Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan pada otot memiliki banyak gejala yang mudah dikenali, dan
merupakan penyakit yang banyak dialami pada kehidupan sehari-hari. Penggunaan
otot yang berlebihan dapat menyebabkan cedera otot seperti keletihan otot dan otot
tertarik. Keluhan yang ditimbulkan pada penderita gangguan otot dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari karena otot merupakan bagian penting dari siste
pergerakan tubuh yang membuat dapat bergerak dan beraktivitas. Sebagian
gangguan otot terbilang ringan dan dapat ditangani dengan mudah, tetapi meskipun
seperti itu ada beberapa gangguan otot yang perlu diketahui dan harus diwaspadai
tanpa dapat disepelekan (Estuningtyas & Arif, 2009).
Salah satu cara untuk menghilangkan rasa nyeri otot akibat gangguan otot
adalah dengan menggunakan obat nyeri otot topikal atau penghilang rasa sakit pada
bagian kulit yang dapa bereaksi dengan cepat dan menghilangkan raa sakit dengan
rangsangan diujung kulit. Penggunaan zat aktif dalam bentuk sediaan, diharapkan
dapat mencapai tujuan pengobatan yang lebih efektif aman, mudah, nyaman, dan
memberikan efek terapi yang optimal (Tjay & Rahardja,2007).
Gel merupakan sediaan yang banyak digunakan masyarakat, selain dengan
harga yang ditawarkan lebih murah juga penggunaan yang lebih praktis dengan
mengoleskan pada kulit (Voigt, 1994). Gel yang biasa disebut jeli, merupakan semi
padat yang terbentuk dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar, jika dibiarkan akan menjadi cair dan menjadi cair
pada pengocokan (Depkes, 1995).

1.2 Tujuan Praktikum


Pada praktikum ini bertujuan agar dapat membuat bentuk sediaan obat gel
sesuai dengan formula dan melakukan evaluasi bentuk sediaan gel.
BAB III

METODE

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum adalah cawan porselin, mortir
stamper, botol timbang, neraca analitik, gelas beaker, gelas ukur, stopwatch, batang
pengaduk, dan penangas air.
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah piroksikam, tragakan,
gliserol, nipagin, dan aqua destilata.

3.2 Cara Pengerjaan


Tahap pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan, kemudian tragakan
ditimbang lebih awal dan dipindahkan dalam cawan yang ditambahkan dengan air.
Tragakan didiamkan beberapa menit, dipindahkan dalam mortir, dan digerus
sampai terbentuk jelling agent. Tahap selanjutnya piroksikam ditimbang dan
dimasukan dalam mortir sambil digerus hingga homogen, dan diencerkan dengan
sedikit air. Nipagin ditimbang dan dilarutkan dengan air terlebih dahulu, kemudia
ditambahkan dalam mortir, digerus sampai homogen. Tahap akhir yaitu glycerol
ditimbang dan ditambahkan pada mortir sambil di gerus sampai sediaan menjadi
homogen. Sediaan yang sudah homogeny dimasukkan dalam kemasan, dan diberi
etiket.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.


Jakarta: Depkes RI.
Estuningtyas, A., Arif A. 2009. Farmakologi dan Terapi Obat Lokal Edisi V.
Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Tjay, H. T., Rahadja K. 2007. Obat-obat Penting Edisi VI. Jakarta: Elex Media
Kompetindo Kelompok Kompas Gramedia.
Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press.

Anda mungkin juga menyukai