Anda di halaman 1dari 41

_I

1lO Kata Pengantar es

Alharndulillah, dengan rnengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT. atas


rahrnat dan karuniaNya, akhimya penulis bisa rnenyelesaikan Diktat yang
berjudul "Landasan Pernbelajaran" dengan baik. Penyusunan diktat ini
dirnaksudkan untuk digunakan sebagai referensi di bidang pernbelajaran bagi
praktisi pendidikan dan pengajaran pada urnurnnya, dan khususnya bagi
mahasiswa l?'~~scasarjanMa anajernen Pendidikan Universitas Gresik.
Pembahasan buku ini diawali dengan pengertian tentang belajar dan
pernbelajaran, kernudian dilanjutkan dengan prinsip-prinsip belajar dan
aplikasinya dalarn pernbelajaran, tori-teori belajar dan penerapannya, strategi
pernbelajaran dan ditutup dengan bagairnana cara rnerancang atau rnendesain
pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa diktat ini tidaklah dapat diselesaikan tanpa bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu melalui kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada penulis-penulis senior di bidang pembelajaran
yang narna-narnanya tertera di dalam daftar pustaka dalarn diktat karena karya-
karyanya telah penulis jadikan sebagai referensi dalam penulisan diktat ini. Tak
lupa secara pribadi penulis ungkapkan rasa terimakasih yang mendalarn kepada
suami tercinta dan putra-putri terkasih atas dorongan, semangat, kesabaran dan
bantuannya dalam mendampingi penulis rnenyelesaikan diktat ini.
Akhirnya penulis berharap rnudah-mudahan diktat ini bisa memberikan
kontribusi terhadap kemajuan dunia pendidikan dalam upaya mengembangkan
dan mengaplikasikan teknologi pembelajaran di Indonesia, dan khususunya bagi
mahasiswa Pascasarjana Manajemen Pendidikan Universitas Gresik yang sedang
menempuh matakuliah "Landasan Pendidikan dan Pengajaran", Amin.

Gresik,2010

Penulis

Diktat Landasan PembelaJaran


~ Daftar lsi O!

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pengertian Belajar dan Pembelajaran 1
A. Pengertian Belajar 1
B. Jenis-jenis Belajar 2
C. Pengertian Pembelajaran 3
Bab II Prinsip - Belajar dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran 5
A. Prins'p Belajar menurut Gestalt (dalam Darhayati, 2001) 5
B. Prinsip Belajar menurut Robert H. Davies 6
C. Prinsip Belajar yang RelatifBerlaku Umum 9
D. Implikasi Prinsip-prinsip Belajar Bagi siswa 11
E. Implikasi Prinsip-prinsip Belajar Bagi Guru 13
Bab III Landasan Teori Belajar dan Pembelajaran 16
A. Pendahuluan 16
B. Teori - Teori Belajar 17
1. Teori Belajar Behaviorisme 18
2. Teori Belajar Kognitif 20
3. Teori Belajar Humanisme 24
4. Teori Belajar Konstruktifisme 25
Bab IV Strategi Pembelajaran 29
A. Pengertian Srategi Pembelajaran 29
B. Komponen Strategi Pembelajaran 30
1. Urutan (Sequence) Kegiatan Pembelajaran 30
2. Metode Pembelajaran 30
3. Media yang digunakan 31
4. Waktu Tatap Muka 31
5. Pengelolaan Kelas 31
C. Pemilihan Strategi Pembelajaran 32
D. Implementasi Strategi Pembelajaran 32
Bab V Landasan Teoritik Desain Pembelajaran 34
A. Asumsi Tentang Desain Pembelajaran 34
B. Langkah-langkah Desain Pembelajaran 34
C. Syarat-syarat Perancang Pembelajaran 36
Daftar Pustaka 38

Diktat Landasan PembelaJaran 11


Bab I

Pengertian Belajar dan Pernbelajaran

A. Pengertian Belajar
Menurut Pengertian Psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan lingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku.

Berbagai ahli mendefinisikan belajar sesuai dengan aliran filsafat yang


dianutnya, antara lain sebagai berikut :

1. Menurut Emes ER. Hilgard


Seseorang bisa dikatakan belajar kalau dapat melakukan sesuatu dengan
cara latihan-latihan sehingga yang bersangkutan menjadi berubah (Riyanto
2002).

2. Menurut Walker
Belajar adalah suatu perubahan dalam melaksanakan tugas yang terjadi
sebagai hasil dari pengalaman (Riyanto 2002).

3. Menurut Winkel (1996 : 53)


Belajar adalah suatu aktivitas mental I psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap (perubahan itu
bersifat secara relatifkonstan dan berbekas).

4. Menurut Gagne
Belajar merupakan kecenderungan perubahan pada diri manusia yang dapat
dipertahankan selama proses pertumbuhan.

5. Menurut "Degeng"
Belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang
sudah dimiliki pelajar. Hal ini mempunyai arti bahwa "Dalam proses belajar,
siswa akan menghubung-hubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah
tersimpan dalam memorinya dan kemudian menghubungkannya dengan
pengetahuan yang baru".

Diktat Landasan Pembelajaran 1


Seeara garis besar dcpat disimpulkan sebagai berikut:
Pengertian belajar adalah : Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun
jenisnya. Karena itu, sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam arti "belajar", Misalnya: tang an anak menjadi
bengkak karena patah tertabrak mobil, atau perubahan tingkah laku orang tua
dalam kondisi mabuk. Perubahan-perubahan semacam itu tidak dapat digolongkan
ke dalam perubahan dalam arti belajar.

Apakah ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar?


Ciri-cirinya adalah:
1. Perubahan terjadi secara sadar.
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara (perubahan yang terjadi
karena proses belajar, bersifat menetap dan permanen).
5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah (ada tujuan yang akan dicapai
dan terarah pada tujuan yang ditetapkan).
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

B. Jenis-jenis Belajar
1. Belajar "Bagian" (Part Learning)
Umumnya, belajar "bagian" dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan
pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif. Misalnya: mempelajari
sajak atau gerakan motorik seperti bermain silat.
Dalam hal ini, individu memecah seluruh materi pelajaran menjadi bagian-
bagian yang satu sarna lainnya berdiri sendiri. Lawan dari cara belajar "bagian"
adalah cara belajar keseluruhan atau Global.

2. Belajar Diskriminatif (Discriminative Learning)


Suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi / stimulus dan kemudian
menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Dengan pengertian
ini maka dalam eksperimen, subyek akan diminta untuk merespon secara
berbeda-beda terhadap stimulus yang berlainan.
3. Belajar Global! Keseluruhan (Global Learning)
Pelajaran dimulai secara keseluruhan, berulang, sampai pelajar
menguasainya (Lawan Metode Bagian). Metode belajar ini sering disebut
sebagai metode "Gestalt".

Diktat landasan Pembelajaran 2


4. Belajar Insidental (Incidental Learning)
Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu
bertujuan (intensional). Bela.ar disebut Insidental bila tidak ada instruksi atau
petunjuk yang diberikan pada individu mengenai materi belajar yang akan
diujikan kelak.

5. Belajar Instrumental (Instrumental Learning)


Pada belajar Instrumental, reaksi-reaksi seorang pelajar yang diperlihatkan
diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah pelajar tersebut
mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagaL Oleh karena itu, cepat atau
lambatnya seseorang \:elaj~r dapat diatur dengan memberikan penguat
(reinforcement) atas casar tingkat-tingkat kebutuhan. Salah satu bentuk belajar
instrumental yang khusus adalah "pembentukan tingkah laku".
Individu diberi hadiah bila bertingkah laku sesuai dengan tingkah laku
yang dikehendaki dan sebaliknnya dihukum bila memperlihatkan tingkah laku
yang tidak sesuai yang dikehendaki, sehingga akhirnya akan membentuk
tingkah laku tertentu.

6. Belajar Verbal (Verbal Learning)


Belajar verbal adalah belajar menguasai materi verbal melalui latihan dan
ingatan. Dasar dari belajar verbal diperlihatkan dalam eksperimen klasik dari
Ebbinghaus. Sifat eksperimen ini meluas dari belajar asosiasi mengenai
hubungan dua kata yang tidak bermakna sampai pada belajar dengan wawasan
mengenai penyelesaian persoalan yang kompleks, yang harus diungkap secara
verbal.

C. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata "Instruction" yang berarti
menyampaikan pikiran. Dengan demikian arti instruksional adalah menyampaikan
pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran
(mengarah pada guru sebagai pelaku perubahan).
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik, melalui interaksi antar peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai
kompetensi dasar (BSNP 2006 : 16). Pengalaman belajar yang dimaksud dapat
terwujud melalui penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi dan berpusat
pada peserta didik (Student centered). Pengalaman belajar memuat kecakapan
hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta
didik (Sadiman, dkk., 1986: 7). Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajaran
(Instruksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang
membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu (Miarso, 2004: 538).

Diktat landasan Pembelajaran 3


[adi, inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses belajar pada diri peserta didik.
Pembelajaran adalah suatu siste,n yang bertujuan untuk membantu proses
belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
peserta didik yang bersifat internal ( Gagne dan Briggs, 1979: 3). Dapat dikatakan
pembelajaran merupakan segala upaya untuk menciptakan kondisi dengan sengaja
agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya.

