012

005% 2013

000%
Net Profit Margin ROI ROE
Ratio

PT. Mayora Indah selama 3 tahun (2011-2013) selalu mencatat laba

dengan pertumbuhan yang cukup baik, tingkat pengembalian investasi dan

ekuitas pemilik pun ikut meningkat seperti tertera dalam tabel grafik.

Rasio laba bersih meningkat dari 5,11% tahun 2011 menjadi 7,08% tahun

2012 dan naik sebesar 1,35% di 2013 menjadi 8,43%. Tingkat

pengembalian investasi meningkat 1,64% dari sebelumnya sebesar 7,33%

di tahun 2011 menjadi 8,97% tahun 2012 dan naik 1,47% di tahun 2013

menjadi 10,44%. Sementara itu, tingkat pengembalian ekuitas meningkat

dari 19,94% di 2011 menjadi 26,03% tahun 2013.

Meskipun NPM dan ROI PT. Mayora Indah meningkat dari tahun

2012 dibandingkan tahun 2013, namun masih kurang baik karena masih di

bawah rata-rata industri yaitu masing-masing 14,81% dan 13,89%.

Sedangkan rasio ROE sangat baik karena di atas rata-rata industri yaitu

17,00%
25

5. Gross Profit Analysis ( Dalam Milyar Rupiah)

TAHUN
Komponen
2011 Δ2011-2012 2012 Δ2012-2013 2013
Penjualan 9.453 1.056 10.510 1.507 12.017
Bersih
Harga Pokok 7.795 369,55 8.165 931,16 9.096
Penjualan
Laba Bruto 1.658 687 2.345 576 2.921

Terjadi peningkatan penjualan sebanyak Rp1.507 milyar pada tahun

2013 dibandingkan penjualan tahun sebelumnya, yaitu penjualan tahun

2012 sebesar Rp10.510 milyar menjadi Rp12.012 milyar pada tahun

2013.Demikian pula dengan harga pokok penjualan yang meningkat

Rp931,16 milyar pada tahun 2013 dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu

pada tahun 2012 sebesar Rp8.165 milyar menjadi Rp9.096 milyar pada

tahun 2013.

Pada tahun 2013, PT. Mayora Indah membukukan laba bruto Rp2.921

milyar, meningkat sebesar Rp576 milyar dibandingkan tahun sebelumnya

sebesar Rp687 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak

terpengaruh oleh krisis keuangan yang terjadi, dan tetap dapat

membukukan laba yang cukup signifikan.


26

3.7 Analisis Tren (Tren Atas Pos-Pos Penting)


a) Aset Lancar
3000.0
2796.0
2500.0
2000.0 2035.0
1860.0 Kas & Setara Kas
1673.0
1500.0 1498.0 1456.0
1336.0 1339.0 Piutang Usaha
1000.0
Persediaan
500.0
325.0
-
2011 2012 2013

Jumlah aset lancar selama 3 periode (2011-2013) mengalami tren

meningkat, ditunjukkan juga pada ketiga pos seperti dalam grafik di atas.

Kas dan Setara Kas meningkat dari Rp325 milyar pada tahun 2011,

menjadi Rp1.339 milyar pada tahun 2012 dan Rp1.860 milyar pada

tahun 2013. Piutang usaha meningkat dari Rp1.673 milyar pada tahun

2011, menjadi Rp2.035 milyar pada tahun 2012 dan Rp2.796 milyar

pada tahun 2013. Sementara persediaan juga ikut meningkat dari

Rp1.336 milyar, menjadi Rp1.498 milyar pada tahun 2012 dan Rp1.456

milyar pada tahun 2013.

b) Aset Tidak Lancar

3500
3000 3114
2857
2500
2000 2038
Uang Muka
1500
1000 Aset Tetap
500 463
0 126 161
2011 2012 2013
27

Total aset tidak lancar selama 3 periode (2011-2013) mengalami

tren meningkat, seperti pada pos aset tetap dimana nilainya pada tahun

2011 sebesar Rp2.038 milyar, terus meningkat pada tahun 2012 sebesar

Rp2.857 milyar dan diteruskan hingga tahun 2013 sebesar Rp3.114

milyar. Sedangkan nilai uang muka pembelian aset tetap berangsur-

angsur menurun dari tahun 2011 sebesar Rp463 milyar, menjadi Rp126

milyar ditahun 2012 dan dilanjutkan ditahun 2013 sebesar Rp161 milyar

c) Liabilitas

2000
1800 1824 1756
1718
1600 Utang Jk Pendek
1400
1200 Utang Usaha
1021 1083
1000
800 841 790 Pinjaman Bank Jk.
600 625 Panjang
525
400 383 383 447
Modal Saham
200
0
2011 2012 2013

