Anda di halaman 1dari 71

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri berasal dari kata "bakterion" (bahasa Yunani) yang berarti

tongkat atau batang, bakteri adalah organisme prokariota uniseluler yang

hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Bakteri ditemukan

pertama kali oleh ilmuwan Belanda bernama Anthony van Leewenhoek.

Leeuwenhoek kemudian menerbitkan aneka ragam gambar bentuk bakteri pada

tahun 1684. Sejak saat itu, ilmu yang mempelajari bakteri mulai berkembang.

Ilmu yang mempelajari bakteri disebut bakteriologi. Bakteri adalah organisme

yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas dibandingkan makhluk hidup

lainnya. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di gurun pasir, salju

atau es, hingga lautan (Sri Maryati, 2007).

Bakteri banyak sekali disekitar kita, baik baktei yang menguntungkan dan

yang merugikan. Bakteri yang merugikan dapat mengakibatkan berbagai macam

penyakit, dari penyakit yang biasa saja hingga penyakit yang sangat berbahaya.

Sedangkan bakteri yang menguntungkan dapat dimanfaatkan dalam bidang pagan,

ditambah lagi dengan kemajuan iptek yang dapat memanfaatkan bakteri dengan

sebaik mungkin.

Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan

tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya

merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/ prokariot, tidak


2

mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil). (Anonymous,

2016)

Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki

jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-

mana mulai dari di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di

lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim.

Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun

penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph,

suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa

metabolisme. (Anonymous, 2016)

Produk-produk yang menggunakan bakteri untuk kebutuhan manusia

semakin marak digunakan, salah satunya penggunaan bakteri untuk bioteknologi

konvensional yang memanfaatkan beberapa jenis bakteri sebagai media untuk

pembusukan bahan makanan yang dapat mengeluarkan output atau hasil seperti

yoghourt, tempe, kecap dan hasil bioteknologi lainnya. Penggunaan itu

dikarenakan sumber dayanya yang dapat dikembangbiakan dan alami. Karena

itulah banyak produsen-produsen makanan, minuman, dan yg lainnya yg

memanfaatkannya.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang bakteri dan agar dapat membedakan

bakteri yang menguntungkan dan yang merugikan maka kita harus lebih

mengenal serta menambah pengetahuan kita tentang bakteri. Serta dapat bakteri
3

secara lebih mendalam guna pemanfaatannya yg sesuai agar bakteri dapat

dikendalikan secara optimal.

Kontak bakteri merupakan suatu bentuk interaksi antara dua

mikroorganisme atau lebih pada suatu ekosistem. Interaksi antar organisme dalam

suatu ekosistem dapat berupa kompetisi, predasi dan simbiosis. ( Anonymous,

2009 ).

B. Maksud dan Tujuan Pembahasan

Untuk mempelajari tentang mikrobiologi dan mikroorganisme hidup

seperti bakteri.

C. Manfaat Pembahasan

Agar mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh tentang mikrobiologi dan

jenis bakteri serta cara perkembangbiakannya.


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Mikrobiologi

Kata mikrobiologi berasal dari bahasa Yuniani, yaitu: micros = kecil, bios

= hidup, logos = ilmu. Jadi mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari organisme hidup yang kecil yang hanya dapat dilihat dengan

mikroskop. Organisme yang dipelajari dalam mikrobiologi yaitu mikroorganisme,

yang meliputi bakteri, virus, jamur, protozoa. Cabang ilmu mikrobiologi ada yang

didasarkan pada kelompok mikroba yang dipelajari, seperti bakteriologi, virologi

dan mikologi (Gambar 1.1.).

A B C

Gambar 1.1. Mikroorganisme yang dipelajari dalam mikrobiologi, antara lain:

bakteri (A), mikrofungi (B) dan virus (C).

Mikrobiologi dibagi menjadi dua bidang besar, yaitu:


5

a. Mikrobiologi dasar

Bidang mikrobiologi dasar mempelajari berbagai struktur fisik dan reaksi

kimia mikroorganisme. Banyak proses biokimia pada mikroorganisme juga terjadi

pada organisme multiseluler, sehingga mikroorganisme dapat menjadi model

dalam mempelajari proses biokimia dan genetik pada organisme lainnya. Hal ini

juga didukung oleh kemampuan reproduksi mikroorganisme yang tinggi.

b. Mikrobiologi terapan

Bidang mikrobiologi terapan mempelajari penggunaan ilmu mikrobiologi

dalam memecahkan masalah praktis dalam kedokteran, pertanian dan industri.

Berbagai penyakit infektif pada manusia, hewan dan tumbuhan, disebabkan oleh

mikroorganisme. Mikroorganisme juga berperan penting dalam menentukan

kesuburan tanah. Dalam bidang industri, mikroorganisme berperan dalam

produksi antibiotik dan protein. Sebagai bagian dari ekosistem, mikroorganisme

juga banyak berperan dalam siklus energi dan kondisi lingkungan.

B. Sejarah dan Perkembangan Mikrobiologi

Sejarah dan perkembangan mikrobiologi ditandai oleh beberapa peristiwa

penting, yaitu:

a. Penemuan mikroskop

b. Jatuhnya teori Generatio Spontanea / Abiogenesis


6

c. Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme (germ theory of

fermentation)

d. Penyakit disebabkan oleh bibit penyakit (germ theory of desease)

a. Penemuan mikroskop

Pada tahun 1664 Robert Hooke berhasil menggambarkan struktur kapang

menggunakan mikroskop temuannya (Gambar 1.2.). Namun Antonie van

Leeuwenhoek dari Belanda dianggap sebagai orang yang pertama kali dapat

melihat mikroorganisme secara detail pada tahun 1682. Menggunakan mikroskop

temuannya dengan lensa pembesaran 300 kali, Leeuwenhoek mengamati air

hujan, air laut, air vas dan kotoran gigi. Leeuwenhoek menyebut makhluk yang

dilihatnya sebagai animalcule (hewan kecil) dan melaporkannya ke Royal Society

of London pada tahun 1684 (Gambar 1.2).

Gambar 1.2. Mikroskop yang digunakan oleh Robert Hooke


7

b. Jatuhnya teori Generatio Spontanea / Abiogenesis

Laporan mengenai mikroorganisme oleh Leeuwenhoek kembali

menimbulkan perdebatan mengenai asal usul mikroorganisme yang dilihatnya.

Sebagian orang percaya bahwa mikroba yang dilihat Leeuwenhoek merupakan

hasil perubahan yang terjadi pada makanan. Proses yang menunjukkan munculnya

makhluk hidup dari makhluk tak hidup disebut abiogenesis. Konsep tersebut

mendukung teori generatio spontanea, yang menyebutkan bahwa makhluk hidup

dapat muncul dengan sendirinya dari makhluk tak hidup.

Gambar 1.3. Mikroskop yang dibuat Antonie van Leeuwenhoek (A) dan gambar

yang dibuatnya (B). Gambar sederhana yang dibuat Leeuwenhoek sudah

menunjukkan bentuk bakteri: batang dan bulat.


8

Teori generatio spontanea dibantah oleh Francesco Redi melalui

penelitiannya pada tahun 1668. Redi menggunakan daging yang disimpan pada 3

wadah dengan cara penutupan yang berbeda: tanpa tutup, tertutup rapat dan tutup

tidak rapat. Munculnya larva lalat pada daging pada wadah yang tidak tertutup

membuktikan bahwa larva berasal dari telur yang diletakkan oleh lalat, bukan

hasil dari generatio spontanea. Lalat tidak dapat meletakkan telur pada wadah

yang tidak terbuka, sehingga larva tidak ditemukan (Gambar 1.4.). Proses

munculnya makhluk hidup dari makhluk hidup lainnya seperti pada percobaan

Redi disebut biogenesis. Namun demikian, telur lalat hanya dapat dilihat

menggunakan alat bantu seperti mikroskop.

Gambar 1.4. Percobaan Redi yang membuktikan munculnya larva tidak terjadi

dengan sendirinya dari daging

Pada tahun 1745, John Needham melakukan percobaan untuk

membuktikan kebenaran teori generatio spontanea. Percobaan Needham ialah

merebus air kaldu untuk membunuh makhluk hidup, dan kemudian


9

membiarkannya dalam keadaan terbuka. Setelah beberapa waktu, pada permukaan

air kaldu ditemukan mikroorganisme. Menurut Needham, adanya mikroorganisme

pada permukaan air kaldu yang sudah direbus merupakan bukti bahwa makhluk

hidup dapat muncul secara spontan dari benda mati, dalam hal ini air kaldu yang

sudah direbus.

Sementara itu Lazzaro Spallanzani pada tahun 1769 membuat percobaan

dengan merebus air kaldu dan kemudian menutupnya. Setelah beberapa waktu,

ternyata tidak ditemukan mikroorganisme pada air kaldu. Kesimpulan ini

membuktikan bahwa abiogenesis keliru. Namun Needham tetap dengan

pendapatnya dan beralasan bahwa udara sangat penting bagi kehidupan dan

kemunculan makhluk hidup secara spontan. Menurut Needham, tidak munculnya

mikroorganisme pada percobaan Spallanzani disebabkan karena udara tidak dapat

masuk akibat labu ditutup. Jika tutp labu dibuka, setelah beberapa waktu akan

ditemukan mikroorganisme di permukaan air kaldu (Gambar 1.5.).

Gambar 1.5. Percobaan Needham dan Spallanzani menggunakan air kaldu


10

Perdebatan mengenai asal usul makhluk hidup baru berhenti setelah Louis

Pasteur (1822 -2 1895) berhasil membuktikan biogenesis melalui percobaannya

menggunakan botol leher angsa (Gambar 1.6.). Selanjutnya orang mengakui

bahwa semua kehidupan berasal dari telur dan semua telur berasal dari kehidupan

(omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo).

c. Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme (germ theory of fermentation)

Salah satu alasan Louis Pasteur membuktikan kekeliruan generatio

spontanea didasarkan pada keyakinannya bahwa produk fermentasi buah anggur

(minuman beralkohol) merupakan hasil kerja mikroorganisme, bukan sebaliknya,

fermentasi menghasilkan mikroorganisme. Sari buah anggur digunakan oleh

mikroorganisme untuk melakukan serangkaian proses metabolisme, yang

menghasilkan senyawa yang memberikan rasa dan aroma baru sehingga menjadi

minuman anggur. Proses yang dilakukan mikroorganisme disebut dengan

fermentasi.

a
11

Gambar 1.6. Percobaan Louis Pasteur menggunakan botol leher angsa

menunjukkan mikroorganisme tidak akan tumbuh jika air kaldu tidak

bersinggungan dengan debu (a) dan mikroorganisme akan muncul jika air kaldu

bersinggungan dengan debu (b)

Pada tahun 1950, Pasteur diminta membantu industri anggur Perancis,

yang memiliki masalah kualitas minuman anggur yang tidak sama. Menurut

Pasteur, beberapa mikroorganisme dapat terlibat dalam pembuatan anggur yang

kadang-kadang menghasilkan asam laktat, bukan etanol. Adanya asam laktat

dalam minuman anggur menurunkan kualitas produksi. Untuk mengatasinya,

Pasteur memanaskan sari buah anggur dengan suhu 50 – 60 C dengan tujuan

membunuh mikroorganisme yang tidak dikehendaki. Setelah itu baru

ditambahkan minuman anggur yang mengandung mikroorganisme tertentu,

sehingga kualitas minuman anggur menjadi terjaga. Proses pemanasan serupa

digunakan oleh industri makanan modern sekarang ini, dan dikenal dengan
12

pasteurisasi. Teknik pengendalian mikroorganisme lainnya baik pada bahan

maupun proses tertentu berkembang terus dan dikenal dengan sterilisasi (Gambar

1.7.).

A B

Gambar 1.7. Fermentasi karbohidrat dari jagung menghasilkan minuman bir (A)

Proses pasteurisasi susu di industri modern (B)

Penelitian Louis Pasteur selanjutnya berkembang pada peranan

mikroorganisme pada bidang kedokteran, dengan dikembangkannya vaksin

antraks, kolera dan rabies. Penemuan ini memberikan dasar bagi pemahaman teori

yang muncul kemudian, yaitu bahwa penyakit dapat disebabkan oleh

mikroorganisme tertentu.

d. Penyakit disebabkan oleh kuman (germ theory of desease)

Teori yang menyebutkan bahwa mikroorganisme dapat menimbulkan

penyakit dirumuskan setelah berbagai penelitian yang dilakukan oleh Robert Koch
13

(1843 – 1910). Koch mempelajari bahwa penyakit antraks, penyakit pada hewan

yang dapat menular pada manusia, disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.

Koch menemukan bakteri B. anthracis selalu ada pada darah hewan yang

menunjukkan gejala penyakit antraks. Selanjutnya jika darah hewan yang

menderita antraks diinjeksikan ke tubuh hewan lain yang sehat, maka hewan

tersebut akan menderita antraks. Koch juga berhasil mengembangbiakan bakteri B

anthracis di luar tubuh hewan dengan menggunakan cairan nutrisi. Berdasarkan

berbagai hasil penelitiannya, Robert Koch merumuskan postulat Koch, untuk

membuktikan bahwa mikroorganisme tertentu merupakan penyebab penyakit

tertentu, sebagai berikut (Gambar 1.8.):

1. Mikroorganisme selalu ditemukan pada tubuh semua penderita penyakit dan

tidak ditemukan pada tubuh yang sehat

2. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi dari orang yang terinfeksi dan

ditumbuhkan dalam biakan murni

3. Jika mikroorganisme dari biakan murni tersebut diinokulasikan ke tubuh yang

sehat, maka menimbulkan gejala penyakit yang sama

4. Jika mikroorganisme itu diisolasi lagi dari hewan yang diinfeksi secara

percobaan, maka menunjukkan ciri serupa dengan mikroorganisme yang pertama

kali diperoleh dari penderita.


14

Gambar 1.8. Tahapan postulate Koch

C. Perkembangan Teknik Laboratorium

Penemuan berbagai jenis mikroorganisme selanjutnya dimungkinkan

sejalan dengan berbagai penemuan teknik laboratorium mikrobiologi. Para

penemu dan teknik penting itu antara lain ialah:

a. Paul Ehrlich (1854 - 1915), menemukan teknik mewarnai sel bakteri, untuk

identifikasi

b. Richard J. Petri (1852 – 1951), menemukan cawan bertutup untuk

memelihara biakan dalam medium agar (Gambar 1.9.)

c. Martinus Beijerinck (1851 - 1931), menemukan medium diperkaya

(enrichment medium) untuk isolasi mikroorganisme dari air dan tanah,

yang jumlahnya sangat sedikit


15

d. Serge Winogradsky (1856 – 1953), menemukan proses metabolisme

tertentu yang dapat dilakukan oleh bakteri yang diisolasinya.

Gambar 1.9. Cawan petri sebagai tempat biakan dengan medium agar

D. Perkembangan Cabang Ilmu Mikrobiologi

Pada abad 20, perkembangan mikrobiologi berjalan dengan sangat pesat

dan terpisah menjadi dua bidang besar, yaitu mikrobiologi dasar dan mikrobiologi

terapan. Dalam bidang mikrobiologi terapan postulat Koch mendorong pada

berkembangnya ilmu mikrobiologi kedokteran dan immunologi, dengan

ditemukannya berbagai jenis mikoorganisme patogen dan diketahuinya

mekanisme penularan serta kekebalan sebagai respon tubuh terhadap infeksi.

Mikrobiologi pertanian berkembang sebagai kelanjutkan berbagai penemuan

Beijerinck dan Winogradsky yang banyak mempelajari jenis dan prose

mikroorganisme tanah dan air, baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi

pertumbuhan tanaman. Setelah berakhirnya perang dunia II, berkembang pula

mikrobiologi industri, yang mengarah pada penemuan dan pemanfaatan


16

mikroorganisme yang memiliki kemampuan menghasilkan antibiotik dan

komoditi kimia lainnya (Gambar 1.10). Mikrobiologi perairan merupakan cabang

mikrobiologi yang mempelajari cara mendapatkan air yang aman dikonsumsi dan

pengolahan limbah, sementara ekologi mikrobial mempelajari keanekaragaman

jenis dan aktivitas mikroorganisme di alam.

A B

Gambar 1.10. Virus avian influenza (A) dan antibiotik berbagai produk

fermentasisebagai hasil pekembangan ilmu mikrobiologi industri (B)

Bidang mikrobiologi dasar terus berkembang menjadi berbagai cabang

ilmu lainnya, terutama berkaitan dengan prinsip dasar dan fungsi berbagai jenis

mikroorganisme. Sistematik mikrobial banyak mempelajari penemuan dan

klasifikasi berbagai jenis mikroorganisme, sementara fisiologi mikrobial lebih

banyak mempelajari nutrisi yang diperlukan dan hasil metabolisme

mikroorganisme. Biokimia mikrobial berkembang sejalan dengan meningkatnya

pemahaman mengenai struktur dan sifat kimia mikroorganisme (sitologi) dan

diketahuinya berbagai jenis enzim dan reaksi yang dapat dilakukan

mikroorganisme.
17

Perkembangan mikrobiologi dasar meningkat dengan sangat pesat pada

pertengahan abad 20 dengan berkembangya cabang genetika bakterial yang

mempelajari variasi dan penurunan sifat pada bakteri (Gambar 1.11.). Pemahaman

mengenai struktur DNA, RNA dan sintesis protein pada bakteri mendorong

berkembangnya ilmu biologi molekular. Pada saat yang sama, para ahli mulai

memahami cara hidup virus, termasuk virus yang menginfeksi bakteri yang

disebut bakteriofag.

Setelah tahun 1970, pengetahuan mengenai proses dasar pada bakteri yang

meliputi fisiologi, biokimia dan genetik sudah mencapai tahap ketika para

ilmuwan dapat melakukan manipulasi materi genetik suatu sel, dengan bakteri

sebagai objek penelitian. Perkembangan ini mendorong munculnya cabang ilmu

bioteknologi, yang banyak memanfaatkan kemampuan mikroorganisme untuk

meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

A B

Gambar 1.11. Materi genetik bakteri (A) dan tomat transgenik sebagai hasil

perkembngan ilmu bioteknologi (B)


18

Bakteri merupakan kelompok organisme yang tidak memiliki membran

inti sel atau disebut dengan prokariot. Bakteri termasuk ke dalam domain

prokariota serta memiliki ukuran yang sangat kecil atau mikroskopik. Bakteri juga

memiliki peran besar dalam kehidupan. Beberapa kelompok bakteri lebih dikenal

sebagai penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok bakteri yang lainnya

dapat memberikan berbagai manfaat dibidang pangan, pengobatan, serta industri.

Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus (inti sel), kerangka sel,

serta organel-organel lainnya seperti mitokondria dan kloroplas. Hal tersebut yang

menjadi sebuah dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang

umumnya lebih kompleks.

Bakteri dapat ditemukan pada hampir semua tempat seperti di tanah,

udara, udara dalam simbiosis dengan organisme lain ataupun agen parasit

(patogen), bahkan bakteri dapat terdapat dalam tubuh manusia. Pada umumnya,

bakteri memiliki ukuran 0,5-5 μm, tetapi ada juga bakteri tertentu yang memiliki

diameter mencapai hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka memiliki dinding

sel seperti sel tumbuhan serta jamur, tetapi dengan bahan pembentuk yang sangat

berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil atau dapat bergerak

serta mobilitasnya disebabkan oleh flagel. (Mogu, 2015)


19

III. MENGENAL BAKTERI

A. Ekologi Bakteri

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara mahluk hidup

dengan lingkungannya baik biotik ataupun abiotik.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi).

