Anda di halaman 1dari 35

It Is My Mind

Minggu, 20 Januari 2013


Materi PKn Kelas XII Semester 1 Bab 2 Sistem Pemerintahan

MATERI KELAS XII SEMESTER 1 BAB 2 SISTEM PEMERINTAHAN


Standar Kompetensi
2.Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan
Kompetensi Dasar
2.1. Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara
2.2. Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia
2.3. Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia
dengan negara lain
Indikator Hasil Pencapaian Belajar
1. Siswa diharapkan dapat mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di
berbagai negara
2. Siswa diharapkan dapat mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer
3. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan Presidensial
dan Parlementer
4. Siswa diharapkan dapat menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia
menurut UUD 1945.
5. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945
sebelum perubahan dengan sesudah perubahan UUD 1945.
6. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan sistem pemerintahan
Indonesia
7. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain
Tujuan Pembelajaran
1. Mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di berbagai negara
2. Mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer
3. Menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer
4. Menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia menurut UUD 1945.
5. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum dengan sesudah
perubahan
6. Menguraikan kelebihan dan kelemahan pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia
7. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah (Preaching Method)
2. Metode Diskusi (Discussion Method)
3. Metode Pemberian Tugas
4. Metode Studi Kasus

Materi Pembelajaran
1. Sistem Pemerintahan Parlementer dan Sistem Pemerintahan Presidensial

Pengertian Sistem Pemerintahan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sistem mengandung tiga pengertian sebagai
berikut:
a. Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Contoh sistem politik
b. Susunan pandangan, teori, asas yang teratur. Contoh sistem pemerintahan (demokrasi, totaliter,
parlementer)
c. Metode. Contoh sistem menanam padi.
Kata sistem merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti susunan, tatanan,
jaringan, atau cara.

Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah, dalam Kamus
Bahasa Indonesia, kata-kata itu berarti:
a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatu
b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau negara
c. Pemerintahan adalah perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah

Pemerintahan menurut KBBI berarti:


a. Proses, cara, perbuatan memerintah
b. Segala urusan yang dilakukan negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan
kepentingan negara
c. Jadi, pemerintahan adalah tindakan atau kegiatan pemerintah dalam menyelenggarakan
pembuatan dan penegakan hukum guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan
negara.
d. Pemerintah adalah sekelompok orang dan sejumlah lembaga yang membuat dan menegakkan
hukum dalam suatu negara.

Dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan-
badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu negara dalam rangka mencapai tujuan
penyelenggaraan negara.
Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan
eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara.

Sistem pemerintahan adalah susunan yang teratur dari prinsip-prinsip yang melandasi berbagai
kegiatan atau hubungan kerja antara legislatif, eksekutif, dan judikatif dalam menyelenggarakan
pemerintahan suatu negara.
Kekuasaan dalam suatu negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
a. Kekuasaan Eksekutif berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan
menjalankan pemerintahan
b. Kekuasaan Legislatif berarti kekuasaan membentuk undang-undang
c. Kekuasaan Yudikatif berarti kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang.

Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:


a. Sistem pemerintahan parlementer: intinya parlemen mendominasi pemerintahan negara
b. Sistem pemerintahan presidensial: intinya Presiden memegang peranan kunci dalam
pemerintahan.
Selain dua klasifikasi besar di atas, terdapat sistem pemerintahan yang disebut sistem kediktatoran
proletariat yang intinya kekuasaan negara berada di tangan pemimpin partai (komunis), contohnya
di negara Republik Rakyat Cina. Selain itu dikenal juga sistem pemerintahan campuran yang
diterapkan di Republik Kelima Perancis dan dSwiss.

Pengertian bentuk negara, bentuk kenegaraan, bentuk pemerintah, dan bentuk pemerintahan

Bentuk negara adalah pengelompokan negara berdasarkan kriteria distribusi kekuasaan


(secara resmi) antarberbagai tingkat pemerintahan dalam suatu negara.
Ada tiga bentuk negara, yaitu:
a. Negara Kesatuan, yakni negara yang pemerintah pusatnya berdaulat penuh atas semua tingkat
pemerintahan yang ada di bawahnya.
b. Negara Federal/Serikat, yakni negara yang kekuasaannya secara formal dibagi menjadidua:
kekuasaan pemerintah pusat federal dan kekuasaan pemerintah negara bagian.
c. Negara Konfederasi, yakni bentuk kerjasama negara di mana pemerintah pusat tunduk
pada kedaulatan masing-masing negara anggotanya.
Dilihat dari susunannya, ada dua bentuk negara, yaitu negara yang bersusunan tunggal atau negara
kesatuan (unitaris) dan negara yang bersusunan jamak atau negara serikat (federasi,federalis).

Negara Kesatuan adalah negara yang bersusunan tunggal, artinya negara yang tidak tersusun dari
beberapa negara, melainkan hanya terdiri atas satu negara. Hanya ada satu pemerintah, yaitu
pemerintah pusat yang mempunyai kekuasaan tertinggi di negara itu.
Ada dua cara/sistem negara kesatuan, yaitu:
a. Sentralisasi, artinya semua hal dan urusan diatur oleh pemerintah pusat. Daerah tidak memiliki
wewenang untuk mengatur sendiri hal yang menjadi urusan pemerintahan
b. Desentralisasi, artinya penyerahan urusan dari pemerintah pusat atau daerah di atasnya pada
daerah otonom sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah otonom. Setiap daerah otonom
memiliki pemerintah daerah yang berhak dan berwenang mengurus sendiri urusan pemerintahan.
Contoh, Indonesia merupakan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi

Negara Serikat/Negara Federasi/Negara Federalis adalah negara yang bersusun jamak atau
terdiri dari negara-negara bagian. Artinya, negara tersusun dari beberapa negara yang semula telah
berdiri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Dalam negara federasi terdapat:
a. Dua macam negara: Negara bagian dan Negara federasi atau gabungan
b. Dua macam pemerintah: Pemerintah negara bagian dan Pemerintah negara federasi
c. Dua macam UUD: UUD negara bagian dan UUD negara federasi
d. Dua macam urusan: Urusan negara bagian dan urusan bersama yang diurus oleh negara federasi
e. Negara dalam negara: Negara bagian itu berada di dalam negara federasi
Urusan bersama yang diurus negara federasi adalah urusan-rusan pokok yang menentukan hidup
matinya negara federasi, misalnya masalah pertahanan, hubungan luar negeri, dan keuangan.
Contoh negara federasi adalah Amerika Serikat, Australia, Malaysia.
Serikat Negara/Perserikatan Negara/Konfederasi, merupakan gabungan atau perserikatan dari
beberapa negara berdaulat baik ke dalam maupun ke luar. Konfederasi terbentuk untuk maksud
tertentu, misalnya hubungan luar negeri atau masalah pertahanan. Negara yang tergabung dalam
konfederasi tetapsebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Konfederasi bukan negara
dalam pengertian hukum internasional, karena masing-masing negara tetap merupakan subyek
hukum internasional.

Bentuk-bentuk Kenegaraan
Bentuk-bentuk kenegaraan terdiri dari:
a. Koloni, merupakan wilayah jajahan. Wilayah negara tersebut sepenuhnya berada di bawah negara
lain secara internasional. Negara koloni adalah negara yang tidak berdaulat, sedang yang berdaulat
adalah negara yang menjajahnya. Negara koloni terakhir adalah Republik Palay yang merdeka
pada tahun ...
b. Perwalian, adalah wilayah yang diurus oleh beberapa negara atau negara lain di bawah Dewan
Perwalian PBB, dengan tujuan agar wilayah itu dapat mempersiapkan diri menuju pemerintahan
sendiri dan kemerdekaan sepenuhnya.
c. Dominion, merupakan negara yang tergabung dalam The British Commonwealth of Nations
atau Negara Persemakmuran Inggris. Dominion adalah negara yang sebelumnya merupakan
jajahan Inggris. Tujuan dominion adalah untuk mempererat persahabatan, kerjasama, dan
mencapai kemakmuran negara-negara anggotanya. Anggota Dominion meliputi Australia,
Kanada, Selandia Baru, Malaysia, dan Afrika Selatan.
d. Protektorat, adalah negara yang berada di bawah perlindungan negara lain yang lebih kuat.
Contoh, Hongkong merupakan protektorat Inggris sebelum diserahkan kembali kepada Cina.
e. Uni, bentuk uni terjadi apabila dua negara/lebih yang berdaulat mempunyai seorang kepala negara
yang sama dengan tujuan untuk menciptakan persatuan di antara negara-negara tersebut. Ada dua
macam uni:
i. Uni Riil atau Uni Nyata
1. Bila kedua negara memiliki alat kelengkapan negara yang sama yang telah ditentukan terlebih
dulu.
2. Mengakui adanya satu kepala negara
3. Contoh: Uni Indonesia-Belanda 1949 dengan Ratu Yuliana (Belanda) sebagai kepala negara
ii. Uni Personil
1. Bila kedua negara mempunyai seorang raja yang sekaligus sebagai kepala negara, namun urusan
pemerintahan tetap berada pada masing-masing negara tersebut.
2. Contoh: Uni Belanda-Luxemburg (1839-1890), Uni Swedia-Norwegia (1814-1905), Uni Inggris-
Hanover (1714-1837)
f. Mandat, adalah bekas negara jajahan dari negara yang kalah sewaktu Perang Dunia I. Wilayah
negara yang kalah diletakkan di bawah perlindungan negara yang menang perang serta diawasi
oleh Dewan Mandat LBB. Tugas negara pemegang mandat adalah menyelenggarakan
pemerintahan dan mempersiapkan wilayah negara itu menuju pemerintah sendiri. Contoh,
Kamerun bekas jajahan Jerman dijadikan mandat oleh Perancis.

Bentuk Pemerintah adalah pengelompokan negara berdasarkan cara pengisian jabatan kepala
negaranya.
Ada dua bentuk pemerintah, yaitu:
a. Kerajaan/Monarki, adalah negara yang jabatan kepala negaranya diisi melalui sistem pewarisan.
Contoh Jepang, Thailand, dan Inggris.
b. Republik, adalah negara yang kepala negaranya diisi melalui cara-cara di luar sistem pewarisan,
misalnya melalui proses pemilu langsung oleh rakyat. Contoh Indonesia, Amerika Serikat.
Bentuk Pemerintahan adalah pengelompokan negara berdasarkan letak kekuasaan tertinggi
dalam suatu negara.
Bentuk Pemerintahan Secara Tradisional dibedakan menjadi:
a. Monarki adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertinggi berada di tangan seorang
penguasa tunggal, yaitu raja/ratu/kaisar/sultan.
b. Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya berada di tangan satu
lembaga kecil yang terdiri atas sekelompok orang/elit yang memiliki hak istimewa.
c. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya berada di tangan
semua warga negara.