Nilai liabilitas perusahaan secara total menunjukkan tren

peningkatan. Jumlah utang jangka pendek perusahaan seperti

ditunjukkan grafik di atas, naik dari Rp525 milyar ditahun 2011, menjadi

Rp625 milyar tahun 2012 dan Rp790 milyar pada tahun 2013. Sementara

itu, utang usaha sempat berkurang ditahun 2012 sebesar Rp841 milyar,

dari sebelumnya sebesar Rp1.021 milyar pada tahun 2011, namun

kembali naik ditahun 2013 menjadi Rp1.083 milyar. Demikian pula

dengan pinjaman bank jangka panjang perusahaan yang sempat


28

berkurang di 2012 menjadi Rp1.718 milyar dari tahun sebelumnya

sebesar Rp1.824 milyar, kembali meningkat menjadi Rp1.756 milyar

pada tahun 2013. Nilai modal ditempatkan dan modal disetor PT.

Mayora Indah meningkat dari Rp383 milyar menjadi Rp447 milyar pada

tahun 2013 dengan jumlah saham beredar sebanyak 894.347.989 lembar

saham dari sebelumnya sebanyak 766.584.000 saham.

d) Laba Rugi

14000

12000 12017
10000 10510
9453 9096 Penjualan
8000 7795 8165
HPP
6000 Beban Usaha
4000 Laba Usaha
2000 1156 1304
757 1616
900 1189
0
2011 2012 2013

Tren penjualan selama 3 tahun PT. Mayora menunjukkan grafik

meningkat, pada tahun 2011 perusahaan mencatatkan penjualan Rp9.454

milyar dan terus meningkat ditahun 2012 menjadi Rp10.510 milyar dan

Rp12.017 milyar. Meskipun secara umum perekonomian masih

terpengaruh oleh dampak krisis keuangan global tahun 2008, namun

ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap perusahaan dimana

perusahaan masih dapat mencatat laba yang positif dan bahkan

meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Laba operasi perusahaan

tahun 2013 tercatat sebesar Rp1.304 milyar, naik dari tahun sebelumnya

sebesar Rp1.156 milyar dan tahun 2011 sebesar Rp757 milyar.


29

3.8 Analisis Perbandingan


1) Perbandingan Internal (antar periode)
a. Laporan Posisi Keuangan
COMMON SIZE (%)
URAIAN PT. MAYORA INDAH, Tbk
2013 2012 2011
ASET
ASET LANCAR
Ka s da n Seta ra Ka s 19,16 16,13 4,93
Pi uta ng Us a ha 28,80 24,51 25,35
Pi uta ng La i n-l a i n 0,17 0,19 0,52
Pers edi a a n 15,00 18,05 20,25
Ua ng Muka Pembel i a n 0,49 0,94 6,87
Beba n da n Pa ja k di ba ya r di muka 2,60 4,17 4,14
Jumlah Aset Lancar 66,22 64,00 62,05
ASET TIDAK LANCAR
As et Pa ja k Ta ngguha n 0,02 0,03 0,04
As et Teta p -Neto 32,07 34,42 30,89
Beba n Di ta ngguhka n -Neto 0,01 0,01 0,00
Ua ng Muka Pembel i a n As et Teta p 1,66 1,52 7,02
Ua ng Ja mi na n 0,01 0,02 0,01
Total Aset Tidak Lancar 33,78 36,00 37,95
TOTAL ASET 100,00 100,00 100,00
LIABILITAS & EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Uta ng Ja ngka Pendek 8,14 7,53 7,95
Uta ng Us a ha 11,16 10,14 15,48
Uta ng La i n-l a i n 0,98 0,13 0,97
Uta ng Pa ja k 1,46 1,01 0,10
Li a bi l i ta s ja ngka pendek l a i nnya 5,83 4,37 3,46
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 27,57 23,18 27,97
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Li a bi l i ta s Pa ja k Ta ngguha n 0,14 0,16 0,22
Ca da nga n Imba l a n pa s ti pa s ca kerja 3,59 2,97 2,61
Pi nja ma n Ba nk Ja ngka pa nja ng 17,03 18,35 25,14
Uta ng Obl i ga s i 7,26 9,05 4,12
Sukuk Mudha ra ba h 2,42 4,80 0,00
Total Liabilitas Jangka Panjang 30,44 35,34 32,09
TOTAL LIABILITAS 62,24 67,25 66,60
EKUITAS
Moda l Sa ha m 4,34 4,09 5,28
Ta mba ha n Moda l 0,00 0,69 0,88
Sa l do La ba
Di tentuka n pengguna a nnya 0,32 0,33 0,40
Bel um di tentuka n pengguna nnya 32,31 26,84 25,99
Sel i s i h Kurs Penja ba ra n -0,06 -0,01 0,01
Kepenti nga n Non Pengenda l i 0,84 0,81 0,84
Total Ekuiatas 37,76 32,75 33,40
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 100,00 100,00 100,00
30

