Manual Pelatihan - Contoh PDF
Manual Pelatihan - Contoh PDF
PENGANTAR
Manual pelatihan ini merupakan bagian dari serangkaian manual untuk pelatihan para
pelaku ANSSP – UN-HABITAT yakni 1). Staff lapangan ANSSP, khususnya fasilitator dan
specialist yang memfasilitasi kegiatan ANSSP di lapangan dan 2). Masyarakat, khususnya
kelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan ANSSP. Manual pelatihan untuk staff
lapangan terdiri dari a) Manual Pelatihan Dasar, b) Manual Pelatihan Lanjutan 1, c). Manual
Pelatihan Lanjutan 2, d) Manual Pelatihan Lanjutan 3 dan e) Manual Pelatihan untuk Pelatih.
Sedangkan manual pelatihan bagi masyarakat terdiri dari a). Manual Pelatihan Perencanaan,
b). Manual Pelatihan Pengadaan, c). Manual Pelatihan Konstruksi, d). Manual Pelatihan
Pengawasan Konstruksi, e). Manual pelatihan pembukuan dan pelaporan, f). Manual
Pelatihan untuk Tukang. Setiap manual memiliki topik dan tingkat kedalamannya masing-
masing sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan kegiatan ANSSP.
Manual pelatihan Tukang dibuat sebagai pegangan fasilitator dan specialist ANSSP ketika
memberikan pelatihan kepada para tukang tentang (a) item-item pekerjaan yang harus
dilaksanakan tukang untuk masing-masing tahap, (b) standar kualitas konstruksi untuk
setiap item pekerjaan, dan (c) standar kualitas material yang digunakan untuk masing-masing
item pekerjaan. Materi pelatihan diambilkan dari buku panduan konstruksi. Selain itu, materi
pelatihan tukang mencakup juga tentang sistem, prosedur dan penggunaan format-format
pengawasan konstruksi.
Waktu pelaksanaan pelatihan tukang dilakukan secara kontinyu sebanyak empat kali sesuai
kemajuan pekerjaan, tahapan pencairan dana dan ketersediaan material. Pelatihan Tahap I
dilakukan setelah material bangunan untuk pekerjaan tahap 1 tersedia di lokasi. Materi
pelatihan mencakup item-item pekerjaan, standar kualitas material dan standar kualitas
pengerjaan tahap 1. Demikian seterusnya sampai pada pelatihan ke empat. Khusus tentang
pelatihan tukang, penggunaan metode praktek langsung di lapangan dan simulasi sejumlah
alat peraga merupakan cara yang lebih efektif dibandingkan dengan ceramah-ceramah dalam
in house training.
Banyak cara meningkatkan kapasitas pelaku proyek ANSSP, khususnya tim lapangan dan
masyarakat dan para tukang. Manual ini bukanlah satu-satunya cara yang wajib digunakan
setiap pelatih tetapi hanya salah satu diantara sekian banyak cara yang dipakai. Karena itu
manual ini diharapkan dapat menjadi media penggalian cara-cara kreatif dan inovatif agar
proses transfer pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam menjalankan proyek ANSSP
dapat dilakukan lebih efektif.
Disadari bahwa penyusunan manual pelatihan ini telah mendapat dukungan dari berbagai
pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Karena itu pada tempatnya, disampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi kontribusi baik langsung
maupun tidak langsung sehingga rangkaian manual pelatihan ini dapat diselesaikan.
Pembukaan
Penutup
Manual pelatihan ini merupakan salah satu panduan bagi pelatih dalam memfasilitasi sejumlah
sesi pelatihan untuk para fasilitator dan specialist serta masyarakat dalam menjalankan proyek
ANSSP. Materi pelatihan mengacu pada buku Pedoman ANSSP – UN-HABITAT volume 1 – 9
serta lampiran-lampiran pedukung lainnya dan beberapa pedoman fasilitasi pengembangan
masyarakat (community development). Setiap topik disajikan dalam sesi-sesi dengan durasi waktu
45 menit untuk setiap sesi dan disebut jam pelajaran latihan (JPL). Satu topik bisa membutuhkan 2
sampai 3 JPL, tergantung kedalaman dan metode yang dipakai.
Terdapat banyak cara dan pedoman yang biasa digunakan dan dikembangkan para pelatih
dalam memfasilitasi pelaku ANSSP dan manual ini hanya salah satu diantaranya; bukan satu-
satunya.
Walaupun demikian, Beberapa hal yang diperhatikan seorang pelatih adalah:
1. Setiap kali akan memulai sesi, sampaikan sasaran yang ingin dicapai dari sesi tersebut
2. Pastikan bahwa alokasi waktu yang telah direncanakan dapat direalisasikan.
3. Instruksi pembentukan dan penugasan kelompok harus jelas, bila perlu alokasikan waktu 5 – 10
menit untuk mengecek kembali apakah peserta mengerti tentang tugas yang diberikan.