Lima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran, yaitu :


a) Pembelajaran sebagai usaha u .tuk memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini
mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya
perubahan perilaku dalam diri peserta didik (walaupun tidak semua perubahan
perilaku peserta didik merupakan hasil pembelajaran).
b) Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan.
Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan perilaku sebagai hasil
pembelajaran meliputi semua aspek perilaku dan bukan hanya satu atau dua
aspek saja. Perubahan-perubahan itu meliputi aspek kognitif, afektif dan
motorik.
c) Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini mengandung makna
bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan, di
dalam aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis
dan terarah. [adi, pembelajaran bukan sebagai suatu benda atau keadaan yang
statis, melainkan merupakan suatu rangkaian aktivitas-aktivitas yang dinamis
dan saling berkaitan.
d) Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan
adanya suatu tujuan yang akan dicapai. Prinsip ini mengandung makna bahwa
aktivitas pembelajaran itu terjadi karena adanya kebutuhan yang harus
dipuaskan dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Atas dasar prinsip itulah
pembelajaran akan terjadi. Belajar tidak akan efektif tanpa adanya dorongan
atau motivasi dan tujuan.
e) Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya
adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu,
pembelajaran merupakan bentuk interaksi individu dengan lingkungannya
sehingga banyak memberikan pengalaman dari situasi nyata.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran


perlu dipilih strategi yang tepat agar tujuan dapat dicapai.
Strategi pembelajaran adalah suatu cara atau metode yang dilakukan oleh
pendidik (guru) terhadap peserta didik (murid) yang lain dalam upaya terjadinya
perubahan pada aspek kognitif, afektif dan motorik secara berkesinambungan.

Diktat landasan Pembelajaran 4


BaLIl

Prinsip - Belajar dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran

Prinsip belajar adalah konsep-konsep ataupun asas (kaidah dasar) yang harus
diterapkan di dalam proses belajar rnengajar ini mengandung maksud bahwa
pendidik akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik apabila dapat
menerapkan cara mengajar sesuai dentin prinsip-prinsip belajar.
"Dimyati" mendefinisikan prinsip belajar sebagai beberapa pedoman yang
relatif berlaku umum, yang dapat dipakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran,
baik bagi anak didik yang perlu meningkatkan upaya belajarnya, maupun bagi
pendidik dalam upaya meningkatkan kualitas mengajarnya.
[adi, prinsip-prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan
sumber motivasi dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai, dan tumbuhnya
proses belajar mengajar anatar anak didik dan pendidik yang dinamis dan terarah.

A. Prinsip Belajar menurut Gestalt (dalam Darhayati, 2001)


1. Belajar Berdasarkan Keseluruhan
Orang berusaha menguhubungkan suatu materi pelajaran dengan pelajaran
yang lain sebanyak mungkin, mata pelajaran yang bulat lebih mudah
dimengerti daripada bagian-bagiannya.

2. Belajar Adalah Suatu Proses Perk.embangan


Anak-anak barn dapat mempelajari bila ia telah datang untuk menerima
bahan pelajarannya itu. Manusia sebagai organisme yang berkembang,
kesediaan mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa,
batiniah, tetapi juga perkembangan karena lingkungan dan pengalaman,

3. Siswa Sebagai Organisme Keseluruhan


Siswa belajar tidak hanya intelektualnya saja, tetapi juga emosional dan
jasmaniahnya. Dalam pengajaran modem, guru diamping mengajar juga
mendidik untuk membentuk pribadi siswa.

4. Terjadi Transfer
Belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian pertama adalah
memperoleh response yang tepat. Mudah atau sukarnya problem itu terutama
adalah masalah pengamatan, bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai betul-
betul, maka dapat dipindahkan untuk kemampuan yang lain.

Diktat Landasan Pembelajaran 5


5. Belajar Adalah Reorganisasi Pengalaman
Pengalaman adalah suatu interaksi antara seseorang dan lingkungannya.
Anak kena api, kejadian ini menjadi pengalaman bagi anak. Belajar itu baru
timbul bila seseorang menemui suatu situasi atau soal baru. Dalam menghadapi
itu ia akan menggunakan segala pengalaman yang telah dimiliki. Siswa
mengadakan analisis reorganisasi pengalamanya.

6. Belajar Harus Dengan Insight


Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat
pengertian tentang. sangkut paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam
unsur yang mengandung suatu problem.

7. Belajar Lebih Berhasil Bila Berhubungan Dengan Minat, Keinginan dan


Tujuan Siswa
Hal ini terjadi bila banyak berhubungan dangan apa yang diperlukan siswa
dalam kehidupan sehari-hari.

8. Belajar Berlangsung Terus-menerus


Siswa memperoleh pengetahuan tak hanya di sekoIah, tetapi juga di Iuar
sekolah, dalam pergaulan, memperoleh pengalaman sendiri-sendiri, karena itu
sekolah harus bekerja sarna dengan orang tua di rumah dan di masyarakat, agar
semua turut serta membantu perkembangan siswa secara harroonis.

B. Prinsip Belajar menurut Robert H. Davies


Menurut Robert H. Davies (dalam Riyanto, 2001: 28), prinsip belajar ada
sembilan seperti berikut ini:
1. Prinsip Kemanfaatan
Prinsip kemanfaatan yaitu seorang siswa termotivasi belajar sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya. Kemanfaatan merupakan suatu hal yang bersifat
pribadi, oleh sebab itu adalah tidak mungkin segala sesuatu yang diajarkan di
sebuah kelas akan bermanfaat bagi setiap siswa. Setiap siswa dimotivasi dengan
apa yang dia hubungkan pada pengalaman, masa depan ketertarikan dan
bernilai bagi dirinya. Dalam hubungan pelajaran dengan pengalaman siswa
untuk membuat belajar lebih berarti terdapat tiga teknik yaitu:
a. Menghubungkan pelajaran dengan pengalaman siswa di masa lalu.
b. Menghubungkan keinginan dan nilai belajar pada apa yang dipelajari
c. Menghubungkan tujuan siswa pada yang dipelajari dengan memberikan
suatu pandangan dari pelajaran tersebut saat mengabarkan kemungkinan
penerapan masa depan.

Diktat landasan Pembelajaran 6


2. Prinsip Prasyarat
Prinsip prasyarat adalah seorang siswa mungkin belajar sesuatu yang baru
jika dia memiliki semua prasyarat. Pengalaman masa lalu seorang siswa
merupakan faktor penentu yang sangat penting bagi keberhasilan atau
kegagalan dirinya dalam belajar.

3. Prinsip Percontohan
Prinsip percontohan adalah siswa mungkin lebih mendapatkan perilaku
baru jika ia ditunjukkan contoh pekerjaan dan menirukannya.
Ada lima petunjuk yang dapat membantu guru melaksanakan prinsip ini yaitu:
a. Para guru harus memberikan nama pad •. aspck penting dari perilaku yang
dicontohkan sebagaimana ditunjukkan..
b. Para siswa harus menyaksikan contoh penerima penghargaan atas
perilakunya.
c. Contoh terse but harus dirasakan sebagaimana suatu status tinggi seseorang.
d. [ika suatu perilaku yang dicontohkan bertentangan dengan nilai dan
kepercayaan siswa, siswa tersebut sangat mungkin tidak meniru contoh itu.
e. Percontohan diterapkan ketika mengajar teknis atau keahlian sosial.

4. Prinsip Komunikasi Terbuka


Prinsip komunikasi terbuka memungkinkan siswa untuk belajar apabila
penyajian dibuat dengan pesan terbuka untuk inspeksi siswa.
Lima kiat apabila menggunakan prinsip ini adalah:
a. Menyatakan tujuan pada siswa anda.
b. Sebutkan hubungan dengan memberikan saran dan dorongan pada siswa.
c. Kapanpun jika memungkinkan, tunjukkan fakta apa yang pernah dijelaskan.
d. Usahakan siswa bisa rnelihat dan mendengar sernua sifat khusus yang
dimungkinkan ketika hal tersebut disebutkan.
e. Gunakan pertanyaan untuk rnenguji komunikasi.

5. Prinsip Hal baru


Prinsip hal baru adalah sesorang siswa mungkin rnernpelajari jika
perhatiannya tertarik dengan presentasi yang relatif baru. Seorang pendidik
harus berani dan mau rnengubah gaya dan alat presentasi dari biasanya.

6. Prinsip Diklat aktif yang sesuai


Prinsip diklat aktif yang sesuai adalah siswa lebih aktif belajar apabila
mereka mengambil bagian latihan yang disanggupi untuk mencapai tujuan
pelajaran.
Ada tiga saran yang berguna untuk membantu menyesuaikan prinsip tersebut.
a. Meminta siswa untuk rnerespon dan menjawab pertanyaan.
b. Meminta siswa untuk menyusun dan mengatur kembali inforrnasi yang
ditemukan dalarn bacaan mereka.
c. Membuat sarana dan suasana belajar pada pekerjaan bila diperlukan.

Diktat Landasan Pembelajaran 7


7. Prinsip Pembagian Praktik
Menurut Hilgard dan Bower (1973), jika perilaku (perubahan asal belajar)
sering dipraktekkan atau digunakan, maka eksisten.i perilaku tersebut akan
semakin kuat (Law of Use). Sebaliknya, jika perilaku tadi tidak sering dilatih
atau digunakan, maka akan terlupakan atau sekurang-kurangnya akan
menurun (Law of Disuse). (Syah Muhibin 2002: 85)

8. Prinsip Penghapusan
Prinsip penghapusan adalah seorang siswa lebih mungkin belajar apabila
instruksional seger~ dikeluarkan secara berangsur-angsur.
Pada pemulaan instruksi, guru/pendidik I1)etr$C'lntupara siswa belajar
dengan memberikan petunjuk atau isyarat. [ik- siswa menjadi ahli, maka guru /
pendidik menarik atau menghilangkan secara sisiematis bantuan, petunjuk dan
isyarat tadi.