Berdasarkan laporan posisi keuangan common size PT. Mayora Indah, terjadi

peningkatan signifikan porsi kas dan setara kas tahun 2012 sebesar 11,2% dari

tahun sebelumnya karena adanya dana yang diterima dari hasil penerbitan

Obligasi IV Mayora Indah dan Sukuk Mudharabah II Mayora Indah Tahun 2012.

Sedangkan pada tahun 2013 terdapat kenaikan kas bersih sebesar Rp521 milyar

3.03% terhadap aset tetap karena adanya peningkatan penjualan.

b. Laporan Laba Rugi

COMMON SIZE (%)


URAIAN PT. MAYORA INDAH, Tbk
2013 2012 2011
Penjualan Bersih 100.00 100.00 100.00
Beban Pokok Penjualan 75.69 77.68 82.46
LABA BRUTO 24.31 22.32 17.54

BEBAN USAHA
Beban Penjualan 10.62 8.84 7.53
Beban Umum dan Administrasi 2.84 2.48 1.99
Jumlah Beban Usaha 13.45 11.31 9.53
LABA USAHA 10.86 11.00 8.02
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Keuntungan Kurs Mata Uang bersih 2.57 0.30 -0.12
Penghasilan Bunga 0.21 0.18 0.08
Keuntungan Penjualan Aset Tetap 0.02 0.04 0.04
Penghasilan Sewa 0.02 0.02 0.03
Beban Bunga 2.14 2.13 1.31
Pendapatan Bagi Hasil Sukuk Mudharabah 0.27 0.39 0.29
Lain-lain bersih 0.01 0.10 0.18
Penghasilan Beban Lain-lain Bersih 0.43 -1.87 -1.39
LABA SEBELUM PAJAK 11.28 9.13 6.63

Beban (Penghasilan) Pajak


Pajak Kini 2.85 2.06 1.48
Pajak Tangguhan 0.00 -0.01 0.03
Beban Pajak 2.85 2.05 1.51
LABA BERSIH 8.43 7.08 5.11
31

Selama periode 3 tahun (2011-2013) PT. Mayora Indah berhasil

membukukan laba positif dengan tren yang meningkat setiap tahunnya.

Berdasarkan laporan laba rugi common size pada tahun 2011, porsi laba

bersih perusahaan terhadap penjualan adalah 5,11% dan meningkat

ditahun 2012 sebesar 7,08% dan 8,43% pada tahun 2013. Kemampuan

perusahaan mencatatakan laba positif yang meningkat di masa-masa

pelemahan ekonomi global dan regional membuktikan strategi pemasaran

perusahaan cukup berhasil dan produk-produk yang dihasilkan masih

dapat diterima baik oleh pelanggan domestik juga di pasar luar negeri.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar memang memaksa

perusahaan menaikkan harga jual produk karena naiknya harga bahan

baku, namun perusahaan tetap dapat memperoleh laba yang berasal dari

penjualan ekspor perusahaan.

2) Perbandingan antar divisi/ cabang

Saham mayoritas PT. Mayora Indah dimiliki oleh publik dengan

persentase kepemilikan sekitar 67,07% dan sisanya 32,93% dimiliki oleh PT.

