Materi Pembelajaran
1. Sistem Pemerintahan Parlementer dan Sistem Pemerintahan Presidensial
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah, dalam Kamus
Bahasa Indonesia, kata-kata itu berarti:
a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatu
b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau negara
c. Pemerintahan adalah perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah
Dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan-
badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu negara dalam rangka mencapai tujuan
penyelenggaraan negara.
Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan
eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara.
Sistem pemerintahan adalah susunan yang teratur dari prinsip-prinsip yang melandasi berbagai
kegiatan atau hubungan kerja antara legislatif, eksekutif, dan judikatif dalam menyelenggarakan
pemerintahan suatu negara.
Kekuasaan dalam suatu negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
a. Kekuasaan Eksekutif berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan
menjalankan pemerintahan
b. Kekuasaan Legislatif berarti kekuasaan membentuk undang-undang
c. Kekuasaan Yudikatif berarti kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang.
Pengertian bentuk negara, bentuk kenegaraan, bentuk pemerintah, dan bentuk pemerintahan
Negara Kesatuan adalah negara yang bersusunan tunggal, artinya negara yang tidak tersusun dari
beberapa negara, melainkan hanya terdiri atas satu negara. Hanya ada satu pemerintah, yaitu
pemerintah pusat yang mempunyai kekuasaan tertinggi di negara itu.
Ada dua cara/sistem negara kesatuan, yaitu:
a. Sentralisasi, artinya semua hal dan urusan diatur oleh pemerintah pusat. Daerah tidak memiliki
wewenang untuk mengatur sendiri hal yang menjadi urusan pemerintahan
b. Desentralisasi, artinya penyerahan urusan dari pemerintah pusat atau daerah di atasnya pada
daerah otonom sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah otonom. Setiap daerah otonom
memiliki pemerintah daerah yang berhak dan berwenang mengurus sendiri urusan pemerintahan.
Contoh, Indonesia merupakan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi
Negara Serikat/Negara Federasi/Negara Federalis adalah negara yang bersusun jamak atau
terdiri dari negara-negara bagian. Artinya, negara tersusun dari beberapa negara yang semula telah
berdiri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Dalam negara federasi terdapat:
a. Dua macam negara: Negara bagian dan Negara federasi atau gabungan
b. Dua macam pemerintah: Pemerintah negara bagian dan Pemerintah negara federasi
c. Dua macam UUD: UUD negara bagian dan UUD negara federasi
d. Dua macam urusan: Urusan negara bagian dan urusan bersama yang diurus oleh negara federasi
e. Negara dalam negara: Negara bagian itu berada di dalam negara federasi
Urusan bersama yang diurus negara federasi adalah urusan-rusan pokok yang menentukan hidup
matinya negara federasi, misalnya masalah pertahanan, hubungan luar negeri, dan keuangan.
Contoh negara federasi adalah Amerika Serikat, Australia, Malaysia.
Serikat Negara/Perserikatan Negara/Konfederasi, merupakan gabungan atau perserikatan dari
beberapa negara berdaulat baik ke dalam maupun ke luar. Konfederasi terbentuk untuk maksud
tertentu, misalnya hubungan luar negeri atau masalah pertahanan. Negara yang tergabung dalam
konfederasi tetapsebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Konfederasi bukan negara
dalam pengertian hukum internasional, karena masing-masing negara tetap merupakan subyek
hukum internasional.
Bentuk-bentuk Kenegaraan
Bentuk-bentuk kenegaraan terdiri dari:
a. Koloni, merupakan wilayah jajahan. Wilayah negara tersebut sepenuhnya berada di bawah negara
lain secara internasional. Negara koloni adalah negara yang tidak berdaulat, sedang yang berdaulat
adalah negara yang menjajahnya. Negara koloni terakhir adalah Republik Palay yang merdeka
pada tahun ...
b. Perwalian, adalah wilayah yang diurus oleh beberapa negara atau negara lain di bawah Dewan
Perwalian PBB, dengan tujuan agar wilayah itu dapat mempersiapkan diri menuju pemerintahan
sendiri dan kemerdekaan sepenuhnya.
c. Dominion, merupakan negara yang tergabung dalam The British Commonwealth of Nations
atau Negara Persemakmuran Inggris. Dominion adalah negara yang sebelumnya merupakan
jajahan Inggris. Tujuan dominion adalah untuk mempererat persahabatan, kerjasama, dan
mencapai kemakmuran negara-negara anggotanya. Anggota Dominion meliputi Australia,
Kanada, Selandia Baru, Malaysia, dan Afrika Selatan.
d. Protektorat, adalah negara yang berada di bawah perlindungan negara lain yang lebih kuat.