Bentuk Pemerintahan Menurut Teori Aristoteles:


Letak Kekuasaan Negara Pemerintahan untuk Pemerintahan untuk
Kepentingan Kepentingan Penguasa
Rakyat/Semua
Kekuasaan tertinggi di tangan Monarki Tirani
satu orang
Kekuasaan tertinggi di tangan Aristokrasi Oligarki
beberapa elit
Kekuasaan tertinggi di tangan Politi Demokrasi
rakyat

Bentuk Pemerintahan Menurut Teori Siklus Polybios

Klasifikasi Mutakhir Tentang Bentuk Pemerintahan:


a. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat keputusan tertinggi
dalam suatu negara dikontrol oleh semua warga negara dewasa dalam masyarakat yang
bersangkutan.
b. Kediktatoran adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat keputusan
tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh satu orang
c. Oligarki adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat keputusan tertinggi
dalam suatu negara dikontrol oleh sekelompok elit.

Sistem Pemerintahan Parlementer

Pengertian Sistem Pemerintahan Parlementer


Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antarlembaga negara yang secara
formal memberikan peran utama kepada parlemen atau badan legislatif dalam menjalankan
pemerintahan negara.
Contoh negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia.

Induk Sistem Pemerintahan Parlementer


a. Kepala Negara (raja/ratu)
Inggris adalah negara kerajaan. Karena itu, kepala negara Inggris selalu adalah raja/ratu.
Raja menganggap dirinya mempunyai hak suci dari Tuhan untuk memerintah dunia. Raja-raja
Inggris umumnya juga mempunyai lembaga penasihat yang ditentukan sendiri oleh raja, yang
anggotanya hanya dari kalangan bangsawan dan pemimpin gereja. Mereka umumnya dipanggil
bersidang oleh raja apabila negara memerlukan pajak.
b. Parlemen
Cikal bakal parlemen di Inggris adalah Witanagemot, yaitu dewan penasehat raja yang
terdiri atas para pangeran, bangsawan, dan pejabat gereja yang dipilih dan dihentikan oleh raja.
Lembaga ini kemudian dikenal dengan parlemen. Semakin sering raja memerlukan tambahan dana
semakin sering parlemen bersidang, yang akan memperkuat kedudukan parlemen dan
mematangkan kelembagaan parlemen itu sendiri.
c. Kabinet
Cikal bakal kabinet di Inggris adalah sebuah kelompok orang yang disebut CABAL yang
dijadikan sebagai penasehat inti dan sekaligus penghubung dirinya dengan parlemen.
Pemerintahan dikendalikan oleh perdana menteri dan kabinetnya. Sehingga merekalah yang bisa
dipersalahkan atau diminta pertanggungjawaban.

Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Parlementer


Ranney, pemusatan kekuasaan negara ke tangan parlemen di negara pengguna sistem
pemerintahan parlementer dilakukan melalui dua sarana, yaitu:
a. Rangkap jabatan
• Bahwa mereka yang menduduki jabatan menteri harus merupakan anggota parlemen
• Kabinet dan para menterinya merupakan komisi parlemen yang didudukkan di lembaga eksekutif
• Berbeda dengan ajaran Trias Politica yang menganut pemisahan kekuasaan.
b. Dominasi resmi parlemen
• Parlemen sebagai lembaga legislatif negara tertinggi
• Parlemen membuat undang-undang baru, merevisi atau mencabut undang-undang yang berlaku
• Parlemen dapat menyatakan mosi tidak percaya kepada kabinet/menteri
• Parlemen, melalui pemimpin partai yang menguasai mayoritas kursi parlemen, menyusun kabinet
atau dewan menteri
• PM dan para menteri itu berasal dari kalangan anggota parlemen dan akan tetap menjadi anggota
parlemen, sehingga hakikat kabinet hanyalah sebuah komisi dari parlemen
• PM dan kabinetnya berkewajiban menjalankan kebijakan pemerintahan yang digariskan oleh
parlemen, dan karena itu, harus bertanggung jawab kepada parlemen
• Masa jabatan menteri/kabinet sangat tergantung pada kehendak parlemen
• Kepala negara/raja berperan sebagai penengah bila terjadi pertentangan antara parlemen dan
kabinet

Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementer


a. Kabinet, yaitu para menteri di bawah pimpinan perdana menteri yang bertanggung jawab kepada
parlemen (legislatif). Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang
mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen
dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak percaya
kepada kabinet. Lama masa jabatan kabinet tidak dapat ditentukan meskipun memiliki masa
jabatan dalam waktu tertentu.

b. Presiden adalah kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan (eksekutif) adalah perdana
menteri yang berasal dari partai politik yang mempunyai suara mayoritas di Parlemen. Kepala
negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri,
sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara
monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol
kedaulatan dan keutuhan negara.

c. Kepala Negara/Presiden atas saran pemerintah, yaitu Perdana Menteri dapat membubarkan
parlemen. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas
saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum
lagi untuk membentuk parlemen baru.

d. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih langsung
oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan
perwakilan dan lembaga legislatif.

e. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemiihan
umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi
mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.

f. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin
kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam
sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.

Kelebihan atau Kebaikan Sistem Pemerintahan Parlementer


a. Sistem/garis pertanggungjawaban dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik
jelas/transparan
b. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet menjadikan kabinet menjadi
berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan
c. Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara tuntas karena mudah terjadi penyesuaian pendapat
antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu
partai atau koalisi partai.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :


a. Kabinet cenderung/dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar
di parlemen dan partai, anggota kabinet dapat menguasai parlemen.
b. Kedudukan badan eksekutif/ kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen
sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan parlemen.
c. Kelangsungan/masa jabatan eksekutif atau kabinet tidak dapat ditentukan berakhir sesuai dengan
masa jabatannya, karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
d. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota
parlemen dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif
lainnya.

Sistem Pemerintahan Parlementer di Inggris


a. Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari negara yang menganut sistem pemerintahan
parlemen. Bahkan, Inggris disebut sebagai The Mother of Parliaments (induk parlemen).
b. Menganut sistem pertanggungjawaban menteri.
Sistem parlementer, terlahir dari adanya pertanggungjawaban menteri. Seperti halnya yang terjadi
di Inggris, di mana seorang raja tak dapat diganggu gugat (the king can do no wrong), maka jika
terjadi perselisihan antara raja dengan rakyat, menterilah yang bertanggung jawab terhadap segala
tindakan raja. Sebagai contoh, Thomas Wentworth salah seorang menteri pada masa Raja Karel I
dituduh melakukan tindak pidana oleh Majelis Rendah. Kemudian karena terbukti, menteri
tersebut dijatuhi hukuman mati oleh Majelis Tinggi.
Dari pertanggungjawaban pidana ini, kemudian lahir pertanggung jawaban politik, di mana para
menteri harus bertanggungjawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah terhadap parlemen.
c. Kekuasaan kepala negara ada pada Raja atau Ratu, sedang kekuasaan kepala pemerintahan di
tangan Perdana Menteri.
Sistem parlemen telah terjadi sejak permulaan abad ke-18 di Inggris. Dari sejarah ketatanegaraan,
dapatlah dikatakan, bahwa sistem parlementer ini adalah kelanjutan dari bentuk negara Monarchi
Konstitusionil, di mana kekuasaan raja dibatasi oleh konstitusi. Karena itu dalam sistem
parlementer, raja atau ratu dan presiden, kedudukannya adalah sebagai kepala negara. Kepala
negara dipegang Raja / Ratu yang bersifat simbolis dan tidak dapat diganggu gugat
Contoh kedudukan ratu di Inggris, raja di Muangthai dan presiden di India.
d. Pemisahan kekuasaan dilatarbelakangi oleh ungkapan pada masa lalu “The king do not wrong”
e. Peraturan perundang undangan bersifat konvensi (peraturan tidak tertulis)
f. PM berasal dari partai mayoritas di parlemen, dan pemimpin partai politik Inggris
g. Parlemen terdiri atas dua badan (bi kameral), yaitu:
 House of Lord (Majelis Tinggi), adalah badan oerwakilan dengan anggota para bangsawan yang
penentuan keanggotaannya didasarkan atas penunjukan raja/ratu. Kekuasaannya lebih besar
dibandingkan Majelis Rendah
 House of Common (Majelis Rendah), adalah badan perwakilan rakyat yang anggota-anggotanya
berasal dari parpol di Inggris yang dipilih melalui pemilu
h. Kabinet/eksekutif
 Adalah dewan pemerintahan yang terdiri atas para menteri dipimpin oleh perdana menteri
 Anggotanya berasal dari House of Common, bertanggungjawab kepada parlemen.
 Eksekutif dalam sistem parlementer adalah Kabinet itu sendiri. Kabinet yang terdiri dari
Perdana Menteri dan menteri-menteri, bertanggung jawab sendiri satau bersama-sama kepada
parlemen. Kesalahan yang dilakukan oleh Kabinet tidak dapat melibatkan kepala negara. Karena
itulah di Inggris dikenal istilah “the king can do no wrong”.
 Pertanggung jawaban menteri kepada parlemen tersebut dapat berakibat Kabinet meletakkan
jabatan dan mengembalikan mandat kepada kepala negara manakala parlemen tidak lagi
mempercayai Kabinet.
i. Kekuasaan parlemen
 Sangat besar, dengan mosi tidak percaya dapat membubarkan kabinet
 Pemerintahan jarang sekali jatuh karena kabinet berasal dari partai mayoritas di parlemendan
mendapat dukungan mayoritas di parlemen
j. Raja atau Ratu sebagai kepala negara mempunyai kekuasaan membubarkan parlemen atas usulan
perdana menteri
k. Perdana Menteri juga mempunyai kekuasaan sbb:
 Sebagai pemimpin kabinet yang anggotanya dipilih sendiri
 Memimpin partai mayoritas di parlemen
 Dapat mengendalikan parlemen karena ia memimpin partai
 Menjadi penghubung dengan raja
 Sewaktu-waktu dapat mengadakan pemilihan umum sebelum masa jabatan 5 tahun berakhir.
l. Ada dua partai besar yaitu Partai Konservatif dan Partai Buruh. Partai yang kalah dalam
pemilihan umum menjadi oposisi

Sistem Pemerintahan Presidensial

Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial:


Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antarlembaga negara melalui
pemisahan kekuasaan negara, di mana presiden memainkan peran kunci dalam pengelolaan
kekuasaan eksekutif.
Dalam sistem ini, kedudukan eksekutif, seorang presiden menunjuk pembantu-pembantunya
yang akan memimpin departemennya dan mereka itu bertanggung jawab kepada presiden.
Pelaksana kekuasaan kehakiman menjadi tanggung jawab MA dan kekuasaan legislatif berada
ditangan DPR. Contohnya adalah Amerika Serikat dengan check and balance, Indonesia adalah
pembagian kekuasaan (distribution of power), Pakistan, Argentina, Filipina.
Negara Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini pernah berada dalam
kekuasaan Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat bahkan juga memfasilitasi penyusunan
konstitusi Filipina menjelang kemerdekaan negara ini. Negara-negara lain seperti Kolombia,
Kostarika, Meksiko, dan Venezuela juga menggunakan sistem pemerintahan presidensial, dengan
sistem pemerintahan Amerika Serikat sebagai modelnya.

Peran kunci presiden tampak dari hal-hal sebagai berikut:


a. Presiden adalah kepala negara sekaligus adalah kepala pemerintahan
b. Presiden adalah pihak yang berwenang menyusun kabinet. (Juga disebut sistem non-
parliamentary executive, karena pengangkatan para menteri sepenuhnya menjadi kekuasaan
presiden)
c. Para menteri tidak boleh menjadi anggota parlemen, jadi kabinet semata-mata pembantu
presiden
d. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden, bukan kepada parlemen
e. Masa jabatan menteri sangat bergantung pada presiden
f. Peran parlemen dan eksekutif dibuat seimbang melalui sistem check and balances

Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Presidensial


 Ranney, di negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial, ketiga jenis kekuasaan
negara (legislatif, eksekutif dan judikatif) secara formal dipisahkan melalui dua macam sarana,
yaitu:
a. Pemisahan pejabat/larangan rangkap jabatan
Berbeda dengan sistem parlementer, dalam sistem presidensial rangkap jabatan justru dilarang.
Seorang anggota parlemen tidak boleh merangkap menjadi menteri, demikian juga sebaliknya.
Misalnya,di Amerika Serikat. Disana tidak seorangpun diperbolehkan menduduki lebih dari satu
jabatan dalam ketiga cabang kekuasaan yang ada. Contohnya seorang Jaksa Agung harus mundur
dari jabatannya bila ingin mencalonkan diri menjadi seorang Senator.
b. Kontrol dan keseimbangan (check and balances)
Untuk mencegah satu lembaga kekuasaan memperbesar kekuasaannya sendiri, masing- masing
cabang kekuasaan diberi kekuasaan untuk mengontrol cabang kekuasaam lain, sehingga posisi
masing-masing cabang kekuasaan tetap dalam keseimbangan yang tepat. Contohnya, Kongres
mengontrol Presiden dengan menolak RUU yang diajukan, menolak memberi persetujuan
terhadap calon pejabat bawahan langsung Presiden dan mengadili serta memberhentikan Presiden.
Presiden diberi kekuasaan untuk mengontrol Kongres dengan hak veto atas UU yang telah
disetujui Kongres, dan mengontrol MA dengan mengajukan calon MA, serta melakukan judicial
review.

Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial


a. Presiden memiliki kekuasaan yang luas, yaitu sebagai kepala negara dan sebagai kepala
pemerintahan (sering disebut sebagai concentration of governing power and responsibility upon
the president, artinya presiden sebagai satu-satunya lembaga negara yang bertanggungjawab atas
penyelenggaraan pemerintahan negara)
b. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen
c. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen. Presiden dan parlemen tidak bisa saling
menjatuhkan.
d. Presiden dalam melaksanakan pemerintahan dibantu oleh para menteri yang ditunjuk dan diangkat
oleh Presiden (hak prerogatif/hak istimewa untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-
menteri yang memimpin departemen dan non-departemen). Para menteri tidak bertanggung jawab
kepada parlemen tetapi kepada Presiden.
e. Masa jabatan kabinet, yaitu presiden beserta para menterinya sesuai dengan masa jabatannya.
Presiden tidak dapat diberhentikan dalam masa jabatannya. Apabila terjadi pelanggaran hukum
Presiden akan dikenakan impeachment (pengadilan DPR) yang dilakukan Hakim Tinggi.
f. Presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh mereka atau melalui
badan perwakilan rakyat, dan Parlemen dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial


a. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak bertanggung jawab pada parlemen
b. Lama masa jabatan eksekutif lebih jelas dan dalam jangka waktu tertentu
c. Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya
d. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang
luar termasuk anggota parlemen sendiri

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial


a. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan
kekuasaan mutlak
b. Pembuatan keputusan atau kebijaksanaan publik umumnya merupakan hasil tawar menawar
antara eksekutif sehingga dapat terjadi keputusan yang tidak tegas dan memerlukan waktu yang
lama
c. Sistem pertanggungjawabannya kurang jelas

Sistem Pemerintahan Presidensial di Amerika Serikat


a. Amerika Serikat menganut sistem pemerintahan presidensial murni
b. Prinsip separation of power (pemisahan kekuasaan) dan mekanisme checks and balances
(pengawasan dan perimbangan). Dalam checks and balances, Presiden boleh memilih menterinya
sendiri, tetapi untuk jabatan Hakim Agung dan Duta Besar harus disetujui Senat
c. Kekuasaan eksekutif berada pada presiden, sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara,
dipilih rakyat, masa jabatan 4 tahun dan dapat dipilih kembali untuk masa jabatan kedua, dan para
menteri.
d. Kekuasaan legislatif di tangan Congress, terdiri:
– Senat, adalah perwakilan dari tiap negara bagian yang dipilih melalui pemilu oleh rakyat di negara
bagian yang bersangkutan, 2 orang wakil
– House of Representatives, adalah perwakilan dari rakyat AS yang dipilih langsung untuk masa
jabatan 2 tahun melalui partai politik
e. Kekuasaan judikatif, berada pada Mahkamah Agung (Supreme Court), merupakan kekuasaan
yang bebas dari pengaruh eksekutif dan legislatif
f. Presiden mempunyai veto atas RUU, tetapi jika RUU diterima 2/3 majelis, maka veto Presiden
batal
g. Mekanisme kerja: Presiden dan Congress tidak dapat saling menjatuhkan
h. Presiden hanya dapat dituntut berhenti bila terbukti melanggar hukum, yakni:
– Pengkhianatan terhadap negara (treason)
– Penyuapan dan tindak pidana berat (bribery and high crime)
– Pelanggaran ringan berupa perbuatan tercela (misdemeanor)

Sistem Pemerintahan Campuran


Selain dua tipe sistem pemerintahan di atas, terdapat model sistem pemerintahan yang
memiliki baik segi-segi sistem pemerintahan parlementer maupun presidensial. Di kalangan para
sarjana, ada yang memberikan istilah baru terhadap sistem pemerintahan ini, ada juga yang yang
tidak. Sri Soemantri memberikan istilah sistem pemerintahan campuran atau kombinasi bagi
sistem pemerintahan tersebut. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim menyebut sistem
pemerintahan ini sebagai quasi parlementer atau quasi presidensiil (presidensial) sedangkan Usep
Ranawijaya menyebutnya dengan istilah bentuk antara atau bentuk peralihan.
Sementara C.F. Strong tidak memberikan istilah khusus bagi sistem pemerintahan tersebut
tetapi mengakui sistem-sistem pemerintahan tersebut, misalnya sistem semipresidensial pada
Republik Kelima Perancis dan eksekutif parlementer (parlementarian executive) tetapi pada
pelaksanaannya bersifat eksekutif tetap dan nonparlementer pada Swiss.
Kita menggunakan istilah sistem pemerintahan campuran sesuai pendapat Sri
Soemantri dengan pertimbangan untuk mempermudah pembahasan karakteristik sistem
pemerintahan tersebut. Karena pada dasarnya, sistem pemerintahan campuran tidak dapat
dikelompokkan ke dalam dua sistem pemerintahan pada umumnya. Akan tetapi sistem campuran
tetap memperlihatkan ciri-ciri dari kedua sistem pemerintahan (parlementer dan
presidensial) dengan tingkat dominasi yang berbeda-beda. Artinya sistem pemerintahan
campuran pada sebuah negara memiliki substansi yang berbeda dengan sistem
pemerintahan campuran di negara lain.
Menurut Bagir Manan sehubungan dengan sistem pemerintahan campuran, bahwa
“persamaannya hanya pada bentuk campuran, sedangkan substansinya sama sekali berbeda”
Selanjutnya terhadap perbedaan-perbedaan antar-sistem pemerintahan campuran Bagir Manan
berpendapat bahwa:
“….(i) Bentuk-bentuk sistem campuran berbeda-beda antara negara yang satu dengan negara yang
lain; (ii) Bentuk campuran dapat menunjukkan ciri-ciri presidensiil (presidensial) atau ciri-ciri
parlementer yang lebih menonjol…..”
Negara-negara yang biasanya menjadi prototipe sistem pemerintahan campuran, yaitu Perancis
(dengan Konstitusi 1958 dan Amendemen 1962) dan Swiss. Perancis sejak tahun 1958 (disebut
juga masa Republik Kelima) memiliki model sistem pemerintahan yang disebut semipresidensial.
Sebelumnya Perancis menerapkan sistem pemerintahan parlementer dan peralihan pada sistem
semipresidensial, tidak menghapus ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer. Seperti dikatakan
oleh C.F. Strong, bahwa:
• “….Perancis di bawah pemerintahan Republik Kelima mempertahankan sistem eksekutif
parlementer, namun dengan beberapa variasi pada jenis eksekutif terdahulu. Pertama, seperti yang
telah dikatakan, Presiden tidak lagi dipilih oleh Parlemen saja, melainkan oleh Electoral College
yang terdiri dari anggota-anggota Parlemen beserta anggota-anggota dewan lainnya. Kedua,
walaupun para menteri bertanggung jawab kepada Parlemen, para menteri tidak diizinkan menjadi
anggota salah satu majelis Parlemen…..Ketiga, Presiden menjadi Kepala Eksekutif yang aktif
dengan kekuasaan penuh untuk mengontrol badan legislatif termasuk hak untuk membubarkan
Parlemen…..Hal ini berarti, apabila terjadi mosi tidak percaya dalam Parlemen yang menentang
pemerintah, Presiden dapat membubarkan Majelis dan mengadakan pemilihan baru. Terakhir,
konstitusi memberikan mandat kepada Presiden untuk mengambil tindakan darurat jika terjadi
ancaman “terhadap institusi republik, kemerdekaan bangsa, integritas wilayah, serta pelaksanaan
kewajiban luar negeri negara.
Kedudukan Presiden Perancis semakin lebih kuat dengan diadakannya referendum yang
mengamandemen konstitusi Perancis pada tahun 1962 yang mengubah tata cara pemilihan
Presiden yang semula dipilih oleh Electoral College menjadi dipilih melalui hak pilih universal
(secara langsung oleh rakyat).
Menurut pendapat di atas, terdapat beberapa ciri dalam sistem pemerintahan Perancis sejak 1962,
yaitu:
• Presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk masa jabatan 5 tahun (segi presidensial).
• Menteri-menteri bertanggung jawab kepada Parlemen tetapi tidak diizinkan menjadi anggota
Parlemen (segi parlementer).
• Presiden menjadi eksekutif sesungguhnya selain Kabinet (dual executive), bahkan lebih besar
pengaruhnya, misalnya Presiden dapat membubarkan Parlemen jika bertentangan dengan
Pemerintah.
• Presiden memegang kekuasan untuk mengendalikan keadaan darurat dalam masalah-masalah
tertentu (segi presidensial).
Selain itu ada ciri-ciri lain yang tidak dikemukakan pendapat sebelumnya, yaitu Perdana
Menteri dan Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden walaupun pertanggungjawaban
Dewan Menteri tetap kepada Parlemen.
Negara kedua yang menjadi prototipe sistem pemerintahan campuran adalah Swiss. Jika dalam
sisitem pemerintahan Perancis Republik Kelima terdapat dua macam eksekutif dengan tugas dan
wewenang yang berbeda, maka dalam sistem pemerintahan Swiss eksekutif dipegang oleh sebuah
Dewan yang disebut Dewan Federal (Federal Council).
Sehubungan dengan itu, C.F. Strong mengatakan, bahwa Lembaga eksekutif Swiss atau Dewan
Federal (Federal Council) adalah suatu kementerian yang dipilih, tetapi tidak dapat dibubarkan,
oleh tiap-tiap Majelis Federal (Federal Assembly). Sekilas sistem pemerintahan Swiss bersifat
parlementer karena Dewan Federal yang dipilih oleh Majelis Federal seperti Kabinet (Dewan
Menteri) yang diangkat oleh Parlemen di Inggris. Akan tetapi, kedudukan Dewan Federal yang tak
dapat dibubarkan oleh Majelis Federal selama masa jabatannya ( 4 tahun), lebih mencerminkan
sifat fixed executive seperti dalam sistem presidensial di mana Presiden tidak bertanggung jawab
kepada Parlemen. Hanya saja eksekutif di Swis tidak bersifat tunggal (single executive) seperti
Presiden pada sistem presidensial murni, melainkan bersifat collegial.
Ciri collegial ini dipertegas dengan tidak adanya pemimpin tetap dalam Dewan Federal.
Walaupun terdapat jabatan Presiden Dewan Federal (Federal President) yang dipilih setiap satu
tahun sekali dari 7 orang anggota Dewan Federal, tetapi jabatan itu tidak bersifat subordinasi
terhadap anggota Dewan Federal lainnya. Seperti dikatakan oleh C.F. Strong, bahwa
“Ketua Dewan Federal inilah yang lazimnya dikenal sebagai presiden republik; tetapi
keutamaannya di atas pejabat yang lain adalah “keutamaan yang formal belaka: ketua Dewan
Federal sama sekali bukan kepala eksekutif”
Selain itu, terdapat pula jabatan Wakil Presiden Federal yang juga dipilih dari anggota Dewan
Federal untuk mendampingi Presiden Federal Seperti halnya Presiden Federal, Wakil Presiden
Federal juga tidak memiliki keutamaan yang substansial dibandingkan anggota Dewan Federal
lainnya. Sehubungan dengan itu Sri Soemantri mengatakan bahwa:
“Presiden dan Wakil Presiden Republik Konfederasi Swiss juga dipilih oleh Federal
Assembly…….Adapun masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden adalah satu tahun. Orang yang
menjadi Presiden tidak dapat dipilih kembali setelah masa jabatannya berakhir. Hal ini tidak
berlaku terhadap Wakil Presiden. Dengan perkataan lain, Wakil Presiden dapat dipilih menjadi
Presiden oleh Federal Assembly, setelah jabatannya sebagai Wakil Presiden berakhir”.

Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara


Sistem Pemerintahan Brasil
1. Nama resmi: Republica Federativa do Brazil
2. Bentuk negara federal dengan 26 negara bagian dan satu distrik federal yaitu Distrito Federal
3. Bentuk pemerintahan republik dengan sistem pemerintahan presidensial, di mana Presiden sebagai
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan Wakil Presiden Brasil dipilih secara
langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet diangkat oleh Presiden dan bertanggungjawab kepada Presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), yaitu Senat Federal (Federal Senate) dan The
Chamber of Deputies or Camara dos Deputados. Kedua badan ini disebut Kongres Nasional.
Jumlah kursi di Senat Federal berjumlah 81 orang, anggotanya berasal dari perwakilan tiap negara
bagian dan distrik. Setiap distrik memiliki wakil tiga orang untuk masa jabatan delapan tahun.
Anggota Chamber of Deputies berjumlah 513 orang yang dipilih melalui pemilu untuk masa
jabatan 4 tahun.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Supreme Federal Tribunal, Higher Tribunal of Justice, dan
Regional Federal Tribunals.

Sistem Pemerintahan Perancis


1. Nama resmi: Republique Francaise (France Republic)
2. Bentuk negara kesatuan terdiri 22 wilayah atau daerah.
3. Bentuk pemerintahan republik dengan sistem demokrasi presidensial
4. Presiden adalah kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan adalah perdana menteri. Tanggung
jawab penyelenggaraan negara tertinggi berada di tangan presiden. Presiden dipilih langsung oleh
rakyat untuk masa jabatan lima tahun. Perdana menteri diusulkan oleh mayoritas anggota Majelis
Nasional dan diangkat oleh Presiden.
5. Kabinet atau dewan menteri diangkat oleh presiden atas usul perdana menteri.
6. Sistem parlemen menggunakan sistem bikameral yang terdiri atas Senat dan Majelis Nasional.
Senat adalah perwakilan dari teritori, daerah, dan wilayah administratif. Masa jabatan Senat adalah
sembilan tahun, di mana sepertiganya dipilih tiap tiga tahun. Majelis Nasional adalah perwakilan
rakyat yang dipilih melalui pemilu untuk masa jabatan lima tahun.
7. Badan kehakiman, meliputi Supreme Court of Appeals or Cour de Cassation, Constitutional
Council or Conseil Constitutionnel, dan Council of State or Conseil d’Etat.
8. Kedudukan eksekutif (Presiden) kuat, karena dipilih langsung oleh rakyat. Presiden diberikan
wewenang untuk bertindak pada masa darurat dalam menyelesaikan krisis.
9. Jika terjadi pertentangan antara kabinet dengan legislatif, presiden boleh membubarkan legislatif.
Jika suatu undang-undang yang telah disetujui legislatif namun tidak disetujui Presiden, maka
dapat diajukan langsung kepada rakyat melalui referendum atau diminta pertimbangan dari Majelis
Konstitusional.
10. Penerimaan mosi dan interpelasi dipersukar, misalnya sebelum sebuah mosi boleh diajukan dalam
sidang badan legislatif, harus didukung oleh 10% dari jumlah anggota badan itu.

Sistem Pemerintahan India

1. Badan eksekutif terdiri dari seorang presiden sebagai kepala negara dan menteri-menteri
yang dipimpin oleh seorang perdana menteri (cabinet government)
2. Presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun oleh anggota-anggota badan legislatif
baik di pusat maupun di negara-negara bagian.
3. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, sangat mirip dengan Inggris dengan model
Cabinet Government.
4. Pemerintah dapat menyatakan “keadaan darurat” dan pembatasan-pembatasan kegiatan
bagi para pelaku politik dan kegiatan media masa agar tidak mengganggu usaha
pembangunannya. Presiden sebagai kepala negara.

Sistem Pemerintahan Pakistan (1962 – 1969)


1. Badan eksekutif terdiri dari Presiden yang beragama Islam dan para menteri.
2. Para menteri adalah pembantu Presiden, tidak boleh merangkap anggota eksekutif
3. Presiden mempunyai veto atas RUU, tetapi jika RUU diterima 2/3 majelis, maka veto Presiden
batal
4. Presiden berwenang membubarkan badan legislatif. Presiden harus mengundurkan diri dalam 4
tahun dan mengadakan pemilihan umum baru
5. Dalam keadaan darurat, Presiden berhak mengeluarkan ordonansi yang diajukan kepada
legislatif paling lama 6 bulan
6. Presiden dapat dipecat (impeach) oleh legislatif bila melanggar UU dan berkelakuan buruk

Sistem Pemerintahan Argentina


1. Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung setiap 4 tahun dan dapat dipilih kembali
untuk maksimum dua periode.
2. Menteri pembantu Presiden dan dilantik oleh Presiden.
3. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
4. Presiden mempunyai hak veto yang terbatas, untuk mengubah UU dengan syarat terdesak dan
perlu.
5. Sistem parlemen dwi dewan yaitu Dewan Senat (Senado) dan Kamar Perwakilan (Camara de
Diputados).

Sistem Pemerintahan Jepang


1. Nama resmi: Nippon
2. Bentuk negara kesatuan dengan pembagian 47 wilayah administratrif atau semacam propinsi.
3. Bentuk pemerintahan adalah monarki konstitusional (kekaisaran) dengan sistem demokrasi
parlementer.
4. Kepala negara adalah kaisar, sebagai lambang atau simbol kesatuan. Kepala pemerintahan adalah
perdana menteri. Pemilihan kaisar berdasar keturunan, sedang perdana menteri berasal dari
pemimpin partai mayoritas yang ada di parlemen (House of Representatives).
5. Parlemen (Diet) menganut sistem bikameral yang terdiri atas House of Councillor or Sangi-in
(perwakilan dari wilayah, distrik atau propinsi) dan House of Representatives or Shugi-in (wakil
rakyat yang dipilih melalui pemilu dari partai politik.
6. Badan kehakiman adalah Supreme Court (Mahkamah Agung) sebagai peradilan terakhir untuk
perkara banding.
7. Kepala pemerintahan (eksekutif) berada di tangan Perdana Menteri dan bertanggung jawab kepada
badan legislatif (Diet). Perdana Menteri membentuk kabinet yang anggotanya adalah anggota Diet.

Sistem Pemerintahan Cina


1. Nama resmi: Zhonghua Renmin Gonghe Guo
2. Nama lengkap: Republik Rakyat Cina (People’s Republic of China)
3. Bentuk negara kesatuan terdiri atas 23 propinsi, merupakan negara besar di daratan Asia.
4. Bentuk pemerintahan republik dengan sistem demokrasi komunis. Di bidang politik, sistem
komunis dengan kontrol ketat terhadap warganya, sedang di bidang ekonomi, Cina menerapkan
sistem ekonomi pasar, sehingga produk-produk Cina banyak membajiri pasaran dunia.
5. Kepala negara adalah presiden, sedang kepala pemerintahan adalah perdana menteri. Presiden
dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional untuk masa jabatan lima tahun. Perdana menteri diusulkan
oleh presiden dengan persetujuan Kongres Rakyat Nasional.
6. Menggunakan sistem unikameral, yaitu Kongres Rakyat Nasional (National People’s Congress
or Quanguo Renmin Daibiao Dahui). Jumlah anggota kongres 2.979 orang. Anggotanya
merupakan perwakilan dari wilayah, daerah, kota, dan propinsi untuk masa jabatan lima tahun.
Badan inimemiliki kekuasaan penting di Cina dan anggotanya adalah orang-orang partai komunis
Cina.
7. Badan kehakiman terdiri atas Supreme Peoples Court, Local Peoples Courts, dan Special Peoples
Courts.

2. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan oleh Negara Indonesia menurut UUD 1945.