Unita Braninda yang dimiliki oleh keluarga Atmadja. PT. Mayora Indah

memiliki 5 (lima) entitas anak, sebagai berikut:


32

Nama Persentase
No Jenis Usaha Keterangan
Perusahaan Kepemilikan
1 PT. Sinar Pangan Penyewaan kantor 100% Lokasi di Medan
Barat dan gudang
2 PT. Sinar Pangan Penyewaan kantor 100% Lokasi di
Timur dan gudang Surabaya
3 PT. Torabika Pengolahan kopi 96,23% Lokasi di Jakarta
Eka Semesta dan sereal
4 PT. Kakao Mas Pengolahan coklat 96,00% Lokasi di
Gemilang Tangerang
5 Mayora Keuangan 100% Lokasi di Belanda
Nederland B.V
Jumlah aset entitas anak perusahaan sebelum eliminasi adalah sebagai

berikut:

Jumlah Aset
No Nama Perusahaan
2011 2012 2013
1 PT. Sinar Pangan Barat 21,689,358,218 21,211,801,983 21,393,930,080
2 PT. Sinar Pangan Timur 97,844,584,778 97,651,928,695 98,962,834,475
3 PT. Torabika Eka Semesta 2,621,597,803,141 3,031,179,405,485 3,751,529,415,407
4 PT. Kakao Mas Gemilang 630,967,686,493 634,938,826,642 582,128,176,002
5 Mayora Nederland B.V 334,478,900 364,453,327 477,813,003

Dari seluruh entitas anak, jumlah aset terbesar pada PT. Torabika Eka

Semesta yang bergerak dibidang pengolahan kopi dan sereal (Energen) yang

merupakan dua item produk yang merupakan andalan PT. Mayora Indah dan

penjualan kedua produk tersebut yang tebesar dari item produk mayora

lainnya.

3.9 Analisis Komposisi Arus Kas


1) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Sumber-sumber kas PT. Mayora Indah berasal dari 3 (tiga) kegiatan, yaitu

kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Berikut


33

penjelasan mengenai sumber-sumber dan penggunaan kas PT. Mayora

Indah selama tahun 2013.

a) Sumber dan Penggunaan Kas yang Berasal dari Aktivitas Operasi

Laba bersih merupakan salah satu sumber pendanaan utama

perusahaan. Pada tahun 2013 PT Mayora Indah berhasil membukukan

laba bersih sebesar Rp1.013 miliar, atau mengalami kenaikan sebesar

Rp269 miliar dibandingkan tahun 2012 yaitu Rp744 miliar.

Penggunaan kas untuk tahun 2013 paling besar adalah pembayaran

kepada pemasok, kontraktor termasuk juga pembayaran gaji karyawan

sebesar Rp9.728 miliar. Selain itu, PT. Mayora juga melakukan

pembayaran bunga atas pinjaman bank sebesar Rp308 miliar dan

pembayaran pendapatan bagi hasil atas Sukuk Mudharabah sebesar

Rp34 miliar. Serta adanya pembayaran pajak penghasilan sebesar

Rp345 miliar.

Secara keseluruhan, masih terdapat selisih lebih kas dari aktivitas

operasi sebesar Rp987 miliar.

b) Sumber dan Penggunaan Kas yang Berasal dari Aktivitas Investasi

Pada tahun 2012 dan 2013, PT. Mayora Indah melakukan

penjualan aset tetap dan memperoleh keuntungan atas penjualan aset

tetap tersebut, dengan rincian sebagai berikut:

Tahun 2012 Tahun 2013


Harga Jual 3.541.910.809 28.458.711.311
Nilai Buku 609.894.778 24.577.901.969
Keuntungan Penjualan 2.932.016.031 3.880.809.342
34

Selain kas dari penjualan aset tetap, PT. Mayora pada tahun 2013

juga memperoleh dana kas yang berasal dari pendapatan bunga dari

PT. Bank Mayora sebesar Rp25.150.169.666,00.Penggunaan kas untuk

investasi selama tahun 2013 diantaranya untuk belanja modal aset

tetap mencapai Rp477 miliar. Serta adanya peningkatan uang jaminan

sebesar Rp11,2 juta dan peningkatan uang muka pembelian aset tetap

sebesar Rp161 miliar.

