Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TEKNOLOGI ISOLASI BAHAN ALAM

EKSTRAKSI DI INDUSTRI MINYAK ATSIRI/NILAM

DISUSUN OLEH :

Feni Sri Wahyeni :1810017411038

Muhamad Ilham :1810017411039

Nofaul :1810017411042

Mudrika Amalia :1610017411002

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini
bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan


para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Tim Penulis nnnnn

i
Daftar isi

Kata Pengantar ..............................................................................................I


Daftar Isi...................................................................................................... Ii
Daftar Tabel ............................................................................................... Iii
Daftar Gambar ............................................................................................. iv
BAB I Pendahuluan ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 2
1.3 Manfaat ......................................................................................... 3
BAB II Tinjauan Pustaka ............................................................................. 3
2.1 Minyak Atsiri ................................................................................ 3
2.2 Minyak Nilam ............................................................................... 3
2.3 Budidaya Tanaman Nilam ........................................................... 5
2.4Kriteria Kandungan Minyak Nilam .............................................. 5
BAB III Metodologi ..................................................................................... 8
3.1 Alat Dan Bahan............................................................................. 8
3.1.1 Alat .......................................................................................... 8
3.1.2 Bahan ....................................................................................... 8
3.2 Proses Penanganan Panen Dan Penyulingan Minyak Nilam ........ 8
3.2.1 Panen Nilam........................................................................... 8
3.2.2 Pasca Panen ........................................................................... 9
3.3 Deskripsi Proses Penyulingan Nilam ........................................... 9
BAB IV Penutup ........................................................................................ 13
4.1 Simpulan ..................................................................................... 13
4.2 Saran ........................................................................................... 13
Daftar Pustaka

ii
iii
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Kriteria Kandungan Minyak Nilam ............................................ 6

Tabel 2.2 Persyaratan mutu SNI Minyak Nilam .......................................... 7

iii
DaftarGambar

Gambar 3.1 Proses Penyulingan Minyak Nilam ......................................... 10


Gambar 3.2 Minyak Atsiri ........................................................................... 11
Gambar 3.3 Blok Diagram Pembuatan Minyak Nilam ................................ 11
Gambar 3.4 Peralatan Penyulingan Minyak Nilam...................................... 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak
terbang (essential oil, volatil oil ) yang dihasilkan oleh tanaman. Diperoleh dari
akar, batang, daun, bunga tanaman.Minyak atsiri mempunyai sifat-sifat mudah
menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir
(pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanamannya, umumnya larut
dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.Minyak atsiri dalam industri
digunakan untuk pembuatan kosmetik, parfum, antiseptik, obat-obatan, “flavoring
agent” dalam bahan pangan atau minuman dan sebagai pencampur rokok kretek
serta sebagai aromatheraphy.
Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman
penghasil minyak atsiri.Dalam dunia perdagangan internasional, komoditas
minyak nilam sering disebutpatchouli oil.Sebagai tanaman perkebunan, nilam
memiliki prospek ekonomi cukup baik bila dibandingkan dengan tanaman
penghasil minyak atsiri lainnya.Komoditas nilam (Pogostemon cablin) merupakan
tanaman yang menghasilkan minyak atsiri dengan nilai ekonomi di pasaran
intenasional sangat baik.Misalnya di Amerika dan Eropa harga minyak
nilammencapai USD ($) 50/kg, berarti sekitar 666,750 rupiah/kg. Kemudian sisi
lain yang menunjukkan bahwa tanaman nilam memiliki prospek yang cerah ialah
semakin bertambahnya jumlah negara pengimpor minyak nilam. Menurut data
ITC(International Trade Centre), negara pengimpor minyak atsiri terbesar
berturut-turut adalah Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jepang, dan Jerman Barat.
Dalam perkembangan selanjutnya, Negara-negara pengimpor minyak atsiri
semakin bertambah antara lain Islandia, Irlandia, Hongkong, Norwegia, Portugal,
Finlandia, Australia, Austria, Kanada, Denmark, Italia, Singapura,dan lain-lain.
Negara pengimpor mayoritas bekerja dibidang perindustrian, negara
pengimpor memanfaatkan minyak atsiri sebagai bahan baku
perindustiriannya.Minyak atsiri nilam sangat dikenalmanfaatnya bagi bahan baku
industri pembuatan minyak wangi (sebagai pengikat bau atau fixative parfum),

1
kosmetik, sabun.Namun minyak nilam juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku
industri
2

obat-obatan misalnya untuk bahan anti-septik,anti-jamur,anti-jerawat,obat


eksim dan kulit pecah-pecah,serta sebagai jenis kegunaan lainnya sesuai
kebiasaan masyarakat di Negara pemakai(Yudharta, 2014). Sementara itu negara
penghasil komoditas ini hanya beberapa negara saja dan salah satunya yang
terbesar adalah Indonesia.
Sumber dari Asosiasi Minyak Atsiri Indonesia menyebutkan, produksi
minyak nilam Indonesia tahun 2011 mampu mencapai 800 ton.Sedangkan
kebutuhan minyak nilam dunia sebanyak ±1.500 ton per tahun.Dari jumlah
tersebutsekitar 70% dipasok oleh Indonesia.Hal ini menunjukkan bahwa peluang
besar bagi petaniIndonesia untuk mengembangkan pertanian nilamnya.
Pengembangan tanaman nilam dan pengolahan minyak atsiri memiliki
nilai positif yang sangat tinggi karena tidak hanya berkontribusi pada
pengembangan pertanian, namun juga turut meningkatkan perekonomian
masyarakat.Pengembangan pengolahan minyak nilam di pedesaan merupakan
salah satu langkah strategis dalam memacu pertumbuhan perekonomian daerah,
selain dapat meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan nilai tambah dan
daya saing, serta pendapatan petani tanaman penghasil minyak atsiri. Untuk
mengetahui proses dalam pembuatan minyak nilam maka dibuatlah makalah ini
sebagai rujukan dalam pengolahan minyak atsiri.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui proses pengolahan tanaman nilam menjadi minyak nilam
2. Mengetahui jenis peralatan yang digunakan dalam pembuatan minyak
nilam
3. Mengetahui prinsip ekstraksi minyak nilam
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah dapat memberikan informasi
penting terkait pengolahan minyak atsiri dari tanaman nilam.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Atsiri


Minyakatsiriatauyangdisebutjugadenganessentialoils,etherialoils atau
volatile oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang
berasaldaridaun,bunga,kayu,biji-bijianbahkanputikbunga.Setidaknyaada
150jenisminyakatsiriyangselamainidiperdagangkandipasarinternasional dan
40 jenis diantaranya dapat diproduksi di Indonesia (Manurung, 2010).
Meskipun banyak jenis minyak atsiri yang bisa diproduksi di Indonesia, baru
sebagian kecil jenis minyak atsiri yang telah berkembang dan sedang
dikembangkan diIndonesia.Minyak atsiri (minyak eteris/minyak terbang)
merupakan minyak yang dihasilkan oleh tanaman. Memilikisifat mudah menguap
pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, memiliki rasa getir, berbau
wangisesuai dengan tanaman penghasilnya, Umumnya larut dalam pelarut organik
dan tidak larut dalam air danbiasanya diperoleh dari akar, batang, daun, bunga
tanaman dengan cara mengekstraksi. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa
dari proses metabolisme dalam tanaman yang terbentukkarena reaksi antara
berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air Minyak atsiri disintesa dalam sel
glanular pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalampembuluh resin
(resin duct), misalnya minyak terpentin dari pohon pinus.

2.2 Minyak Nilam


Minyak atsiri merupakan minyak yang diperoleh dari daun, batang, dan
cabang nilam dengan cara penyulingan. Minyak yang dihasilkan terdiri dari
komponen bertitik didih tinggi seperti Patchouli alkohol, Patchoulen kariofilen,
dan non Patchouli yang berfungsi sebagi zat penguat. Menurut Romansyah
(2002), minyak nilam yang terdapat pada daun adalah yang terbaik, oleh karena
itu daun nilam merupakan bagian terpenting dan berharga dari tanaman nilam.
Bila daunnya diremas/ dihaluskan, maka akan keluar bau harum dan khas. Ini
yang menyebabkan banyak masyarakat desa secara tradisional memanfaatkannya
sebagai bahan pewangi ketika mandi atau mencuci pakaian sebagai pengganti
sabun.

3
4

Minyak nilam merupakan komoditas andalan peringkat pertama kelompok


minyak atsiri dalam perolehan devisa negara. Sebagai komoditas ekspor, minyak
nilam prospek cerah karena dibutuhkan secara berkesinambungan oleh industri
kecantikan, industri farmasi, flavouring agent dan lain sebagainya (Ketaren,
1986). Pada tahun 2004, ekspor minyak nilam mencapai 2074 ton atau senilai
US$ 27,137 juta (Dirjenbun, 2006).Indonesia sampai dengan saat ini masih
merupakan negara pemasok terbesar kebutuhan minyak nilam dunia dengan
pangsa sebesar 90% (Dirjenbun, 2006). Keunggulan minyak nilam Indonesia
telah dikenal di berbagai negara pengimpor minyak nilam seperti Amerika,
Perancis, Belanda, Jerman, Jepang, Singapura, Hongkong, Mesir, dan Saudi
Arabia (Sumarsono, 2005). Minyak nilam dalam industri digunakan sebagai
bahan fiksatif yaitu bahan pengikat minyak lain, yang belum dapat digantikan
oleh minyak lain sampai dengan saat ini. Selain itu, minyak nilam merupakan
minyak atsiri yang tidak dapat dibuat secara sintetis.Terdapat tiga jenis nilam
yang dibudidayakan di Indonesia, yaitu Pogostemon heyneanus (nilam Jawa),
Pogostemon hortensis (nilam sabun), dan Pogostemon cablin (nilam Aceh.

Minyak nilam dapat digunakan secara langsung sebagai parfum pada


selendang, tenunan, pakaian, karpet, industri sabun, kosmetik, dupa, dan lainnya
sebagai pewangi.Selain itu fraksi minyak nilam juga banyak digunakan sebagi zat
pengikat (fiksatif) zat pewangi lainnya karena minyak nilam memiliki titik didih
yang tinggi sehingga tidak mudah menguap.

Minyak nilam yang baik umumnya memiliki kadar PA diatas 30 persen,


berwarna kuning jernih, dan memiliki wangi yang khas dan sulit dihilangkan.
Minyak nilam jenis ini diperoleh dengan menggunakan teknik penyulingan uap
kering yang dihasilkan mesin penghasil uap (bioller) yang diteruskan ke dalam
tangki reaksi (autoklaf) selanjutnya uap akan menembus bahan baku nilam kering
dan uap yang ditimbulkan diteruskan ke bagian pemisahan untuk dilakukan
pemisahan uap air dengan minyak nilam dengan sistem penyulingan.
5

2.3 Budidaya Tanaman Nilam

Tanaman nilam (Pogostemon sp.) merupakan tanaman perdu, dengan


ketinggian mencapai satu meter dan dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi
maupun dataran rendah.Nilam memiliki akar serabut, bentuk daun bulat dan
lonjong, batang berkayu dengan diameter 10 – 20 mm. Sistem percabangan
banyak dan bertingkat mengelilingi batang antara 3-5 cabang pertingkat (Grieve,
2002).

Syarat tumbuh tanaman nilam, iklim yang dikehendaki dengan curah hujan
sekitar 2.300 – 3.000 mm per tahun dan kelembapan lebih dari 60
persen.Ketinggian yang paling baik adalah 10 – 400 m diatas permukaan laut,
lahan tidak tergenang air, membutuhkan intensitas cahaya matahari langsung yang
berfungsi untuk meningkatkan fotosintesis agar dapat berproduksi minyak dengan
optimal, tanah subur, gembur dan mengandung bahan organik dengan pH 6-7,
suhu lingkungan paling ideal 18 - 29ᵒC, untuk kemiringan tanah sebaiknya kurang
dari 15ᵒ dengan kelembapan relatif 70 -90%. Lahan harus bebas dari penyakit
terutama penyakit layu bakteri, budog, dan nematoda.Perbanyakan tanaman
nilamdapat dilakukan dengan cara vegetatif, dengan memotong dahan- dahannya
(Hidayat dan Moko, 1998).

2.4 Kriteria Kandungan Minyak Nilam

Pada prinsipnya kualitas minyak nilam produksi Indonesia secara umum


sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh Essential Oils Association of
USA (EOA). Essential Oils Association (EOA) menetapkan standar kualitas
intenasional untuk menggolongkan minyak nilam berdasarkan kategori wujud,
warna, dan aroma. Berdasarkan bentuk, minyak nilam berwujud cairan kental,
sedangkan warnanya kuning muda dan bernuansa hijau hingga merah yang
menjurus ke coklat tua.Aroma spesifik nilam mirip jeruk nipis atau kamfer.
Minyak ini mengandung coerulien, persenyawaan biru terang yang terdapat dalam
matricaria, worm wood, dan minyak lainnya. Minyak nilam mengandung
beberapa senyawa antara lain benzaldehid 2,34 persen, kariofilen 17,29 persen,
6

patchoulien 28,28 persen, buenesen 11,76 persen dan PA content 40,04 persen
(Mangun, 2005).

Kriteria kandungan minyak nilam menurut ISO 3757 (2002) dan yang
selama ini dapat diterima oleh eksportir dan pihak pabrikan di luar negeri (pihak
importir) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Kriteria Kandungan Minyak Nilam Menurut ISO 3757 (2002)
Parameter Mutu Persyaratan
Warna Kuning – coklat kemerahan
Bobot Jenis 25ᵒC/25ᵒC 0,9485 – 0,9715
Indeks Bias 25ᵒC 1,5030 – 1,5130
Putaran Optik (-40ᵒ) – (-60ᵒ)
Kelarutan dalam etanol 90 persen Larutan jernih perbandingan 1 : 10
Bilangan Asam Maksimum 5,0
Bilangan Ester Maksimum 10,0
Analisis Kromatografi gas 27 persen – 35 persen

Secara kuantitas minyak nilam Indonesia lebih unggul, namun dari segi
mutu masih kalah bersaing dan harga yang diberikan untuk minyak nilam
Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan RRC.Singapura dikenal sebagai
penyalur minyak nilam dunia, tetapi sebagian besar minyaknya berasal dari
Indonesia yang kemudian diolahnya kembali untuk memenuhi mutu yang
dikehendaki konsumen karena minyak nilam Indonesia cenderung rendah.

Kurang baiknya mutu minyak nilam Indonesia disebabkan oleh beberapa


faktor, diantaranya adalah:

1. Bahan olah yang tidak memenuhi syarat


2. Peralatan penyulingan yang kebanyakan tidak sesuai atau kurang
memenuhi syarat
3. Lokasi penyulingan yang tidak cocok sehingga kekurangan air atau air
yang tidak bersih
4. Pengemasan dan kondisi tempat penyimpanan yang juga tidak memenuhi
syarat
7

Mutu minyak nilam umumnya ditentukan oleh beberapa faktorm baik


menyangkut pra panen maupun pasca panen. Faktor pra panen yang menyangkut
bahan tanaman, teknik budidaya, cara dan waktu panen maupun faktor lingkungan
sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan mutu bahan olah, yang ahirnya
akan berpengaruh terhadap mutu hasil olahannya. Sedangkan faktor pasca panen
yang mencakup penanganan bahan olah, cara pengolahan termasuk alatnya,
pengemasan, dan penyimpanan sangat berpengaruh pula terhadap mutu produk
akhir. Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu minyak nilam Indonesia maka
faktor-faktor tersebut harus diperhatikan dengan baik.

SNI 06-2385-2006. Standar ini menetapkan persyaratan mutu,


pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, pengemasan dan penandaan minyak
nilam. Menurut standar ini minyak nilam adalah minyak atsiri yang diperoleh
dengan cara penyulingan daun tanaman.

Tabel 2.2 Persyaratan mutu SNI Minyak Nilam


No Jenis Uji Persyaratan
1 Warna Kuning muda sampai
coklat kemerahan
2 Bobot jenis 20ᵒC/20ᵒC 0,943 – 0,983
3 Indeks bias 25ᵒC 1,504 – 1,514
4 Kelarutan dalam alkohol 90% pada Larutan jernih atau
suhu 20ᵒC ±3ᵒC opalesensi ringan dalam
perbandingan volume 1:1 -
1:10
5 Bilangan asam Maks. 5
6 Bilangan ester Maks. 10
7 Putaran optik (-) 48ᵒ - (-) 65ᵒ
8 Minyak kruing Tidak nyata
9 Minyak lemak, minyak pelikon Negatif
10 Alkohol tambahan Negatif
8

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Adapaun alat yang digunakan dalam pembuatan minyak nilam adalah
1. Ketel uap
2. Kondensor
3. Pipa saluran minyak
4. Tangki penampung
5. Bahan bakar
3.1.2 Bahan
Adapaun alat yang digunakan dalam pembuatan minyak nilam adalah daun
nilam dan air.
3.2 Proses Penanganan Panen dan Penyulingan Minyak Nilam