9. Prinsip Kondisi yang Menyenangkan dan Konsekuensinya


Prinsip kondisi yang menyenangkan dan konsekuensinya adalah seorang
siswa lebih suka terus belajar jika pengajaran yang dilakukan oleh guru
dianggap sebagai suatu yang menyenangkan.
Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa enggan di kelas:
a. Siswa me rasa bosan atau kurangnya tantangan dengan sesuatu yang
bervariasi
b. Siswa adalah subyek dari kondisi yang tidak menantang, misalnya kondisi
ruangan yang menyebabkan fisiknya tidak menyenangkan.
c. Siswa merasa frustasi karena dalam kondisi yang tidak menyenangkan.
Misalnya, pemberian informasi yang tidak dimengerti oleh siswa.
d. Perasaan siswa yang terluka yang dapat disebabkan oleh guru
membandingkan hasil siswa dengan siswa yang lainnya, adanya gurauan
yang keterlaluan dan kegagalan untuk melakukan sesuatu.
Dari persoalan di atas, guru dapat menggunakan beberapa prosedur di bawah
ini untuk membuat situasi lebih menyenangkan:
a. Memberikan serangkaian tugas yang cukup menantang selama masa
training. Tantangan tersebut dapat dibuat sangat mudah dan sangat sulit,
sehingga guru harus membagi tugasnya. Untuk siswa yang selalu gagal
dalam menjalankan tugasnya, mereka harus diberi tugas yang
memungkinkan mereka untuk meraih kesuksesan (lebih mudah) dan jika
berhasil guru atau pendidik akan meningkatkan kesulitannya secara
bertahap.
b. Memberi siswa pengetahuan atas hasil yang telah dicapainya.
Apa yang menyebabkan kegagalan dan bagaimana cara untuk
memperbaikinya. Pengetahuan tersebut penting untuk meningkatkan
pengetahuannya dan meningkatkan performanya.
c. Beri penghargaan atas usahanya dan apa yang diraih siswa.

Diktat Landasan Pembelajaran 8


C. Prinsip Belajar yang Relatif Berlaku Umum .
Berdasarkan beberapa teori dan prinsip belajar tersebut menunjukkan bahwa
antara ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan.
Berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku
umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi
siswa maupun guru. (Dimyati dan Mudjiono, 2002)

Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud adalah prinsip:


1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Pada
saat mengajar guru harus dapat membangkitkan perhanan siswa kepada
pelajaran yang diberikan oleh guru. Perhatian terl.adap pelajaran akan timbul
pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila
bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dan diperlukan
untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupannya sehari-hari,
akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam
kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang. Motivation is the concept we use when describe the force
action on within an orgonasm to initiate and direct behaviour; Petri, Herbert
L). Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pernbelajaran. Sebagai
tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan untuk mengajar.

2. Keaktifan
Anak adalah makhluk yang aktif, mempunyai dorongan untuk berbuat
sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa
dipaksakan oleh orang lain dan mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami
sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyakut apa yang
harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari
siswa sendiri.

3. Keterlibatan langsung/Berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, demikian juga siswa harns
mengalami sendiri, belajar tidak bisa dilmpahkan kepada orang lain. Edgar
Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan kerucut
pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik dalam belajar
adalah melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman
langsung, siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi juga terlibat
langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

Diktat Landasan Pembelajaran 9


4. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yang
dikemukakan oleh teori psikolog daya adalah melatih daya-daya yang ada pada
manusia yang terdiri atas daya pengamat, menanggap, mengingat, menghayal,
merasakan, berpikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka
daya-daya tersebut akan berkembang.
Thorndike dalam teori psikologi asosiasi atau koneksionisme, berangkat
dari salah satu hukum belajarnya "Law of Exercise" ia mengemukakan bahwa
belajar adalah pembentukan hubungan antarstimulus dan respon. Pengulangan
terhadap pengalaman-pengalarnan itu memperbesar peluang timbulnya respon
besar.

5. Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewis mengemukakan bahwa siswa
belajar dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar,
siswa menghadapi tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan,
yaitu mempelajari bahan belajar. Maka timbullah motif untuk mengatasi
hambatan itu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan
itu telah diatasi, tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam
medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. Agar pada anak timbul
motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar
haruslah menantang.
Penggunaan metode eksperimen, inquiry, discovery juga memberikan
tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh.

6. Balikan dan Penguatan


Thorndike dalam teori "Law of Effed' mengemukakan, siswa akan belajar
lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil
yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi
usaha belajar selanjutnya. Narnun dorongan belajar itu menurut B.F. Skinner
tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan. Dengan kata lain, penguatan
positif maupun negatif dapat memperkuat belajar sebagaimana dikatakan oleh
Gagner dan Berliner.

7. Perbedaan Individual
Siswa merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa
yang sama persis. Tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya.
Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya,
Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa,
karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya
pembelajaran. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah kita
kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan
pembelajaran di kelas yang melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan
rata-rata, kebiasaan dan pengetahuannya yang kurang lebih sarna.

Diktat landasan Pembelajaran 10


D. Implikasi Prinsip-prinsip Belajar Bagi siswa
1. Perhatian dan Motivasi
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan
yang mengarah ke arah tercapainya tujuan belajar. Adanya tuntutan ini
menyebabkan siswa harus membangkitkan perhatiannya kepada segala pesan
yang dipelajarinya. Pesan-pesan yang menjadi isi pelajaran seringkali dalam
bentuk rangsangan suara, warna, bentuk, gerak, dan rangsangan lain yang
ditangkap indera. Dengan demikian, siswa diharapkan selalu melatih inderanya
untuk memperhatikan rangsangan yang muncul dalam proses pembelajaran.
Peningkatan atau pengembangan minat ini merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi motivasi (Gagner dan Berliner).
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh
siswa bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan
dan dikembangkan secara terus-menerus.

2. Keaktifan
Sebagai "Primus motor' (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan
mengolah perlahan belajamya. Untuk dapat memproses dan mengolah
perolehan belajamya secara efektif, siswa dituntut untuk aktf secara fisik,
intelektual dan emosional.
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku seperti
mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan,
membuat karya tulis, dan sebagainya.

3. Keterlibatan Langsnng/ Berpengalaman


Hal apapun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajari sendiri. Tidak
ada seorangpun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya (Davies,
1987: 32). Implikasi prinsip ini menuntut para siswa agar tidak segan-segan
mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada mereka. Dengan
keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan mereka memperoleh
pengalaman.

4. Pengulangan
Penugasan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara
keseluruhan lebih berarti (Davies, 1987: 32). Dari pernyataan inilah
pengulangan masih diperlukan untuk kegiatan pembelajaran.
Implikasi prinsip ini menuntuk kesadaran siswa untuk bersedia
mengerjakan latihan-latihan yang berulang-ulang.

Diktat landasan Pembelajaran 11


5. Tantangan
Prinsip belajar ini bersesuaian dengan pernyataan bahwa apabila siswa
diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia akan lebih
termotivasi untuk belajar. Ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik.
(Davies, 1987: 32). Hal ini berarti siswa selalu menghadapi tantangan untuk
memperoleh, memproses dan mengolah setiap pes an yang ada dalam kegiatan
pembelajaran.
Implikasi prinsip ini menuntut pasa siswa untuk memiliki kesadaran akan
adanya kebutuhan untuk selalu meperoleh, memproses dan mengolah pesan.
Bentuk perilaku prinsip ini adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tugas
terbimbing maupun mandiri, mencari tahu pemecahan suatu masalah.

6. Balikan dan Penguatan


Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan,
apakah benar atau salah? Dengan demikian, siswa akan selalu memiliki
pengetahuan tentang hasil (knowldege of result), yang sekaligus merupkaan
penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri. Seorang siswa belajar lebih banyak
bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement) (Davies,
1987: 32)
Bentuk perilaku dari prinsip ini adalah segera mencocokkan jawaban
dengan kunci jawaban, menerima kenyataan nilai yang dicapai, menerima
teguran guru dan sebagainya.

7. Perbedaan Individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu
dengan yang lain. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menuntut tempo
(kecepatan)-nya sendiri dan untuk setiap kelornpok urnur terdapat variasi
kecepatan belajar (Davies, 1987: 32).
Irnplikasi prinsip ini adalah menentukan ternpat duduk di kelas, menyusun
jadwal belajar,dan sebagainya. Di samping itu, perbedaan individu pada siswa
dapat berupa perilaku fisik rnaupun psikis.

Diktat Landasan Pembelajaran 12


E. Implikasi Prinsip-prinsip Belajar Bagi Guru
1. Perhatian dan Motivasi
Guru sejak mereneanakan kegiatan pembelajaran sudah memikirkan
perilakunya terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian dan
menimbulkan motivasi siswa dan tidak berhenti pada reneana
pembelajarannya.

Adapun implikasi perhatian bagi guru adalah:


a. Guru menggunakan metode seeara bervariasi.
b. Guru menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan materi van 3
diajarkan.
e. Guru menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton.
d. Guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan membimbing.

Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru adalah: .


a. Memilih bahan ajar sesuai dengan minat siswa.
b. Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa.
e. Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin
memberitahukan hasilnya kepada siswa.
d. Memberikan pujian verbal atau non verbal terhadap siswa yang
memberikan respon terhadap pertanyaan yang diberikan.
e. Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa.

2. Keaktifan
Siswa dituntut selalu aktif meneari, memperoleh, dan mengolah perolehan
belajarnya. Adapun implikasi prinsip ini adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan multimedia dan multimetode.
b. Memberikan tugas seeara individual dan kelompok.
e. Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam
kelompok keeil.
d. Memberikan tugas untuk membaea bahan belajar.
e. Mengadakan tanya jawab dan diskusi.

3. Keterlibatan Langsungl Berpengalaman


Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan
langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran. Untuk dapat melibatkan siswa
seeara fisik, mental, emosional dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran,
maka guru hendaknya meraneang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan mempertimbangkan karakteristik isi pelajaran.