Contoh, Hongkong merupakan protektorat Inggris sebelum diserahkan kembali kepada Cina.
e. Uni, bentuk uni terjadi apabila dua negara/lebih yang berdaulat mempunyai seorang kepala negara
yang sama dengan tujuan untuk menciptakan persatuan di antara negara-negara tersebut. Ada dua
macam uni:
i. Uni Riil atau Uni Nyata
1. Bila kedua negara memiliki alat kelengkapan negara yang sama yang telah ditentukan terlebih
dulu.
2. Mengakui adanya satu kepala negara
3. Contoh: Uni Indonesia-Belanda 1949 dengan Ratu Yuliana (Belanda) sebagai kepala negara
ii. Uni Personil
1. Bila kedua negara mempunyai seorang raja yang sekaligus sebagai kepala negara, namun urusan
pemerintahan tetap berada pada masing-masing negara tersebut.
2. Contoh: Uni Belanda-Luxemburg (1839-1890), Uni Swedia-Norwegia (1814-1905), Uni Inggris-
Hanover (1714-1837)
f. Mandat, adalah bekas negara jajahan dari negara yang kalah sewaktu Perang Dunia I. Wilayah
negara yang kalah diletakkan di bawah perlindungan negara yang menang perang serta diawasi
oleh Dewan Mandat LBB. Tugas negara pemegang mandat adalah menyelenggarakan
pemerintahan dan mempersiapkan wilayah negara itu menuju pemerintah sendiri. Contoh,
Kamerun bekas jajahan Jerman dijadikan mandat oleh Perancis.
Bentuk Pemerintah adalah pengelompokan negara berdasarkan cara pengisian jabatan kepala
negaranya.
Ada dua bentuk pemerintah, yaitu:
a. Kerajaan/Monarki, adalah negara yang jabatan kepala negaranya diisi melalui sistem pewarisan.
Contoh Jepang, Thailand, dan Inggris.
b. Republik, adalah negara yang kepala negaranya diisi melalui cara-cara di luar sistem pewarisan,
misalnya melalui proses pemilu langsung oleh rakyat. Contoh Indonesia, Amerika Serikat.
Bentuk Pemerintahan adalah pengelompokan negara berdasarkan letak kekuasaan tertinggi
dalam suatu negara.
Bentuk Pemerintahan Secara Tradisional dibedakan menjadi:
a. Monarki adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertinggi berada di tangan seorang
penguasa tunggal, yaitu raja/ratu/kaisar/sultan.
b. Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya berada di tangan satu
lembaga kecil yang terdiri atas sekelompok orang/elit yang memiliki hak istimewa.
c. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya berada di tangan
semua warga negara.
b. Presiden adalah kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan (eksekutif) adalah perdana
menteri yang berasal dari partai politik yang mempunyai suara mayoritas di Parlemen. Kepala
negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri,
sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara
monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol
kedaulatan dan keutuhan negara.
c. Kepala Negara/Presiden atas saran pemerintah, yaitu Perdana Menteri dapat membubarkan
parlemen. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas
saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum
lagi untuk membentuk parlemen baru.
d. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih langsung
oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan
perwakilan dan lembaga legislatif.
e. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemiihan
umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi
mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.
f. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin
kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam
sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.
1. Badan eksekutif terdiri dari seorang presiden sebagai kepala negara dan menteri-menteri
yang dipimpin oleh seorang perdana menteri (cabinet government)
2. Presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun oleh anggota-anggota badan legislatif
baik di pusat maupun di negara-negara bagian.
3. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, sangat mirip dengan Inggris dengan model
Cabinet Government.
4. Pemerintah dapat menyatakan “keadaan darurat” dan pembatasan-pembatasan kegiatan
bagi para pelaku politik dan kegiatan media masa agar tidak mengganggu usaha
pembangunannya. Presiden sebagai kepala negara.
Sistem Pemerintahan yang Digunakan oleh Negara Indonesia dalam Berbagai UUD/Konstitusi
Sejak meraih kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah menggunakan
konstitusi yang berbeda hingga sekarang, yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950,
serta UUD 1945 setelah perubahan. Seiring dengan penerapan konstitusi-konstitusi tersebut,
Indonesia juga menerapkan sistem-sistem pemerintahan yang berbeda-beda pula. Bahkan
berdasarkan satu konstitusi yang sama, yaitu UUD 1945, Indonesia pernah menerapkan dua
macam sistem pemerintahan tanpa mengubah teks asli UUD 1945, yaitu pada tahun 1945 hingga
tahun 1948 menerapkan sistem pemerintahan parlementer dan pada tahun 1948 hingga 1949
menerapkan sistem pemerintahan presidensial yang dipimpin oleh Wakil Presiden Moh. Hatta.
Dalam tabel berikut, secara sederhana dapat kita lihat periode pelaksanaan dan
perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia.
No Periode Jenis Bentuk Bentuk Sistem Pemerintahan
Konstitusi Negara Pemerintahan
(UUD)
1. 18 Agt
1945 –
27 Des
1949
a. 18 Agt UUD 1945 Kesatuan Republik Kabinet Presidensial
1945 – 14
Nop1945
b. 14 UUD 1945 Kesatuan Republik Kabinet Parlementer
Nop1945 –
27 Des
1949
2. 27 Des UUD RIS Serikat/Federal Uni Republik Kabinet Parlementer
1949 – 17 1949
Agt 1950
3. 17 Agt UUDS 1950 Kesatuan Republik Kabinet Parlementer
1950 –
5 Juli 1959
4. 5 Juli 1959
– Sekarang
a. Orde UUD 1945 Kabinet Presidensial
Lama 5 Juli (DemokrasiTerpimpin)
1959 – 11
Maret 1966
b. Orde Kabinet Presidensial
Baru 11 (Demokrasi Pancasila)
Maret 1966
– 21 Mei
1998
c. Orde UUD 1945 Kabinet Presidensial
Reformasi empat kali
21 Mei amandemen:
1998 - 1999, 2000,
Sekarang 2001, 2002.
1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi
dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun. Presiden dan wakil presiden dipilih secara
langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet atau memteri-menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota DPR dan anggota DPD merupakan anggota
MPR. DPR terdiri atas para wakil rakyat yang dipilih melalui pemilu dengan sistem
proporsional terbuka. Anggota DPD adalah wakil dari masing-masing propinsi yang
berjumlah empat orang tiap propinsi. Anggota DPD dipilih oleh rakyat melalui pemilu
dengan sistem perwakilan banyak. Selain lembaga DPR dan DPD, terdapat DPRD propinsi
dan DPRD kabupaten/kota yang anggotanya jugadipilih melalui pemilu. DPR memiliki
kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan atau memiliki
fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada
di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi (pasal 24 ayat 2 ***)
Sistem pemerintahan negara Indonesia menurut UUD 1945 yang diamandemen pada
dasarnya masih menganut sistem presidensial. Hal ini dibuktikan bahwa Presiden Indonesia adalah
kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden juga berada di luar pengawasan
langsung DPR dan tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Tapi, sistem pemerintahan ini juga
mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk
menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial.
Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai
berikut.
1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR (pasal 7A***).
Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
2. Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.
Seperti mengangkat duta dan menerima duta negara lain (pasal 13 ayat 1* dan ayat 2*).
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari
DPR. Seperti membuat dan menetapkan undang-undang (pasal 20 ayat 2*), dalam
menyatakan perang, membuat pardamaian dan perjanjian dengan negara lain (pasal 11 ayat
1****), dalam memberi amnesti dan abolisi (pasal 14 ayat 2*)
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang (pasal
20 ayat 5**, pasal 21*) dan hak budget /anggaran (pasal 23***).