Sistem Pemerintahan yang Digunakan oleh Negara Indonesia dalam Berbagai UUD/Konstitusi
Sejak meraih kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah menggunakan
konstitusi yang berbeda hingga sekarang, yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950,
serta UUD 1945 setelah perubahan. Seiring dengan penerapan konstitusi-konstitusi tersebut,
Indonesia juga menerapkan sistem-sistem pemerintahan yang berbeda-beda pula. Bahkan
berdasarkan satu konstitusi yang sama, yaitu UUD 1945, Indonesia pernah menerapkan dua
macam sistem pemerintahan tanpa mengubah teks asli UUD 1945, yaitu pada tahun 1945 hingga
tahun 1948 menerapkan sistem pemerintahan parlementer dan pada tahun 1948 hingga 1949
menerapkan sistem pemerintahan presidensial yang dipimpin oleh Wakil Presiden Moh. Hatta.

Dalam tabel berikut, secara sederhana dapat kita lihat periode pelaksanaan dan
perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia.
No Periode Jenis Bentuk Bentuk Sistem Pemerintahan
Konstitusi Negara Pemerintahan
(UUD)
1. 18 Agt
1945 –
27 Des
1949
a. 18 Agt UUD 1945 Kesatuan Republik Kabinet Presidensial
1945 – 14
Nop1945
b. 14 UUD 1945 Kesatuan Republik Kabinet Parlementer
Nop1945 –
27 Des
1949
2. 27 Des UUD RIS Serikat/Federal Uni Republik Kabinet Parlementer
1949 – 17 1949
Agt 1950
3. 17 Agt UUDS 1950 Kesatuan Republik Kabinet Parlementer
1950 –
5 Juli 1959
4. 5 Juli 1959
– Sekarang
a. Orde UUD 1945 Kabinet Presidensial
Lama 5 Juli (DemokrasiTerpimpin)
1959 – 11
Maret 1966
b. Orde Kabinet Presidensial
Baru 11 (Demokrasi Pancasila)
Maret 1966
– 21 Mei
1998
c. Orde UUD 1945 Kabinet Presidensial
Reformasi empat kali
21 Mei amandemen:
1998 - 1999, 2000,
Sekarang 2001, 2002.

a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen.


Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat)
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi dibawah Majelis
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia
menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini
dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari
sistem pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga
kepresidenan. Presiden Republik Indonesia berdasar UUD 1945 memiliki kekuasaan sebagai
berikut:
1. Pemegang kekuasaan legislatif, yaitu membentuk undang-undang (pasal 5)
2. Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan (pasal 4)
3. Pemegang kekuasaan sebagai kepala negara (pasal 10-15)
4. Panglima tertinggi dalam kemiliteran (pasal 10)
5. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat dan melantik para anggota MPR dari utusan daerah dan
golongan (pasal 2)
6. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat para menteri dan pejabat negara (pasal 17)
7. Pemegang kekuasaan untuk untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian
dengan negara lain, serta menyatakan keadaan bahaya (pasal 11 dan pasal 12)
8. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat duta dan menerima duta dari negara lain (pasal 13)
9. Pemegang kekuasaan untuk memberi gelaran, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (pasal
15)
10. Pemegang kekuasaan untuk memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi (pasal 15)
Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 sebelum perubahan mengatakan bahwa “Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut undang-undang dasar”. Selanjutnya dalam
ayat (2) dikatakan bahwa “Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang
Wakil Presiden” dan pasal 17 ayat (1) yang mengatakan bahwa “Presiden dibantu oleh menteri-
menteri negara”. Dari tiga ayat tersebut tersebut, dapat disimpulkan bahwa Presiden merupakan
eksekutif sesungguhnya yang bersifat tunggal (single executive) yang dalam menjalankan
kewajibannya tersebut dibantu oleh seorang Wakil Presiden dan menteri-menteri. Kedudukan
Wakil Presiden dan menteri-menteri sangatlah berbeda. Wakil Presiden dipilih oleh MPR
sedangkan menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden (pasal 17 ayat (2)). Apa
yang menjadi tugas dan wewenang Wakil Presiden ditentukan oleh Presiden dengan dibantu oleh
Wakil Presiden, seperti yang diatur dalam pasal 8 ayat (2) Ketetapan MPR No. III/MPR/1978
tentang Kedudukan dan Hubungan Tata-Kerja Lembaga Tertinggi Negara Dengan/ Atau Antar
Lembaga-Lembaga Tinggi Negara.
Tugas Wakil Presiden di Indonesia berbeda dengan Wakil Presiden di Amerika Serikat.
dalam hal ini Sri Soemantri berpendapat bahwa :
“Seperti telah kita ketahui selama Presiden Amerika Serikat masih ada, Wakil Presiden
mempunyai tugas menjadi Ketua Senat Amerika Serikat (bukan anggota). Dengan demikian di
Amerika Serikat hanya terdapat satu pemimpin eksekutif saja. Hal ini sesuai dengan azas dalam
kepemimpinan, bahwa antara lain dalam sebuah kapal hanya terdapat seorang kapten atau dalam
sebuah keluarga hanya terdapat seorang kepala keluarga saja.
Kekuasaan presiden diatur dalam UUD 1945 dalam porsi yang cukup besar, yaitu dalam
pasal 5 ayat (1) dan (2), 10, 11, 12, 13, 14 dan 15. Dalam pasal 15 UUD 1945 dikatakan bahwa
“Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan”. Wewenang ini merupakan
wewenang yang biasanya melekat pada jabatan Kepala Negara dalam sistem parlementer. Akan
tetapi, karena Presiden Republik Indonesia merupakan real executive, sekaligus memegang
wewenang kepala negara, maka hal ini menunjukkan ciri sistem pemerintahan presidensial. Ciri
lain yang juga mengindikasikan sistem pemerintahan presidensial yaitu adanya pembatasan masa
jabatan presiden (president tenure), yaitu dalam pasal 7 UUD 1945 di mana “Presiden dan Wakil
Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali”.
Pada masa demokrasi terpimpin, pasal ini diselewengkan dengan mengangkat Ir. Soekarno sebagai
Presiden seumur hidup sedangkan pada masa Orde Baru, pasal ini ditafsirkan tidak adanya
pembatasan waktu jabatan Presiden sehingga Soeharto dapat menjabat sebagai Presiden selama 32
tahun.
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dipilih secara terpisah oleh MPR
berdasarkan pasal 6 ayat (2) UUD 1945. Adanya eksekutif yang dipilih oleh legislatif atau
eksekutif yang merupakan bagian dari legislatif, merupakan ciri dari sistem pemerintahan
parlementer. Konsekuensi dipilihnya Presiden dan Wakil Presiden oleh MPR, Presiden dapat
diberhentikan jika benar-benar melanggar haluan negara, tetapi Presiden tidak dapat membubarkan
DPR yang anggotanya merangkap menjadi anggora MPR. Seperti yang disebutkan dalam
Penjelasan UUD 1945 bahwa:
“Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat adalah kuat. Dewan ini tidak bisa dibubarkan oleh
Presiden (berlainan dengan sistem parlementer). Kecuali itu anggota-anggota Dewan Perwakilan
Rakyat semuanya merangkap menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. Oleh karena itu,
Dewan Perwakilan Rakyat dapat senantiasa mengawasi tindakan-tindakan Presiden dan jika
Dewan menganggap Presiden telah sungguh melanggar haluan negara yang ditetapkan oleh
Undang-Undang Dasar atau Majelis Permusyawaratan Rakyat, maka Majelis itu dapat diundang
untuk persidangan istimewa agar supaya bisa minta pertanggungjawaban kepada Presiden”.
Jika dikaitkan Penjelasan UUD 1945 tersebut dengan masa jabatan Presiden, maka masa
jabatan Presiden di Indonesia dapat dikatakan tidak tetap karena presiden dapat sewaktu-waktu
diberhentikan oleh MPR jika sungguh-sungguh melanggar haluan negara.
Kedudukan DPR yang tidak dapat dibubarkan Presiden dan jabatan rangkap anggota DPR
sebagai anggota MPR serta dapat diberhentikannya Presiden jika melanggar haluan negara
merupakan ciri-ciri yang tidak dapat dijumpai baik dalam sistem pemerintahan parlementer
maupun presidensial.
Dalam sistem pemerintahan parlementer, perdana menteri dan kabinet dapat dijatuhkan
oleh parlemen jika parlemen menarik dukungannya terhadap eksekutif. Sebaliknya, perdana
menteri dapat membubarkan parlemen atas dukungan Kepala Negara seperti di Inggris. Sedangkan
dalam sistem pemerintahan presidensial, presiden tidak dapat dijatuhkan kecuali lewat prosedur
dakwaan tertentu seperti impeacment di Amerika Serikat. Sebab-sebab impeacment tidak berkaitan
dengan kebijakan politik Presiden dalam menjalankan pemerintahan tetapi sebab-sebab yang
bersifat pidana seperti pengkhianatan negara, menerima suap, melakukan kejahatan berat dan
pelanggaran lainnya (treason, bribery, or other high crimes and misdeameonors). Sehubungan
dengan sistem pemerintahan yang diterapkan di Indonesia, Sri Soemantri berpendapat bahwa:
“Artinya dari ciri-ciri yang telah diketahui, tidak dapat dikatakan bahwa sistem pemerintahan
presidensiil yang dominan atau juga tidak dapat dikatakan bahwa sistem pemerintahan parlementer
yang dominan. Malah dari ciri-ciri yang dikemukakan di atas, perbandingan segi presidensiil dan
segi parlementernya 50-50 (persen). Oleh karena demikian, kita dapat mengatakan bahwa sistem
pemerintahan yang dianut negara Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan campuran atau
kombinasi murni. Hal ini berbeda berbeda dengan sistem pemerintahan yang berlaku di negara
Swis yang menurut pendapat penulis menganut juga sistem pemerintahan campuran atau
kombinasi, akan tetapi di mana yang dominan adalah segi presidensiilnya.
Pendapat di atas menunjukkan bahwa sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD
1945 sebelum perubahan adalah sistem pemerintahan campuran. Akan tetapi segi-segi parlementer
maupun presidensialnya tidak memiliki tempat yang dominan satu sama lain. Kedua-duanya
menempati porsi yang hampir sama dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan
tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena tidak adanya
pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung
dapat disalahgunakan.
Akibat-akibat yang terjadi dari kekuasaan Presiden yang besar tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Terjadi pemusatan kekuasaan negara pada satu lembaga, yaitu Presiden.
b. Peran pengawasan dan perwakilan dari DPR makin lemah.
c. Pejabat-pejabat negara yang diangkat cenderung dimanfaatkan untuk loyal mendukung
kelangsungan kekuasaan Presiden.
d. Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan orang-orang yang dekat dengan Presiden.
e. Menciptakan perilaku kolusi, korupsi, dan nepotisme di kalangan pejabat dan orang-orang yang
dekat dengan kekuasaan.
f. Terjadi personifikasi bahwa Presiden dianggap negara. Sikap menyalahkan Presiden dianggap
menentang negara.
g. Rakyat dibuat makin tidak berdaya, tiada kuasa, dan cenderung tunduk pada kekuasaan Presiden
semata.
Meskipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak
positifnya. Dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan
pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem
pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antarpejabat
negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia
ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara
daripada keuntungan yang didapatkanya.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau
pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa
konstitusi negara itu berisi:
a. Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif
b. Jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau
amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang
bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang
sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat tahap, yaitu
pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah
menjadi pedoman bagi sistem pemerintahan Indonesia sekarang ini.

b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen


Sekarang ini diberlakukan sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil
amandemen pertama tahun 1999, kedua tahun 2000, ketiga tahun 2001 dan amandemen keempat
tahun 2002. Sistem pemerintahan Indonesia mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa
perubahan.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi
dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun. Presiden dan wakil presiden dipilih secara
langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet atau memteri-menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota DPR dan anggota DPD merupakan anggota
MPR. DPR terdiri atas para wakil rakyat yang dipilih melalui pemilu dengan sistem
proporsional terbuka. Anggota DPD adalah wakil dari masing-masing propinsi yang
berjumlah empat orang tiap propinsi. Anggota DPD dipilih oleh rakyat melalui pemilu
dengan sistem perwakilan banyak. Selain lembaga DPR dan DPD, terdapat DPRD propinsi
dan DPRD kabupaten/kota yang anggotanya jugadipilih melalui pemilu. DPR memiliki
kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan atau memiliki
fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada
di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi (pasal 24 ayat 2 ***)
Sistem pemerintahan negara Indonesia menurut UUD 1945 yang diamandemen pada
dasarnya masih menganut sistem presidensial. Hal ini dibuktikan bahwa Presiden Indonesia adalah
kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden juga berada di luar pengawasan
langsung DPR dan tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Tapi, sistem pemerintahan ini juga
mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk
menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial.
Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai
berikut.

1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR (pasal 7A***).
Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
2. Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.
Seperti mengangkat duta dan menerima duta negara lain (pasal 13 ayat 1* dan ayat 2*).
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari
DPR. Seperti membuat dan menetapkan undang-undang (pasal 20 ayat 2*), dalam
menyatakan perang, membuat pardamaian dan perjanjian dengan negara lain (pasal 11 ayat
1****), dalam memberi amnesti dan abolisi (pasal 14 ayat 2*)
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang (pasal
20 ayat 5**, pasal 21*) dan hak budget /anggaran (pasal 23***).
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Hal itu diperuntukkan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut,
antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks and balance,
dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan
fungsi anggaran.
Setelah perubahan UUD 1945 yang dilakukan sebanyak 4 (empat) kali (termasuk
dihapusnya Penjelasan UUD 1945), terdapat perubahan yang cukup berarti yang mempengaruhi
sistem pemerintahan di Indonesia. Dalam perubahan ketiga UUD 1945, Presiden dan Wakil
Presiden tidak lagi dipilih oleh MPR, melainkan dipilih secara langsung secara berpasangan oleh
rakyat. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang sebelumnya diatur dalam pasal 6 ayat (2)
yang berbunyi “Presiden dan Wakil Presiden dipilih olah Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan
suara terbanyak”, sekarang diatur dalam pasal 6A yang berbunyi “ Presiden dan Wakil Presiden
dipilih dalam satu berpasangan secara langsung oleh rakyat”. Tentu saja perubahan ini juga
berimplikasi pada kewenangan MPR yang sebelumnya berwenang memilih Presiden dan Wakil
Presiden, kini tidak.
Dengan adanya perubahan ini, Presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR dan
MPR tidak memiliki kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban Presiden apalagi
menjatuhkan Presiden. Apalagi perubahan ini diikuti dengan perubahan mengenai pemberhentian
Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya, seperti yang disebutkan dalam pasal 7A
UUD 1945 setelah perubahan yaitu:
“Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat atau usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden”
Dari pasal di atas, Presiden tidak dapat lagi diberhentikan dalam masa jabatannya akibat
melanggar haluan negara. Lagi pula, Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang semula
ditetapkan oleh MPR kini tidak dikenal lagi keberadaannya dalam UUD 1945 setelah perubahan.
Presiden dan Wakil Presiden hanya dapat diberhentikan jika telah melakukan pelanggaran hukum
seperti di atas dengan prosedur tertentu. Prosedur tersebut mengingatkan kita pada impeachment
di Amerika Serikat. Akan tetapi, pelanggaran hukum yang menjadi sebab diberhentikannya
Presiden di Amerika Serikat dan Indonesia agak berbeda. Di Amerika Serikat, tuntutan
impeachment yaitu jika Presiden melakukan korupsi, penyuapan, kejahatan berat lainnya serta
pengkhianatan negara, sedangkan di Indonesia, selain korupsi, penyuapan, kejahatan berat lainnya
serta pengkhianatan terhadap negara, terdapat dua jenis sebab lagi yang dapat dijadikan alasan
pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden, yaitu perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/ atau Wakil Presiden.
Dipilihnya Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat serta kedudukan
Presiden yang tidak dapat dijatuhkan oleh MPR kecuali seperti diatur dalam pasal 7A,
menghilangkan segi-segi parlementer dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Seperti yang dikatakan oleh Bagir Manan bahwa:
“….sistem (pemerintahan) Indonesia secara hakiki adalah sistem presidensiil bukan dimaksudkan
sebagai suatu bentuk campuran. Karena di masa depan Presiden di satu pihak dipilih langsung,
dan di pihak lain tidak bertanggung jawab kepada MPR, maka sistem presidensil menjadi lebih
murni (tidak ada lagi unsur campuran).
Artinya setelah perubahan UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia merupakan sistem
pemerintahan presidensial, karena tidak ada lagi ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer yang
melekat.

Kelebihan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Indonesia


 Adanya kepastian dan supremasi hukum dalam penyelenggara-an pemerintahan negara.
 MPR yang terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah dan Utusan golongan, berwenang mengubah
UUD dan memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.
 Jabatan Presiden (eksekutif) tidak dapat dijatuhkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan
sebaliknya Presiden juga tidak dapat membubarkan DPR. Presiden dengan DPR bekerja sama
dalam pembuatan Undang-Undang.
 Jalannya Pemerintahan cenderung lebih stabil karena program-program relatif lancar dan tidak
terjadi krisis kabinet. Menteri-menteri adalah pembantu Presiden.

Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Indonesia


 Masih ada oknum aparat penegak hukum (Polisi, Jaksa dan Hakim) yang belum bekerja secara
profesional.
 MPR yang terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah dan Utusan golongan, merupakan lembaga
negara yang sarat dengan muatan politis sehingga keputusan maupun ketetapan-ketetapannya
sangat bergantung kepada konstelasi politik rezim yang berkuasa pada saat itu.
 Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh, sehingga ada kecenderungan
eksekutif lebih dominan bahkan dapat mengarah ke otoriter. Demikian juga pada masa orde baru,
meskipun ada lembaga-lembaga negara lain namun kurang berfungsi sebagaimana mestinya.
 Jika para menteri tidak terdiri dari orang-orang yang jujur, bersih dan profesional, program-
program pemerintah tidak berjalan efektif dan populis (berpihak kepada rakyat).

Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Sistem Pemerintahan di Negara Lain

Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Sistem Pemerintahan Negara-negara di


Kawasan Amerika.
No Kategori Indonesia Amerika Serikat Brasil
1. Bentuk Bentuk negara Bentuk negara Amerika Serikat Bentuk negara
negara dan Indonesia adalah adalah federasi/serikat, terdiri atas federal dengan 26
bentuk kesatuan. Wilayah 50 negara bagian. Pusat negara bagian dan
pemerinta negara dibagi menjadi pemerintahan (federal) berada di satu distrik federal
han beberapa daerah Washington, sedangkan yaitu Distrito
propinsi. Daerah pemerintahan negara bagian Federal
propinsi dibagi (state) ada di setiap negara bagian Bentuk
menjadi beberapa selain Washington. Pemerintahan pemerintahan
daerah berbentuk republik dengan sistem republik dengan
kabupaten/kota. Presidensial. Bentuk negara sistem
Bentuk pemerintahan adalah federal. Wilayah negara pemerintahan
adalah republik. dibagi menjadi 50 negara bagian. presidensial, di
Bentuk pemerintahan adalah mana Presiden
republik. Untuk negara bagian, sebagai kepala
menganut sistem pemerintahan negara sekaligus
yang hampir sama dengan kepala
pemerintah federal (pusat). pemerintahan.
Negara bagian dipimpin oleh Presiden dan Wakil
gubernur dengan mempunyai Presiden Brasil
parlemen yang berupa bikameral dipilih secara
(Senat dan Badan Perwakilan). langsung oleh
rakyat dalam satu
paket.