Diktat landasan Pembelajaran 13


Adapun perilaku sebagai implikasi prinsip ini adalah sebagai berikut:
a. Merancang kegiatan pernbelajaran yang lebih banyak pada pernbelajaran
individual dan kelornpok kecil.
b. Mernentingkan eksperirnen langsung oleh siswa dibandingkan dengan
dernonstrasi.
c. Menggunakan tugas kepada siswa untuk rnernpraktekkan gerakan
psikornotorik yang dicontohkan.
d. Melibatkan siswa rnencari inforrnasil pesan dari surnber inforrnasi di luar
kelas atau luar sekolah.
e. Melibatkan siswa dalarn rnerangkurn atau rnenyirnpulkan inforrnasi pesan
pernbelajaran.

4. Pengulangan
Irnplikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah rnarnpu mernulihkan antara
kegiatan pernbelajaran yang berisi pesan yang rnernbutuhkan pengulangan.
Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip ini adalah sebagai berikut:
a. Merancang pelaksanaan perulangan.
b. Mengernbangkan atau rnerurnuskan soal-soallatihan.
c. Mengernbangkan petunjuk kegiatan psikornotorik yang harus diulang.
d. Mengernbangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan.
e. Mernbuat kegiatan perulangan yang bervariasi.

5. Tantangan
Tantangan dalarn kegiatan pernbelajaran dapat diwujudkan oleh guru
melalui bentuk kegiatan, bahan dan alat pernbelajaran yang dipilih untuk
kegiatan pernbelajaran. Perilaku guru yang rnerupakan irnplikasi prinsip ini
adalah sebagai berikut:
a. Merancang dan rnengelola kegiatan eksperirnen yang rnernberikan
kesernpatan kepada siswa untuk rnelakukannya secara individual atau
kelompok kecil (3-4 orang).
b. Mernberikan tug as pada siswa rnemecahkan masalah yang rnembutuhkan
inforrnasi dari orang lain di luar sekolah sebagai sumber inforrnasi.
c. Memberikan tugas pada siswa untuk menyirnpulkan isi pelajaran yang
selesai diajarkan.
d. Mengembangkan bahan pembelajaran (teks, handout, modul, dan yang
lain) yang memperhatikan kebutuhan siswa mendapatkan tantangan di
dalamnya, sehingga tidak harus semua pesan pembelajaran disajikan secara
detail tanpa memberikan kesempatan siswa rnencari dari surnber lain.
e. Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep prinsip dan
generalisasi sendiri.
f. Guru merancang dan mengelola kegiatan diskusi untuk rnenyelenggarakan
masalah-rnasalah yang disajikan dalam topik diskusi.

Diktat Landasan Pembelajaran 14


6. Balikan dan Penguatan
Balikan dapat diberikan secara lisan maupun tertulis, baik secara individual,
ataupun kelompok klasikal. Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran
harus dapat menentukan bentuk, cara, serta kapan balikan dan penguatan
diberikan. Agar balikan dan penguatan bermakna bagi siswa, guru hendaknya
memperhatikan karakteristik siswa.

Perilaku yang merupakan prinsip ini adalah sebagai berikut:


a. Memberitahukan jawaban yang benar setiap kali mengajukan
pertanyaan yang telah dijawab siswa secara benar ataupun salah.
b. Mengoreksi pembahasan pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa
pada waktu yang telah ditentukan.
c. Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja siswa (berupa makalah,
laporan, kliping, pekerjaan rumah) berdasarkan hasil koreksi guru
terhadap hasil kerja pembelajaran.
d. Membagikan lembar jawaban tes pelajaran yang telah dikoreksi oleh
guru disertai skor yang dicapai dalam tes.
e. Memberikan anggukan atau acungan jempol atau isyarat lain kepada
siswa yang menjawab dengan benar pertanyaan yang disajikan guru.
f. Memberikan hadiah atau ganjaran kepada siswa yang berhasil
menyelesaikan tugas.

7. Perbedaan Individual
Setiap guru tentunya harus menyadari bahwa menghadapi 30 siswa dalam
satu kelas berarti menghadapi 30 macam keunikan dan karakteristik. Guru
sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran dituntut untuk memberikan
perhatian kepada semua keunikan yang melekat pada setiap siswa.
a. Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani
kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya.
b. Merancang pemanfaatan bebagai media dalam menyajikan pesan
pembelajaran.
c. Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perlakuan
pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan.
d. Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang
membutuhkan.

Diktat Landasan Pembelajaran 15


Bah III

Landasan Teori Belajar dan Pembelajaran

A. Pendahuluan
Teknologi pernbelajaran telah berkernbang sebagai teori dan praktek, dirnana
proses, surnber dan sisiem belajar pada rnanusia baik perorangan rnaupun dalarn
suatu ikatan organisasi dapat dirancang, dikernbangkan, dirnanfaatkan, dikelola
dan dievaluasi. Pada hakekatnya, teknologi pernbelajaran adalah suatu disiplin
yang berkepentingan dengan pernecahan rnasalah belajar, dengan berlandaskan
pada serangkaian prinsip dan rnenggunakan berbagai rnacarn pendekatan atau teori
belajar dan pernbelajaran.
Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu, dernikian pula
teknologi pernbelajaran. Teknologi ini dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang
ditarik dari teori psikologi terutarna teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalarn
kegiatan pernbelajaran. Teori belajar rnerupakan surnber hipotesis atau dugaan-
dugaan tentang proses belajar yang telah teruji kebenarannya melalui penelitian
dan pengalarnan. Sedangkan prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus
diterapkan di dalarn proses pernbelajaran.
Sernentara itu, prinsip pernbelajaran berusaha rnerurnuskan cara-cara untuk
rnernbuat orang dapat belajar dengan baik, rnaka tidak sernata-rnata rnerupakan
penerapan dari teori atau prinsip-prinsip belajar walaupun berhubungan dengan
proses belajar.
Dalarn teori pernbelajaran, dibicarakan tentang prinsip yang dipakai untuk
rnernecahkan rnasalah-rnasalah praktis di dalarn pernbelajaran dan bagairnana
rnenyelesaikan rnasalah-rnasalah yang terdapat dalarn pernbelajaran sehari-hari.
(Snelbacker, 1974) Teori pernbelajaran tidak saja berbicara tentang bagairnana
peserta didik belajar, tetapi juga mempertirnbangkan hal-hal lain yang
rnernpengaruhi peserta didik secara psikologis,biologis, antropologis dan sosiologis.
Dengan dernikian, perrnasalahannya adalah "Bagairnanaperanan teori belajar
dalarn teknologi pernbelajaran?". Selain itu "Bagairnana aplikasi atau penerapan
teori belajar dalarn kegiatan pernbelajaran?".

Diktat Landasan Pembelajaran 16


B. Teori - Teori Belajar
Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari. Belajar adalah suatu proses
proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur
hidup. Kegiatan belajar yang berupa perilaku kompleks itu telah lama menjadi
obyek penelitian ilmuwan. Karena kompleksnya masalah belajar, banyak sekali
teori yang berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi.
(Miarso, 2004: 550). Dengan demikian, salah satu fungsi teori belajar adalah
mengungkapkan seluk beluk atau kerumitan peristiwa yang kelihatanya sederhana,
misalnya hakekat dan jenis faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, diantaranya
imitasi atau meniru. Kejadian yang relatif sederhana yaitu "meniru" temyata
mempunyai implikasi bagi belajar dan pembelajaran.
Ada banyak teori belajar. Setiap teori memiliki konsep-konsep atau prinsip-
prinsip sendiri tentang belajar yang mempengaruhi benruk atau model kegiatan
pembelajaran.
Selain itu masing-masing teori memiliki kelebihan dan kelemahan. Setiap teori
belajar memiliki titik fokus yang menjadi pusat perhatian, misalnya ada teori yang
lebih mementingkan hasil belajar, ada pula yang mementingkan pada isi atau apa
yang akan dipelajari. (Suciati & Irawan, 2001: 2)
Meskipun ada bariyak teori belajar, terdapat kesamaan umum dalam
mendefiniskan belajar. Empat rujukan yang terkandung dalam definisi belajar
adalah:
a. Adanya perubahan atau kemampuan baru.
b. Perubahan baru itu tidak berlangsung sesaat, tetapi menetap dan dapat
disimpan (permanen).
c. Perubahan atau kemampuan baru itu terjadi karena adanya usaha.
d. Perubahan atau kemampuan baru itu tidak hanya timbul karena faktor
pertumbuhan. (Miarso, 2004: 550-551)

Para perancang pembelajaran dan pengembang program-program


pembelajaran yang profesional perlu memilih teori belajar yang relevan dan tepat
untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan. Adapun
aplikasi teori belajar yang dapat dipilih adalah sebagaiberikut

Diktat Landasan Pembelajaran 17


1. Teori Belajar Behaviorisme
Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku (behaviorisme)
adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus
dan respons.
Menurut teori behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-
kejadian di dalam lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-
pengalaman belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi
karena adanya "stimulasi dan respons" yang dapat diamati. Seseorang dianggap
telah belajar apabila mampu menunjukkan perubahan tingkah laku.
Menurut teori Behaviorisme ini, manipulasi lingkungan sangat penting agar
dapat diperoleh perubahan tingkah laku yang diharapkan. Teori ini sangat
menekankan pada apa yang dapat dilihat yaitu tingkah laku, tidak
memperhatikan apa yang terjadi dalam pikiran manusia. Dengan kata lain
lebih menekankan pada hasil dari proses belajar (menekankan pada tingkah
laku obyektif, empiris, konkret dan dapat diamati).

Prinsip-prinsip Behaviorismeadalah:
a. Obyek psikologisadalah tingkah laku.
b. Semua bentuk tingkah laku dikembalikan kepada reflek.
c. Mementingkan terbentuknya kebiasaan.

Teori-teori yang mengawali perkembangan psikologi Behavioristik


a. Edward 1. Thorndike (dalam Teori Connectionism)
Thorndike menyatakan bahwa dasar dari belajar adalah asosiasi antara
kesan panca indera (sense impession) dan empuls untuk bertindak (lmpuls to
action) atau terjadinya hubungan antara stimulus (S) dan respons (R) yang
disebut "Bond', dikenal dengan teori "S-R Bond".
Di dalam belajar terdapat dua hukum yaitu hukum primer dan hukum
sekunder.

Hukum primer terdiri dari:


[1) Law of Readiness
Yaitu kesiapan untuk bertindak itu timbul karena penyesuaian diri dengan
sekitarnya yang memberikan kepuasan.
(2) Law of Exerciseand Repetition
Sesuatu itu akan sangat kuat bila sering dilakukan perulangan.
[3] Law of Effect
Yaitu perbuatan yang diikuti dengan dampak atau pengaruh yang
memuaskan cenderung ingin diulang kembali dan yang tidak
mendatangkan kepuasan cenderung dilupakan.

Diktat Landasan Pembelajaran 18


Hukum Sekunder terdiri dari:
[1] Law of Multipiple Responses
Yaitu sesuatu yang dilakukan dengan variasi uji coba dalam menghadapi
situasi problematik, maka salah satunya akan berhasil juga. Hal ini juga
disebut " Trial and Errol'.
[2] Law of Assimilation
Yaitu orang yang mudah menyesuaikan diri dengan situasi barn, asal situasi
itu ada unsur kesamaan.
[3] Law of Partial Activity
Seorang dapat beraksi secara selektif terhadap kemungkinan yang ada di
dalam situasi tertentu.

b. J.B.Watson: Conditioning Reflect


John B. Watson (1878-1958) menggunakan penemuan "Pevlow" sebagai
suatu dasar teori belajamya. Watson percaya bahwa belajar adalah suatu proses
dari conditioning reflect (Responses) melalui pergantian dari stimulus kepada
yang lain (Stimuluspengganti).
Menurut Watson, manusia dilahirkan dengan beberapa refleks dan reaksi
emosi, ketakutan, cinta dan marah. Semua tingkah laku dikembangkan oleh
pembentukan hubungan S-R barn melalui Conditioning (Conditioning
Responses).

Penerapan Teori Behaviorisme dalam pendidikan dan pengajaran


Para ahli pendidikan menganjurkan untuk menerapkan prinsip penguatan
(reinforcement) untuk mengidentifikasikan situasi pendidikan yang penting
dan mengatur kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik
berhasil mencapai tujuan.
Dalam menerapkan teori behaviorisme ini yang terpenting adalah guru,
perancang pembelajaran dan pengembang program pembelajaran harus
memakai karakteristik lingkungan belajar, agar bisa diketahui tingkat
keberhasilan peserta didik selama kegiatan pembelajaran.

Prinsip-prinsip teori Behaviorisme yang banyak diterapkan di dunia


pendidikan
a. Proses belajar dapat terjadi dengan baik bila peserta didik ikut aktif terlibat
di dalamnya.
b. Materi pembelajaran di susun dalam urutan yang logis supaya peserta didik
mudah mempelajari dan dapat meresponnya.
c. Tiap-tiap respon harus diberi umpan balik (feed back) secara langsung
supaya peserta didik dapat mengetahui apakah respons yang diberikan telah
benar.
d. Setiap peserta didik memberikan respons yang benar perlu diberi
penguatan (reinforcement).

Diktat Landasan Pembeiajaran 19


Langkah-Iangkah pembelajaran berdasakan teori Behaviorisme
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
b. Menganalisa lingkungan kelas yang ada saat ini, termasuk mengidentifikasi
pengetahuan awal peserta didik.
c. Menentukan materi pembelajaran.
d. Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil meliputi pokok
bahasan, sub pokok bahasan, topik dsb.
e. Menyajikan materi.
f. Memberikan stimulus,dapat berupa pertanyaan, testlkuis, latihan atau tugas.
g. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan peserta didik.
h. Memberikan penguatan, baik yang berupa penguatan positif maupun
negatif (hukuman).
1. Memberikan penguatan langsung.
j. Evaluasihasil belajar.

Beberapa kritik terhadap Behaviorisme:


a. Behaviorisme tidak dapat diterapkan pada setiap pembelajaran dan
dianggap tidak menghargai aktifitas berpikir.
b. Behaviorisme tidak dapat menjelaskan beberapa pembelajaran yang
kompleks, Bila tanpa mekanisme penguatan, peserta didik tidak dapat
mengenali pola bahasan yang baru.
c. Tujuan pembelajaran dinyatakan terlalu ketat (spesifik).yaitu mengikuti
urutan kurikulum terlalu ketat.
d. Pembelajaran menekankan pada hasil, bukan pada proses.

2. Teori Belajar Kognitif


Teori belajar Kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih
mementingkan proses belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respons melainkan melibatkan juga
proses berpikir yang sangat kompleks.
Menurut teori ini, ilmu penetahuan dibangun di dalam diri seseorang
individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan.
Proses ini tidak berjalan terpisah tetapi mengalir berkesinambungan dan
menyeluruh.
Dengan demikian, belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks dan
mementingkan proses proses belajar .Yang termasuk dalam kelompok teori ini
adalah: Piaget, Bruner, Ausubel, dll.

Diktat Landasan Pembelajaran 20


a. Jean Piaget (Teori Perkembangan)
Menurut Piaget, perkembangan Kognitif merupakan suatu proses Genetika,
yaitu proses yang didasarkan atas mekasnisme biologis, yaitu perkembangan
sistem syaraf. Seiring dengan bertambahnya umur, susunan syaraf seseorang
akan semakin kompleks dan memungkinkan meningkatnya kemampuannya.
Oleh karena itu, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap
perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya.
Ada empat tahap perkembangan kognitif anak yaitu:
[1] Tahap Scnsotorik Motorik yang bersifat internal (usia 0-2 tahun)
Pada masa ini, anak belum mempunyai konsepsi tentang obyek yang tetap,
ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang dapat ditangkap oleh inderanya.
[2] Tahap Praoperasional (usia 2-7 tahun)
Pertumbuhan Kognitif anak mulai timbul, tetapi masih terbatas pada hal-
hal yang dapat dilihat dalam lingkungannya saja.
[3] Tahap Operasi Konkrit (usia 7-11 tahun)
Anak telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat
menghadapi hal-hal yang abstrak.
[4] Tahap Operasi Formal (usia 11 tahun ke atas)
Tahap ini disebut sebagai tahap tertinggi dari perkembangan intelektual.
Karakteristiknya adalah sebagai berikut:
~ Berpikir Hipotik-Deduktif
Bila berhadapan dengan masalah, anak bisa merumuskan teori, hipotesis
dan menguji hipotesis.
~ Berpikir Proporsional
Anak tidak. dibatasi pada benda-benda atau peristiwa yang konkrit.
~ Berpikir Kombinatorik
Yaitu berpikir meliputi semua kombinasi benda-benda, gagasan atau
proposisi yang mungkin.
~ Berpikir Reflektif
Anak dapat berpikir kembali pada rangkaian mental.
~ Anak sudah dapat memberikan alas an dengan menggunakan banyak
simbol atau gagasan cara berpikirnya.
~ Anak mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik dan
kompleks.

b. Jarome Bruner (Free Discovery Learning)


Teori ini bertitik tolak pada teori belajar kognitif yang menyatakan bahwa
belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan ini tidak selalu
berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Asumsi dasar teori
kognitif adalah setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman di dalam
dirinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila materi pelajaran yang
baru beradaptasi secara "klop" dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki
oleh peserta didik.

Diktat Landasan Pembelajaran 21


Menurut Bruner, perkembngan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap:
[1] Tahap Enaktif
Peserta didik melakukan aktifitas-aktifitasnya dalam usaha memahami
lingkungannya. Peserta didik melakukan observasi dengan cara mengalami
secara langsung sutau realitas.
[2] Tahap Ekonik
Peserta didik melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.
[3] Tahap Simbolik
Peserta didik mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak
dipengaruhi oleh bahasa dan logika. Serta komunikasi dilakukan dengan
pertolongan sistem simboL Semakin dewasa seseorang, semakin dominan
sistem simbolnya.

Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah


Kurikulum Spiral, dimana materi pelajaran yang sarna dapat diberikan mulai
dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, tetapi disesuaikan dengan tingkat
perkembangan kognitif peserta didik.
Cara belajar yang terbaik menurut Bruner adalah dengan memakai konsep,
arti dan hubungan melalui proses intuitif, kemudian dapat dihasilkan suatu
kesimpulan (Free Discovery Leaming). Dengan kata lain, belajar dengan cara
menemukan (Discovery).

Secara garis besar, langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner adalah:


[1] Menentukan tujuan pembelajaran.
[2J Menentukan Identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dsb).
(3] Memilih materi pembelajaran.
[4] Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari peserta didik secara induktif.
[5] Mengembangkan bahan pelajaran yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas dan sebagainya,untuk dipelajari peserta didik.
[6] Mengatur topik-topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang konkret ke abstrak.
[7] Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan kognitif


a. Lingkungan Fisik
Artinya kontak dengan lingkungan fisik perlu, karena interaksi antara
individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru.
b. Kematangan
Artinya membuka kemungkinan untuk perkembangan, sedangkan kalau
kurang, hal itu akan membatasi secara luas prestasi kognitif. [adi,
kematangan sistem syaraf menjadi penting, karena memungkinkan anak
memperoleh manfaat secara maksimal dari pengalaman fisiko

Diktat Landasan Pembelajaran 22


e. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sangat penting karena pengalaman sosial dapat memaeu
atau menghambat perkembangan struktur kognitif.

Penerapan Prinsip Teori Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran


a. Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, dan tidak
sekedar hasilnya. Disamping kebenaran jawaban siswa, guru harus
memahami proses yang digunakan anak sehingga pada jawaban tersebut.
b. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif
dalam kegiatan. pembelajaran. Menurut Piaget, penyajian pengetahuan di
dalam kelas tidak ada penekanan, melainkan anak didorong menemukan
sendiri pengetahuan itu, melebihi interaksi spontan dengan lingkungannya.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk mempersiapkan siswa melakukan
kegiatan seeara langsung dengan dunia fisiko
e. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh
melewati urutan perkembangan yang sarna, namun pertumbuhan itu
berlangsung pada keeepatan yang berbeda. Oleh karena itu, guru harus
melakukan upaya khusus untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk
individu dan kelompok keeil siswa.

Kekuatan dan Kelemahan Teori Perkembangan Kognitif


~ Kekuatan
[1] Teori ini mengarahkan guru untuk mengenal struktur kognitif siswa
seeara individu sehingga dapat mengembangkan kemampuan siswa.
[2] Teori ini juga menjelaskan tingkat perkembangan kognitif manusia
mulai bayi hingga dewasa, sehingga memudahkan untuk memilih
pelajaran yang tepat bagi anak di usia tertentu.
[3] Teori ini coeok untuk mempelajari materi pelajaran yang lebih rumit
(membutuhkan pemecahan), untuk memeeahkan dan untuk berkreasi
meneiptakan suatu bentuk atau ide baru.
~ Kelemahan
[1] Teori ini dianggap lebih dekat kepada psikologi belajar daripada teori
belajar. Sehingga aplikasinya dalam proses belajar menjadi tidak mudah.
[2] Teori ini dianggap sukar dipraktekkan seeara murni, sebab seringkali
kita tidak mungkin memahami struktur kognitif tersebut menjadi
bagian-bagian yang jelas pembatasannya, juga pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki siswa sudah terlalu kompleks untuk
identifikasi seeara tuntas, apabila hanya dengan menggunakan satu-dua
pretest.

Diktat Landasan Pembelajaran 23


3. Teori Belajar Humanisme
Menurut teori humanisme proses belajar harus dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia, yaitu mencapai aktualisasi diri,
dan realisasi diri peserta didik yang belajar secara optimaL Proses belajar
dianggap berhasil apabila peserta didik telah memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Oleh karena itu, peserta didik dalam proses belajarnya harus
berusaha untuk mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal.
Teori humanisme sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada proses
belajar itu sendiri. Maka teori ini berupaya untuk menjelaskan konsep-konsep
pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan dan bentuk proses
belajar yang paling ideal. Dengan demikian teori humanisme ini cenderung
bersifat eklektik, artinya memanfaatkan teknik belajar apa pun asalkan tujuan
belajar peserta didik tercapai.
Aplikasi teori humanisme dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung
mendorong peserta didik untuk berpikir induktif. Misalnya dari contoh ke
konsep, dari konkret ke abstrak, dari khusus ke umum dan sebagainya. Selain
itu, teori humanisme ini juga mementingkan faktor pengalaman atau
keterlibatan aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.
Proses belajar dan pembelajaran menurut teori humanisme ini harus
berhulu dan bermuara ke manusia, artinya belajar apa adanya. Oleh karena itu
teori belajar humanisme ini paling abstrak dan mendekati dunia filsafat. Tokoh
teori humanisme antara lain: Bloom, Krathwohl, Kolb, Honey, Mumford dan
Habermans. Sedangkan kritik terhadap teori humanisme ini terlalu deskriptif
dan susah diterjemahkan ke langkah-langkah pembelajaran yang lebih praktis
dan konkret.
Secara teknis, belum ada pedoman tentang langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan humanistis, namun paling tidak langkah-
langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran adalah:
1) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.
2) Menentukan materi pembelajaran.
3) Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik.
4) Mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan peserta didik
mempelajari secara aktif (alami).
5) Merancang fasislitaspembelajaran (media dan lingkungan pembelajaran)
6) Membimbing peserta didik belajar secara aktif.
7) Membimbing peserta didik untuk memahami hakikat makna dari
pengalaman belajarnya.
8) Membimbing peserta didik untuk membuat konseptualisasi pengalaman
belajarnya.
9) Membimbing peserta didik untuk mengaplikasikan konsep-konsep baru ke
situasi nyata, dan
10)Mengevaluasiproses dan hasil belajar peserta didik (Suciati & Irawan, 2001:
43-44)

Diktat Landasan PembelaJaran 24


-~

4. Teori BelajarKonstruktifisme
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal di dalam kehidupan
manusia. Pendidikan dipandang sebagai kegiatan manusia untuk
-~
memanusiakan manusia sendiri yaitu sebagai manusia berbudaya.
Konstruktivis sebagai suatu konsep yang banyak membicarakan masalah
pembelajaran diharapkan menjadi landasan intelektual untuk menyusun dan
menganalisa problem pembelajaran dalam dunia pendidikan.
Konstruktivis berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat
pendidikan. Konstruktifisme merupakan suatu aliran yang berupaya
membangun tata , susunan hidup kebudayaan yang bercorak modem.
Konstruktivis berupaya membina suatu konsensus yang paling luas dan
mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.
(Jalaludin, 1997)
Pandangan klasik yang selama ini berkembang adalah bahwa pengetahuan
ini secara utuh dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran anak didik. Penelitian
pendidikan sains pada tahun-tahun terakhir telah mengungkapkan bahwa
pengetahuan itu dibangun dalam pikiran seseorang. Pandangan inilah yang
dianut oleh konstruktifisme.
Dalam proses pembelajaran. Konsep ini menghendaki agar anak didik dapat
dibandingkan kemampuannya untuk secara konstruktif menyesuaikan diri
dengan tuntutan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam penyesuaian
seperti itu, anak didik akan tetap berada dalam suasana aman dan bebas (Imam
Bemadib, 1997)
Tujuan pembelajaran Konstruktivis ini ditentukan pada bagaimana belajar,
yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatif, produktif
dalam konteks nyata yang mendorong anak didik untuk berpikir dan berpikir
ulang lalu mendemonstrasikan.
Menurut teori ini, satu prinsip penting dalam proses pendidikan adalah
bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa,
tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya. Guru
dapat memberikan kemudahan dalam proses ini dengan memberikan
kesempatan pada siswa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide mereka
sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa "Anak Tangga"
yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan, siswa
------- sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut.

------
~
-

-------
Diktat Landasan Pembelajaran 25

---
--
1. Implikasi Teori Konstrktifisme
a. Memusatkan perhatian kepada berpikir atau proses mental anak tidak
sekedar pada hasilnya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru juga
hams memahami proses yang digunakan siswa sehingga sampai pada
jawaban tersebut.
b. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri untuk terlibat
aktif dalam kegiatan pebelajaran di kelas konstruktif, penyajian
pengetahuan jadi (ready made) tidak mendapat penekanan.
c. Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran lebih menekankan
pengajaran "(OP DOWN daripada BOTIOM UP.
d. DISCOVERY LEARNING. Dalam Discovery Learning, siswa didorong
untuk belajar sendiri secara mandiri.
e. Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran khas menerapkan
SCAFOLDING, dengan siswa semakin lama semakin bertanggung jawab
terhadap pembelajarannya sendiri.

2. Kendala yang mungkin timbul dalam penerapan teorl belajar Konstruktivis


di sekolah-sekolah Indonesia
a. Sulit mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur bertahun-tahun
menggunakan pendekatan tradisional.
b. Guru konstruktivis dituntut lebih kreatif dalam merencanakan
pelajaran dan memilih atau menggunakan media.
c. Fleksibilitas kurikulum mungkin masih sulit diterima oleh guru yang
terbiasa dengan kurikulum yang terkontrol.
d. Siswa dan orang tua mungkin memerlukan waktu beradaptasi dengan
proses belajar dan mengajar yang baru.

3. Kondisi Obyektif yang Perlu Dikembangkan di Lapangan


a. Kurikulum disajikan dari kesatuan ke bagian dengan penekanan konsep
utama.
b. Pengajaran yang menimbulkan banyak pertanyaan dari siswa sangat
dihargai.
c. Kegiatan kurikulum bertumpu pada sumber data primer dan materi
yang digunakan single text book.
d. Siswa dianggap sebagai pemikiran.
e. Pada umumnya guru berperilaku secara interaktif menggunakan
lingkungan sebagai media belajar.
f. Guru mencari sudut pandang siswa untuk memahamkan konsep yang
disajikan pada siswa untuk keperluan pembelajaran lebih lanjut.
g. Penelitian terjalin menjadi satu dengan pembelajaran dan dilaksanakan
dalam bentuk observasi terhadap kerja siswa/tampilan/tugas.
h. Siswa bekerja dalam kelompok.

Diktat Landasan Pembelajaran 26


4. Tujuan pendekatan Konstruktifisme
a. Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu
sendiri.
b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan
meneari sendiri jawabannya.
e. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman
konsep seeara lengkap.
d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang
mandiri.

5 (.cntoh-contoh pembelajaran Konstruktivis


a. Mendukung dan menerima otonomi dan inisiatif siswa.
b. Menggunakan data mentah dan narasumber asli, bersama bahan yang
manipulatif, interaktif dan nyata.
e. Ketika memberi tugas, menggunakan istilah kognitif, seperti klasifikasi,
analisis, meramalkan, eiptakan atau bentuk.
d. Memperbolehkan jawaban siswa menuntuk pelajaran mengubah
strategi pembelajaran dan mengubah isi.
e. Meneari tahu tentang pengertian siswa akan konsep yang diberikan
sebelum membagi pengertian-pengertian mereka tentang konsep
tersebut.
f. Mendukung siswa untuk terlibat dalam dialog, baik dengan guru atau
sesama siswa.
g. Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan terbuka yang
mendalam dan juga mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan
satu dengan yang lainnnya.
h. Meneari perluasan dan tanggapan awal siswa.
i. Mengajak siswa terlibat dalam pengalaman yang mungkin bertentangan
dengan hipotesis awal mereka dan kemudian mendorong adanya diskusi.
j. Memberikan waktu bagi siswa untuk membentuk hubungan dan
meneiptakan metafora (perumpamaan).
k. Mengembangkan keinginan dari siswa dengan sering menggunakan
modellingkaran belajar (leaming cycle mode]).