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Hal itu diperuntukkan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut,
antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks and balance,
dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan
fungsi anggaran.
Setelah perubahan UUD 1945 yang dilakukan sebanyak 4 (empat) kali (termasuk
dihapusnya Penjelasan UUD 1945), terdapat perubahan yang cukup berarti yang mempengaruhi
sistem pemerintahan di Indonesia. Dalam perubahan ketiga UUD 1945, Presiden dan Wakil
Presiden tidak lagi dipilih oleh MPR, melainkan dipilih secara langsung secara berpasangan oleh
rakyat. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang sebelumnya diatur dalam pasal 6 ayat (2)
yang berbunyi “Presiden dan Wakil Presiden dipilih olah Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan
suara terbanyak”, sekarang diatur dalam pasal 6A yang berbunyi “ Presiden dan Wakil Presiden
dipilih dalam satu berpasangan secara langsung oleh rakyat”. Tentu saja perubahan ini juga
berimplikasi pada kewenangan MPR yang sebelumnya berwenang memilih Presiden dan Wakil
Presiden, kini tidak.
Dengan adanya perubahan ini, Presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR dan
MPR tidak memiliki kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban Presiden apalagi
menjatuhkan Presiden. Apalagi perubahan ini diikuti dengan perubahan mengenai pemberhentian
Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya, seperti yang disebutkan dalam pasal 7A
UUD 1945 setelah perubahan yaitu:
“Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat atau usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden”
Dari pasal di atas, Presiden tidak dapat lagi diberhentikan dalam masa jabatannya akibat
melanggar haluan negara. Lagi pula, Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang semula
ditetapkan oleh MPR kini tidak dikenal lagi keberadaannya dalam UUD 1945 setelah perubahan.
Presiden dan Wakil Presiden hanya dapat diberhentikan jika telah melakukan pelanggaran hukum
seperti di atas dengan prosedur tertentu. Prosedur tersebut mengingatkan kita pada impeachment
di Amerika Serikat. Akan tetapi, pelanggaran hukum yang menjadi sebab diberhentikannya
Presiden di Amerika Serikat dan Indonesia agak berbeda. Di Amerika Serikat, tuntutan
impeachment yaitu jika Presiden melakukan korupsi, penyuapan, kejahatan berat lainnya serta
pengkhianatan negara, sedangkan di Indonesia, selain korupsi, penyuapan, kejahatan berat lainnya
serta pengkhianatan terhadap negara, terdapat dua jenis sebab lagi yang dapat dijadikan alasan
pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden, yaitu perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/ atau Wakil Presiden.
Dipilihnya Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat serta kedudukan
Presiden yang tidak dapat dijatuhkan oleh MPR kecuali seperti diatur dalam pasal 7A,
menghilangkan segi-segi parlementer dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Seperti yang dikatakan oleh Bagir Manan bahwa:
“….sistem (pemerintahan) Indonesia secara hakiki adalah sistem presidensiil bukan dimaksudkan
sebagai suatu bentuk campuran. Karena di masa depan Presiden di satu pihak dipilih langsung,
dan di pihak lain tidak bertanggung jawab kepada MPR, maka sistem presidensil menjadi lebih
murni (tidak ada lagi unsur campuran).
Artinya setelah perubahan UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia merupakan sistem
pemerintahan presidensial, karena tidak ada lagi ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer yang
melekat.
Sistem pemerintahan negara-negara di dunia ini berbeda-beda sesuai dengan keinginan dari
negara yang bersangkutan dan disesuaikan dengan keadaan bangsa dan negaranya. Sebagaimana
dikemukakan sebelumnya, sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan parlementer
merupakan dua model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh banyak negara. Amerika
Serikat dan Inggris masing-masing dianggap pelopor dari sistem pemerintahan presidensial dan
sistem pemerintahan parlementer. Dari dua model tersebut, kemudian dicontoh oleh negara-negara
lainnya.
Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial: Amerika Serikat,
Filipina, Brasil, Mesir, dan Argentina. Dan contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan
parlemen: Inggris, India, Malaysia, Jepang, dan Australia.
