Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM PERAGAAN PERALATAN PRODUKSI


ARTIFICIAL LIFT

Disusun oleh :

NAMA : YUSUF MAHENDRA RUSTANTO


NIM : 113170017
PLUG :B

STUDIO PERAGAAN PERALATAN PRODUKSI


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN ”
YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM PERAGAAN PERALATAN PRODUKSI
ARTIFICIAL LIFT

Disusun Oleh :
Nama : YUSUF MAHENDRA RUSTANTO
NIM : 113170017
Plug :B

Disetujui untuk Praktikum Peragaan Peralatan Produksi


Jurusan Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Yogyakarta, 8 November 2019


Asisten Praktikum,

(BIMO WIRAKRESNA P)
113160186
4.3. PEMBAHASAN
Artificial lift adalah metode pengangkatan fluida sumur dengan cara
mengintroduksi tenaga tambahan ke dalam sumur (bukan ke dalam reservoir)
dimana ini diterapkan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak mampu lagi
mendorong fluida ke permukaan atau dengan maksud untuk meningkatkan
produksi. Contoh metode artificial lift yaitu ada gas lift dan dengan penggunaan
pompa. Jenis-jenis pompa yaitu sucker rod pump, electric submergible pump,
progressive cavity pump.
Prinsip kerja pompa sucker rod adalah mengubah gerak rotasi dari prime
mover menjadi gerak naik turun oleh sistem pitmen-crank assembly. Kemudian
gerak naik turun oleh horse head dijadikan gerak lurus naik turun (angguk) untuk
menggerakkan plunger melalui rangkaian rod.
Pada saat up stroke plunger bergerak keatas menyebabkan tekanan di
bawah turun karena tekanan dasar sumur lebih besar dari tekanan dalam pompa,
akibatnya standing valve terbuka dan minyak masuk ke dalam barrel.
Pada saat down stroke, beban fluida yang ada di dalam barrel dan tekanan
yang diakibatkan oleh naiknya plunger. maka standing valve menutup sedangkan
travelling valve pada plunger terbuka akibat tekanan minyak yang tidak di dalam
barrell, selanjutnya pada saat up stroke maksimum minyak akan dipindahkan ke
dalam tubing . Proses ini dilakukan secara berulang-ulang, sehingga minyak dapat
mengalir ke permukaan.
Sucker rod pump digunakan pada saat fluida sumur tidak dapat mengalir,
karena adanya kolom fluida untuk penempatan pompa dan pada sumur yang
vertikal (lurus). Keuntungan penggunaan sucker rod pump adalah lebih efisien
dan dipakai pada sumur dangkal kurang dari 200 meter, peralatan tahan dan tidak
mudah rusak, mudah dilakukan perbaikan di lapangan, fleksible terhadap laju
produksi, jenis fluida dan kecepatannya bisa mudah diatur dan kerja pompa dapat
dianalisa dengan dinamometer dan well sounded device. Sedangkan kerugiannya
adalah peralatan berat dan memerlukan tempat yang luas, transportasi untuk
instalasi sulit dilakukan, tidak baik untuk sumur miring (directional) atau offshore
dan adanya gas dalam sumur produksi dapat menyebabkan gas lock.
Dalam perencanaan sucker rod selalu diusahakan atau dipilih yang ringan,
artinya memenuhi kriteria ekonomis, tetapi dengan syarat tidak mengabaikan
kelebihan pada sucker rod tersebut. Sucker yang dipilih dari permukaan, sampai
unit pompa di dasar sumur (plunger) tidak perlu sama diameternya, tetapi dapat
dilakukan kombinasi dari beberapa type dan ukuran rod. Sucker string yang
merupakan kombinasi dari beberapa type dan ukuran tersebut disebut sebagai
Tappered Rod String.
Pompa centrifugal (ESP) adalah pompa bertingkat (stage) dengan
porosnya dihubungkan dengan motor penggerak dimana setiap tingkat
mempunyai impeller, bagian berputar yang fungsinya memberikan kecepatan
terhadap cairan yang dipompakan dan diffuser adalah bagian yang diam berfungsi
mengubah tenaga yang berupa kecepatan tinggi menjadi kecepatan rendah tetapi
memiliki tenaga tinggi. Motor penggerak menggunakan tenaga listrik yang
disuplai dari permukaan dengan kabel dan sumbernya diambil dari power plant
lapangan. Pompa ESP secara keseluruhan dari pompa dan motornya
ditenggelamkan ke dalam cairan. ESP umumnya dipakai pada pemboran lepas
pantai sumur-sumur miring, laju produksi besar, GOR rendah, viscositas tinggi
dan dapat dipakai untuk injeksi air dengan syarat impeller tinggi. Keuntungan dari
pompa ini adalah PI yang dihasilkan besar sekitar 200 bbl/day, pengaruh
kemiringan lubang dapat minimum, membutuhkan ruang penempatan yang tidak
luas, serta dapat memisahkan gas yang mungkin mengganggu proses pengisapan.
Sedangkan kendalanya adalah pada biaya pemasangan pertama relatif lebih