Diktat Landasan Pembelajaran 27


6. Kesukaran penerapan pembelajaran dengan pendekatan Konstruktifisme
a. Guru merasa kesulitan memberikan contoh-contoh konkrit dan
re ..".istik.
b. Guru tidak ingin berubah, mereka tertutup/manahan diri untuk
berubah.
c. Pengajaran secara tradisional bisa sukses dan memperoleh nilai tinggi,
mengapa hams berubah?
d. Guru berpikir bahwa pembelajaran konstruktivis memerlukan banyak
waktu.
e. Beban guru sudah terlalu banyak (overload). Mereka mengajar 24 jam!
4:; r-ienit dalam seminggu, mereka lebih suka rutinitas.
f. Belum adanya alat-alat laboratorium yang cukup memadai untuk
jumlah siswa yang besar.
g. Harapan orang tua adalah terfokus pada hasil belajar sedangkan guru
pada proses belajar.
h. Guru mengajar menurut cara bagaimana mereka diajar saat kuliah,
perubahan dalam praktik mengajar memerlukan perubahan cara
mengajar dosen.
i. Guru masih beranggapan bahwa mengajar menghadapi test akan
menekankan pada drilling dan skill.
j. Guru rnengajar di luar bidang studi
k. Guru tidak rnemenuhi kualifikasi.
1. Siswa mengharapkan informasi dari guru, rnencatat dan rnengerjakan
tes pilihan ganda.
rn. Siswa telah terbiasa dengan pernbelajaran terpusat pada guru.
n. Siswa beranggapan bahwa bertanya itu tidak sopan.
o. Tempat duduk siswa permanen.

Diktat landasan Pembelajaran 28


BabIV

Strategi Pembelajaran

A. Pengertian Srategi Pembelajaran


Stategi adalah :
a. Ilmu siasar ~)erang
b. Siasat perang
c. Bahasa, pembicaraan akal (tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud
atau tujuan tertentu (Moeliono, 1988, 859)
Maka strategi indentik dengan teknik, siasat berperang, kalau digabungkan
dengan pembelajaran (strategi pembelajaran) dapat dipahami ebagai "Suatu cara
atau teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau peserta didik
dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap". [adi,
strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien.

Menurut Dick & Carey:


Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran
dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam
rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Oleh
karena itu, strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau
tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengetahuan materi
atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.

Menurut Uno, 2007:2 :


Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan
digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan
memudahkan anak didik menerima dan memahami materi pelajaran yang pada
akhirnya tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Menurut Miarso, 2004:530 :


Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam
suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan,
untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang dijabarkan dari falsafah dan
atau teori belajar tertentu.

Diktat Landasan Pembelajaran 29


B. Komponen S~tegi Pembelajaran
Dalam menerapkan srrategi pembelajaran, ada beberapa komponen yang harus
diperhatikan agar dalam kegiatan pembelajaran dapat dicapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Secara garis besar, komponen-komponen tersebut dapat dikelompokkan
menjadi sebagai berikut:
1. Urutan (Sequence) Kegiatan Pembelajaran
Mengurutkan kegiatan pembelajaran, dapat memudahkan guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru dapat mngetahui cara memulainya,
menyajikannya da., menutup pelajaran. Komponen ini dapat dibagi lagi
menjadi sub komponen sebagai berikut:
a. Sub Komponen Pendahuluan
Yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan gambaran singkat
tentang isi pelajaran, menjelaskan relevansi ini pelajaran barn dengan

-- pengalaman peserta didik, dan menjelaskan tentang tujuan


pembelajaran.
b. Sub Komponen Penyajian
Kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Dalam
kegiatan ini, peserta didik akan ditanamkan pengetahuan barn, dan
---.,;. pengetahuan yang telah dimiliki akan dikembangkan. Tahap-tahapnya
adalah menguraikan materi pembelajaran, memberikan contoh atau
ilustrasi dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi
belajar.
c. Sub Komponen Penutup
Merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan pembelajaran.
Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan
--- penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.

- - 2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik untuk mencapai
--- tujuan pembelajaran. Guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan
metode pembelajaran untuk disesuaikan dengan materi yang diberikan dan
--- karakteristik peserta didik.

Macam.-macam metode pembelajaran:


a. Metode ceramah f. Metode paktikum

---- b. Metode demonstrasi


c. Metode discovery
g. Metode studi mandiri
h. Metode bermain peran
d. Metode simulasi i. Metode studi kasus.
e. Metode diskusi

Diktat landasan Pembelajaran 30

-----
Di dalain kegictan pembelajaran, terdapat kegiatan memilih, memantapkan
dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Pembelajar.,n lebih menekankan pada cara-cara untuk
mengorganisasikan isi pembelajaran, menyampaikan dan mengelola
pembelajaran. (Sutikno, 2007 : 50)

3. Media yang digunakan


Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan/informasi pembelajaran. Media dapat berbentuk orang
atau guru, alat-alat' elekr ronik, media cetak, audio, audio visual, multimedia,
dan sebagainya.
Hal-hal yang hl:1I1lS dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran
adalah:
a. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran.
b. Dukungan terhadap isi pelajaran.
--- c. Kemudahan memperoleh media.
d. Keterampilan guru dalam menggunakannya.
e. Ketersediaan waktu menggunakannya.
f. Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik.
---:;;,
Manfaat media pembelajaran :
a. Membuat konsep yang abstrak menjadi konkret.
b. Melampaui batas indera, waktu dan ruang.
c. Menghasilkan keseragaman pengamatan.
d. Membangkitkan keinginan dan motivasi belajar.
e. Memberikan pengalaman belajar yang menyeluruh dari abstrak hingga
konkrit.

4. Waktu Tatap Muka


Pendidik harus mengetahui alokasi waktu yang diperlukan dalam
menyelesaikan pembelajaran dan dalam menyampaikan informasi
-- pembelajaran, sehingga proses pembelajaran sesuai dengan target yang ingin
dicapai.
---
5. Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk
mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan
--- menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan. Menciptakan hubungan
interpersonal yang baik, iklim sosioemosional yang positif, serta menciptakan
dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.
Dengan kata lain, pengelolaan kelas adalah berbagai usaha yang dilakukan
guru dalam menciptakan dan mempertahankan atau mengembalikan kondisi

Diktat landasan Pembelajaran 31

-
-_ ------....
kelas yang optimal schingga terjadi proses pembelajaran yang efektif dan
efisien (Iklim belajar yang kondusif).
Suasana kelas yang kondu.if mampu mengantarkan pada prestasi akademik
dan non akademik anak didik, maupun kelasnya secara menyeluruh.
Ciri kelas yang kondusif, antara lain:
Tenang, dinamis, tertib, saling menghargai, saling mendorong, kreatifitas
tinggi, persaudaraan yang kuat, saling berinteraksi dengan baik, dan bersaing
sehat untuk kemajuan.

c. Pemilihan Strategi Pembelajaran


Dalam pemilihan dan penetapan strategi pembelajaran, ada beberapa hal yang
perlu dijadikan sebagai pertimbangan, antara lain :
1. Kesesuaian dengan tujuan instruksional yang hendak dicapai.
2. Kesesuaian dengan bahan bidang studi yang terdiri dari aspek-aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.
3. Strategi pembelajaran itu mengandung seperangkat kegiatan pembelajaran
yang mungkin mencakup penggunaan berbagai metode pengajaran dengan
tujuan materi pembelajaran.
4. Kesesuaian dengan kemampuan profesional guru yang bersangkutan, terutama
dalam pelaksanaannya di dalam kelas.
5. Cukup waktu yang tersedia.
6. Kesediaan unsur penunjang, khususnya media instruksional yang relevan dan
peralatan yang memadai.
7. Suasana lingkungan dalam kelas dan lembaga pendidikan secara menyeluruh.
--.., 8. [enis kegiatan yang serasi dengan kebutuhan dan minat siswa, karena erat
kaitannya dengan tingkat motivasi belajar untuk mencapai tujuan instruksional.

Semua faktor tersebut mendasari pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran


-.

yang dinilai lebih sesuai bagi pembelajaran. Strategi pembelajaran banyak macamnya,
guru dapat memilih satu atau beberapa strategi sekaligus dan dapat diterapkan secara
bervariasi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, materi, siswa, lingkungan serta
kemampuan pengajar itu sendiri dalam melaksanakannya.

D. Implementasi Strategi Pembelajaran


---- Pada dasamya, tahap-tahap kegiatan pembelajaran mencakup persiapan,
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Strategi pembelajaran meliputi seluruh
kegiatan/tahapan-tahapan tersebut, tetapi titik beratnya berada di tahap persiapan.
(Slameto,1991)

Diktat Landasan Pembelajaran 32


1. Persiapan pembelajaran
Dalam tahap ini, persiapan yang perlu dilakukan:
a. Perumusan tujuan pengajar.,n.
b. Pengembangan alat evaluasi.
c. Analisis tugas belajar dan identifikasi kemampuan siswa.
d. Penyusunan strategi pembelajaran.

2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran


Tahap ini merupakan pelaksanaan strategi pernbelajaran yang telah
dipersiapkan pada tahap sebelumnya, meliputi:
a. Pengelolaan kelas
b. Penyelenggaraan tes (jika ada) atau tanya jawab siswa terhadap bahan
pelajaran siswa sebelumnya yang ada hubungannya dengan bahan
pelajaran baru.
c. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan metode dan teknik penyajian

- - d. Pemberian motivasi dan penguatan.


e. Diskusi!tanya jawab, kerja kelompok, perorangan.
f. Monitoring proses pembelajaran.
g. Pemantapan hasil belajar.
---:;, 3. Evaluasi hasil program belajar
Tahap kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh balikan tentang hal-
hal berikut ini:
a. Taraf pencapaian tujuan pembelajaran, keseksamaan perumusan tujuan.
b. Kesesuaian antara metode dan teknik pengajaran dengan sifat bahan
pelajaran, tujuan yang ingin dicapai, karakteristik siswa, kemampuan
dasar siswa.
~
- c. Keberhasilan program dalam mencapat tujuan program.
---- d. Keseksamaan alat evaluasi yang digunakan dengan tujuan
-- pengajaran/tujuan program yang ingin dinilai keberhasilannya.

