PENDAHULUAN
dan sanitasi yang tertuang dalam Peraturan Presiden nomor 185 tahun 2014 tentang
Percepatan Penyediaan Air Minum dan sanitasi sebagai upaya untuk mencapai akses
universal pada akhir tahun 2019. Untuk mewujudkannya, Kemenkes dan beberapa
kementerian lain serta mitra lain meluncurkan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) pada 2008. Studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2007 menunjukkan jika
setiap anggota keluarga dalam suatu komunitas melakukan 5 pilar STBM akan dapat
menurunkan angka kejadian diare sebesar 94%. Penyakit akibat sanitasi yang buruk seperti
gangguan saluran pencernaan membuat energi untuk pertumbuhan tubuh menjadi teralihkan,
Pendekatan STBM diadopsi dari hasil uji coba Community Led Total Sanitation
(CLTS) yang telah sukses dilakukan, khususnya dalam mendorong kesadaran masyarakat
untuk mengubah perilaku buang air besar sembarangan (BABS) menjadi buang air besar di
jamban yang hygiene dan layak. Perubahan perilaku BAB merupakan pintu masuk perubahan
perilaku sanitasi secara menyeluruh. Atas dasar pengelaman keberhasilan CLTS, pemerintah
menyempurnakan pendeketan CLTS dengan aspek sanitasi lain yang saling berkaitan yang
ditetapkan sebagai 5 pilar STBM yaitu 1.) Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), 2.)
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 3.) Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga ,
1
4.) Pengamanan sampah rumah tangga dan 5.) Pengamanan Limba Cair Rumah Tangga.
Kediri sendiri adalah kota yang sudah menyiapkan dana bantuan sosial yang di ambil
dari APBD untuk melaksanakan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan
diharapkan mampu mewujudkan kabupaten kediri Open Defecation Free (ODF). (Dinas
Kesehatan Kediri,2018)
Salah satu puskesmas yang sudah melaksanakn STBM untuk mewujudkan ODF adalah
puskesmas mrican tetapi pada tahun 2017 masih terdapat 41 KK di kelurahan gayam rw 01
yang melakukan Open Defecation (buang air besar sembarangan) dan di tahun 2018 terdapat
39 KK di kelurahan gayam rw 01 yang masih melakukan Open Defecation (buang air besar
Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas maka hal inilah yang menjadi latar belakang
diangkatnya topik “Dampak Konseling Pilar 1 STBM pada Masyarakat di Wilayah Kerja
Bagaimana dampak konseling pilar 1 STBM pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas
1.3 Tujuan
2
1. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan
pendidikan terakhir.
yang telah didapatkan selama masa preklinik hingga klinik, khususnya tentang
Puskesmas Mrican dan unit sanitasi sebagai informasi dalam melakukan upaya
Penelitian ini bisa menjadi rujukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut