Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BIOLOGI UMUM

“BIOENERGETIKA”

OLEH :
KELOMPOK 6
MAULIDANI PUTRI RANGKUTI (4191111019)
MIFTA AQILA NASUTION (4191111022)
SYUZA ARIFINO ( 4192411012)
LATHIFA MAWAR KOLBI SIREGAR (4191111020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
PEMBAHASAN

1. Siklus Energi (Bioenergetika) Dalam Sel

Molekul kimia organik yang kompleks, seperti glukosa, mempunyai energi


potensial yang besar karena keteraturan strukturnya. Ketidakteraturannya atau pun
entropinya relatif rendah. Bila glukosa dioksidasi oleh oksigen dihasilkan enam
molekul CO2 dan enam H2O, serta energi yang dilepaskan dalam bentuk panas
clan atom karbonnya mengalami kenaikan ketidakteraturan. Dalam hal ini atom
karbon tersebut terpisah-pisah dalam bentuk C02 sehingga menghasilkan
bertambahnya posisi yang berbeda dari molekul yang satu terhadap yang lainnya.
Hal ini menyebabkan naiknya entropi dan turunnya energi bebas.
Dalam sistem biologi, khususnya dalam sel hidup, panas yang dihasilkan
oleh proses oksidasi tersebut tidak dapat dipakai sebagai sumber energi. Proses
pembakaran dalam sistem biologi berlangsung tanpa nyala atau pada suhu yang
rendah. Energi bebas yang terkandung di dalam molekul organik diubah dan
disimpan dalam bentuk energi kimia, yaitu dalam struktur ikatan kovalen dari
gugus fosfat dalam molekul adenosin trifosfat (ATP), yang terbentuk dengan
perantaraan enzim dari adenosin difosfat (ADP) dan senyawa fosfat anorganik.
Metabolisme adalah keseluruhan proses yang terjadi dalam makhluk hidup
yang membutuhkan dan memanfaatkan energy bebas untuk melaksanakan
berbagai macam fungsi. Organisme memperoleh energy tersebut melalui reaksi
esksergonik dari oksidasi nutrient untuk menjaga kestabilan hidup seperti:
1. Melakukan kerja mekanik
2. Transport senyawa aktif melawan gradient konsentrasi
3. Biosintesis senyawa komplek
Metabolisme merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang berurutan
yang menghasilkan produk tertentu senyawa yang bereaksi senyawa intermediet
Contoh produknya disebut dengan metabolisme setiap reaksi yang dikatalisis oleh
enzim berbeda serangkaian reaksi yang terdapat dalam metabolisme
dikelompokkan menjadi 2 yaitu
1. Katabolisme, atau reaksi penguraian dalam katabolisme senyawa
metabolit Komplek diuraikan menjadi produk yang lebih sederhana
dengan membebaskan energi energi yang dibebaskan selama proses ini
disimpan oleh bentuk ATP dari ADP dan fosfat atau digunakan untuk
mereduksi NADP+ menjadi NADPH. Keduanya, ATP dan NADPH
merupakan sumber energi utama untuk digunakan dalam jalur anabolisme.
Karakteristik jalur penguraian adalah mengubah berbagai jenis berbagai
senyawa (karbohidrat lipid protein) menjadi senyawa intermediet umum
yang akan dimetabolisme makan lebih lanjut dalam jalur oksidatif pusat
yang mengubahnya menjadi beberapa produk akhir
2. Anabolisme jalur biosintesis. jalur ini merupakan proses kebalikannya.
Beberapa macam metabolit, terutama piruvat asetil CO2 dan senyawa
intermediet dalam siklus asam sitrat bersifat sebagai senyawa awal untuk
biosistem sebagai produk.

(gambar metabolisme selular)


Organisme kemotrof memperoleh energinya melalui oksidasi senyawa organik
(karbohidrat lipid dan protein) yang diperoleh dari organisme lain energi tersebut
merupakan energi bebas. Energi bebas yang diperoleh tersebut sering digunakan
untuk reaksi endergonik melalui sintesis senyawa intermediet berenergi tinggi
yaitu adenosin trifosfat (ATP) di samping digunakan untuk oksidasi juga
diuraikan dalam serangkaian reaksi menjadi senyawa intermediet umum yang
merupakan prekursor senyawa biologi lain. ( Sumbono, 2016)

(glikolisis sistem metabolisme)


2. Termodinamika kerja ATP sebagai alat perangkat energi

Mahluk hidup memerlukan masukan energi bebas terus menerus untuk


tiga tujuan utama, yakni kerja mekanis konstraksi otot dan gerakan sel lainnya ,
transfor aktif molekul dan ion-ino serta sintesis makromolekul dan biomolekul
lainnya. Donor energi bebas untuk sebagian besar proses yang memerlukan energi
adalah ATP. Peran ATP sebagai pengemban energi terpusat pada bagian
trifosfatnya. Itulah sebabnya ATP adalah molekul kaya energi karena unit
trifosfatnya mengandung dua ikatan fosfoanhidrida.

Jumlah energi yang dilepaskan oleh reaksi penguraian ATP menjadi ADP
dan fosfat (Pi) di dalam sel hidup belum dapat diketahui dengan pasti. Penentuan
jumlah energi ini dilakukan dengan mengukur perubahan energi bebasnya (DG),
yaitu perbedaan antara jumlah energi bebas senyawa hasil reaksi dan jumlah
energi bebas senyawa pereaksi. Menentukan DG dapat dilakukan dengan
menghitung DG° (perubahan energi bebas baku) dari persamaan reaksi hidrolisis
ATP menjadi ADP (adenosin difosfat) dan ortofosfat atau ketika ATP dihidrolisis
menjadi AMP (adenosin monofosfat) dan pirofosfat.
(Andriyani,Triana,Juliarti.2015)

3. Siklus ATP

Peranan ATP sebagai sumber energi untuk metabolisme di dalam sel


berlangsung dengan suatu mekanisme mendaur. ATP berperan sebagai alat angkut
energi kimia dalam reaksi katabolisme ke berbagai proses reaksi dalam sel yang
membutuhkan energi seperti proses biosintesis, proses pengangkutan, proses
kontraksi otot, proses pengaliran listrik dalam sistem syaraf, dan proses
pemancaran sinar (bioluminesensi) yang terjadi pada organisme tertentu, seperti
kunang kunang.

ATP terbentuk dari ADP dan Pi dengan suatu reaksi fosforilasi yang
dirangkaikan dengan proses oksidasi molekul penghasil energi, Selanjutnya ATP
yang terbentuk ini dialirkan ke proses reaksi yang membutuhkan energi dan di-
hidrolisis menjadi ADP dan fosfat anorganik. Demikian seterusnya sehingga
terjadilah suatu mekanisme daur ATP-ADP secara kontinu dan berkeseimbangan.
( Marks,Allan,Colleen, 2000)

4. Proses ATP dengan Perantara Enzim

gugus fosfat dalam molekul adenosin trifosfat (ATP), yang terbentuk


dengan perantaraan enzim dari adenosin difosfat (ADP) dan senyawa fosfat
anorganik. Reaksi ini merupakan suatu reaksi perpindahan gugus fosfat yang
secara kimia dikaitkan dengan tahap reaksi oksidasi khas yang berlangsung dalam
katabolisme. ATP yang terbentuk kemudian diangkut ke setiap bagian da-lam sel
yang memerlukan energi. Dalam hal ini ATP berperan sebagai alat peng-angkut
energi bebas. Sebagian dari energi kimia yang terkandung dalam ATP itu
dipindahkan bersama dengan gugus fosfat ujungnya, ke molekul penerima energi
lain yang khas, sehingga molekul ini menjadi senyawa berenergi kimia dan dapat
berperan sebagai sumber energi untuk proses biokimia yang lainnya.

Proses pengangkutan energi kimia lainnya di dalam sel berlangsung


dengan proses pengangkutan elektron dengan perantaraan enzim, dari reaksi
penghasil energi (katabolisme) ke reaksi pemakai energi (anabolisme) melalui
suatu senyawa koenzim pembawa elektron. Nikotinamida adenin dinukleotida
(NAD) dan nikotinamida adenin dinukleotida fosfat (NADP) adalah dua koenzim
ter-penting yang berperan sebagai molekul pengangkut elektron berenergi tinggi
dari reaksi katabolisme ke reaksi anabolisme yang membutuhkan elektron.
(Campbell,Reece,Mitchell.2000)

5. Tahapan Pembentukan Energi Dari Bahan Makanan

Metabolisme energi diartikan sebagai metabolisme total yang ditunjukkan


oleh energi dalam bentuk panas dan kerja yang dikeluarkan dari keseluruhan
proses kimia yang terjadi di dalam tubuh organisme tingkat tinggi (manusia dan
hewan) yang berasal dari oksidasi zat makanan. Hans Krebs menggambarkan tiga
tahapan pembentukan energi dari oksidasi bahan makanan, seperti berikut ini:
Tahap pertama : Molekul-molekul makanan yang besar dipecah menjadi unit-
unit lebih kecil. Protein dihidrolisis menjadi 20 macam asam amino, polisakarida
dihidrolisis menjadi gula sederhana seperti glukosa, dan lemak dihidrolisis
menjadi gliserol dan asam lemak. Tidak ada energi yang berguna dibentuk dari
tahap ini.

Tahap Kedua : Molekul-molekul kecil hasil hidrolisis ini dipecah menjadi


beberapa unit sederhana yang memainkan peran utama pada metabolisme.
Sebagian besar diantaranya ( gula, asam lemak, gliserol dan asam amino)
dikonversi menjadi unit asetil KoA. Sejumlah ATP dihasilkan pada tahap ini,
tetapi jumlahnya kecil dibandingkan dengan yang diperoleh dari oksidasi lengkap
unit asetil dari Asetil KoA.

Tahap ketiga : Terdiri dari daur asam sitrat dan fosforilasi oksidatif, yang
merupakan jalur akhir bersama oksidasi molekul bahan bakar. Asetil KoA
membawa unit-unit asetil kedalam daur ini, tempat unit-unit ini dioksidasi
lengkap menjadi CO2. Empat pasang elektron dipindahkan ( tiga ke NAD+ dan
satu ke FAD ) untuk setiap gugus asetil yang dioksidasi. Kemudian ATP
dihasilkan selama elektron mengalir dari bentuk-bentuk tereduksi, NAD+ dan
FAD ke O2 pada proses yang disebut fosforilasi oksidatif. Lebih dari 90% ATP
dihasilkan pada pemecahan bahan makanan terbentuk pada tahap ketiga ini.
( Ferdinand dan Ariebowo, 2007)
1. BIOENERGETIKA

Pengaturan pendapatan dan pengeluaran energi organisme secara keseluruhan


dalam interaksinya dengan lingkungan merupakan subjek penelitian biogenetika.
Bioenergetika bersifat fundamental dalam usaha memahami bagaimana organisme
tetap hidup dan menjaga suatu “keadaan tunak” yang dinamis. Bioenergetika juga
dilibatkan dalam berbagai kepentingan praktis lainnya misalnya saja
mengevaluasi efisiensi biaya pemeliharaan ternak melalui penyeimbangan
pengeluaran untuk pakan dengan hasil yang diperoleh berupa kerja atau
keuntungan dari penjualan hewan-hewan tersebut . ( Fried dan Hademenos, 2006)
Pengaturan pendapatan dan pengeluaran energi organism secara keseluruhan
diperantarai oleh jalur-jalur metabolisme selular yang telah dijabarkan
sebelumnya. Secara umum, hanya sekitar 40% energy yang berasal dari bahan
bakar yang dimetabolisasi yang dapat ditangkap sebagai ikatan-ikatan berenergi
tinggi ATP atau molekul berenergi lain. Sisanya dilepaskan sebagai panas. Jika
kondisi-kondisi standart makanan terpenuhi, maka hubungan antara asupan
oksigen dan pelepasan panas biasanya konstan. ( Fried dan Hademenos, 2006)

2. ENERGI BEBAS DAN KESETIMBANGAN

Energi bebas meningkat ketika suatu reaksi bergerak menjauhi kesetimbangan


untuk reaksi yang berada dalam kesetimbangan ∆G = 0, karena tidak ada
perubahan netto dalam sistem itu kita dapat membayangkan kesetimbangan
sebagai suatu Lembah energi. Suatu reaksi atau proses fisik pada kesetimbangan
tidak melakukan kerja. Suatu proses adalah spontan dan dapat melakukan kerja
ketika meluncur mendekati kesetimbangan. Pergerakan menjauhi kesetimbangan
adalah nonspontan; hal ini dapat terjadi hanya dengan bantuan sumber energi dari
luar. Sekarang kita dapat menerapkan konsep energi bebas secara lebih spesifik
lagi ke dalam kehidupan.
Berdasarkan perubahan energi bebasnya dapat dikelompokkan sebagai energi
“reaksi eksergonik” artinya mengeluarkan energi dan “reaksi endergonik” artinya
memasukkan energi.
1. Suatu reaksi eksergonik berlangsung dengan mengeluarkan energi bebas
yang terjadi secara spontan besarnya ∆G untuk suatu reaksi eksergonik
adalah Jumlah kerja maksimum yang dapat dilakukan oleh energi itu.
bereaksi itu kita dapat menggunakan contoh reaksi keseluruhan dari
respirasi seluler sebagai berikut pada intinya hasilnya adalah sebuah proses
yang menghasilkan energi dengan menyerap sebagian besar energi yang
tersimpan dalam molekul gula.
2. suatu reaksi endergonik merupakan reaksi yang menyerap energi bebas
dan dari sekelilingnya, karena jenis reaksi ini menyimpan energi bebas
dalam molekul maka ∆G adalah positif. Reaksi seperti itu adalah
nonspontan dan besar ∆G adalah jumlah energi yang diperoleh diperlukan
untuk menggerakkan reaksi itu. ( Campbell,Reece,Mitchell,2000)

3. TERMODINAMIKA BIOLOGI

Termodinamika berasal dari 2 kata yaitu Thermal yang artinya berkenaan


dengan kalor dan Dinamika yang artinya berkenaan dengan pergerakan.
Termodinamika didefinisikan sebagai ilmu tentang energi yang berubah-ubah
karena pengaliran kalor dan usaha yang dilakukan. Termodinamika adalah studi
tentang proses transfer energi sebagai kalor dan sebagai kerja. Dalam mempelajari
termodinamika ini dikenal ada 4 hukum Termodinamika yaitu
1. hukum ke nol termodinamika
Hukum ke nol termodinamika dalam keadaan adiabatik
suatu gas ideal dalam ruangan tertutup pemuaian sangat lambat,
tidak ada panas yang yang terjadi.

2. hukum pertama termodinamika


Ini disebut Hukum Termodinamika yang menyatakan suatu
proses penambahan panas dan kerja yang dilakukan sedangkan
perubahan energi suatu zat yang tergantung kepada lintasan. Jika di
hukum termodinamika pertama membahas membahas berapa besar
energi yang diserap atau atau bebas.

3. hukum kedua termodinamika


Hukum 2 termodinamika menunjukkan kondisi alami dari
alur kalor suatu objek dengan sistem.
“Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang
dingin; kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin
ke benda panas tanpa dilakukan usaha”

4. hukum ketiga termodinamika


“Entropi dari suatu kristal sempurna pada absolut nol
adalah sama dengan nol,” (Andriyani,Triana,Juliarti.2015)
DAFTAR PUSTAKA

Friend dan Hadermenos.2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta:Erlangga.


Sumbono,aung.2008. Biokimia Pakan Dasar. Jakarta: Erlangga.
Campbell,Reece,Mitchell.2000.Biologi Jilid 1 Edisi 5.Jakarta:Erlangga.
Andriyani,Triana,Juliarti.2015. Biologi Reproduksi Dan Perkembangan.
Yogyakarta:Deepublish.
Marks,D.B,Allan D.Marks,Collen.M.Smisth.2000.Biokimia Kedokteran Dasar.
Jakarta:Buku Kedokteran.
Ferdinand, F dan Ariebowo, M. 2007. Praktis Belajar Biologi.Jakarta:Visindo
Media Persada.

Anda mungkin juga menyukai