4. Perbaikan program kegiatan pembelajaran.


Bagi siswa yang gagal mencapai tingkat keberhasilan yang telah ditetapkan,
perlu diselenggarakan pengajaran remedial mengenai aspek-aspek, pokok-
pokok bahasan dari tugas belajar, tujuan belajar dan tujuan pembelajaran yang
belum dikuasai.
Dengan menganalisis hasil evaluasi dan pelaksanaan fungsi dari masing-
masing komponen dan tahap-tahap kegiatan, dapat diketahui komponen-
komponen dan tahap-tahap kegiatan mana yang perlu direvisi!diperbaiki
sebelum melanjutkan ke bahasan berikutnya.

-~
-
Diktat Landasan Pembelajaran 33
Bab ~T

Landasan Teoritik Desain Pembelajaran

A. Asumsi Tentang Desain Pembelajaran


Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dilakukan oleh perancang
pembelajaran (Desain Pembelajaran) d.f'-_.ganpijakan asumsi-asumsi tertentu
tentang hakekat desain pembelajaran, seperti berikut ini:
1. Perbaikan kualitas pembelajaran diawali dari desain pembelajaran.
2. Pembelajaran diancang dengan menggunakan pendekatan sistem.
3. Desain pembelajaran didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana
-~
- seseorang belajar.
4. Desain pembelajaran diacukan kepada siswa secara perseorangan.
5. Hasil pembelajaran mencakup hasillangsung dan hasil pengiring.
6. Sasaran akhir dari desain pembelajaran adalah memudahkan belajar.
7. Desain pembelajaran mencakup semua variabel yang mempengaruhi belajar.
8. Inti desain pembelajaran adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Langkah-Iangkah Desain Pembelajaran


Dalam menggunakan pijakan asumsi-asumsi dan landasan teoritik desain
pembelajaran, di formulasikan langkah-langkah desain pembelajaran sebagai
-------- berikut:

- 1. Analisis tujuan dan karakteristik isi mata pelajaran


Analisis ini perlu dilakukan pada tahap awal kegiatan perancangan
pembelajaran. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran awal apa yang
diharapkan, lebih khusus lagi untuk mengetahui tujuan orientatif
pembelajaran, apakah konseptual, prosedural atau teoritik.
Analisis karakteristik isi pelajaran dilakukan untuk mengetahui tipe isi
mata pelajaran apa yang akan dipelajari siswa, apakah berupa fakta, konsep,
prosedur atau prinsip, juga untuk mengetahui bagaimana struktur mata
pelajarannya.
Hasil dari langkah ini berupa daftar yang memuat rumusan tujuan khusus
pembelajaran, tipe dan isi yang akan dipelajari siswa.
------

Diktat Landasan Pembelajaran 34


2. Analisis sumber belajar (Kendala)
Analisis sumber belajar dilakukan setelah analisis tujuan dan karakteristik
isi. Langkah ini dimaksudkan untuk mengezahui sumber-sumber belajar apa
yang tersedia dan dapat digunakan untuk menyampaikan isi pembelajaran.
Hasil dari kegiatan ini akan berupa daftar sumber belajar yang tersedia
yang dapat mendukung proses pembelajaran.

3. Analisis karakteristik siswa


Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui eiri -ciri perseorangan siswa,
antara lain: bakat,. kematangan tingkat berpikir, motivasi dan kemampuan
awalnya.
Hasil dari langkah ini berupa daftar yang memuat pengelompokan
karakteristik siswa.

4. Menetapkan strategi pengorganisasian


Pemilihan strategi pengorganisasian pembelajaran amat dipengaruhi oleh
tipe isi mata pelejaran yang dipelajari dan bagaimana struktur isi mata
pelejaran. Hasillangkah ini berupa penetapan model untuk mengorganisasikan
isi mata pelajaran baik tingkat mikro maupun makro.

5. Menetapkan strategi penyampaian


Pada tahap ini, daftar analisis sumber belajar yang sudah dibuat, dijadikan
dasar dalam memilih dan menetapkan strategi penyampaian pembelajaran.
Hasil dari kegiatan ini adlah berupa penetapan model untuk
menyampaikan isi pembelajaran.

6. Menetapkan strategi pengelolaan


Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran amat tergantung pada hasil
analisis karakteristik siswa. Hasil dari langkah ini adalah berupa penetapan
penjadwalan penggunaan komponen strategi pengorganisasian siswa dan
penyampaian pembelajaran, pengelolaan motivasional, pembuatan eatatan
tentang kemajuan belajar siswa dan kontrol belajar.

7. Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran


Langkah terakhir dalam desain pembelajaran adalah mengembangkan
prosedur pengukuran hasil pembelajaran yang meneakup pengukuran tingkat
efektifitas, efisiensi dan daya tarik strategi pembelajaran. Untuk keperluan
pengembangan kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan uji eoba desain dan
hasilnya akan berupa bukti mengenai tingkat efektifitas, efisiensi dan daya
terik pembelajaran yang telah diraneang. Hasil dari ujieoba ini dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan revisi terhadap pembelajaran.

Diktat Landasan Pembelajaran 35


C. Syarat-syarat Perancang Pembelajaran
Untuk dapat menampilkan diri sebagai seorang pf>rancangpembelajaran, ada
sejumlah syarat yang perlu dipenuhi. lni berarti bahwa kemarnpuan sebagai
perancang pembelajaran tidak begitu saja muncul tanpa bekal pengetahuan
tentang berbagai hal yang rerkait dengan setiap langkah perancangan
pembelajaran. Secara umum, syarat-syarat itu dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu:

1. Kernampuananalitik
Kemampuan analitik diperlukan ketika melewati langkah analisis kondisi
pembelajaran, yang meliputi kemarnpuan untuk menganalisa tujuan dan
karakteristik mata pelajaran, kemampuan menganalisis kendala dan sumber-
sumber belajar yang tersedia dan kemampuan menganalisis karakteristik siswa.
Untuk kerja analisis ini hanya mungkin dapat ditampilkan pada saat perancang
telah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hakekat dan klasifikasi
tujuan pembelajaran, hakikat dan klasifikasi tipe isi dan struktur mata
pelajaran, hakekat dan klasifikasi sumber belajar serta hakekat dan klasifikasi
karakteristik siswa.

2. Kemampuan pengembangan
Kemampuan pengembangan perlu dimiliki oleh seorang perancang
pembelajaran agar dapat menampilkan langkah penetapan strategi-strategi
pembelajaran, strategi pengorganisasian, penyampaian dan pengelolaan
pembelajaran. Kemarnpuan pengembangan dalarn konteks ini mencakup
kemampuan untuk memilih, menetapkan dan mengembangkan strategi-
strategi pembelajaran yang paling optimal untuk mencapai hasil yang
diinginkan, diasumsikan bahwa kemampuan-kernampuan ini hanya mungkin
dapat ditampilkan apabila perancang pembelajaran memiliki pengetahuan
dasar yang cukup baik mengenai cara-cara mengorganisasi isi pembelajaran,
cara-cara menyarnpaikan isi pembelajaran dan cara-cara mengelola
pembelajaran.
Kajian mengenai strategi penyampaian isi pembelajaran dipusatkan pada
cara yang dapat dipilih oleh perancang pembelajaran atas dasar
tersedialtidaknya sumber-sumber belajar (media belajar) yang diperlukan.
Kajian lain yang dikaitkan dengan butir ini adalah begaimana bentuk interaksi
belajar siswa dengan setiap sumber belajar yang dipakai. Termasuk pula kajian
mengenai struktur atau bentuk belajar mengajar yang sebaiknya dipakai bila
sumber belajar tertentu tidak tersedia. Kajian mengenai strategi pengelolaan
pembelajaran dipusatkan pada penjadwalan penggunaan suatu sumber belajar,
pembuatan catatan tentang kemarnpuan belajar, pengelolaan motivasional dan
kontrol belajar.

Diktat Landasan Pembelajaran 36


3. Kemampuan pengukuran
Kemampuan untuk melakukan pengukuran hasil pembelajaran harus
mampu ditampilkan oleh seorang perancang agar ia dcpat menetapkan tingkat
efektifitas, efisiensi dan daya tarik pembelajaran yang telah dirancangnya.
Kemampuan melakukan pengukuran ini meliputi kemampuan-kemampuan
dasar dalam meilih menetapkan dan mengembangkan alat ukur yang paling
tepat untuk mengukur pencapaian tujuan. Untuk itu diperlukan pengetahuan
yang cukup tentang klasifikasi hasil pembelajaranyang perlu diukur, indikator-
indikator setiap klasifikasi dan penetapan kriteria tingkat keberhasilan.

Diktat landasan Pembelajaran 37


-_.

~ Daftar Pustaka OJ

-
--. Degeng, Nyoman S. Teori Pembelajaran 2 (Terapan). Universitas Negeri
Malang, Malang.
-
-- Dimyati, Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta, Jakarta. 2002.

Djiwandono, Sri Esti W. Psikologi Pendidikan (Edisi Revisi). PT Gramedia


Widiasarana Indonesia., Jakarta. 2006.

Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik


dan Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. PT Prenada
Media Group, Jakarta. 2009.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta,


Jakarta. 1995.

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin


Pendidikan. PT Rineka Cipta, Jakarta. 1998.

Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. PT


Rineka Cipta, Jakarta. 2008.

Diktat Landasan Pembelajaran 38

Anda mungkin juga menyukai