2. Konstitusi Konstitusi meliputi Konstitusi tertulis. Konstitusi ini


konstitusi tertulis disahkan dan berlaku di seluruh
berupa UUD 1945 dan Amerika Serikat tanggal 21 Juni
konstitusi tidak 1778. Hingga tahun 1992
tertulis, seperti konstitusi ini sudah mengalami
konvensi. perubahan sebanyak sebanyak 27
kali.
3. Sistem Sistem kabinet adalah Sistem kabinet adalah presidensiil Kabinet diangkat
kabinet presidensiil yang yang berarti Presiden merupakan oleh Presiden dan
berarti Presiden kepala negara sekaligus kepala bertanggungjawab
merupakan kepala pemerintahan atau dipegang oleh kepada Presiden.
negara sekaligus satu orang.
kepala pemerintahan.
4. Eksekutif Yang Kekuasaan eksekutif dipegang
bertanggungjawab presiden. Berkedudukan sebagai
dalam bidang kepala negara dan kepala
eksekutif adalah pemerintahan. Presiden dan wakil
Presiden atau presiden dipilih melalui pemilu
eksekutif tunggal. langsung (electoral college) setiap
Masa jabatan Presiden empat tahun sekali dan
5 tahun. Presiden memerintah maksimal dua kali
sebagai kepala negara masa jabatan. Oleh karena itu,
sekaligus kepala presiden tidak bertanggung jawab
pemerintahan dan pada Kongres, tetapi langsung
sebagai Panglima kepada rakyat. Melalui kabinet
Tertinggi Angkatan dan badan eksekutif (departemen
Bersenjata. atau pun lembaga non
departemen) yang dibentuknya,
presiden menjalankan
pemerintahan. Yang
bertanggungjawab dalam bidang
eksekutif adalah Presiden atau
eksekutif tunggal. Masa jabatan
Presiden 4 tahun. Presiden sebagai
kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan dan sebagai
Panglima Tertinggi Angkatan
Bersenjata.
5. Pemegang Kedaulatan dipegang Kedaulatan dipegang oleh semua
kedaulatan oleh semua lembaga lembaga negara yang ada dengan
negara, kecuali mekanisme check and balances.
lembaga yudikatif, dan Presiden dipilih oleh rakyat secara
bertanggungjawab langsung melalui pemilihan
kepada rakyat. umum.
Presiden dipilih oleh
rakyat secara langsung
melalui pemilihan
umum.
6. Pelaksana Trias politica tidak Adanya pemisahan kekuasaan
an asas dilaksanakan secara yang tegas antara legislatif
Trias murni, artinya hanya (Kongres), yudikatif (Mahkamah
Politica menganut asas Agung/Supreme of Court), dan
pembagian kekuasaan eksekutif (Presiden). Sistem ini
karena ada kerjasama terinspirasi dari trias politica John
antar-lembaga negara. Locke di Two Treatises of
Misalnya Presiden Government, terbit pada 1690.
selain sebagai John Locke memisahkan
pemegang kekuasaan kekuasaan suatu negara menjadi
eksekutif juga tiga bagian. Diharapkan terbentuk
memegang kekuasaan pemerintahan ideal, terhindar dari
legislatif dan korupsi kekuasan oleh satu
yudikatif. lembaga (tiran), dan berjalannya
mekanisme check and balances
(saling koreksi atau
mengimbangi). Satu-satunya
negara yang melaksanakan trias
politica paling sempurna adalah
Amerika Serikat. Kekuasaan
negara dibagi tiga dan masing-
masing lembaga terpisah dengan
mekanisme cheks and balances.
7. Sistem Sistem kepartaian Sistem kepartaian menganut
kepartaian adalah multi partai. sistem dwipartai (dua partai),
Secara resmi tidak yaitu Partai Demokrat dan
mengenal istilah Republik. Setiap pemilu
oposisi. berlangsung, kedua partai ini
saling memperebutkan jabatan-
jabatan politik dan pemerintahan.
Sistem dua partai, yaitu partai
Republik dan partai Demokrat.
8. Sistem Parlemen Indonesia Kekuasaan legislatif berada pada Parlemen terdiri
Parlemen menganut bi-kameral parlemen yang disebut Kongres. atas dua bagian
yang tidak sempurna, Tugasnya membuat Undang- (bikameral), yaitu
yaitu MPR terdiri atas undang Federal, menyatakan Senat Federal
anggota DPR dan perang, menyetujui perjanjian, (Federal Senate)
anggota DPD. DPR (pembatasan pendanaan (the dan The Chamber
merupakan wakil power of purse) dan menurunkan of Deputies or
rakyat yang dipilih presiden (impeachment). Kongres Camara dos
melalui mekanisme terdiri dua kamar (bikameral), Deputados. Kedua
partai, sedang DPD yaitu Senat dan Badan Perwakilan badan ini disebut
merupakan wakil (The House of Representatif). Kongres Nasional.
daerah yang dipilih Anggota Senat terdiri dari Jumlah kursi di
secara perseorangan. perwakilan tiap negara bagian Senat Federal
Ketidaksempurnaan (masing-masing dua), dipilih berjumlah 81 orang,
itu ditunjukkan antara melalui pemilu negara bagian anggotanya berasal
lain: untuk masa jabatan enam tahun. dari perwakilan tiap
a. MPR sebagai lembaga Sementara itu, Badan Perwakilan negara bagian dan
masih berdiri dan ditentukan berdasarkan jumlah distrik. Setiap
mempuyai fungsi penduduk untuk masa jabatan dua distrik memiliki
tersendiri terlepas dari tahun. Sistem parlemen adalah wakil tiga orang
lembaga DPR dan dua kamar/bi-kameral, yaitu untuk masa jabatan
DPD. Kongres terdiri dari DPR dan delapan tahun.
b. Fungsi DPD hanya Senat. DPR yang dipilih melalui Anggota Chamber
lembaga pelengkap pemilu merupakan wakil dari of Deputies
dari DPR, karena tidak partai politik dengan masa jabatan berjumlah 513
punya fungsi legislatif 2 tahun. Pemilu DPR dilakukan orang yang dipilih
secara penuh. setiap tahun genap pada bulan melalui pemilu
Dari kedua alasan Nopember. Senat dipilih oleh untuk masa jabatan
tersebut maka masing-masing rakyat negara 4 tahun.
parlemen di Indonesia bagian untuk masa 6 tahun dan
dapat dikatakan setiap tahun. Setiap negara bagian
menganut sistem terwakili 2 senator. Jadi anggota
Trikameral. senat berjumlah 100 senator.
Kedua lembaga tersebut anggota
Kongres dan memegang
kekuasaan legislatif.
9. Badan Badan yudikatif di Kekuasaan yudikatif berada pada Kekuasaan
yudikatif Indonesia ada dua Mahkamah Agung (Supreme of yudikatif
lembaga, yaitu Court) yang bersifat independen. dijalankan oleh
Mahkamah Agung dan Fungsinya menjamin tegaknya Supreme Federal
Mahkamah Konstitusi. kebebasan dan kemerdekaan Tribunal, Higher
Sedang Komisi individu, serta tegaknya hukum. Tribunal of Justice,
Yudisial merupakan Selain itu, Supreme of Court dan Regional
lembaga yang bertugas memiliki hak membatalkan UU Federal Tribunals.
menegakkan kode etik bila dinilai tidak sesuai dengan
hakim agung dan konstitusi (UUD). Hakim Agung
mengusulkan hakim memiliki masa bakti seumur
agung kepada DPR hidup sebagai wujud nyata dari
dan ditetapkan oleh independensinya. Hakim Agung
Presiden. dipilih oleh presiden melalui
Komisi Yudisial persetujuan Senat. Hakim agung
diangkat dan diangkat oleh Presiden dengan
diberhentikan oleh persetujuan Senat untuk masa
Presiden dengan jabatan seumur hidup. Hakim
persetujuan DPR. agung bisa dipecat oleh Kongres
Mahkamaj Konstitusi kalau terbukti melakukan tindakan
beranggotakan 9 orang kriminal.
hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh
Presiden, diajukan
masing-masing tiga
orang oleh Mahkamah
Agung, tiga orang oleh
DPR, dan tiga orang
oleh Presiden.
10. Sistem Para wakil rakyat/DPR Sistem pemilu menggunakan
Pemilu dipilih melalui pemilu sistem distrik. Artinya, pemilu
dengan sistem sering dilakukan di Amerika
proporsional terbuka. Serikat. Contohnya, pemilu di
Anggota DPD dipilih tingkat federal untuk memilih
oleh rakyat melalui presiden dan wakil presiden,
pemilu dengan sistem pemilu untuk memilih anggota
perwakilan banyak. senat, pemilu untuk memilih
Selain lembaga DPR anggota badan perwakilan. Untuk
dan DPD, terdapat tingkat negara bagian
DPRD propinsi dan dilangsungkan pemilu memilih
DPRD kabupaten/kota gubernur dan wakil gubernur dan
yang anggotanya juga pemilu untuk anggota senat dan
dipilih melalui pemilu. badan perwakilan negara bagian.
Tidak hanya itu, diadakan juga
pemilu bagi walikota/dewan kota,
serta jabatan publik lainnya.

Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Sistem Pemerintahan Negara-negara di


Kawasan Afrika.
No Kategori Indonesia Afrika Selatan Mesir
1. Bentuk Kesatuan dengan Kesatuan dengan 9 Kesatuan dengan 26
negara otonomi luas propinsi governorates (semacam
mempunyai 33 propinsi. propinsi)
2. Bentuk Republik Republik Republik
pemerinta
han
3. Sistem Presidensial, dengan Presidensial, dengan Presidensial, dengan masa
pemerinta masa jabatan 5 tahun. masa jabatan 5 tahun. jabatan 6 tahun.
han
4. Eksekutif Presiden sebagai kepala Presiden sebagai kepala Presiden sebagai kepala
negara dan kepala negara dan kepala negara dan Perdana
pemerintahan yang pemerintahan yang menteri sebagai kepala
dipilih langsung oleh dipilih langsung oleh pemerintahan. Presiden
rakyat. Majelis Nasional diajukan oleh Majelis
Rakyat yang dikuatkan
oleh referendum. Perdana
menteri ditunjuk oleh
Presiden.
5. Legislatif/ Bikameral, yaitu DPR Bikameral terdiri atas Bikameral terdiri atas
Parlemen dan DPD. Anggota DPR Majelis Nasional dan Majelis Rakyat (Majelis al
dan anggota DPD Dewan Nasional Sha’b) dan Dewan
menjadi anggota MPR. Propinsi. Penasehat (Majelis al
Shura)
6. Yudikatif Mahkamah Agung dan Constitutional Court, Supreme Constitutional
badan-badan peradilan Supreme Court of Court
di bawahnya, dan Appeals, High Court,
sebuah Mahkamah Magistrate Courts.
Konstitusi.
Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Sistem Pemerintahan Negara-negara di
Kawasan Eropa.
No Kategori Indonesia Inggris Prancis
1. Bentuk Kesatuan dengan Kesatuan Bentuk negara kesatuan terdiri
negara otonomi luas 22 wilayah atau daerah.
mempunyai 33 propinsi.
2. Bentuk Republik Monarki Bentuk pemerintahan republik
pemerinta Konstitusional dengan sistem demokrasi
han presidensial

3. Sistem Presidensial, dengan Parlementer untuk Demokrasi presidensial untuk


pemerinta masa jabatan 5 tahun. masa jabatan 5 tahun masa jabatan 5 tahun
han
4. Eksekutif Presiden sebagai kepala Raja/Ratu sebagai Presiden adalah kepala
negara dan kepala kepala negara dan negara, sedangkan kepala
pemerintahan yang perdana menteri pemerintahan adalah perdana
dipilih langsung oleh sebagai kepala menteri. Tanggung jawab
rakyat. pemerintahan penyelenggaraan negara
tertinggi berada di tangan
presiden. Presiden dipilih
langsung oleh rakyat untuk
masa jabatan lima tahun.
Perdana menteri diusulkan
oleh mayoritas anggota
Majelis Nasional dan diangkat
oleh Presiden.

5. Legislatif/ Bikameral, yaitu DPR Bikameral terdiri atas Sistem parlemen


Parlemen dan DPD. Anggota DPR Majelis Tinggi (House menggunakan sistem
dan anggota DPD of Lord) dan Majelis bikameral yang terdiri atas
menjadi anggota MPR. Rendah (House of Senat dan Majelis Nasional.
Commons) Senat adalah perwakilan dari
teritori, daerah, dan wilayah
administratif. Masa jabatan
Senat adalah sembilan tahun,
di mana sepertiganya dipilih
tiap tiga tahun. Majelis
Nasional adalah perwakilan
rakyat yang dipilih melalui
pemilu untuk masa jabatan
lima tahun.

6. Yudikatif Mahkamah Agung dan Supreme Courts of Badan kehakiman, meliputi


badan-badan peradilan England, Wales and Supreme Court of Appeals or
di bawahnya, dan Northern Ireland, Cour de Cassation,
Scotland’s Court of Constitutional Council or
sebuah Mahkamah Session and Court of Conseil Constitutionnel, dan
Konstitusi. the Justiciary Council of State or Conseil
d’Etat.

Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Sistem Pemerintahan Negara-negara di


Kawasan Asia.
No Kategori Indonesia India Cina
1. Bentuk Kesatuan Federal dengan 26 Bentuk negara kesatuan terdiri atas 23
negara dengan negara bagian dan 7 propinsi, merupakan negara besar di
otonomi luas kesatuan teritorial. daratan Asia.
mempunyai 33
propinsi.
2. Bentuk Republik Republik Bentuk pemerintahan republik dengan
pemerinta sistem demokrasi komunis. Di bidang
han politik, sistem komunis dengan kontrol
ketat terhadap warganya, sedang di
bidang ekonomi, Cina menerapkan
sistem ekonomi pasar, sehingga
produk-produk Cina banyak membajiri
pasaran dunia.

3. Sistem Presidensial, Parlementer untuk Presiden sebagai kepala negara.


pemerinta dengan masa masa jabatan 5 tahun.
han jabatan 5 Presiden dipilih untuk
tahun. masa jabatan lima
tahun oleh anggota-
anggota badan
legislatif baik di pusat
maupun di negara-
negara bagian.
4. Eksekutif Presiden Presiden sebagai Kepala negara adalah presiden, sedang
sebagai kepala kepala negara dan kepala pemerintahan adalah perdana
negara dan perdana menteri menteri. Presiden dipilih oleh Kongres
kepala sebagai kepala Rakyat Nasional untuk masa jabatan
pemerintahan pemerintahan. lima tahun. Perdana menteri diusulkan
yang dipilih Presiden dipilih oleh oleh presiden dengan persetujuan
langsung oleh anggota parlemen, PM Kongres Rakyat Nasional.
rakyat. dipilih oleh mayoritas
anggota parlemen.
Badan eksekutif
terdiri dari seorang
presiden sebagai
kepala negara dan
menteri-menteri yang
dipimpin oleh seorang
perdana menteri
(cabinet government)

5. Legislatif/ Bikameral, Bikameral, yaitu Menggunakan sistem unikameral,


Parlemen yaitu DPR dan Dewan Negara (Rajya yaitu Kongres Rakyat Nasional
DPD. Anggota Sabha) dan Majelis (National People’s Congress or
DPR dan Rakyat (Lok Sabha) Quanguo Renmin Daibiao Dahui).
anggota DPD Jumlah anggota kongres 2.979 orang.
menjadi Anggotanya merupakan perwakilan
anggota MPR. dari wilayah, daerah, kota, dan propinsi
untuk masa jabatan lima tahun. Badan
ini memiliki kekuasaan penting di Cina
dan anggotanya adalah orang-orang
partai komunis Cina.
6. Yudikatif Mahkamah Supreme Court Badan kehakiman terdiri atas Supreme
Agung dan Peoples Court, Local Peoples Courts,
badan-badan dan Special Peoples Courts.
peradilan di
bawahnya, dan
sebuah
Mahkamah
Konstitusi.

Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Sistem Pemerintahan Negara-negara di


Kawasan Asia Pasifik.
No Kategori Indonesia Australia Brunei Darussalam
1. Bentuk Kesatuan dengan Federal dan termasuk negara Kesatuan
negara otonomi luas persemakmuran Inggris
mempunyai 33 (Commonwealth) yang
propinsi. terdiri atas 6 negara bagian
dan 10 teritorial
2. Bentuk Republik Republik Monarki
pemerinta
han
3. Sistem Presidensial, dengan Parlementer Constitutional Sultanate
pemerinta masa jabatan 5 tahun.
han
4. Eksekutif Presiden sebagai Kepala negara adalah Ratu Sultan adalah kepala
kepala negara dan Inggris. Kepala negara sekaligus kepala
kepala pemerintahan pemerintahan adalah pemerintahan. Tidak ada
yang dipilih langsung perdana menteri. pemilihan, tetapi
oleh rakyat. berdasarkan keturunan.
5. Legislatif/ Bikameral, yaitu Bikameral, terdiri atas Unikameral, yaitu
Parlemen DPR dan DPD. Majelis Tinggi (Senat) dan Legislative Council or
Anggota DPR dan Majelis Rendah (The House Majelis Masyaurat Negeri
anggota DPD of Reprensentative)
menjadi anggota sebagai lembaga
MPR. konsultatif.
6. Yudikatif Mahkamah Agung Supreme Court Statement
dan badan-badan
peradilan di
bawahnya, dan
sebuah Mahkamah
Konstitusi.

Pengaruh Sistem Pemerintahan Satu Negara Terhadap Negara-negara Lain

Sistem pemerintahan negara-negara di dunia ini berbeda-beda sesuai dengan keinginan dari
negara yang bersangkutan dan disesuaikan dengan keadaan bangsa dan negaranya. Sebagaimana
dikemukakan sebelumnya, sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan parlementer
merupakan dua model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh banyak negara. Amerika
Serikat dan Inggris masing-masing dianggap pelopor dari sistem pemerintahan presidensial dan
sistem pemerintahan parlementer. Dari dua model tersebut, kemudian dicontoh oleh negara-negara
lainnya.
Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial: Amerika Serikat,
Filipina, Brasil, Mesir, dan Argentina. Dan contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan
parlemen: Inggris, India, Malaysia, Jepang, dan Australia.
Meskipun sama-sama menggunakan sistem presidensial atau parlementer, terdapat variasi-variasi
disesuaikan dengan perkembangan ketatanegaraan negara yang bersangkutan.
Misalnya, Indonesia yang menganut sistem pemerintahan presidensial tidak akan sama
persis dengan sistem pemerintahan presidensial yang berjalan di Amerika Serikat. UUD 1945 dan
Konstitusi RIS 1949 di Indonesia UUD disusun oleh para pemimpin bangsa Indonesia sendiri.
Jadi, awal dirancang menggunakan sistem presidensial. Beberapa anggota BPUPKI menggunakan
Konstitusi Amerika Serikat sebagai rujukan dalam membahas rancangan Hukum Dasar. Konstitusi
RIS 1949 disusun melalui KMB yang berlangsung di Den Haag, Belanda dan melibatkan utusan
Pemerintah Belanda. Karena itu, Indonesia pun menggunakan sistem pemerintahan parlementer
seperti yang digunakan oleh negara Belanda.
Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini pernah berada dalam
kekuasaan Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat bahkan juga memfasilitasi penyusunan
konstitusi Filipina menjelang kemerdekaan negara ini. Negara-negara lain seperti Kolombia,
Kostarika, Meksiko, dan Venezuela juga menggunakan sistem pemerintahan presidensial, dengan
sistem pemerintahan Amerika Serikat sebagai modelnya.
Bahkan, negara-negara tertentu memakai sistem campuran antara presidensial dan
parlementer (mixed parliamentary presidential system). Contohnya, negara Prancis sekarang ini.
Negara tersebut memiliki presiden sebagai kepala negara yang memiliki kekuasaan besar, tetapi
juga terdapat perdana menteri yang diangkat oleh presiden untuk menjalankan pemerintahan
sehari-hari.

Berikut ini tabel mengenai pengaruh suatu sistem pemerintahan yang dianut suatu negara
terhadap negara lain:
Faktor Sejarah
No Negara Negara Dalam Hubungan Sejarah Sistem
Induk Pemerintahan

1. Perancis Kamerun, Chad, Kaledonia Baru, Kamboja, Parlementer


Republik Afrika Tengah, Aljazair, Burundi dan
lain-lain.
2. Inggris Kanada, Afrika Selatan, Selandia Baru, Australia, Parlementer
India, dan lain-lain.
3. Rusia/ Uni Kuba, Korea Utara, Vietnam, RRC, Ukraina, Presidensial
Soviet Bulgaria dan lain-lain.
4. Amerika Filipina, Irak, Afghanistan, dan lain-lain. Presidensial
Serikat
5. Spanyol Argentina, Bolivia, Chili, Ecuador, Guetamala, Presidensial
dan lain-lain.

Faktor Ideologi
Faktor ideologi (fasisme, individualisme dan sosialisme/ komunisme), dapat berpengaruh terhadap
pemerintahan suatu negara. Pasca perang dunia kedua, fasisme hancur dan muncul perseteruan
ideologi besar untuk memperebutkan pengaruhnya.
No Negara Dalam Hubungan Ideologi Sistem Pemerintahan
Induk
1 Amerika Inggris, Perancis, Italia, Kanada, Presidensial atau Parlementer
Serikat Australia, Jerman, Korea Selatan, dengan lebih satu partai
(Liberal) dll.
2 Uni Soviet Albania, Rumania, Cekoslo-vakia, Presidential hanya dengan satu
(Komunis) Bulgaria, Ukraina, Rusia, RRC, partai tunggal komunis.
Kuba, Korea Utara, Vietnam, dll.

Sikap Warga Negara Terhadap Pelaksanaan Sistem Pemerintahan R.I.


1. Bangga dan mendukung pelaksanaan sistem pemerintahan berdasarkan UUD 1945 hasil
amandemen.
2. Menaruh harapan bahwa dengan terselenggaranya pemerintahan yang demokratis akan tercipta
masyarakat yang demokratis sesuai dengan cita-cita dari para pendiri bangsa dan negara Indonesia.

Hal-hal yang harus dilakukan warga negara sebagai sikap peduli terhadap penyelenggaraan
negara

1. Mendukung setiap kebijakan pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat


2. Berpartisipasi aktif pada proses demokratisasi yang dijalankan pemerintah
3. Memberikan kritik, saran dan masukan yang bersifat konstruktif terhadap kebijakan
pemerintah yang kurang berorientasi pada rakyat banyak
4. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan dan program pemerintah yang berorientasi
pada pembangunan nasional
5. Berupaya sekuat tenaga untuk menjadi warga negara yang baik, dengan jalan berupaya
memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas diri dan profesionalisme sehingga mampu
menjadi “agent of changes”.
Semoga bermanfaat dan semoga sukses!

Dirangkum dari berbagai sumber yang menunjang...


Diposting oleh It Is My Mind di 18.58
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

5 komentar:

1.

HARLAN13 November 2014 06.48

wah panjang banget penjelasannya

Balas

2.

rianda riski8 Oktober 2015 18.44

Terimakasih,,
panjang dan rinci sekali

Balas

3.

Dyahnur Rahmawati14 September 2016 06.13

Terimakasih ^^

Balas

4.

Ratih Anggarini5 November 2016 19.49

Terimakasih kak sangat membantu.


Balas

5.

Ratih Anggarini5 November 2016 19.55

Terimakasih kak sangat membantu.

Balas

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog
 ► 2014 (1)

 ▼ 2013 (7)
o ▼ Januari (7)
 Materi PKn Kelas XII Semester 2 Bab 2 Globalisasi
 Materi PKn Kelas XII Semester 1 Bab 1 Pancasila se...
 Materi PKn Kelas XII Semester 1 Bab 1 Pancasila se...
 Materi Pelajaran PKn Kelas XI Semester 1 Bab 3 Ket...
 MATERI KELAS XI SEMESTER 1 BAB 2 BUDAYA DEMOKRASI ...
 Materi PKn Kelas XII Semester 1 Bab 2 Sistem Pemer...
 Materi PKn Kelas XII Semester 1 Bab 2 Sistem Pemer...

 ► 2012 (10)

 ► 2011 (6)

Mengenai Saya

It Is My Mind
Suka detail
Lihat profil lengkapku
Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai