Anda di halaman 1dari 3

2.2.

3 Vaksinasi (ND dan IBD)

Vaksinasi adalah suatu tindakan dimana hewan dengan sengaja diberi agen

penyakit (antigen) yang telah dilemahkan dengan tujuan untuk merangsang

pembentukan daya tahan atau tanggap kebal tubuh terhadap suatu penyakit tertentu

dan aman sehingga tidak menimbulkan penyakit (Akoso, 1998). Menurut Fadilah

(2005) vaksinasi yaitu memasukan agen penyakit yang telah dilemahkan kedalam

tubuh ayam kemudian antibodi di dalam darah ayam meningkat sesuai dengan agen
yang dimasukan, diharapkan ayam memiliki kekebalan tubuh yang kuat untuk

melawan penyakit. Bila diberikan pada ternak, tidak akan menimbulakan penyakit, tapi

merangsang kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi yang sesuai dengan


mikroorganisme (Yuwono, 1992).

Vaksin merupakan mikroorganisme bibit penyakit yang telah dilemahkan

virulensinya atau dimatikan dan bila diberikan pada ternak tidak menimbulkan

penyakit melainkan dapat merangsang pembentukan zat kebal yang sesuai dengan jenis

vaksinnya. Vaksinasi harus dilakukan sesuai dengan jenis unggas, umur unggas, dan

petunjuk yang direkomendasikan untuk pemberian vaksin pada unggas, serta

mengetahui jenis vaksin yang akan di berikan ke unggas (Mulyantini, 2010). Fungsi

pemberian vaksin bertujuan untuk mencegah dan mempercepat pertumbuhan ayam,

vaksin dapat mencegah pertumbuhan makhluk lain di dalam tubuh ayam. Santoso dan

Sudaryani (2009) mengelompokkan vaksin menjadi dua jenis yaitu, vaksinaktif dan

vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah vaksin yang berisi virus hidup, namunvirus tersebut

telah dilemahkan. Setelah tiga hari penggunaan vaksin ini,kekebalan tubuh ayam

broiler dapat ditingkatkan. Vaksin inaktif adalah vaksinyang berisi virus yang
dilemahkan dan dicampur dalam emulsi minyak dan bahan stabilisator, untuk
memperoleh tingkat kekebalan tubuh yang lebih lama dan stabil.

Pada anak ayam, aplikasi vaksinasi biasanya dengan cara tetes mata atau tetes

hidung, dan pemberiannya melalui injeksi bila vaksin yang digunakan inaktif.

Vaksinasi melalui air minum tidak efektif dilakukan karena anak ayam umur 1-4 hari

minumnya sedikit dan tidak teratur. Pada ayam dewasa, aplikasi vaksinasi biasanya
dengan tetes mata, tetes hidung, air minum, dan injeksi. Pada pelaksanaan praktikum

vaksinasi dilakukan dengan cara tetes mata dengan pelarut methylene blue. Dalam

pelaksanaan vaksinasi ayam, ada beberapa teknik atau cara yang umum dilakukan

antara lain vaksinasi melalui tetes mata, tetes hidung atau mulut, dan suntikan.

Pelaksanaan vaksinasi melalui tetes mata, hidung, dan mulut biasanya untuk ayam yang

berumur di bawah satu minggu dengan maksud untuk mencegah netralisasi vaksin oleh

antibodi maternal (bawaan dari induk). Cara ini cukup memakan waktu dan tenaga

karena dilakukan per ekor ayam, tetapi kelebihannya sangat efektif karena dosis tepat

dan merata untuk setiap ayam (Office International Epizootic, 2002). Menurut Tizard

(1988), langkah-langkah pelaksaaan vaksinasi pertala masukan pelarut ke dalam botol

vaksin setengahnya, kemudian kocok sampai tercampur rata, usahakan jangan sampai

berbuih, kemudian campuran larutan diluent dan vaksin yang sudah rata pada botol

tersebut dimasukkan lagi ke dalam botol pelarut dan kocok lagi perlahan agar

tercampur rata, terakhir teteskan vaksin satu persatu pada ayam melalui mata atau
hidung atau mulut, jangan tergesa-gesa tunggu sampai betul-betul masuk.
Pemberian vaksin ND dilakukan saat ayam berumur 7 hari. Vaksin ND dapat

berasal dari virus tipe lentogenik, mesogenik, maupun velogenik. Tipe lentogenik

merupakan strain virus ND yang virulensi dan mortalitasnya rendah yaitu strain B1

(Hitcher), strain La Sota, dan strain F (FAO, 2004). Strain F memiliki tingkat virulensi

paling rendah dibandingkan engan strainlain pada tipe lentogenik. Vaksin dengan strain
ini paling efektif dilakukan secara individu.

Sementara pemberian vaksin IBD dilakukan saat ayam berumur 14 hari. Tipe

vaksin IBD intermediate paling umum digunakan. Vaksin ini dapat menstimulasi ayam

pedaging dalam memproduksi antibodi lebih awal dari pada tipe vaksin mild, tanpa

menyebabkan kerusakan bursa Fabricius seperti pada tipe vaksin virulen (OIE, 2008).

Waktu vaksinasi tergantung pada titer antibodi maternal pada anak ayam. Titer antibodi

maternal yang tinggi akan menetralisasi virus yang berasal dari vaksin. Jadi hanya

sedikit respon kekebalan aktif yang akan dihasilkan, sehingga ayam akan mudah

terinfeksi penyakit karena antibodi menurun, dan vaksinasi kemungkinan menjadi


tidak efektif jika ayam terkontaminasi dengan virus IBD lapang yang lebih virulen.

Anda mungkin juga menyukai