mahal, kurang baik digunakan pada sumur yang memiliki masalah kepasiran, gas
oil ratio yang tinggi dan dipengaruhi oleh diameter casing.
Prinsip kerja ESP adalah berdasarkan pada prinsip kerja pompa sentrifugal
dengan sumbu putarnya tegak lurus. Pompa sentrifugal adalah motor hidrolis yang
menghasilkan tenaga hidrolis dengan cara memutar cairan yang melalui impeller
pompa. Berdasarkan pada prinsip kerja pompa sentrifugal dengan sumbu putarnya
tegak lurus dimana pompa sentrifugal dihubungkan langsung dengan motor
penggerak menggunakan tenaga listrik dari power plant, dimana tenaga listrik
untuk pompa disuplai dari switch board dan transformator di permukaan dengan
perantara kabel listrik yang di-clamp pada tubing dengan jarak 15 hingga 20 ft.
Motor hidrolik memutar cairan yang melalui impeller pompa, cairan masuk ke
dalam impeller pompa menuju poros pompa, dikumpulkan oleh diffuser kemudian
akan dilempar ke luar. Oleh impeller tenaga mekanis motor dirubah menjadi
tenaga hidrolik. Impeller terdiri dari dua piringan yang didalamnya terdapat sudu-
sudu, pada saat impeller diputar dengan kecepatan sudut, cairan dalam impeller
dilemparkan keluar dengan tenaga potensial dan kinetik tertentu. Cairan yang
ditampung dalam rumah pompa kemudian dievaluasikan melalui diffuser,
sebagian tenaga kinetik dirubah menjadi tenaga potensial berupa tekanan. Karena
cairan dilempar ke luar maka terjadi proses penghisapan.
Gas lift adalah suatu metode artificial lift dengan prinsip penurunkan
densitas fluida dengan menginjeksikan gas kedalam lubang sumur dengan tekanan
tertentu sampai fluida bisa terangkat ke permukaan sehingga diharapkan dapat
meningkatkan mobilitas fluida. Gas lift ada dua macam yaitu continous gas lift
dan intermitten gas lift. Continous gas lift digunakan apabila PI besar lebih dari
0,5 dan Static Bottom Hole Pressure (SBHP)= 70% sedangkan intermitten gas lift
digunakan bila PI kecil dan SBHP kecil kurang dari 40%. Peralatan gas lift untuk
menunjang sistem pengangkatan minyak dengan menggunakan metode injeksi gas
ke dalam sumur terdiri atas dua kelompok besar, yaitu peralatan di atas
permukaan (wellhead gas lift, station compresor gas, stasiun distribusi dan alat-
alat kontrol) dan peralatan bawah permukaan (kamar akumulasi, pinhole collar
dan valve gas lift). Karena dalam metode gas lift membutuhkan persediaan gas
yang cukup, maka metode ini dipakai apabila dalam suatu produksi terdapat
produksi gas yang memadai dimana meliputi jumlah yang cukup dan ekonomis
sehingga dapat digunakan untuk gas lift.
Pertama adalah Operating Valve mempunyai fungsi digunakan
untuk menginjeksikan gas ke dalam tubing pada gas lift minyak dapat
diproduksikan. Dan mekanisme dari Operating Valve-nya sendiri adalah Katup ini
selalu tebuka sehingga injeksi gas akan terjadi secara continous melewati katup
ini. Gas injeksi akan masuk ke dalam dome, sehingga stem dan port akan
terangkat ke atas dan sprend akan terbuka sehingga gas dapat masuk ke dalam
tubing. Kedua Gas lift Mandrel fungsinya Sebagai tempat memasang valve Gas
lift, pada dinding tubing, mekanismenya alat ini sudah di setting di permukaan
sebelum metode Gas lift dilaksanakan, saat gas lift diterapkan pada mandrel ini
akan ditempatkan valve gas lift. Valve gas lift dipasang melalui wireline.Karena
dalam metode gas lift membutuhkan persediaan gas yang cukup, maka metode ini
dipakai apabila dalam suatu produksi terdapat produksi gas yang memadai dimana
meliputi jumlah yang cukup dan ekonomis sehingga dapat digunakan untuk gas
lift.
PCP merupakan salah satu alat yang digunakan untuk melakukan lifting
minyak dari sumur-sumur produksi. Progressive Cavity Pump (PCP) adalah salah
satu alat yang digunakan dalam metoda artificial lift. PCP sangat baik
diaplikasikan pada sumur yang mengandung pasir, mampu mengatasi problem
minyak parafin dan tidak menyebabkan gas lock pada sumur produksi.
Progressive Cavity Pump (PCP) merupakan jenis pompa putar (Rotary Pump)
yang terdiri dari dua komponen utama yaitu Rotor dan Stator.
Rotor yang berbentuk ulir bergerak berputar dan digerakan oleh prime
mover (penggerak mula) melalui sucker rod yang dihubungkan ke drive head.
Stator adalah bagian yang diam dari pompa dan dirangkai menjadi satu dengan
rangkaian tubing. Penggerak mula yang umum digunakan adalah electric motor
yang dihubungkan ke drive assembly melalui perantaraan V-belt. Electric motor
ini dirangkai menjadi satu komponen utama dipermukaan bersama drive head
assembly dan dipasang di atas well head. Untuk meneruskan putaran dari motor
penggeraknya digunakan V-belt yang memutar drive shaft yang memutar rotor
melalui rangkaian sucker rod.Back stop break assembly atau Anti back spin
digunakan sebagai alat pengaman bila terjadi torsi putaran balik
Dari beberapa metode artificial lift yang ada, pemilihan metode yang tepat
yaitu berdasarkan kriteria sumur dan standar dari berbagai perusahaan.
Berdasarkan kriteria sumur ada beberapa yang harus diperhatikan yaitu
produktivitas sumur tersebut bahwa harus lebih besar dari 2000-10.000 STB/hari
jika menggunakan ESP, pompa hydraulic, dan gas lift. Kemudian tekanan
reservoirnya harus sebanding dengan tinggi kolom cairan dalam tubing.
Kedalaman sumurnya pula harus menunjukkan temperature dasar sumur serta
energi yang diperlukan untuk pengangkatan batuan. Pada kedalaman 10.000-
12.000 ft dapat menggunakan pompa angguk, pompa hydraulic, dan gas lift.
Kemiringan sumurnya jika kemiringan besar maka pompa angguk tidak dapat
digunakan. Penggunaan gas lift sangat sesuai karena tida banyak peralatan yang
dipakai di dalam sumur. Viskositas cairan pada berbagai sumur, untuk cairan
yang berviskositas tinggi jenis metode gas lift sangat sesuai digunakan.
Sedangkan metode pemilihan dari standard berbagai perusahaan adalah memiliki
standart berbeda-beda setiap perusahaannya.
Hasil observasi pada studio Peragaan Peralatan Produksi minggu kedua
meliputi pengukuran dari alat-alat pada metode sembur buatan. Alat yang pertama
yaitu Side Pocket Mandrel yang merupakan tempat dudukan valve pada gas lift,
memiliki inner diameter 4,3 inch dan outter diameter 3,8 inch. Alat yang kedua
yaitu Gas lift Valve yang terdiri dari unloading valve dan operating valve.
Spesifikasi dari inner diameter valve 1,25 inch, outter diameter valve 1,5 inch,
dan panjangnya 15,25 inch. Alat yang ketiga yaitu Rod Pump (Plunger Assembly)
yang berfungsi sebagai penghisap fluida produksi dari formasi agar masuk
kedalam barrel yang kemudian diangkat ke permukaan melalui tubing. Spesifikasi
plunger tersebut ialah inner diameter 7/8 inch, outter diameter 2 3/8 inch, dan
panjangnya 12 2/3 inch. Alat keempat ialah Rotor pada Progressive Cavity Pump
(PCP) yang berbentuk ulir bergerak berputar yang digerakan oleh motor, memiliki
panjang 190 inch.
4.4. KESIMPULAN
1. Artificial lift adalah metode pengangkatan fluida sumur dengan cara
mengintroduksi tenaga tambahan ke dalam sumur (bukan ke dalam
reservoir) dimana ini diterapkan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak
mampu lagi mendorong fluida ke permukaan atau dengan maksud untuk
meningkatkan produksi.
2. Prinsip kerja pompa sucker rod adalah mengubah gerak rotasi dari prime
mover menjadi gerak naik turun oleh sistem pitmen-crank assembly. Pada
saat up stroke plunger bergerak keatas menyebabkan tekanan di bawah
turun karena tekanan dasar sumur lebih besar dari tekanan dalam pompa,
akibatnya standing valve terbuka dan minyak masuk ke dalam barrel. Pada
saat down stroke, beban fluida yang ada di dalam barrel dan tekanan yang
diakibatkan oleh naiknya plunger. maka standing valve menutup
sedangkan travelling valve pada plunger terbuka akibat tekanan minyak
yang tidak di dalam barrell.
3. Pompa centrifugal (ESP) adalah pompa bertingkat (stage) dengan
porosnya dihubungkan dengan motor penggerak dimana setiap tingkat
mempunyai impeller.
4. Gas lift adalah suatu metode artificial lift dengan prinsip penurunkan
densitas fluida dengan menginjeksikan gas kedalam lubang sumur dengan
tekanan tertentu sampai fluida bisa terangkat ke permukaan sehingga
diharapkan dapat meningkatkan mobilitas fluida. Gas lift ada dua macam
yaitu continous gas lift dan intermitten gas lift. Continous gas lift
digunakan apabila PI besar lebih dari 0,5 dan Static Bottom Hole Pressure
(SBHP)= 70% sedangkan intermitten gas lift digunakan bila PI kecil dan
SBHP kecil kurang dari 40%.
5. Progressive Cavity Pump (PCP) adalah salah satu alat yang digunakan
dalam metoda artificial lift. PCP sangat baik diaplikasikan pada sumur
yang mengandung pasir, mampu mengatasi problem minyak parafin dan
tidak menyebabkan gas lock pada sumur produksi.

Anda mungkin juga menyukai