Secara keseluruhan penggunaan kas untuk investasi lebih besar

dibandingkan jumlah sumber kas dari aktivitas investasi sejumlah

Rp610 miliar.

c) Sumber dan Penggunaan Kas yang Berasal dari Aktivitas Pendanaan

Pada tahun 2013, PT. Mayora Indah memperoleh tambahan kas

yang berasal dari utang bank jangka pendek sebesar Rp790 miliar dan

pinjaman bank jangka panjang sebesar Rp700 miliar. Dengan tingkat

suku bunga pinjaman jangka pendek berkisar 9,25%-9,75% dan untuk

pinjaman jangka panjang pada kisaran 8,75%-10,31%.

Penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan oleh PT. Mayora Indah

selama tahun 2013 diantaranya untuk pelunasan utang bank jangka

pendek sebesar Rp575 miliar dan pelunasan pinjaman jangka panjang

sebesar Rp446 miliar. Selain itu, perusahaan juga mengeluarkan

sejumlah kas untuk pelunasan Utang Obligasi Mayora Indah III (tahun

2008) yang jatuh tempo tanggal 5 Juni 2013 senilai Rp100 miliar.

Serta untuk pelunasan Sukuk Mudharabah I Mayora Indah (tahun


35

2008) pada saat jatuh temponya tanggal 5 Juni 2013 senilai Rp200

miliar. Juga terdapat pembagian dividen tunai sebesar Rp182 miliar

dari keuntungan bersih tahun 2012.

Secara keseluruhan penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan ini

masih lebih besar Rp63 miliar daripada jumlah penerimaannya.

2) Analisis Modal Kerja

Dari data laporan keuangan PT. Mayora Indah tahun buku 2013 dan 2012,

akan dilakukan analisis atas modal kerja sebagai berikut:

Tahun 2012 Tahun 2013


Kas & Setara Kas 1.339.570.311.638 1.860.492.328.823
Piutang 2.051.346.588.063 2.813.146.233.513
Persediaan 1.498.989.460.205 1.456.454.215.049
Uang muka/panjar 423.693.198.610 299.972.651.486
Jumlah Aset Lancar 5.313.599.558.516 6.430.065.428.871
Utang Lancar 1.924.434.119.144 2.676.892.373.682
Jumlah Modal Kerja 3.389.165.439.372 3.753.173.055.189
Penjualan 10.510.625.669.832 12.017.837.133.337
Harga Pokok 8.165.009.551.392 9.096.171.291.553
Penjualan
Laba Sesudah Pajak 744.428.404.309 1.013.557.878.779

Dari data-data keuangan tersebut diperoleh rasio-rasio modal kerja sebagai

berikut:

Rasio Tahun 2012 Tahun 2013


Rasio Lancar 276% 240%
Rasio Cepat 198% 186%
Rasio kas 70% 70%
Perputaran Persediaan 7 kali 6 kali
Rata-rata Umur Persediaan 52 hari 60 hari
Perputaran Piutang 5 kali 4 kali
Rata-rata Piutang 72 hari 90 hari
36

Perputaran Modal Kerja 3 kali 3 kali


Modal Kerja Bersih 3.389.165.439.372 3.753.173.055.189

Selama periode dua tahun, jumlah modal kerja PT. Mayora tahun

2013 Indah naik 10,7% dari tahun sebelumnya. Demikian pula dengan

penjualan tahun 2013 yang meningkat 14% dibandingkan penjualan tahun

2012. Kemampuan modal kerja selama periode tahun 2012 dan 2013 tidak

berubah, setiap Rp1,00 modal kerja dapat menghasilkan Rp3,00 penjualan.

Jumlah modal kerja bersih (net working capital) PT. Mayora Indah

seperti pada tabel di atas menunjukkan angka yang positif bahkan

meningkat ditahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak

perlu khawatir atas ketersediaan aset lancar untuk operasi perusahaan.

Siklus operasi (operating cycles) diukur dari jumlah hari rata-rata

persediaan dengan hari rata-rata piutang. Dari tabel di atas, siklus operasi

tahun 2013 adalah 150 hari, lebih lama dibandingkan siklus operasi tahun

sebelumnya 124 hari. Hal ini menunjukkan perusahaan kurang efisien

dalam mengelola modal kerjanya.