Bakteri adalah oragnisme bersel tunggal yang hidup bebas dan mampu

bereproduksi sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai pejamu untuk

mendapatkan makanan. Bateri tidak memiliki inti sel. Bakteri terdiri atas

sitoplasma yang dikelilingi oleh sebuah dinding sel yang saku yang terbuat dari

suatu zat khusus yang disebut peptidoglikan. Di dalam sitoplasma terdapat

terdapat materi genetik, baik DNA maupun RNA, dan struktur intrasel yang

diperlukan untuk metabolisme energi (Corwin, 2009).

Gambar 2.1. Bacteria


20

Bakteri mempunyai suatu cakupan luas envronmental dan kebutuhan

bergizi. Kebanyakan bakteri mungkin adalah ditempatkan ke dalam salah satu

dari tiga kelompok berdasar pada tanggapan mereka ke oksigen berupa gas.

Bakteri aerobic tumbuh dengan subur di hadapan oksigen dan memerlukan untuk

keberadaan dan pertumbuhan dilanjutkan mereka. Bakteri lain anaerobic tidak

bisa memaklumi oksigen berupa gas, seperti bakteri itu yang mana tinggal di

sedimen di dalam air dalam, atau yang menyebabkan makanan hasil bakteri yang

meracuni. Kelompok yang ketiga menjadi yang fakultatif anaerobes yang mana

menyukai bertumbuh di hadapan oksigen, tetapi dapat melanjut untuk tumbuh

tanpa itu.

Bakteri boleh juga digolongkan baik melalui cara mereka memperoleh

energi mereka. Bakteri masuk ke dua kategori: heterotrophs dan autotrophs.

Heterotrophs memperoleh energi dari mendobrak/memerinci campuran organik

kompleks yang mereka harus menerima dari lingkungan ini meliputi bakteri

saprobic ditemukan di dalam material yang membusuk, seperti halnya yang

bersandar pada pernapasan atau peragian. Sedangkan autotrophs,

menentukan/memperbaiki gas asam-arang untuk membuat sumber makanan

mereka sendiri, ini mungkin adalah fueled oleh energi photoautotrophic atau oleh

oksidasi zat lemas, belerang, atur-unsur lain chemoautotrophic. Chemoautotrophs

luar biasa, photoautotrophs adalah sungguh berbeda dan umum. Mereka meliputi

cyanobacteria, bakteri belerang hijau, warna ungu belerang bakteri, dan warna

ungu nonsulfur bakteri.


21

B. Morfologi Bakteri

Morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk tubuh atau

bentuk fisik. Sedangkan morfologi bakteri adalah ilmu yang mempelajari tentang

bagian-bagian bakteri atau bentuk tubuhnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri)

Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan

mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:

a. Mikrococcus, jika kecil dan tunggal

b. Diplococcus, jka berganda dua-dua

c. Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar

d. Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus

e. Staphylococcus, jika bergerombol

f. Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

Gambar 2.2 Bakteri bentuk kokus.


22

2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau

silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:

a. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua.

b. Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai.

Gambar 2.3. Bakteri basil

3. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai

variasi sebagai berikut:

a. Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran

(bentuk koma).

b. Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran.

c. Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.


23

Gambar 2.4. Bakteri Spiral

Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,

medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap

merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari

koloninya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri).

Sedangkan dari strukturnya, bakteri terdiri dari beberapa struktur, yaitu:

1. Inti atau nukleus

Dengan pewarnaan Feulgen, inti dapat dilihat dengan mikroskop cahaya

biasa. Badan inti tidak mempunyai dinding atau membran. Di dalamnya terdapat

DNA fibril. DNA benang ini disebut kromosom dengan panjang lebih kurang 1

mm.

2. Sitoplasma

Tidak mempunyai mitokondria / kloroplas / mikrotubulus. Menyimpan

cadangan makanan dalam bentuk granula sitoplasma yang bekerja menjadi

sumber nitrogen, sulfur, fosfat anorganik dan granula metakromatik.


24

3. Membran sel

Terdiri dari fosfolipid dan protein. Tidak mengandung sterol, kecuali

genus Mycoplasma. Terdapat mesosom, enzim – enzim dan molekul – molekul

yang berfungsi pada biosintesa DNA, polimerase dinding sel dan lipid membran

untuk fungsi biosintetik

4. Dinding sel

Terdiri dari lapisan peptidoglikan / mukopeptida. Berperan untuk menjaga

tekanan osmotik, menjaga agar sel tidak pecah, memegang peranan dalam

pembelahan sel, biosintesa sendiri untuk membentuk dinding sel, merupakan

determinan dari antigen permukaan kuman. Pada kuman gram negatif terdapat

lipopolisakarida yang bersifat toksik.

5. Kapsul

Sintesa polimer ekstrasel. Lebih tahan terhadap efek fagositosis.

6. Flagel

Berbentuk seperti benang. Terdiri dari protein dengan diameter 12 – 30

nm. Merupakan alat pergerakan. Proteinnya disebut flagelin.

7. Pili/fimbrae

Meruakan rambut pendek dan keras. Dimiliki oleh beberapa kuman gram

negatif.
25

8. Endospora

Paling sering dibentuk oleh bakteri batang gram positif. Merupakan

bakteri dalam bentuk istirahat. Sangat resisten terhadap panas, kekeringan dan zat

kimiawi. Spora tersiri dari core, dinding spora, korteks, coat dan ekspoporium.

Gambar 2.5 Struktur bakteri

C. Karakteristik Bakteri

Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup

lain yaitu:

1. Organisme uniselluler.

2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel).

3. Umumnya tidak memiliki klorofil.

4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron

umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.


26

5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam.

6. Hidup bebas atau parasit

7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas, kawah atau

gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.

8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya

mengandung peptidoglikan.

D. Reproduksi Bakteri

Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual

dan seksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan,

sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara transformasi, transduksi ,

dan konjugasi. Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota

lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel

sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi

genetika (rekombinasi genetik). Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri

dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri.

1. Rekombinasi Genetik

Rekombinasi genetik adalah pemindahan secara langsung DNA di anatara

dua sel bakteri melalui proses berikut:


27

a. Transformasi

Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel

bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi tersebut ADN

bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi

tidak terjadi melalui kontak langsung. Cara transformasi ini hanya terjadi pada

beberapa spesies saja, . Contohnya : Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus,

Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga transformasi ini merupakan cara

bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri Pneumococci

yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak kebal

antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi. Proses ini

pertama kali ditemukan oleh Frederick Grifith tahun 1982.

Gambar 2.6 Proses Transformasi

b. Transduksi

Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain

dengan perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan

dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri).

Bila virus – virus baru sudah terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada

bakteri, bakteriofage yang nonvirulen (menimbulakan respon lisogen)


28

memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya, Virus dapat

menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag.

Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA

bakteri yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang

dikenal dengan partikel transduksi (transducing particle). Proses inilah yang

dinamakan Transduksi. Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua

Lederberg pada tahun 1952.

Gambar 2.7 Proses Transduksi

c. Konjugasi

Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk

jembatan untuk pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel

bakteri donor ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan

melekat pada sel peneima dan ADN dipindahkan melalui pilus tersebut.

Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan (

transfer faktor = faktor F )


29

Gambar 2.8 Proses Konjugasi

2. Pembelahan Biner

Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel

induknya. Pembelahan binermirip mitosis pada sel eukariot. Badanya, pembelahan

biner pada sel bakteri tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom.

Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:

a. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.

b. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.

c. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang

segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri

yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan

bentuk koloni.
30

Gambar 2.9. Proses pembelahan biner

Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20

menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan

delapan anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai faktor pembatas

misalnya kekurangan makanan, suhu tidak sesuai, hasil eksresi yang meracuni

bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri. Jika hal ini tidak terjadi, maka

bumi akan dipenuhi bakteri.

E. Klasifikasi Bakteri

Klasifikasi bakteri yang dipakai di Eropa dan Amerika Serikat, sekarang

ini banyak mengunakan sistematik yang disusun oleh Bergey. Edisi yang sekarang

dari ”Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology” adalah edisi kesembilan


31

tahun 1994. Awal dari klasifikasi bakteri oleh D.H. Bergey mulai tahun 1923,

karena pada tahun tersebut terbitlah buku ”Manual of Determinative

Bacteriology”. Buku pedoman ini secara berangsur – angsur diperbaiki, dan pada

tahun 1947, buku tersebut diterbitkan keenam kalinya dengan nama ”Bergey’s

Manual of Determinative Bacteriology”(Waluyo, 2005).

Berdasarkan bentuknya yang tetap, dindingnya yang kuat, dan adanya

kemampuan untuk hidup autotrof, maka bakteri digolongkan pada Dunia

Tumbuhan. Dunia tumbuhan pada garis besarnya dibagi atas takson – takson,

seperti divisi, klas, ordo, famili (genus), spesies, varietas (Kata ”taxa” jamak dari

”taxon” ; dan takson berarti satuan atau kelompok) tersebut seringkali juga ada

penyisipan sub kelompok, seperti sub divisi, sub klas, sub ordo, sub famili, sub

genus, sub spesies, dan sebagainya. Hal tersebut di atas, bila kita mengacu pada

dunia mahluk hidup dibagi menjadi 2 Dunia yaitu tumbuhan dan

hewan(Waluyo,2005).

Saat ini yang dipakai sebagai acuan yaitu pada klasifikasi Bergey’s

tahun1994 edisi ke-9. Kelompok bakteri secara garis besar digolongkan menjadi 4

kategori besar, yakni :

1. Kategori Besar I

Eubacteria Gram negatif dengan dinding sel, yang terdiri dari 16 Grup.
32

Gambar 2.10 Gram negatif

Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna

kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila

diamati dengan mikroskop. Disisi lain, bakteri gram-positif akan berwarna ungu.

Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel yang berbeda

dan dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan Gram. Prosedur ini ditemukan

pada tahun 1884 oleh ilmuwan Denmark bernama Christian Gram dan merupakan

prosedur penting dalam klasifikasi bakteri.

Bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki sistem membran ganda di

mana membran pasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini

mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara

membran dalam dan membran luarnya.

Banyak spesies bakteri gram-negatif yang bersifat patogen, yang berarti

mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini umumnya berkaitan

dengan komponen tertentu pada dinding sel gram-negatif, terutama lapisan


33

lipopolisakarida (dikenal juga dengan LPS atau endotoksin).

(http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-negatif)

2. Kategori Besar II

Eubacteria Gram positif dengan dinding sel, yang terdiri dari 6 Grup.

Gambar 2.11 Gram positif

Gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna kristal violet

sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di bawah

mikroskop. Disisi lain, bakteri gram-negatif akan berwarna merah atau merah

muda. Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel yang

berbeda dan dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan Gram. Prosedur ini

ditemukan pada tahun 1884 oleh ilmuwan Denmark bernama Christian Gram dan

merupakan prosedur penting dalam klasifikasi bakteri.

Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang

umum pada manusia) hanya mempunyai membran plasma tunggal yang


34

dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan. Sekitar 90 persen dari dinding

sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul lain

bernama asam teikhoat. Di sisi lain, bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki

sistem membran ganda di mana membran pasmanya diselimuti oleh membran luar

permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang

terletak di antara membran dalam dan membran luarnya.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-positif).

Berikut adalah karakteristik bakteri gram positif, yaitu;

1. Homogen dan tebal (20-80 nm) serta sebagian besar tersusun dari

peptidoglikan. Polisakarida lain dan asam teikoat dapat ikut menyusun

dinding sel.

2. Peptidoglikan (2-7 nm) di antara membran dam dan luar, serta adanya

membran luar (7-8 nm tebalnya) yang terdiri dari lipid, protein, dan

lipopolisakarida Bentuk sel.

3. Bulat, batang atau filamen

4. Bulat, oval, batang lurus atau melingkar seprti tand koma, heliks atau

filamen; beberapa mempunyai selubung atau kapsul Reproduksi

5. Pembelahan biner

6. Pembelahan biner, kadang-kadang pertunasan Metabolisme

7. kemoorganoheterotrof
35

8. Fototrof, kemolitoautotrof, atau kemoorganoheterotrof Motilitas

9. Kebanyakan nonmotil, bila motil tipe flagelanya adalah petritrikus

(petritrichous)

10. Motil atau nonmotil. Bentuk flagela dapat bervariasi-polar,lopotrikus

(lophtrichous), petritrikus (petritrichous). Anggota tubuh (apendase)

11. Biasanya tidak memiliki apendase

12. Dapat memiliki pili, fimbriae, tangkai Endospora

13. Beberapa grup dapat membentuk endspora

14. Tidak dapat membentuk endospor

Bila diamati dengan mikroskop, bakteri gram positif akan berwarna ungu.

Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang umum

pada manusia) hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi

dinding sel tebal berupa peptidoglikan. Sekitar 90% dari dinding sel tersebut

tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam

teikhoat. (http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-negatif)

Berikut ini adalah perbedaan karakteristik dari bakteri Gram positif dan

negatif:
36

Tabel 1. Perbedaan gram positif dan gram negatif.

Karakteristik Gram positif Gram negatif

Dinding sel Homogen dan tebal (20-80 Peptidoglikan (2-7 nm) di

nm) serta sebagian besar antara membran dam dan

tersusun dari peptidoglikan. luar, serta adanya membran

Polisakarida lain dan asam luar (7-8 nm tebalnya) yang

teikoat dapat ikut menyusun terdii dari lipid, protein, dan

dinding sel. lipopolisakarida

Bentuk sel Bulat, batang atau filamen Bulat, oval, batang lurus atau

melingkar seprti tand koma,

heliks atau filamen; beberapa

mempunyai selubung atau

kapsul

Reproduksi Pembelahan biner Pembelahan biner, kadang-

kadang pertunasan

Metabolisme kemoorganoheterotrof Fototrof, kemolitoautotrof,

atau kemoorganoheterotrof

Motilitas Kebanyakan nonmotil, bila Motil atau nonmotil. Bentuk

motil tipe flagelanya adalah flagela dapat bervariasi-

petritrikus (petritrichous) polar,lopotrikus

(lophtrichous), petritrikus
37

(petritrichous).

Anggota Biasanya tidak memiliki Dapat memiliki pili, fimbriae,

tubuh apendase tangkai

(apendase)

Endospora Beberapa grup dapat Tidak dapat membentuk

membentuk endspora endospora

3. Kategori Besar III

Eubacteria tanpa dinding sel, terdiri dari 1 Grup.

Gambar 2.12 Archaebacteria dan eubacteria

Berikut adalah karakteristik eubakteria:

1. Dinding sel tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan.


38

2. Sel bakteri dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding selnya.

3. Membran sitoplasma meliputi 8-10% dari bobot kering sel dan tersusun

atas fosfolipid dan protein.

4. Sitoplasma dikelilingi oleh membran sitoplasma.

5. Membentuk endospora untuk melindungi diri dari panas dan gangguan

alam.

6. Ada yang bergerak dengan flagela dan ada yang tidak.

4. Kategori Besar IV

Archaeobacteria, yang terdiri dari 5 Grup.

Gambar 2.13 Archaebacteria


39

Karakteristik archaebacteria:

1. Hidup pada habitat ekstrim, seperti sumber air panas dan telaga garam

2. Bereproduksi dengan cara pembelahan biner, pembelahan berganda,

pembentukan tunas dan fragmentasi.

Tabel 2. Perbedaan archaebacteria dan eubacteria.

Karakteristik Archarbakteria Eubacteria

Nukleus Prokaiotik Prokariotik

Dinding sel Tidak mengandung Mengandung peptidoglikan

peptidoglikan

Lipid membran Beberapa hidrokarbon Hidrokarbon tidak becabang

bercabang

RNA polimerase Beberapa jenis Satu jenis

Intron (bagian gen Ada beberapa gen Tidak ada

yang bukan untuk

pengkodean)

Respon terhadap Pertumbuhan tidak Pertumbuhan terhambat

antibiotik terhambat
40

F. Fisiologi Bakteri

Fisiologi adalah salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari

berlangsungnya sistem kehidupan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Fisiologi).

Bakteri memerlukan bahan-bahan atau cara-cara untuk dapat bertahan

hidup, antara lain :

1. Air

Bakteri memerlukan air dalam konsentrasi tinggi disekitarnya karena

diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan. Air merupakan pengantar

semua bahan gizi yang diperlukan sel dan untuk membuang semua zat yang tak

diperlukan ke luar sel.

2. Garam-garam organik

Bakteri memerlukan air dalam konsentrasi tinggi disekitarnya karena

diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan. Air merupakan pengantar

semua bahan gizi yang diperlukan sel dan untuk membuang semua zat yang tak

diperlukan ke luar sel.

3. Mineral

Diperlukan karbon, nitrogen, belerang, fosfat, aktivtor enzim seperti Mg,

Fe, K dan Ca
41

4. CO2

Diperlukan dalam proses sintesa dengan timbulnya asimilasi CO2 di

dalam sel.

5. O2

Berdasarkan keperluan akan oksigen, Bakteri dibagi dalam 5 golongan :

a. Anaerob obligat: hidup tanpa oksigen, oksigen toksik terhadap golongan

bakteri ini.

b. Anaerob aerotoleran: tidak mati dengan adanya oksigen.

c. Anaerob fakultatif : mampu tumbuh baik dalam suasana dengan atau tanpa

oksigen.

d. Aerob obligat: tumbuh subur bila ada oksigen dalam jumlah besar.

6. Temperatur

Bakteri mempunyai temperatur optimum yaitu dimana bakteri tersebut

tumbuh sebaik baiknya dan batas-batas temperatur dimana pertumbuhan dapat

terjadi.

a. Psikhrofilik: -5 sampai +300C dengan optimum 1- 200C.

b. Mesofilik: 10 – 450C dengan optimum 20 – 400C.

c. Termofilik: 25 – 800C dengan optimum 50 – 600C.


42

7. pH

pH mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Kebanyakan bakteri patogen

mempunyai pH optimum 7,2 – 7,6.

Selain itu, bakteri juga memiliki cara untuk bereproduksi untuk

melestarikan keturunannya. Caranya adalah sebagai berikut :

1. Pembelahan

Umumnya bakteri berkembangbiak secara amitosis dengan membelah

diri menjadi 3 bagian. Waktu diantara 2 pembelahan tersebut disebut dengan

generation time dan ini berlainan tiap jenis bakteri, bervariasi antara 20 menit

sampai 15 jam.

2. Pembentukan tunas atau cabang

Bakteri membentuk tunas, tunas akan melepaskan diri dan membentuk

bakteri baru.

3. Pembentukan filament

Sel mengeluarkan rambut panjang, filament yang tidak bercabang.

Bahan kromosom kemudian dimasukkan ke dalam filament. Filament terputus

– putus menjadi beberapa bagian. Tiap bagiam membentuk bakteri baru,

dijumpai terutama pada keadaan abnormal

(http://pelajaranilmu.blogspot.com/2012/)
43

G. Metabolisme Bakteri

Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari

proses metabolisme. Metabolisme terjadi pada semua mahluk hidup termasuk

kehidupan mikroba. Pada hewan atau tumbuhan yang berderajat tinggi enzim

yang di sediakan untuk keperluan metabolisme reatif stabil, selama terjadi

perkembangan individu memang terjadi perubahan susunan enzim, akan tetapi

pada pergantian lingkungan perubahan itu sangat kecil. Metabolisme merupakan

serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup (Bibiana W. Lay, 1992 dalam

Darkuni, 2001).

Bedasarkan kebutuhan karbon Bakteri dapat dibagi menjadi dua kelompok

besar, yaitu bakteri autotrof (lithotropik) dan heterotropik (organotropik). Bakteri

autotropik dapat memanfaatkan karbondioksida sebagai sumber tunggal karbon

untuk disintesa menjadi kerangka-kerangka karbon berupa bahan organic melalui

proses metabolisme. Mereka hanya membutuhkan air, garam-garam anorganik,

dan karbondioksida untuk pertumbuhan. Sumber energinya berasal dari cahaya

maupun hasil oksidasi dari satu atau lebih bahan anorganik. Bakteri heterotrof

tidak dapat menggunakan hanya karbondioksida sebagai sumber karbon, tetapi

juga membutuhkannya dalam bentuk bahan organik seperti glukosa. Bagi

organisme heterotropik, sejumlah unsur organik yang berperan sebagai sumber

energi dapat juga digunakan untuk mensintesa unsur organik yang dibutuhkan

oleh organisme itu sendiri. Semua bakteri yang menyebabkan penyakit pada

manusia dan juga fungi dapat termasuk dalam kelompok ini.


44

1. Bakteri aerob

Organisme aerobik atau aerob adalah organisme yang melakukan

metabolisme dengan bantuan oksigen. Aerob, dalam proses dikenal sebagai

respirasi sel, menggunakan oksigen untuk mengoksidasi substrat (sebagai contoh

gula dan lemak) untuk memperoleh energi. . Misal: Nitrosococcus, Nitrosomonas

dan Nitrobacter.

a. Aerob obligat membutuhkan oksigen untuk melakukan respirasi sel

aerobik.

b. Aerob fakultatif dapat menggunakan oksigen tetapi dapat juga

menghasilkan energi secara anaerobik.

c. Mikroaerofil adalah organisme yang bisa menggunakan oksigen tetapi

dalam konsentrasi yang sangat kecil (mikromolar).

Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat oksigen di

sekitarnya, tetapi mereka tetap anaerobik karena mereka tidak menggunakan

oksigen sebagai terminal electron acceptor (akseptor elektron terminal). Contoh

yang dapat diberikan adalah oksidasi glukosa (monosakarida) dalam respirasi

aerobik.

C6H12O6 + 6 O2 + 38 ADP + 38 fosfat → 6 CO2 + 6 H2O + 38 ATP

Energi yang dilepaskan pada reaksi ini sebesar 2880 kJ per mol, yang

disimpan dalam regenerasi 38 ATP dari 38 ADP per glukosa. Angka ini 19 kali

lebih besar daripada yang dihasilkan reaksi anaerobik. Organisme eukariotik


45

(semua kecuali bakteri) hanya memperoleh 36 ATP yang diregenerasi dari ADP

dalam proses ini. Hal ini disebabkan terdapat membran yang harus dilewati oleh

transport aktif.

2. Bakteri anaerob

Anaerob artinya “hidup tanpa udara”. Perkembangan bakteri anaerob ini

terjadi pada tempat-tempat yang sedikit atau sama sekali tidak mengandung

oksigen. Kuman-kuman ini normalnya ditemukan di mulut, saluran pencernaan

dan vagina serta pada kulit. Umumnya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh

bakteri anaerob adalah gas gangren, tetanus dan botulisme. Bakteri anaerob dapat

menyebabkan infeksi jika barier (sawar) normal (seperti kulit, gusi dan dinding

usus) mengalami kerusakkan akibat pembedahan, jejas atau penyakit. Biasanya

sistem kekebalan tubuh akan membunuh bakteri yang masuk ke dalam tubuh,

tetapi kadang-kadang bakteri tersebut mampu berkembang dan menyebabkan

infeksi. Bagian tubuh yang mengalami kerusakkan jaringan (nekrosis) atau suplai

aliran darahnya sedikit merupakan tempat-tempat yang disenangi oleh bakteri

anaerob untuk tumbuh dan berkembang karena miskin akan oksigen. Keadaan

yang kurang mengandung oksigen dapat disebabkan karena penyakit pembuluh

darah, keadaan syok, trauma/cedera dan tindakkan pembedahan.


46

Bakteri anaerob dapat menyebabkan infeksi di seluruh bagian tubuh. Misalnya:

a. Mulut, kepala dan leher. Infeksi dapat terjadi pada saluran akar gigi,

gusi, rahang, tonsil, tenggorok, sinus-sinus dan telinga.

b. Paru. Bakteri anaerob menyebabkan pneumonia, abses paru, infeksi

pada salaput pembungkus paru (empiema) dan pelebaran bronkhus pada

paru (bronkiektasis).

c. Rongga perut. Infeksi bakteri anaerob didalam perut membentuk abses,

radang selaput rongga perut (peritonitis) dan radang usus buntu

(apendisitis).

d. Saluran kelamin wanita. Bakteri anaerob menyebabkan abses panggul,

penyakit radang panggul, peradangan dinding rahim (endometritis) serta

infeksi panggul yang diikuti keguguran atau persalinan prematur.

e. Kulit dan jaringan lunak. Bakteri anaerob sering menyebabkan ulkus

pada penderita diabetes, gangren, infeksi yang merusak lapisan kulit

sebelah dalam dan jaringan serta luka infeksi akibat gigitan.

f. Susunan saraf pusat. Bakteri anaerob menyebabkan pembentukkan

abses pada otak dan susunan saraf pada tulang belakang.

g. Aliran darah. Bakteri anaerob dapat ditemukan di dalam aliran darah

penderita yang sakit (keadaan ini disebut bakteremia).


47

Fotosintesis bakteri, Sel mikroba prokaryotik (bakteri dan

sianobakteri/cyanobacteria) memiliki tipe metabolisme fototrof sehingga mampu

berfotosintesis. Seperti tanaman tinggi, fotosintesis memerlukan sinar matahari

(foton cahaya) dan pigmen. Pigmen fotosintesis mikoba dibagi dalam dua

kelompok: 1) pigmen pusat reaksi berupa klorofil dan 2) pigmen asesoris

umumnya berupa karotenoid.

Tipe fotosintesis bakteri dan sianobakteri dibedakan berdasarkan jenis

senyawa yang berperan sebagai donor elektron (hidrogen) dalam mereduksi CO2

menjadi glukosa. Energi metabolisme fotosinsetis berasal dari sinar matahari.

Organisme fototrof menggunakan glukosa yang disintesis di dalam sel sedangkan

organisme heterotrof memerlukan glukosa yang disuplai dari substrat tempat

tumbuhnya.

1. Bakteri ungu

Rhodobacter sphaeroides atau bakteri ungu adalah salah satu bakteri yang

dapat berfotosintesis. Pigmen yang berperan menangkap cahaya untuk fotosintesis

adalah bakterioklorofil yang berada pada membran fotosintesis. Bakteri ini

memiliki sistem membran yang terbentuk akibat invaginasi membran sitoplasma.

Rhodobacter sphaeroides diisolasi pada danau dan perairan tenang Bakteri ini

dapat hidup pada kondisi aerob maupun anaerob, dapat melakukan fotosintesis

maupun fermentasi. Bakteri ini juga dapat melakukan fiksasi nitrogen dan

karbondioksida serta sintesis tetrapiroles, klorofil, heme, dan vitamin B12.


48

Rhodobacter sphaeroides merupakan kelompok proteobakteria subdivisi

alfa. Kelompok ini merupakan kelompok bakteri dengan keragaman metabolisme

yang paling tinggi, sehingga dapat tumbuh pada berbagai variasi kondisi

pertumbuhan. Medium pertumbuhan yang digunakan untuk mengkulturkan

bakteri ini biasanya adalah medium minimal Sistrom's dan cairan luria (LB).

Medium minimal Sistrom's digunakan dalam setiap keperluan pertumbuhan

bakteri ini, sedangkan cairan luria untuk persiapan isolasi DNA. Pada medium

cair maupun padat, bakteri ini ditumbuhkan pada suhu 28-30°C selama 3-4

hari.Bakteri yang memiliki koloni berwarna ungu ini memiliki kemampuan

mendetoksifikasi sejumlah logam sehingga banyak dimanfaatkan untuk

bioremediasi. Galur ini merupakan yang pertama kali ditemukan sebagai bakteri

yang hidup bebas dengan aktivitas quorum sensing. Pada saat kondisi oksigen

rendah, bakteri ungu menginduksi diferensiasi intraseluler sehingga terbentuk

membran intrasitoplasma. Dengan demikian terjadi fotosintesis yang merupakan

konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Galur ini memiliki genom yang

terdiri atas dua kromosom sirkuler yaitu kromosom I yang berukuran sekitar 3

Mbp dan kromosom II yang berukuran sekitar 0.9 Mbp, serta lima replikon

lainnya. Gen fotosintetik tersusun dalam kluster gen fotosintetik yang membentuk

superoperon yang mengodekan biosintesis bakterioklorofil, biosintesis karoten,

polipeptida L, M, dan H yang mengikat pusat reaksi, serta kompleks pemanen

cahaya.

Struktur fotosintetik bakteri ungu terdiri dari pusat reaksi, pemanen

cahaya, sitokrom bc1, dan kompleks Adenosin trifosfatase (ATPase). Dalam


49

membran fotosintetik, bakterioklorofil berasosiasi dengan protein membentuk

kompleks antara 50-300 molekul. Hanya sebagian kecil yang berfungsi

mengonversi energi cahaya menjadi Adenosin trifosfat (ATP), yaitu pusat reaksi.

Pusat reaksi ini dikelilingi oleh antena klorofil yang berfungsi memanen cahaya

dan meneruskannya ke pusat reaksi. Pusat reaksi terdiri atas tiga polipeptida

subunit L,M, dan H yang berfungsi mengikat kompleks pusat reaksi. Kompleks

pusat reaksi terdiri dari empat buah bakterioklorofil, bakteriofeofitin, beberapa

kuinon, dan karotenoid. Sintesis ATP selama aliran elektron fotosintesis terjadi

karena adanya daya dorong proton sebagai akibat aliran elektron dan aktivitas

ATPase. Aliran elektron yang membentuk ATP ini berbentuk sirkuler, sehingga

disebut fosforilasi siklik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Rhodobacter_sphaeroides)

2. Bakteri hijau

Cyanobacteria, dikenal pula sebagai sianobakteri , bakteri biru-hijau,

ganggang biru-hijau (Cyanophyceae), serta ganggang biru, adalah filum (atau

divisi) bakteri autotrof fotosintetik. Cyanobakteri adalah satu-satunya kelompok

organisme yang mampu mereduksi nitrogen dan karbon dalam kondisi dengan

oksigen (aerob) maupun tanpa oksigen (anaerob). Mereka melakukannya dengan

mengoksidasi belerang (sulfur) sebagai pengganti oksigen. Penyematan nitrogen

dilakukan dalam bentuk heterosista, sementara penyematan karbon dilakukan

dalam bentuk sel fotosintetik, menggunakan pigmen klorofil (seperti tumbuhan

hijau) maupun fikosianin (khas kelompok bakteri ini).


