Anda di halaman 1dari 6

I.

KLARIFIKASI ISTILAH
1. Penuaan
2. Geriatrik
3. Nyeri
4. Pikun
5. Kemampuan seksual

II. PEMBAHASAN
1. Penuaan adalah…
 Proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi orang dewasa yang sakit
dengan berkurangnya fisiologi tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap penyakit.
 Suatu proses perubahan fungsi dan tampilan fisik pada tubuh yang diakibatkan
oleh faktor usia.
2. Geriatrik adalah…
 Cabang ilmu kedokteran dengan fokus pada penuaan dini dan tatalaksana
(penanganan, diagnosis, dan pencegahan) penyakit dan gangguan kesehatan
terkait dengan usia lanjut.
3. Nyeri adalah…
 Suatu pengalaman sensori, kognitif dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial yang digambarkan dengan
suatu bentuk penderitaan.
 Suatu reaksi fisiologis karena merupakan suatu reaksi perlindungan untuk
menghindari suatu stimulus yang membahyakan tubuh kita.
4. Pikun adalah…
 Suatu gangguan otak kronis yang menyebabkan penurunan intelektual yang
berkembang secara perlahan dimulai dengan gejala depresi ringan atau
kecemasan yang kadang disertai dengan gejalan kebingungan kemudian
menjadi parah.
 Dalam istilah medis disebut dengan dimensia atau penurunan fungsi otak
dengan gejala penurunan daya ingat , kecepata berpikir, serta gangguan
perilaku, mental, Bahasa, pengertian, pemahaman, suasana hati, dan gangguan
dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
5. Kemampuan seksual adalah…
 Kemampuan (KBBI= kesanggupan; kecakapan; kekuatan) dalam melakukan
hubungan seksual (koitus dan masturbasi).

III. RUMUSAN MASALAH


1. Mengapa dapat terjadi nyeri lutut dan pinggang?
2. Apa hubungan penuaan dengan emosi yang meningkat, penurunan pengelihatan,
penurunan pendengaran, dan penurunan kemampuan seksual?
3. Apa nutrisi yang tepat untuk lansia?
4. Bagaimana olahraga yang tepat untuk lansia?
5. Mengapa lansia sering terjatuh?
6. Apa penyebab pikun pada lansia?
7. Bagaimana penggolongan usia lanjut ?

IV. PEMBAHASAN RUMUSAN MASALAH


1. Mengapa dapat terjadi nyeri lutut dan pinggang?
 Nyeri lutut disebabkan oleh penyakit sendi akibat degenerasi atau kerusakan
permukaan sendi yang banyak ditemukan pada lansia. Jaringan ikat sekitar sendi,
ligament, dan kartilago mengalami penurunan elastisitas karena terjadi degenerasi,
erosi, dan kalsifikasi sehingga kehilangan fleksibilitasnya. Hal tersebutlah yang
dapat menyebabkan rasa nyeri, Bengkak, kekakuan sendi, dan keterbatasan luas
gerak sendi.
 Nyeri pada lutut biasa disebut osteoarthritis (OA), dimana OA sering terjadi pada
sendi penyokong berat badan (panggul, lutut, servikal, dan tulang belakang). OA
merupakan nyeri sendi akibat inflasi ringan yang timbul akibat gesakan ujung-
ujung tulang rawan, dimana pada kondisi normal seharusnya tulang rawan
menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi dan cairan sinofial terletak diantara
tulang-tulang tersebut yang berfungsi sebagai pelumas. Namun pada OA
mengalami kekurangan cairan sinofial sehingga terjadi gesekan dan menyebabkan
lapisan kartilago makin tipis dan menimbulkan rasa nyeri. OA sendiri dibagi
menjadi dua, yaitu: OA primer; dan OA sekunder. OA primer merupakan
degenerasi artikuler atau tidak jelas penyebabnya. Sedangkan OA sekunder
disebabkan oleh trauma atau kelainan bawaan seperti penyakit yang menyerang
metabolisme, system endokrin, dysplasia tulang, atau pun pengendapan kristal
kalsium.
 Nyeri pada panggul juga meropidan goal dari osteoporosis atau pengeroposan
tulang. Pada proses pentanal seiring bertambahnya usia kadang kapur dalam
tulang mengalami penurunan, sehinga tulang menjadi keropos. Dimana pada laki-
laki semenjak usia 50 tahun masa tulang akan menyusut 1% per tahun, sementara
pada wanita semenjak usia 30 tahun masa tulang menyusut 1% per tahun.
Umumnya pada usia 65 tahun keatas masa tulang mengalami penyusutan lebih
dari sama dengan 10%. Karena penurunan masa tulang ini maka akan rawan cidera
atau patah tulang.
 Nyeri pada lansia juga dapat disebabkan oleh penyakit gout, dimana terjadi jika
asam urat dalam darah melebihi titik jenuh dan mengkristal dalam sendi sinofial
pada pasien. Kristal tersebut menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan serta
kemerahan.
 Nyeri pada lutut juga dapat disebabkan oleh tendinitis yaitu peradangan pada
tendon.
Pertanyaan :
1) Apa itu Dysplasia tulang?
Displasia adalah merujuk kepada pembentukan dan perkembangan sel
secara tidak beraturan. Dalam hal ini terjadi pada tulang.
2. Apa hubungan penuaan dengan emosi yang meningkat, penurunan pengelihatan,
penurunan pendengaran, dan penurunan kemampuan seksual?
 Pendengaran berkurang disebabkan oleh presbiskusis. Dimana terdapat proses
degenerative pada bagian kolkea, sehingga menyebabkan adanya gangguan
pendengaran pada pasien.
 Suka marah-marah terdapat hubungan dengan gejala pikun. Dimana gejala
pikun ini biasanya pasien mengalami depresi ringan atau kecemasan yang
kadang disertai dengan gejalan kebingungan. Emosi yang meningkat juga
dipengaruhi oleh kondisi keluarga dan lingkungan sosial.
 Pandangan kabur disebabkan oleh penurunan fungsi mata atau bisa jadi pasien
mengalami katarak atau pun glaucoma (penyakit mata yang terjadi akibat ada
kerusakan pada saraf optic). Selain itu juga dapat disebabkan oleh Hipoglikemia
adalah kondisi ketika jumlah gula darah rendah. Hal ini bisa terjadi pada orang
yang mengalami diabetes atau orang yang menggunakan pengobatan dengan
menggunakan insulin. Melewati makan, makan jauh lebih sedikit dari biasanya,
atau olahraga yang berlebihan juga bisa menjadi pemicu hipoglikemia. Tekanan
darah rendah (hipotensi) juga dapat menyebabkan pandangan mata kabur.
 Penurunan kemampuan seksual disebabkan oleh beberapa factor yaitu: (1)
Faktor fisik. Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan
fisik. Aktivitas seksualdapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Bahkan
hanya membayangkan bahwa seks dapat menyakitkan sudah
menurunkankeinginan seks. Penyakit minor dan keletihan adalah alasan
seseorang untuk tidak merasakan seksual. Medikasi dapat mempengaruhi
keinginan seksual. Citra tubuh yang buruk, terutama ketika diperburuk oleh
perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat
menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual; (2) Faktor
hubungan. Masalah dalam berhubungan dapat mengalihkan perhatian seseorang
dari keinginan seks. Setelah kemesraan hubungan telah memudar, pasangan
mungkin mendapati bahwa mereka dihadapkan pada perbedaan yang sangat
besar dalam nilai atau gaya hidup mereka. Tingkat seberapa jauh mereka mssih
merasa dekat satu sama lain dan berinteraksi pada tingkat intim bergantung pada
kemampuan mereka untuk bernegoisasi dan berkompromi. Ketrampilan seperti
ini memainkan peran yang sangat penting ketika mengahadapi keinginan
seksual dalam berhubungan. Penurunan minat dalam aktifitas seksual dapat
mengakibatkan ansietas hanya karena harus mengatakan kepada pasangan
perilaku seksual apa yang diterima dan menyenangkan; (3) Faktor gaya hidup.
Faktor gaya hidup seperti, penggunaan atau penyalahgunaan alkohol atau tidak
punya waktu untuk mencurahkan perasaan dalam berhubungan, dapat
mempengaruhi keinginan secara seksual. Dahulu perilaku seksual yang
dikiatkan dengan, terutama dalam periklanan, alkohol dapat menyebabkan rasa
sejahtera atau gairah palsu dalam tahap awal seks. Namun demikian, banyak
bukti sekarang ini menunjukkan bahwa efek negatif alkohol terhadap
seksualitas jauh melebihi euforia yang mungkin dihasilkan pada awalnya: dan
(4) Faktor harga diri. Tingkat harga diri klien juga dapat menyebabkan konflik
yang melibatkan seksualitas. Jika harga diri seksual tidak pernah dipelihara
dengan mengembangkan perasaan yang kuat tentang seksual diri dan dengan
mempelajari keterampilan seksual, seksualitas mungkin menyebabkan perasaan
negatif atau menyebabkan perasaan negatif atau menyebabkan tekanan perasaan
seksual. Harga diri seksual dapat menurun dalam banyak cara. Perkosaan , inses,
dan penganiayaan fisik atau emosi meninggalkan luka yang dalam. Rendahnya
harga diri seksual dapat juga diakibatkan oleh kurang adekuatnya pendidikan
seks, model peran yang negatif, dan upaya untuk hidup dalam pengharapan
pribadi atau kultural yang tidak realistik.

3. Apa nutrisi yang tepat untuk lansia?


 Kebutuhan energi akan menurun mulai usia 0-9 tahun sekitar 5% dan pada usia
50-65% karena banyak mengandung vitamin, serat, dan mineral
 Sebaiknya lansia mengkonsumsi lemak nabati daripada lemak hewani,
untuk mencegah penumpukan lemak tubuh.
 Tingkat asupan makanan sumber vitamin A, D, dan E untuk mencegah
penyakit degeneratif, serta vitamin b12, asam folat, vitamin B1, dan vitamin
C untuk mencegah penyakit jantung.
 Tingkat konsumsi makanan sumber besi (Fe), zinc (Zn), selenium (Se), dan
Kalsium (Ca) untuk mencegah anemia dan osteoporosis, serta meningkatkan
daya tahan tubuh.
 Tingkatkan asupan gizi mikro: fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), dan
magnesium (Mg) untuk metabolisme dalam tubuh.
 Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas per hari untuk melancarkan proses
metabolisme tubuh, dan mengeluarkan sisa pembakaran energi dalam tubuh,
serta tingkatkan konsumsi serat agar buang air besar lancar, mencegah
penyerapan kolesterol, dan menghindari penumpukan kolesterol total dalam
tubuh.
 Persentase kebutuhan zat gizi makro untuk lansia adalah 20-25% protein,
20% lemak 55-60% karbohidrat. Asam lemak yang dikonsumsi sebaiknya
memiliki kandungan asam lemak jenuh ganda (polyunsaturated
fatty acid) yang tinggi, yaitu asam lemak omega-3 dan omega9, seperti yang
terdapat pada ikan yang hidup di dalam laut.
 Mengurangi konsumsi gula. Dianjurkan agar lanjut usia mengurangi konsumsi
gula sederhana seperti gula pasir dan sirup. Karena juga dapat menimbulkan
diabetes mellitus jika terlalu banya mengonsumsi makanan manis.
 Membatasi konsumsi lemak dan minyak. Bagi lanjut usia, mengkonsumsi
makanan yang mengandung lemak tinggi tidak dianjurkan, karena akan
menambah risiko terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti tekanan darah
tinggi, jantung, ginjal, dan lain-lain. Lanjut usia sebaiknya mengkonsumsi
lemak tidak lebih dari seperempat kebutuhan energi.
4. Bagaimana olahraga yang tepat untuk lansia?
 Olahraga yang tepat untuk lansia harus memenuhi FITT (frekuency,Intensity,
Time, Type).
 Olahraga yang bias dilakukan lansia yaitu: aerobic; latihan kekuatan otot;
latihan fleksibilitas dan keseimbangan; voli air; yoga.
 Pada lansia untuk intesitas sedang berkisar 150 menit dalam semimggu, atau
intesitas berat berkisar 75menit dalam seminggu.

5. Mengapa lansia sering terjatuh?


 Gangguan gaya berjalan
 Kelemahan otot ekstremitas bawah
 Kurangnya kekuatan sendi
 Pandangan kabur
 Penurunan masa otot dan daya tahan otot

6. Apa penyebab pikun pada lansia?


 Gaya hidup tidak sehat
 System persinyalan pada otak rusak (gejala demensia)
 Kelelahan
 Penggunaan obat
 Stress
 Depresi klinik
 Stroke otak
 Penggunaan alkohol

7. Bagaimana penggolongan usia lanjut ?


 Menurut WHO
Usia pertengahan (Midle Age)kelompok usia 45 – 59 tahun.
Usia lanjut (Ederly)antara 60 – 74 tahun.
Usia lanjut tua (Old) antara 75 – 90 tahun.
Usia sangat tua (Very Old) diatas 90 tahun
 Menurut UU No: 13 Tahun 1998
Tentang kesejahteraan lanjut usia: “lanjut usia adalah seorang yang telah
mencapai usia 60 tahun keatas”.
 Menurut Dep. Kes. RI, lebih lanjut menggolongkan lansia menjadi tiga
golongan yaitu:
Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun).
Kelompok lansia pertengahan (65 tahun keatas).
Kelompok lansia dengan resiko tinggi (usia 70 tahun keatas).
 Menurut Bernice Neu Garden (1975)
Lansia muda yaitu orang yang berumur diantara 55 – 75 tahun.
Lansia tua yaitu orang yang berumur lebih dari 75 tahun.
 Menurut Levison (1978)
Lansia peralihan awal, antara 50 – 55 tahun.
Lansia peralihan menegah antara 55 – 60 tahun.
Lansia peralihan akhir antara 60 – 65 tahun.

Anda mungkin juga menyukai