3.10 Evaluasi Fakta Dan Kualitas Perusahaan


1) Analisis Khusus
Selama tahun 2013, PT. Mayora Indah telah menunjukkan kinerja

keuangan yang baik dengan neraca keuangan dan perolehan laba yang

positif ditengah-tengah kondisi krisis keuangan global yang diikuti

pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Pendapatan penjualan

mengalami kenaikan sekitar 14,33% dari Rp10,5 triliun pada tahun 2012
37

menjadi Rp12,02 triliun pada tahun 2013. Perolehan laba perusahaan juga

meningkat 36,15% menjadi Rp1.014 miliar pada tahun 2013.

PT. Mayora Indah pada tahun 2013 melakukan beberapa kebijakan

diantaranya penyesuaian harga jual produk karena adanya kenaikan biaya

produksi sebagai imbas pelemahan rupiah. Selain itu, pada tahun 2013

perusahaan tidak menambah hutang karena pada tahun sebelumnya

perusahaan telah menerbitkan obligasi IV Mayora Indah tahun 2012

senilai Rp750 miliar dan Sukuk Mudharabah II bernilai Rp250 miliar, hal

ini juga bertujuan untuk menjaga rasio hutang perusahaan tetap sehat.

Dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan sukuk digunakan untuk

keperluan pengembangan pabrik biskuit untuk mendukung pertumbuhan

volume penjualan dan sarana pendukung lainnya, pembiayaan aktivitas

rutin, sebagai modal kerja perusahaan dan pengembangan pabrik

pengolahan biji coklat pada entitas anak PT. Kakao Mas Gemilang.

Per 31 Desember 2013, total aset PT. Mayora Indah adalah sebesar

Rp9,7 triliun, sedangkan total liabilitas sebesar Rp5,8 triliun. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan membayar hutang lancar perusahaan

masih sangat baik yaitu 1,67 kali jumlah total aset. Tingkat likuiditas

perusahaan tahun 2013 adalah 2,4 kali, atau masih sangat likuid yang

artinya jumlah aset lancar masih cukup tersedia untuk memenuhi labilitas

jangka pendek.
38

Struktur modal perusahaan pada tahun 2013, mayoritas masih berasal

dari pinjaman perbankan yang mencapai 74% dan yang berasal dari

penerbitan surat utang sebesar 26%.

a. Pinjaman Bank Jangka Pendek Rp 790 miliar

b. Pinjaman Bank Jangka Panjang Rp 2.084 miliar

c. Obligasi IV Mayora Indah Rp 750 miliar

d. Sukuk Mudharabah II Rp 250 miliar

e. Total Ekuitas Rp 3.939 miliar

2) Analisis Umum
PT. Mayora Indah, Tbk sebagai salah satu perusahaan pelopor di

industri makanan olahan di Indonesia, merupakan market leader yang

memiliki produk-produk berkulaitas tinggi yang telah memiliki konsumen

yang loyal. Beberapa penghargaan telah diraih perusahaan selama tahun

2013, diantaranya:

1. Best Choice 2013 dari Men's Health dan Woman's Health, untuk Roma

Sari Gandum, sebagai produk makanan kemasan terbaik untuk pria dan

wanita.

2. Best Choice 2013 dari Men's Health dan Woman's Health, untuk

Energen Oat Milk Mix Berries, sebagai produk makanan kemasan

terbaik untuk pria dan wanita.

3. Indonesia Original Brand, dari SWA untuk Energen dalam kategori

cereal.

4. Top Brand 2013 dari Frontier Consulting Group dan Majalah

Marketing untuk Energen Cereal.


39

5. Indonesia Original Brand, dari SWA untuk Roma dalam kategori

biscuit.

6. Indonesia Most Favorite Youth Brand 2013 dari Marketeers & Mark

Plus Insight untuk Roma dalam kategori biscuit.

Selama tahun 2013, PT. Mayora Indah melakukan belanja modal

untuk investasi sebesar Rp477 miliar, yang digunakan untuk pembangunan

pabrik, pembelian mesin produksi dan penyediaan fasilitas produksi

lainnya. Sumber dana atas investasi tersebut diantaranya berasal dari dana

yang diperoleh dari penerbitan Obligasi Mayora Indah tahun 2012, kas

internal, dan pinjaman bank.

Secara umum, realisasi pendapatan dan laba PT. Mayora telah

melampaui target/proyeksi tahun 2013. Pendapatan perusahaan tercatat

sebesar Rp12,02 triliun, melebihi target pendapatan tahun 2013 sebesar

Rp12 triliun. Sementara laba bersih PT. Mayora tercatat sebesar Rp1.014

miliar atau lebih tinggi Rp832 miliar dari proyeksi laba bersih tahun 2013

sebesar Rp832 miliar.

3.11 Prediksi/Proyeksi
Metode analisis Z-Score Altman digunakan untuk memprediksi

kegagalan atau kebangkrutan usaha dengan melihat aspek-aspek dalam

rasio keuangan, dengan membentuk persamaan diskriminan yang akan

menghasilkan skor tertentu yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan

kebangkrutan perusahaan. Untuk perusahaan sektor industri manufaktur

yang go public, rasio-rasio keuangan yang akan digunakan dalam metode

z-score ini antara lain:


40

1. WCTA (Working Capital to Total Assets)

2. RETA (Retained Earning to Total Assets)

3. EBITTA (Earnig Before Interest and Taxes to Total Assets)

4. MVEBVL (Market Value of Equity to Book Value of Liability)

5. STA (Sales to Total Assets)

Model persamaan yang digunakan untuk menghitung z-score seperti

dikemukan dalam penelitian Darsono, dkk. (2004) adalah:

Z = 1,2 (WCTA) + 1,4 (RETA) + 3,3 (EBITTA) + 0,6 (MVEBVL) + 1 (STA)

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Jika perusahaan memiliki skor Z > 2,99 diklasifikasikan sebagai

perusahaan sangat sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan.

b. Jika perusahaan mempunyai skor Z < 1,81 diklasifikasikan sebagai

perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan besar dan berpotensi

bangkrut.

c. Jika perusahaan mempunyai skor Z antara 1,81 dan 2,99 (1,81<Z<2,99)

diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area atau area abu-abu

yaitu perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, dimana kemungkinan

besar terselamatkan dan kemungkinan kebangkrutannya sama besarnya

tergantung kebijakan manajeman perusahaan.

Berikut ini data dan rasio keuangan PT. Mayora Indah selama 3 (tiga)

tahun 2011-2013:
41

2011 2012 2013


NAMA AKUN Miliar (Rp)
Working Capital 2.250 3.389 3.753
Retained Earnings 1.886 2.514 3.333
Earning Before Interest and Tax 626 959 1.356
Market Value 10.924 15.332 23.253
Total Liability 4.175 5.235 5.816
Sales 9.454 10.511 12.018
Total Assets 6.600 8.303 9.710
JENIS RASIO KEUANGAN
WCTA 0,34 0,41 0,39
RETA 0,29 0,30 0,34
EBITTA 0,09 0,12 0,14
MVEBVL 2,62 2,93 4,00
STA 1,43 1,27 1,24

Berdasarkan model persamaan seperti disebutkan sebelumnya, nilai z-

score PT. Mayora untuk 3 tahun adalah:

a. Tahun 2011

Z-Score= 1,2 (WCTA) + 1,4 (RETA) + 3,3 (EBITTA) + 0,6 (MVEBVL)


+ 1,0 (STA)
= 1,2 (0,34) + 1,4 (0,29) + 3,3 (0,09) + 0,6 (2,62) + 1 (1,43)
= 0,408 + 0,406 + 0,297 + 1,572 + 1,43
= 4,113

b. Tahun 2012

Z-score = 1,2 (0,41) + 1,4 (0,30) + 3,3 (0,12) + 0,6 (2,97) + 1 (1,27)
= 0,492 + 0,420 + 0,396 + 1,782 + 1,27
= 4,36

c. Tahun 2013

Z-score = 1,2 (0,39) + 1,4 (0,34) + 3,3 (0,14) + 0,6 (4,0) + 1 (1,24)
= 0,468 + 0,476 + 0,462 + 2,40 + 1,24
= 5,046

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Z-Score Altman

tersebut, dapat dilihat bahwa PT. Mayora Indah memiliki skor di atas 2,99
42

untuk periode tahun 2011 sampai dengan 2013. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa PT. Mayora Indah memiliki keuangan yang sangat sehat atau tidak

terdapat kesulitan keuangan yang besar dialami perusahaan yang dapat

menyebabkan kebangkrutan.

Anda mungkin juga menyukai