Meskipun sama-sama menggunakan sistem presidensial atau parlementer, terdapat variasi-variasi
disesuaikan dengan perkembangan ketatanegaraan negara yang bersangkutan.
Misalnya, Indonesia yang menganut sistem pemerintahan presidensial tidak akan sama
persis dengan sistem pemerintahan presidensial yang berjalan di Amerika Serikat. UUD 1945 dan
Konstitusi RIS 1949 di Indonesia UUD disusun oleh para pemimpin bangsa Indonesia sendiri.
Jadi, awal dirancang menggunakan sistem presidensial. Beberapa anggota BPUPKI menggunakan
Konstitusi Amerika Serikat sebagai rujukan dalam membahas rancangan Hukum Dasar. Konstitusi
RIS 1949 disusun melalui KMB yang berlangsung di Den Haag, Belanda dan melibatkan utusan
Pemerintah Belanda. Karena itu, Indonesia pun menggunakan sistem pemerintahan parlementer
seperti yang digunakan oleh negara Belanda.
Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini pernah berada dalam
kekuasaan Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat bahkan juga memfasilitasi penyusunan
konstitusi Filipina menjelang kemerdekaan negara ini. Negara-negara lain seperti Kolombia,
Kostarika, Meksiko, dan Venezuela juga menggunakan sistem pemerintahan presidensial, dengan
sistem pemerintahan Amerika Serikat sebagai modelnya.
Bahkan, negara-negara tertentu memakai sistem campuran antara presidensial dan
parlementer (mixed parliamentary presidential system). Contohnya, negara Prancis sekarang ini.
Negara tersebut memiliki presiden sebagai kepala negara yang memiliki kekuasaan besar, tetapi
juga terdapat perdana menteri yang diangkat oleh presiden untuk menjalankan pemerintahan
sehari-hari.
Berikut ini tabel mengenai pengaruh suatu sistem pemerintahan yang dianut suatu negara
terhadap negara lain:
Faktor Sejarah
No Negara Negara Dalam Hubungan Sejarah Sistem
Induk Pemerintahan
Faktor Ideologi
Faktor ideologi (fasisme, individualisme dan sosialisme/ komunisme), dapat berpengaruh terhadap
pemerintahan suatu negara. Pasca perang dunia kedua, fasisme hancur dan muncul perseteruan
ideologi besar untuk memperebutkan pengaruhnya.
No Negara Dalam Hubungan Ideologi Sistem Pemerintahan
Induk
1 Amerika Inggris, Perancis, Italia, Kanada, Presidensial atau Parlementer
Serikat Australia, Jerman, Korea Selatan, dengan lebih satu partai
(Liberal) dll.
2 Uni Soviet Albania, Rumania, Cekoslo-vakia, Presidential hanya dengan satu
(Komunis) Bulgaria, Ukraina, Rusia, RRC, partai tunggal komunis.
Kuba, Korea Utara, Vietnam, dll.
Hal-hal yang harus dilakukan warga negara sebagai sikap peduli terhadap penyelenggaraan
negara
5 komentar:
1.
Balas
2.
Terimakasih,,
panjang dan rinci sekali
Balas
3.
Terimakasih ^^
Balas
4.
5.
Balas
Pengikut
Arsip Blog
► 2014 (1)
▼ 2013 (7)
o ▼ Januari (7)
Materi PKn Kelas XII Semester 2 Bab 2 Globalisasi
Materi PKn Kelas XII Semester 1 Bab 1 Pancasila se...
Materi PKn Kelas XII Semester 1 Bab 1 Pancasila se...
Materi Pelajaran PKn Kelas XI Semester 1 Bab 3 Ket...
MATERI KELAS XI SEMESTER 1 BAB 2 BUDAYA DEMOKRASI ...
Materi PKn Kelas XII Semester 1 Bab 2 Sistem Pemer...
Materi PKn Kelas XII Semester 1 Bab 2 Sistem Pemer...
► 2012 (10)
► 2011 (6)
Mengenai Saya
It Is My Mind
Suka detail
Lihat profil lengkapku
Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.