4. Ingatkan kelompok untuk tepat waktu, sebab keterlambatannya akan menghambat
penyelesaian sesi-sesi lainnya
5. Hindari pembentukan kelompok kecil yang telalu banyak, apalagi bila setiap kelompok harus
mempresentasikan hasil kelompoknya pada diskusi pleno. Hal ini membutuhkan waktu
banyak dan kadang kurang diperhatikan anggota lain
6. Ketika bermain peran, pastikan bahwa alokasi waktunya singkat dan ringkas
7. Ketika memfasilitasi diskusi, ingatkan kepada peserta untuk tidak mengulangi topik yang telah
dibahas.
8. Ceramah efektif dilakukan dalam 5 – 15 menit. Selesaikan seluruh topik ceramah, baru meminta
dan melayani tanggapan peserta.
9. Alokasikan waktu agar peserta membaca beberapa handout atau bahan bacaan yang disiapkan;
kemudian tanya jawab dan diskusi. Hal ini memudahkan penyerapan materi.
10. Yakinkan semua peserta mengikuti semua sesi pelatihan. Penting karena peserta akan juga
menjadi pelatih bagi pelatihan masyarakat.
11. Penting untuk meringkas kembali isi setiap sesi pelatihan sebelum menutup satu sesi
12. Humor, cerita lucu dan permainan membuat sesi pelatihan terasa lebih hidup. Tetapi jangan
sampai permainan atau cerita lucu yang sama diberikan pada peserta yang sama; akan terasa
hambar.
Jika ingin melakukan evaluasi terhadap pengalaman memfasilitasi pelatihan, seorang pelatih
dapat juga melakukan penilaian diri dengan menggunakan format evaluasi berikut. hasil evaluasi
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mempersiapkan pelatihan selanjutnya.
Kontrak Belajar
Manual Pelatihan Tukang 2/6
Defenisi Pelatihan
”Pelatihan adalah proses pembelajaran yang
dirancang untuk mengubah kinerja orang dalam
melakukan tugasnya sehingga sesuai dengan yang
diharapkan”
Kontrak Belajar
Manual Pelatihan Tukang 3/6
Kontrak Belajar
Manual Pelatihan Tukang 4/6
CATATAN FASILITATOR!!!
Pastikan aturan main berkaitan dengan :
• Pengaturan waktu
• Cara berpakaian dan
• Mengajukan pertanyaan
• Akomodasi
• Hubungan antara fasilitator dan peserta
• Kebiasaan merokok
• Penggunaan peralatan yang ada
• Penggunaan ruang umum.
• Urusan ngantuk
Kontrak Belajar
Manual Pelatihan Tukang 5/6
Kontrak Belajar
Manual Pelatihan Tukang 6/6
MHD.01.3.
FORMAT HARAPAN PESERTA TERHADAP PELATIHAN
1 Tahapan kegiatan
Utama (sosialisasi,
perencanaan umum
dan detail,
pelaksanaan dan
pelestarian)
2 Sistem pendukung
(monitoring,
pelaporan dan
kapasitas pelaku)
3 Metode pendekatan
pelaksanaan
kegiatan
4 Pengelolaan kerja
team
Kontrak Belajar
Manual Pelatihan Tukang 1/9
PRINSIP-PRINSIP UMUM
A. Kesesuaian Standar Minimal Kualitas
Konstruksi
1. Tidak diijinkan melakukan perubahan
disain Æ pengurangan spesifikasi,
volume, dan dimensi.
2. Perubahan hanya diijinkan jika : (a) luas
tanah tidak memungkinkan, dan (b)
disetujui UN-HABITAT.
3. Perubahan hanya diijinkan jika:
• Pemilik rumah menempatkan dana di
rekening KPR senilai biaya
penambahan,
• disetujui anggota KPR,
• memenuhi standar bangunan tahan
gempa.
B. Kesesuaian Pengelolaan Dana dan Material
Pemakaian dana dan material harus
memenuhi kaidah transparansi dan
akuntabilitas. Pengurus KPR wajib membuat
pembukuan yang dilaporkan ke UN-
HABITAT dan seluruh anggotanya.
PELAPORAN DAN
PERMOHONAN
PENCAIRAN
PENCAIRAN
DANA
DANA
MONIT
PENJELASAN
TEKNIS KEPADA
KPR, TUKANG,
DAN PENGAWAS PELAKSANAAN
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
MHD.30.1.
PELAPORAN
DAN
PENCAIRAN
PERMOHONAN
DANA
PENCAIRAN
DANA
MONITORING
DAN EVALUASI
PENJELASAN
TEKNIS KEPADA
PELAKSANAAN
KPR, TUKANG,
KONSTRUKSI
DAN PENGAWAS
KONSTRUKSI
Bentuk-bentuk Kegiatan
Persiapan Konstruksi
1. Musyawarah Desa
2. Pengecekan Fisik Lahan
3. Pelatihan tentang pengadaan, manajemen
konstruksi, pembukuan dan pelaporan serta
pengawasan konstruksi
4. Pengadaan Material dan Tukang
Prinsip-prinsip
Terbuka-tak-terbatas, adil, jujur, transparan,
akuntabel.
Kriteria
Tepat Hukum., Tepat Mutu, Tepat Jumlah, Tepat
Spesifikasi., Tepat Waktu., Tepat Pasokan, Tepat
Harga.
MONITORING
DAN EVALUASI
PENJELASAN
TEKNIS KEPADA
KPR, TUKANG, PELAKSANAAN
DAN PENGAWAS KONSTRUKSI
KONSTRUKSI
PELAPORAN DAN
PERMOHONAN
PENCAIRAN PENCAIRAN
DANA DANA
MONITORING
DAN EVALUASI
PENJELASAN
TEKNIS KEPADA
KPR, TUKANG, PELAKSANAAN
DAN PENGAWAS
KONSTRUKSI
KONSTRUKSI
Pemasangan Bata
”Sebelum melakukan pemasangan bata, pastikan
bahwa pada tulangan kolom telah dilakukan
pemasangan angkur besi dengan diameter 8 dan
panjang 50 cm menerus pada tulangan kolom
(masing-masing sisi tulangan kolom sepanjang 15
cm). Jarak antar angker adalah 40 cm. Pemasangan
angkur berguna untuk menyatukan pasangan bata
dengan kolom sehingga terjadi perkuatan saat gempa.
Pemasangan bata dilakukan pada posisi yang telah
direncanakan. Dalam pemasangan bata menggunakan
campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1 :
2 (satu bagian semen; dua bagian pasir).
Campuran 1 : 2 ini dilakukan hanya pada saat
pemasangan bata se tinggi 50 cm dari sloof. Hal ini
bermaksud untuk menghindari penyerapan air
melalui dinding bata. Dengan campuruan ini
diharapkan dinding bata bisa kedap air.
Bata yang digunakan untuk dinding perlu disiram
dengan air terlebih dulu (bata yang dipasang tidak
dalam posisi kering). Hal ini untuk menghindari
terjadinya penyerapan air semen oleh bata. Jika air
semen terserap bata, maka kekuatan campuran spesi 1
: 2 akan berkurang karena sebagian semen terserap
bata dan bukan pada campuran itu sendiri (ikatan
dengan pasir).
Cor Kolom
”Setelah melakukan pekerjaan pemasangan bata dan
kusen pintu jendela; lakukan proses persiapan untuk
pengecoran kolom.
Pengecoran kolom ini menggunakan campuran 1 : 2 :
3 (satu bagian semen; dua bagian pasir dan 3 bagian
kerikil).
Persiapan pengecoran kolom mencakup :
1. Memastikan tulangan kolom yang sudah
terpasang berada pada posisi tegak dan tidak
miring.
2. Memastikan pasangan bata tidak menempel pada
besi tulangan kolom dan berjarak minimal 3 cm
dari tulangan kolom. Jika ada pasangan bata yang
berjarak kurang dari 3 cm, lakukan pemangkasan
pada pasangan bata tersebut agar sesuai dengan
yang diharapkan.
3. Memastikan tidak ada kotoran di sepanjang
tulangan kolom tersebut baik berupa potongan
kertas, plastik dan lain-lain.
MONITORING
DAN EVALUASI
PENJELASAN
TEKNIS KEPADA
KPR, TUKANG, PELAKSANAAN
DAN
KONSTRUKSI
PENGAWAS
KONSTRUKSI
MHA3.06d.1.
PELAKSANAAN KONSTRUKSI TAHAP 4
dengan cara semen dicampur dengan air tawar, dengan perbandingan campuran jumlah
air 10% dari jumlah semen.
Alat dan bahan yang digunakan adalah:
▫ Kereta sorong/Pengki ▫ Sendok semen ▫ Semen
▫ Cangkul ▫ Kerikil ▫ Air tawar
▫ Sekop ▫ Pasir ▫ Timba semen
9. Pembersihan Akhir
Jika hal ini sudah dilakukan berarti rumah masyarakat tersebut sudah selesai dan sudah
layak untuk ditempati.
Alat dan bahan yang digunakan adalah:
▫ Sapu ▫ Sapu untuk pel lantai
▫ Timba air ▫ Kereta sorong/pengki