50

Chlorobiaceae, bakteri ini di sebut juga sebagai bakteri belerang hijau.

Organisme ini menggunakan beberapa senyawa yang mengandung belerang

maupun gas hidrogen sebagai reduktan fotosintesis. Rumus khas untuk

fotosintesis bakteri belerang hijau adalah salah satu diantara yang berikut

tergantung pada reduktan yang tersedia (CH2O mewakili karbohidrat yang

disintesis) CO2 + 2H2S cahaya (CH2O) + H2O + 2S3CO2 + 2S + 5H2O cahaya 3

(CH2O) 2CO2 + Na2S2O3 + 3H2O cahaya 2(CH2O) + Na2SO4 + H2SO4 CO2 +

2H2O cahaya (CH2) + H2O Chromaticeae Bakteri ini di sebut juga bakteri

belerang ungu yang berbeda dengan bakteri belerang hijau terutama karena

bakteri ini mengandung sejumlah pigmen karotenoid merah dan ungu dalam

selnya. Bakteri ini menggunakan reduktan fotosintesis yang sama dengan yang

digunakan bakteri belerang hijau, sehingga bakteri belerang ungu dapat

melakukan reaksi- reaksi yang sama dengan bakteri belerang hijau (Bryant, 2005).

H. Genetika dan Rekayasa Genetika Bakteri

Genetika adalah salah satu cabnag keilmuan biologi tentang pewaris sifat

pada organisme. Bidang kajian genetika dimulai dari tingkat molekuler hingga

tingkat populasi. Dalam genetika terdapat materi-materi genetika yang perlu

diketahui, yaitu DNA, gen dan alel, serta kromosom. (Abdurahman, 2008).

1. Materi Genetika

Material genetik bakteri terdiri atas kromosom dan plasmid. Keduanya

terdiri atas DNA. Dua fungsi utama materi genetik adalah replikasi dan ekspresi.
51

Material genetik harus bereplikasi secara akurat sehingga dihasilkan 2 replikan

(anakan) yang identik dengan induknya. Materi genetik juga terekspresi dalam

bentuk karakter terobservasi atau fenotip.

a. Kromosom

Kromosom bakteri mempunyai beratnya 2-3% dari berat kering satu sel,

pada sel haploid (prokariot) bersifat kromosom tunggal dan tidak berpasangan.

Berbentuk sirkuler, panjangnya ± 1mm, beratnya 2-3% dari berat kering satu sel,

disusun sekitar 4 juta kpb DNA, makromolekul yang sangat banyak ini dikemas

agar tidak berubah dalam bentuk superkoil (± 70-130 superkoil domain)

(Syahrurachman, 1994). Kebanyakan gen prokariota terdapat pada kromosom,

yang terletak dalam suatu bagian pusat sitoplasma, yang dinamakan daerah

nuklear atau nukleoid untukn membedakannya dari membran-pengikat nukleus

pada sel eukariotik. Jumlah nukleoid dalam sel bakteri dapat lebih dari satu,

tergantung kecepatan pertumbuhan dan ukuran sel. Nukleoid berisi gen yang

penting untuk pertumbuhan bakteri.

b. Plasmid

Plasmid adalah material genetik ektrakromosomal. Ukuran plasmid lebih

kecil daripada kromosom. Plasmid biasanya mengkode polipeptida yang tidak

penting bagi pertumbuhan secara langsung. Plasmid berbentuk sirkuler, tetapi

terdapat plasmid berbentuk linier seperti terlihat pada Borrelia dan Streptomyces.

Plasmid dibedakan menjadi 2, yaitu plasmid konjugatif dan non-konjugatif.

Plasmid konjugatif adalah plasmid yang mampu didonorkan ke resepien,


52

sedangkan plasmid non-konjugatif tidak dapat didonorkan. Plasmid non-

konjugatif biasanya berukuran kurang dari 7,5 kbp dan biasanya berjumlah

banyak (10-20 perkromosom). Plasmid didistribusikan secara acak ke sel anakan.

Meskipun plasmid tidak berperan langsung dalam pertumbuhan, tetapi

plasmid memiliki fungsi penting secara medis. Fungsi penting plasmid secara

medis, yaitu kemampuan plasmid mengkode polipeptida resistensi antibiotik,

toksin, struktur permukaan sel untuk perlekatan dan kolonisasi. Plasmid yang

berperan dalam resistensi antibiotika disebur plasmid R atau faktor R.

2. Struktur DNA dan RNA

a. DNA (Asam Deoksiribonukleat)

DNA/ Kromosom bakteri lebih banyak diteliti dari pada kromosom

organisme lain. DNA bakteri mampu mengkode 1000-3000 polipeptida yang

berbeda-beda. DNA bakteri merupakan molekul berantai ganda yang sirkuler.

Struktur Dna bakteri tidak merupakan bentuk sederhana tetapi merupakan belitan

yang tidak teratur dalam sitoplasma. James Watson dan Francis Crick (1953) telah

menemukan struktur DNA yang berupa dua untai pita DNA terpilin. Penemuan ini

merupakan titik awal revolusi biologi karena merupakan penemuan struktur DNA

ini sangat penting untuk mempelajari dan memahami bagaimana informasi

genetik dapat dipindahkan dari satu generasi ke generasi berikutnya serta

bagaimana DNA dapat mengendalikan replikasinya.

Replikasi informasi herediter di dalam sel melibatkan sintesis molekul

DNA baru yang mempunyai urutan nukleotida sama seperti genom sel inangnya.
53

Molekul DNA adalah makromolekul yang mempunyai informasi herediter suatu

sel. DNA ini tersusun oleh sub unit-sub unit yang disebut dengan nukleotida atau

deoksiribonukleotida. Urutan nukleotida menentukan kespesifikan suatu informasi

herediter dan berisi mekanisme untuk mengendalikan eksperi genetik.

Masing-masing deoksiribonukleotida terdiri dari basa nitrogen (asam

nukleat), gula deoksiribosa, dan gugus fosfat. Basa asam nukleat terdiri dari basa

purin terdiri : Adenin (A) dan guanin (G) yang mempunyai dua cincin. Dan

pirimidin terdiri atas : timin (T) dan sitosin (C) yang hanya mempunyai satu

cincin. Purin dan pirimidin merupakan molekul heterosiklis karena mengandung

dua macam atom C dan N. Basa asam nukleat menempel pada deoksiribosa

membentuk deoksiribonukleosida. Deoksiribonukleosida ini bergabung dengna

gugus fosfat pada atom C5 membentuk subunit deoksiribonukleotida DNA.

Gambar 2.14 Struktur DNA


54

b. RNA (Asam Ribonukleat)

Asam nukleat lainnya yang dijumpai secara alamiah ialah asam

ribonukleat (RNA). Bedaanya dari DNA ialah :

1) Biasanya berutasan tunggal

2) Komponen gula pada nukloetida yang membentuk RNA adalah ribosa,

dan bukan deoksiribose. Ribose adalah sama dengan deoksiribose

kecuali adanya gugusan hidroksil pada atom karbon nomor 2

3) Basa bernitrogen pirimidin yang dijumpai pada nukleotida yang

membentuk RNA ialah urasil bukan timin.

3. Replikasi DNA

Replikasi DNA berarti penggandaan. Ada 3 model replikasi DNA yaitu :

a. Model konservatif.

Model ini menyatakan bahwa 2 rantai DNA bereplikasi tanpa

memisahkan rantai-rantainya.

b. Model semi konservatif.

Model ini menyatakan bahwa 2 rantai DNA berpisah kemudian

bereplikasi.
55

c. Model dispersi.

Model ini menyatakan bahwa DNA terpecah menjadi potongan-

potongan yang kemudian bereplikasi.

Gambar 2.15. Ilustrasi 3 model diatas

Meselson dan Stahl membuktikan bahwa DNA bereplikasi sesuai model

semi-konservatif.Replikasi model semi konservatif dimulai pada suatu situs

tertentu yang sudah pasti pada kromosom bakteri yang disebut titik pangkal kedua

utas DNA memisah pada situs ini membentuk struktur berbentuk Y. Titik

persimpangannya disebut titik tumbuh.Replikasi bergerak berurutan dari titik

tumbuh, baik pada satu arah atau dua arah.Titik asal dan titik tumbuh terikat pada

membran sel dan situlah kedua utusan tersebut diduplikasikan.Masing-masing

utasan mempunyai urutan basa yang komplementer terhadap urutan basa pada

utasan-utasan DNA yang mula-mula (Pelczar, 2009).

Enzim DNA polymerase nemanbahkan nukleotida pada ujung hidroksil-3'

utasan atau utasan–utasan DNA yang sedang berreplikasi, jadi mensintenis


56

utasan-utasan DNA dengan arah 5' ke 3'.Sejauh ini belum ditemukan polymerase

yang mereplikasi dengan arah 3' ke 5'.Sintesis DNA bersifat sinambung.Selain

mekanisme replikasi DNA yang baru saja diuraikan, inisiasi (pengawwalan)

replikasi DNA membutuhkan suatu pancing atau pemula yaitu sepotong pendek

RNA yang disentesis oleh RNA polymerase dan komplementer terhadap

DNA.Dengan adanya pemula ini, DNA polymerase dapat mulai mensisntesis

duoksiribonukleotida.Sekali pancingan mengena, DNA polymerase lalu mencerna

RNA tersebut dapat menggantikannya dengan DNA. Berpartisipasinya RNA

sebagai pancing tampaknya ekstensif karena setiap fragmen okazaki juga

mengandung sebagian RNA sebagai pancing (Micheal Pelczar, 2009).

Bila titik-titik tumbuh telah bergerak di seluruh panjang molekul DNA,

maka terbentuk dua molekul DNA yang lengkap.Setiap molekul berutasan ganda

mengandung salah satu dari utasan asli atau satu utasan baru(Micheal Pelczar,

2009).

4. Ekspresi GEN

Ekspresi gen merupakan rangkaian proses penerjemahan informasi

genetik (dalam bentuk urutan basa pada DNA atau RNA) menjadi protein, dan

lebih jauh lagi: fenotipe. Informasi yang dibawa bahan genetik tidak bermakna

apa pun bagi suatu organisme apabila tidak diekspresikan menjadi fenotipe.

Ekspresi genetik beserta dinamika yang mempengaruhinya dipelajari dalam

genetika molekular beserta cabang-cabangnya sseperti genomika, transkriptomika,

proteomika, serta metabolomika.


57

a. Transkripsi

Transkripsi adalah langkah pertama dalam ekspresi genetis.DNA

ditranskripsi menjadi RNA. Pita DNA yang menjadi cetakan disebut DNA

template. Karena RNA hasil transkripsi membawa “pesan” untuk ditranslasi,

maka RNA tersebut disebut RNA messenger (mRNA). Urutan basa mRNA sama

dengan urutan basa DNA non-template, kecuali timin diganti urasil. Enzim yang

berperan dalam sintesis mRNA adalah enzim RNA polimerase. Urutan DNA yang

ditranskrip dapat terdiri atas 1 gen atau lebih. Transkripsi yang multigen terjadi

pada gen-gen yang terekspresi dalam suatu paket fungsional.

Transkripsi DNA terdiri atas 3 tahap, yaitu inisiasi, pemanjangan, dan

penghentian. Inisiasi melibatkan pengikatan RNA polimerase ke DNA template.

Elongasi adalah proses sintesis mRNA oleh RNA polimerase. Penghentian

meliputi penghentian pemanjangan dan pelepasan mRNA dari DNA template.

b. Translasi

Translasi, yaitu langkah berikut nya didalam ekspresi gan adalah proses

pengarahan sintensis protein oleh informasi genetis yang sekarang ada pad

molekul mRNA.(https://ebiolearning.wordpress.com/2011/12/01/sintesis-protein/)

Bila keempat basa yang berbeda-beda pada nukleotida-nukleodtida mRNA

itu ditata dalam suatu deretan, maka setiap deret yang terdiri dari 3 basa disebut

kodon, mampu menetapakan suatu amino tertentu. Karena ada empat macam basa

yang berbeda-beda, jumlah deret berbasa tiga tersebut yang mungkin terbentuk
58

adalah 43, atau 64 macam. Triplet-triplet basa ini masing-masing menetapkan

suatu asam amino tertentu, merupakan sandi genetis.Sandi ini mungkin bersifat

universal bagi semua spesies organisme hidup.

Gambar 2.16 Proses transkripsi

Tabel 3 Kemungkinan codon yang terbentuk dari proses transkripsi.

Kode Kode kedua Kode

pertama ketiga

U C A G

Fenilalanin Serin Tirosin Sistein U

U Fenilalanin Serin Tirosin Sistein C

Leusin Serin Stop Stop A


59

Leusin Serin Stop Triptofan G

Leusin Prolin Histidin Arginin U

C Leusin Prolin Histidin Arginin C

Leusin Prolin Glutamin Arginin A

Leusin Prolin Glutamin Arginin G

Ileusin Treonin Asparagin Serin U

A Ileusin Treonin Asparagin Serin C

Ileusin Treonin Lisin Arginin A

Metionin Treonin Lisin Arginin G

Valin Alanin Aspartat Glisin U

G Valin Alanin Aspartat Glisin C


60

Valin Alanin Glutamat Glisin A

Valin Alanin Glutamat Glisin G

5. Mutasi

Mutasi adalah perubahan spontan pada gen suatu makhluk hidup/bakteri.

Sebagai contoh yang sederhana adalah adanya koloni bakteri Serratia marcescens

yang berwarna putih diantara koloni yang berwarna merah. Jika koloni putih

tersebut diisolasi dan kemudian diteliti sifat-sifatnya serta dibandingkan dengan

bakteri dari koloni merah, maka sifat-sifat selain pigmentasinya sama. Bakteri dari

koloni putih tersebut dikatakan mutan kadang-kadang mutan putih tersebut dapat

kembali menjadi merah. Peristiwa ini dinamakan mutasi balik.

Perubahan-perubahan karena mutasi dapat dibedakan dengan modifikasi

(perubahan tidak menurun) yang disebabkan karena faktor lingkungan. Dalam hal

modifikasi semua sel akan mengalami perubahan fenotif, sedangkan pada mutasi

hanya sebgian kecil dari populasi. Ada dua macam mutasi yaitu mutasi selektif

dan mutasi tidak selektif Mutasi selektif ialah mutasi yang menguntungkan bagi

kelangsungan hidup bakteri tersebut. Mutasi ini terjadi pada keadaan lingkungan

tertentu misalnya adanya antibiotika.Mutan tersebut dapat tumbuh dengan adanya

antibiotika dalam dosis tertentu yang dapat menghambat dan membunuh sel

induknya.Mutasi ini dinamakan juga mutasi buatan.Mutasi tidak selektif ialah


61

mutasi yang tidak mempunyai sifat yang lebih menguntungkan atau merugikan

dibandingkan dengan pertumbuhan sel induknya.Mutasi ini disebut juga mutasi

alami, tanpa campur tangan manusia.

Mekanisme terjadinya mutasi (mutagenesis).Sel yang mengalami mutasi

(mutan) mengalami perubahan urutan nukleotida dari DNA nya.Bagian DNA

yang mengalami perubahan tersebut dinamakan muton. Perubahan ini akan

mempengaruhi sebagian dari aktivitas sel, misalnya susunan asam amino dari

polipeptida/ protein. Ditinjau dari perubahan nukleotida atau basa DNA maka

dapat dikenal macam-macam perubahannya, yaitu mutasi titik. Pertukaran,

pengurangan, pengisian, pembalikan.

Macam-macam mutasi berdasarkan bagian yang bermutasi:

a. Mutasi titik

Mutasi titik adalah mutasi yang disebabkan perubahan-perubahan atau

pengurangan satu basa DNA saja.Misalnya adenin diganti dengan guanin atau

timin diganti dengan sitosis.Pengaruh dari perubahan tersebut tergantung dari

letak basa DNA pada gen. Perubahan tersebut dapat tidak dipengaruhi produksi

protein atau mempengaruhi urutan asam amino dari protein atau tidak

menghasilkan protein tertentu. Jika perubahan basa DNA tidak mempengaruhi

produksi protein atau gejala fenotif lain maka mutasi inya dinamakan mutasi bisu.

Mutasi ini kemungkinan karena perubahan kodon yang terjadi tetap mengkode

asam amino yang samaProses pertukaran, pengurangan, penambahan dan

pembalikan dapat berlangsung secara sederhana artinya meliputi satu atau


62

beberapa basa DNA saja atau mencakup beratu-ratus DNA.Mutagenesis dapat

terjadi karena adanya senyawa mutagen, sinat ultra violet, cat akredin dan

sebagianya.

b. Mutasi Spontan

Mutasi spontan dapt terjadi setiap 108-109 pasangan DNA dan diperoleh

satu mutan. Mutasi ini disebabkan karena terjadi kerusakan fisik pada DNA,

terjadi perpindahan posisi DNA , kesalahan oleh enzim pada waktu terjadi

replikasi. Sehingga urutan DNA, maupum pasangan basa berubah atau berbeda

bentuk yaitu dari bentuk amino menjadi imine, yang disebut tautomer.

1) Aberasi

Mutasi kromosom, sering juga disebut dengan mutasi besar/gross

mutation atau aberasi kromosom adalah perubahan jumlah kromosom dan

susunan atau urutan gen dalam kromosom. Mutasi kromosom sering terjadi

karena kesalahan meiosis dan sedikit dalam mitosis.

2) Aneuploidi

Aneuploidi adalah perubahan jumlah n-nya. Dalam hal ini, "n"

menandakan jumlah set kromosom. Sebagai contoh, sel tubuh manusia

memiliki 2 paket kromosom sehingga disebut 2n, dimana satu paket n manusia

berjumlah 23 kromosom. Aneuploidi dibagi menjadi 2, yaitu: Autopoliploidi,

yaitu n-nya mengganda sendiri karena kesalahan meiosis. Allopoliploidi, yaitu

perkawinan atau hibrid antara spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya.
63

3) Aneusomi

Aneusomi adalah perubahan jumlah kromosom. Penyebabnya adalah

anafase lag (peristiwa tidak melekatnya beneng-benang spindel ke sentromer)

dan non disjunction (gagal berpisah).

Aneusomi pada manusia dapat menyebabkan:

a) Sindrom Turner, dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah kromosomnya

45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin. Penderita Sindrom Turner

berjenis kelamin wanita, namun ovumnya tidak berkembang

(ovaricular disgenesis).

b) Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY), mengalami trisomik

pada kromosom gonosom. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis

kelamin laki-laki, namun testisnya tidak berkembang (testicular

disgenesis) sehingga tidak bisa menghasilkan sperma (aspermia) dan

mandul (gynaecomastis) serta payudaranya tumbuh.

c) Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY), trisomik pada kromosom

gonosom. Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka

menusuk-nusuk mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga

sering berbuat kriminal. Makalah di luar negeri mengatakan bahwa

sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah orang-orang

yang menderita Sindrom Jacobs.


64

d) Sindrom Patau, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada kromosom

autosom. kromosom autosomnya mengalami kelainan pada kromosom

nomor 13, 14, atau 15.

e) Sindrom Edward, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada autosom.

Autosom mengalami kelainan pada kromosom nomor 16,17, atau 18.

Penderita sindrom ini mempunyai tengkorak lonjong, bahu lebar

pendek, telinga agak ke bawah dan tidak wajar

(http://id.wikipedia.org/wiki/Mutasi).

6. DNA rekombinan

DNA rekombinan atau rDNA (bahasa inggris: recombinant DNA) adalah

suatu bentuk DNA buatan yang dibuat dengan cara menggabungkan atau

merekombinasi dua atau lebih untaian benang DNA yang dalam keadaan normal

tidak berpasangan atau terjadi bersama. Pada bahasan biologi molekuler,

modifikasi genetik dilakukan dengan memasukkan DNA yang relevan ke dalam

DNA organisme yang hidup misalnya pada plasmid bakteri, untuk menyandikan

suatu sifat khusus tertentu seperti antibiotik dan sifat lain. Hal ini berbeda dengan

konsep DNA rekombinan yang kombinasi DNAnya tidak terjadi secara alami di

dalam sel tetapi direkayasa. Proses rekombinasi DNA yang umum dilakukan

adalah dengan menggabungkan untaian DNA dari dua organisme yang berbeda.

Bergabungnya dua DNA dari organisme yang berbeda misalnya pada suatu

plasmid bakteri dibantu oleh enzim ligase. Teknologi DNA rekombinan melalui

teknik pemotongan DNA merupakan salah saktu bukti penguat yang


65

menunjukkan bahwa DNA adalah suatu unit pewarisan.

(https://id.wikipedia.org/wiki/DNA_rekombinan).

Gambar 2.17 DNA rekombinan .

7. Mekanisme Transfer Gen Antar Bakteri

a. Transformasi; Transfer informasi genetik oleh DNA ekstraseluler yang

berasal dari bakteri donor (pemindahan DNA bebas-sel dari satu sel ke sel

yang lain).

b. Transduksi; Transfer gen yang dimediasi oleh virus (pemindahan gen dari

satu sel ke sel lain oleh bakteriofage).

c. Konyugasi; Sejumlah bakteri mampu melekat ke sel bakteri lain dan

mentransfer materi genetik (pemindahan gen antara sel-sel yang kontak

secara fisik).
66

Gambar 2.18 Mekanisme transfer gen antar bakteri

I. Peran Bakteri dalam Kehidupan dan Pertanian

Dalam kehidupan sehari-hari bakteri ada yang memiliki peranan

menguntungkan maupun yang merugikan.

Berikut adalah beberapa contoh bakteri yang menguntungkan:

1. Bakteri sebagai agen pengikat nitrogen, contohnya Rhizobium,

Azotobacter, dan Colostridium. Nitrogen bebas di udara, yang sangat

dibutuhkan oleh tumbuhan hanya dapat difiksasi oleh bakteri. Bakteri

pengikat nitrogen bersimbiosis dengan tumbuhan membentuk bintil akar

pada tumbuhan kacang-kacangan.

2. Bakteri dapat menyuburkan tanah, contohnya Nitrosomonas,

Nitrosococcus, dan Nitrobacter.


67

3. Bakteri Streptococcus lactis dan S. cremoris menghasilkan keju dari bahan

susu.

4. Digunakan untuk menghasilkan asam cuka, yaitu bakteri Acetobacter dan

Acetomonas.

5. Bakteri Colostridium acetobutylicum digunakan untuk menghasilkan

aseton dan butanol.

6. Bakteri Streptomyces aureofaciens menghasilkan zat antibiotik

Aureomisin untuk mengatasi penyakit Pneumonia, infeksi mata, dan batuk

rejan (Priadi, 2009).

7. Pemanfaatan bakteri Rhizobium dalam Produksi Pertanian Dilakukan

Melalui:

a) Pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah dengan

memanfaatkan mikrobia yang berperan dalam siklus Nitrogen

(mikrobia penambat nitrogen, mikrobia amonifikasi, nitrifikasi, dan

denitrifikasi), Fosfor (mikrobia pelarut fosfat), Sulfur (Mikrobia

pengoksidasi sulfur), dan Logam-logam (Fe, Cu, Mn, dan Al),

b) Pemeliharaan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia

penekan organisma pengganggu tanaman (OPT),

c) Pemulihan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia

pendekomposisi / penyerap senyawa-senyawa toksik terhadap

mahluk hidup (Bioremediasi),


68

Pemacuan pertumbuhan tanaman dengan memanfaatkan mikrobia

penghasil fitohormon.

Berikut adalah beberapa contoh bakteri yang merugikan:

1. Penyebab pelendiran makanan, penurunan pH, dan pembentukkan gas,

yaitu bakteri Leuconostoc mesenteroides

2. Penyebab penyakit pada hewan, misalnya Bacillus anthracis menyebabkan

penyakit antraks pada sapi.

3. Penyebab penyakit pada manusia. Contohnya Mycobacterium tuberculosis

dapat menyebabkan penyakit Tuberkulosis, Salmonella typhi dapat

menyebabkan demam tipus, dan Vibrio cholera menyebabkan kolera.


69

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel

terdapat selubung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane

dalam (endomembran) dan organel bermembran seperti kloroplas dan mitkondria.

Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela,

dinding sel, membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA,

plasmid, ribosom, dan endospora.

Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat

oleh mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat,

batang dan spiral. Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri

secara biner. Pada lingkungan yang baik bakteri dapat membelah diri tiap 20

menit. Pembuahan seksual tidak dijumpaipada bakteri, tetapi terjadi pemindahan

materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan zigot.

Peristiwa ini disebut proses paraseksual.


70

V. DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto. 2016. Latar Belakang Bakteri Berasal. Jawa Barat: Unpas.ac.id


http://repository.unpas.ac.id/12552/4/BAB%20I.pdf (Diakses Tanggal: 01
Oktober 2019)
Anonymous. 2016. Makalah Biologi Tentang Bakteri.: Blogspot.com
http://makalah-negeri.blogspot.com/2016/09/makalah-biologi-tentang-
bakteri.html (Diakses Tanggal: 01 Oktober 2019)
Mogu. 2015. Pengertian Bakteri.: Blogspot.com
http://woocara.blogspot.com/2015/03/pengertian-bakteri-dan-ciri-ciri-
bakteri.html (Diakses tanggal: 08 September 2019)
Anonymous. 2019. Ekologi. Jakarta: Wikipedia.org
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi (Diakses tanggal: 08 September 2019)
Anonymous. 2018. Kokus.: Wikipedia.org https://id.wikipedia.org/wiki/Kokus
(Diakses tanggal: 08 September 2019)
Anonymous. 2019. Bakteri.: Wikipedia.org http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri
(Diakses tanggal: 08 September 2019)
George, Helga. dan Michelle Arevalo. 2019. Spirillum.: Wisegeek.org
http://www.wisegeek.org/what-is-spirillum.html (Diakses tanggal: 08
September 2019)
Anonymous. 2019. Garm Negatif.: Wikipedia.org
http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-negatif (Diakses tanggal: 08 September
2019)
Anonymous. 2019. Garm Positif.: Wikipedia.org
http://id.wikipedia.org/wiki/Gram-positif (Diakses tanggal: 08 September
2019)
Anonymous. 2019. Bakteri Bacilus. Lampung: unila.ac.id
http://digilib.unila.ac.id/8549/14/BAB%201.pdf (Diakses tanggal: 08
September 2019)
Cahscient. 2008. Mikrobiologi.: Wordpress.com
http://cahscient.files.wordpress.com/2008/08/textbook-mikrobiologi8.doc
(Diakses tanggal: 08 September 2019)
Ebiolearning. 2013. Translasi.: Wordpress.com
http://ebiolearning.files.wordpress.com/2011/12/translasi1.jpg (Diakses
tanggal: 08 September 2019)
71

Anonymous. 2012. Neisseriaceae Gonorrhoeae.: Blogspot.com


http://pelajaranilmu.blogspot.com/2012/ (Diakses tanggal: 08 September
2019)
Ebiolearning. 2011. Sintesis Protein.: Wordpress.com
https://ebiolearning.wordpress.com/2011/12/01/sintesis-protein/ (Diakses
tanggal: 08 September 2019)
Eso, Yofin. 2012. Metabolisme Bakteri dan Fungi. Malang: academia.edu
https://www.academia.edu/10001646/MAKALAH_METABOLISME_BAK
TERI_DAN_FUNGI_Untuk_memenuhi_tugas_matakuliah_Mikrobiologi_y
ang_di_bina_oleh_Ibu_Purwaning (Diakses tanggal: 08 September 2019)
Yusriana. 2019. Perkembangan Mikrobiologi. Jawa Tengah: Gunadarma.ac.id
http://b_yusriana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/42795/1PerkembM
ikro.pdf (Diakses tanggal: 08 September 2019)
Anonymous. 2017. Rhodobacter Sphaeroides.: Wikipedia.org
http://id.wikipedia.org/wiki/Rhodobacter_sphaeroides (Diakses tanggal: 08
September 2019)
Anonymous. 2012. Morfologi Struktur dan Sifat Fisiologis Bakteri.:Blogspot.com
http://pelajaranilmu.blogspot.com/2012/04/morfologi-struktur-dan-sifat-
fisiologis.html (Diakses tanggal: 08 September 2019)
Fredikurniawan. 2018. Keuntungan dan Kerugian Eubacteria (Bakteri) Dalam
Kehidupan.: Fredikurniawan.com http://fredikurniawan.com/keuntungan-
dan-kerugian-eubacteria-bakteri-dalam-kehidupan/ (Diakses tanggal: 08
September 2019)
Anonymous. 2019. Mutasi.: wikipedia.org https://id.wikipedia.org/wiki/Mutasi
(Diakses tanggal: 08 September 2019)

Anda mungkin juga menyukai