3.2.1 Panen Nilam

Panen merupakan masa perhitungan hasil yang akan diperoleh setelah


proses pembudidayaan nilam dilakukan. Nilam dapat dipanen setelah tanaman
berumur sekitar 6-7 bulan dan panen selanjutnya dilakukan setiap 2-3 bulan
sekali, tergantung jadwal dan program penanaman. Pemanenan dilakukan dengan
cara memotong daun dan ranting dengan menyisakan cabang dan daun setinggi
minimal 15 cm. Pemotongan ranting dapat menumbuhkan tunas baru.

Panen dilakukan pada pagi hari atau sore hari, karena jika pemetikan
dilakukan siang hari maka dikhawatirkan sel-sel daun menjadi kurang elastis dan
mudah sobek.Sebagian besar bagian dari nilam mengandung minyak, seperti akar,
batang, cabang, dan daun.Namun kandungan minyak dalam daun lebih tinggi
daripada cabang, batang, dan akarnya.

Alat yang biasanya digunakan pada saat panen adalah sabit, gunting, atau
pisau yang tajam. Alat harus selalu bersih pada saat proses panen berlangsung.
Pemotongan cabang/ranting tingkat pertama ditinggalkan untuk pertumbuhan
ranting dan daun baru.
9

3.2.2 Pasca Panen

Pascapanen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan setelah


pemanenan.Pada nilam, kegiatan pasca panen terdiri dari penjemuran hasil panen
dan perawatan tanaman.Hasil panen berupa daun basah yang terdiri dari daun,
ranting, dahan dan batang sebaiknya dipotong/dicincang/dirajang sepanjang 10-15
cm. Pemotongan dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan gunting.
Setelah itu, dan dijemur tidak langsung dibawah sinar matahari sekitar 4 jam
kemudian diangin-anginkan dengan ketebalan lapisan maksimal 50 cm ditempat
teduh selama 2-3 hari lapisan daun dibolak balik sebanyak 2-3 kali sehari hingga
diperolehkadar air sebesar rata-rata 15 persen. Kadar air dalam daun nilam ini
harus dipertahankan sampai proses penyulingan berlangsung.

3.3 Deskripsi Proses Penyulingan Nilam

Penyulingan merupakan rangkaian proses dalam aktivitas budidaya


tanaman. Pada umumnya penyulingan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu
penyulingan dengan air, penyulingan dengan uap tidak langsung, dan penyulingan
dengan uap langsung. Proses yang dilakukan oleh perusahaan adalah penyulingan
uap tidak langsung. Sebagian besar penyulingan dengan uap tidak langung
menggunakan kayu bakar untuk memasak ketel uap, namun dalam hal ini bisa
digunakan heater yang membutuhkan tenaga listrik untuk menghasikan panas.
Hasil minyak yang akan diperoleh dari proses penyulingan merupakan uotput
yang akan dijual dan dinila serta dijadikan standar keberhasilan usaha. mutu
minyak nilam serta rendemen yang sesuai kriteria sangat dipengaruhi oleh jenis
mesin dan sistem penyulingan yang digunakan.

Prinsip dasar dari penyulingan dengan uap tidak langsung adalah


penggunaan uap bertekananan tinggi.Tabung pendidih dipisahkan dari tabung
penyulingan.Artinya tabung air tersendiri dan tabung tempat bahan yang disuling
juga tersendiri jumlah tabung badan dapat ditempatkan beberapa buah secara
terpisah, sesuai kapasitas dari ketel uap (boiller) dengan kapasitas ketel tempat
bahan atau daun kering. Dalam hal ini perusahaan masih menggunakan satu
tabung bahan baku (ketel) dengan kapasitas 30 Kg. Metode ini menghasilkan
10

minyak berkualitas dengan rendemen tinggi. Selain itu, proses penyulingan


berjalan relatif lebih cepat yaitu hanya 3 jam. Dalam satu hari proses penyulingan
dilakukan sebanyak empat kali. Dimana dalam satu kali produksi menghasilkan
minyak nilam sebanyak 0,9 Kg.

Mekanisme penyulingan dilakukan dengan memanaskan air dalam tabung


untuk menghasilkan uap yang dilengkapi dengan pipa saluran pengisi air,
indikator volume air, tekanan uap, serta pipa saluran uap yang menuju ketel
suling.Fungsi indikator tekanan uap untuk mengontrol besar kecilnya tekanan uap
yang dihasilkan oleh tabung uap.Tabung uap atau boillerdilengkapi insrumen pipa
pengaman dalam bentuk saluran buang uap yang disertai keran buka-tutup. Pada
suhu 92ᵒC boiller akan menghasilkan uap panas dan tekanan tinggi untuk
mengaliri seluruh bagian daun yang disuling. Uap akan melakukan reaksi dengan
daun yang disuling sehingga unsur minyak pada daun, ranting, dan akar akan ikut
menguap melalui pori-pori dari bahan yang disuling.

Selanjutnya minyak akan terbawa oleh uap air menuju pipa kondensor
yang akan mencair menjadi cairan minyak dan air. Untuk menjaga pemisahan air
dan minyak dalam kondisi baik, maka dibuat pipa kontrol pemisahan sebelum
minyak dan air tersebut menuju penampung terakhir.Oleh karena itu diperlukan
lagi saringan yang lazim digunakan oleh para penyuling.Hasil akhir dari
penyulingan diperoleh minyak nilam yang berkualitas dengam rendemen tinggi.

Gambar 3.1 Proses Penyulingan Minyak Nilam


11

Gambar 3.2 Minyak Nilam

TANAMAN NILAM

PEMETIKAN

DAUN NILAM TANGKI NILAM

PENGECILAN
UKURAN

PELAYUAN DAN
PENGERINGAN

DAUN DAN TANGKAI


NILAM KERING

PENYULINGAN

MINYAK + AIR
NILAM

PEMISAHAN AIR

MINYAK NILAM

Gambar 3.3 Blok Diagram Pembuatan Minyak Nilam


12

Gambar 3.4 Peralatan Penyulingan Minyak Nilam


BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Nilam(pogostemoncablinbenth)adalahsuatutanamansemakyanghidup di
daerah tropis. Kualitas nilam tergantung pada jenis, sifat tanah, iklim dan cara
penanamannya. Proses produksi minyak nilam umumnya menggunakan cara
penyulingan. Minyak nilam tergolong kedalam minyak atsiri dengan
komponen utama patchouli alkohol.Batang, daun dan akar nilam mengandung
minyak ini, minyak nilam berwarna kuning jernih dan memiliki bau yang khas
dan sulit
dihilangkan,karenasifataromanyayangkuatminyaknilambanyakdigunakanpada
industriparfumdankosmetik.

Metode penyulingan minyak nilam yang dilakukan adalah dengan proses


penyulingan uap tidak langsung, dimana prosesnya dilakukan denan penggunaan
uap bertekananan tinggi. Mekanisme penyulingan dilakukan dengan memanaskan
air dalam tabung untuk menghasilkan uap yang dilengkapi dengan pipa saluran
pengisi air, indikator volume air, tekanan uap, serta pipa saluran uap yang menuju
ketel suling.

4.2 Saran
Diharapkan dalam proses pembuatam minyak nilam dapat
memperhitungkan temperatur pengupan air agar minyak yang keluar lebih
banyak.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Gunawan, W, 2009, Kualitas dan Nilai Minyak Atsiri, Implikasi Pada


Pengembangan Turunannya. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dengan
tema: Kimia Bervisi SETS (Science, Environment, Technology, Society) Kontribusi
Bagi Kemajuan Pendidikan dan Industri, diselenggarakan Himpunan Kimia
Indonesia Jawa Tengah, pada tanggal 21 Maret 2009, di Semarang.

2. Nainggolan R, 2002. Pemisahan Komponen Minyak Nilam (Pogostemon


Cablin Benth) dengan Teknik Distilasi Fraksinasi Vakum Penelitian. IPB Bogor.

3. Mamun, 2008. Pemurnian minyak nilam dan minyak daun cengkeh


secara kompleksometri. Jurnal penelitian tanaman industri . Balai penelitian
tanaman obat dan aromatik.
4. Manurung ,T..2010. Ketua Umum Asosiasi Eksportir Minyak Atsiri
Indonesia (The Indonesian Essential Oil Trade Association/Indessota)

5. Muliawati, Rini C, 2009. Penelitian Minyak Atsiri dari Nilam Dengan


Metode Destilasi Air dan Destilasi Air Uap. Institut Teknologi Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai