Gangguan pada otot memiliki banyak gejala yang mudah dikenali, dan merupakan penyakit yang banyak dialami pada kehidupan sehari-hari. Penggunaan otot yang berlebihan dapat menyebabkan cedera otot seperti keletihan otot dan otot tertarik. Keluhan yang ditimbulkan pada penderita gangguan otot dapat mengganggu aktivitas sehari-hari karena otot merupakan bagian penting dari siste pergerakan tubuh yang membuat dapat bergerak dan beraktivitas. Sebagian gangguan otot terbilang ringan dan dapat ditangani dengan mudah, tetapi meskipun seperti itu ada beberapa gangguan otot yang perlu diketahui dan harus diwaspadai tanpa dapat disepelekan (Estuningtyas & Arif, 2009). Salah satu cara untuk menghilangkan rasa nyeri otot akibat gangguan otot adalah dengan menggunakan obat nyeri otot topikal atau penghilang rasa sakit pada bagian kulit yang dapa bereaksi dengan cepat dan menghilangkan raa sakit dengan rangsangan diujung kulit. Penggunaan zat aktif dalam bentuk sediaan, diharapkan dapat mencapai tujuan pengobatan yang lebih efektif aman, mudah, nyaman, dan memberikan efek terapi yang optimal (Tjay & Rahardja,2007). Gel merupakan sediaan yang banyak digunakan masyarakat, selain dengan harga yang ditawarkan lebih murah juga penggunaan yang lebih praktis dengan mengoleskan pada kulit (Voigt, 1994). Gel yang biasa disebut jeli, merupakan semi padat yang terbentuk dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, jika dibiarkan akan menjadi cair dan menjadi cair pada pengocokan (Depkes, 1995).
1.2 Tujuan Praktikum
Pada praktikum ini bertujuan agar dapat membuat bentuk sediaan obat gel sesuai dengan formula dan melakukan evaluasi bentuk sediaan gel. BAB III
METODE
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum adalah cawan porselin, mortir stamper, botol timbang, neraca analitik, gelas beaker, gelas ukur, stopwatch, batang pengaduk, dan penangas air. Bahan yang digunakan pada praktikum adalah piroksikam, tragakan, gliserol, nipagin, dan aqua destilata.
3.2 Cara Pengerjaan
Tahap pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan, kemudian tragakan ditimbang lebih awal dan dipindahkan dalam cawan yang ditambahkan dengan air. Tragakan didiamkan beberapa menit, dipindahkan dalam mortir, dan digerus sampai terbentuk jelling agent. Tahap selanjutnya piroksikam ditimbang dan dimasukan dalam mortir sambil digerus hingga homogen, dan diencerkan dengan sedikit air. Nipagin ditimbang dan dilarutkan dengan air terlebih dahulu, kemudia ditambahkan dalam mortir, digerus sampai homogen. Tahap akhir yaitu glycerol ditimbang dan ditambahkan pada mortir sambil di gerus sampai sediaan menjadi homogen. Sediaan yang sudah homogeny dimasukkan dalam kemasan, dan diberi etiket.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta: Depkes RI. Estuningtyas, A., Arif A. 2009. Farmakologi dan Terapi Obat Lokal Edisi V. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tjay, H. T., Rahadja K. 2007. Obat-obat Penting Edisi VI. Jakarta: Elex Media Kompetindo Kelompok Kompas Gramedia. Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.