TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Audit
2.2.1 Pengertian Audit
Pemeriksaan atau lebih dikenal dengan istilah audit bertujuan untuk menilai
apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang telah digariskan, sehingga
disimpulkan bahwa audit merupakan suatu proses membandingkan antara fakta yang
ada dengan yang seharusnya. Berikut definisi audit menurut The American
Accounting Assiciation (AAA) dikutip dari Robertson dan louwers (2002:7).
Mendefinisikan Audit :
“Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating
evidence regarding assertion and established criteria and communicating
the result to interest users”.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
13
1. Prosedur Analitis
Prosedur analitik dari kegiatan mempelajari dan membandingkan data yang
memiliki hubungan. Prosedur ini mencakup perhitungan dan penggunaan
rasio sederhana, analisis vertikal atau laporan perbandingan, perbandingan
antara jumlah sesungguhnya dengan data historis atau anggaran, dan
penggunaan model matematika dan statistika seperti analisa regresi. Dalam
prosedur ini selain digunakan data finansial, bisa juga digunakan data
nonfinancial. Prosedur analitik ini menghasilkan bukti analitik.
2. Menginspeksi
Menginspeksi meliputi kegiatan pemeriksaan secara teliti atau pemeriksaan
secara mendalam atas dokumen,catatan, dan pemeriksaan fisik atas sumber-
sumber berwujud. Menginspeksi dokumen adalah cara untuk mengevaluasi
dokumen. Auditor akan dapat menentukan keaslian suatu dokumen atau
mungkin juga mendeteksi adanya pengubahan isi dokumen atau adanya hal-
hal yang mengundang pertanyaan menginspeksi sumber-sumber berwujud
akan dapat memberi pengetahuan langsung kepada auditor mengenai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
19
Dari definisi tersebut dapat diuraikan kata-kata kunci audit internal sebagai
berikut :
1. Kegiatan Assurance dan konsultasi
Aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasi bagi organisasi atau
perusahaan.
2. Independen dan objektif
Para auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan
pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian para pemeriksa internal
dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, yang
mana hal ini sangat diperlukan atau penting bagi pemeriksaan sebagaimana
mestinya. Hal ini dapat diperolah melaui status organisasi dan sikap objektif
para auditor internal.
Status organisasi unit audit internal haruslah memberikan keleluasaan untuk
memenuhi atau menyelesaikan tanggungjawab pemeriksaan yang diberikan.
Para auditor internal harus melakukan pemeriksaan secara objektif adalah
sikap bebas yang harus dimiliki oleh auditor internal dalam melaksanakan
pemeriksaan.
3. Memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan organisasi, audit
internal diharapkan dapat membantu organisasi perusahaan untuk mencapai
tujuan organisasi.
4. Pendekatan yang sistematis dan teratur
Auditor internal dalam melaksanakan tugasnya harus tepat pada pokok
permasalahan/tidak bias, sehingga permasalahan yang dihadapi
organisasi/perusahaan dan segera teratasi dan diatasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
23
5. Pengelolaan risiko
Auditor internal mempunyai fungsi dalam membantu organisasi dengan cara
mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian
intern.
6. Pengendalian
Auditor internal mempunyai fungsi audit internal dalam membantu
organisasi dalam memelihara pengendalian intern yang efektif dengan cara
mengevaluasi kecukupan, efisiensi, dan efektifitas pengendalian tersebut,
serta mendorong peningkatan pengendalian intern secara berkesinambungan.
7. Proses Governance
Auditor internal mempunyai fungsi audit internal dalam menilai dan
memberikan rekomendasi yangs sesuai untuk meningkatkan proses
governance dalam mencapai tujuan-tujuan berikut:
a. Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai didalam
organisasi.
b. Memastikan pengeloaan kinerja organisasi yang efektif dan
akuntabilitas.
c. Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian kepada
unit-unit yang tepat dalam organisasi.
d. Secar efektif mengkoordinasi kegiatan diri dan mengkomunikasikan
informasi diantara pimpinan, dewan pengawas, auditor internal, auditor
eksternal serta manajemen.
e. Resources are used effectively achieved all for the purposed of sitting
members of the organization in the effective discharge of their
responsibilities”.
Dari definisi audit tersebut dapat diartikan bahwa audit internal adalah suatu
fungsi penilaian yang objektif dan sistematis dalam menilai pengendalian dan
kegiatan operasi dalam suatu organisasi yang dilakukan oleh auditor internal untuk
meyakinkan bahwa:
a. Informasi keuangan dan operasi harus akurat dan reliable.
b. Risiko bisnis dapat diidentifikasi dan diminimalisasi,
c. Peraturan kebijakan dan prosedur telah ditaati,
d. Tercapainya kriteria kegiatan operasional organisasi,
e. Meyakinkan bahwa sumber daya telah digunakan secara efektif serta
penempatan para anggota organisasi berjalan secara efektif sesuai dengan
tanggung jawab.
Dari pernyataan yang dikemukakan tentang tujuan audit internal yang dialih
bahasakan oleh Hiro Tugiman (1997:99) dapat diartikan sebagai berikut:
“Tujuan pelaksanaan audit internal adalah membantu para anggota
organisasi agar dapat melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif.
Untuk hal tersebut, auditor internal akan memberikan senagai analisis,
penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi sehubungan dengan
kegiatan pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan mencakup pula usaha
mengembangkan pengendalian yang efektif dengan wajar”.
Dengan kata lain tujuan audit internal adalah memberikan pelayanan kepada
organisasi untuk membantu semua anggota organisasi tersebut. Bantuan yang
diberikan sebagai tujuan akhir agar semua organisasi dapat melakukan semua
tanggungjawab yang diberikan dan dibebankan kepadanya secara efektif.Audit
internal membantu manajemen dalam hal mencari kemungkinan yang paling baik
dalam penggunaan sumber modal secara efisien dan efektif, termasuk efektifitas
pengendalian dalam biaya wajar. Semua bantuan audit internal tersebut dapat
diberikan melalui analisis-analisis, penilaian, saran-saran, bimbingan dan informasi
tentang aktivitas yang diperiksa.
Fungsi dan tanggung jawab auditor internal akan berjalan dengan baik
apabila pelaksanaan audit internal didukung oleh audit internal yang berkualitas dan
profesional. Hiro Tugiman menyatakan bahwa :
“ Keberhasilan pelaksanaan fungsi audit internal ditentukan oleh status
yang diberikan perusahaan atau departemen audit internal juga akan
sangat ditentukan oleh kemampuan dan pengetahuan dari audit internal
itu sendiri, karena suatu fungsi pemeriksaan tidak akan berhasil tanpa
adanya orang yang berintelegensi tinggi, berdaya imajinasi, daya
analisis kuat, berinisiatif serta berkemampuan untuk
mengkomunikasikan perkembangan perusahaan dengan orang lain”.
Objektifitas adalah sikap mental yang bebas yang harus dimiliki oleh auditor
internal dalam melaksanakan pemeriksaan. Audit internal tidak boleh menempatkan
penilai sehubungan dengan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain atau menilai
sesuatu berdasarkan hasil penilaian orang lain.
(a) Keahlian
Auditor harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yang
harus dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Fungsi
audit internal secara kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan,
keterampilan, yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab.
(b) Kecermatan profesional
Auditor internal harus menerapkan kecermatan dan keterampilan yang
layaknya dilakukan oleh seorang audit internal yang bijaksana dan kompeten,
dengan mempertimbangkan ruang lingkup penugasan; kompleksitas dan
materialitas yang dicakup dalam penugasan: kecukupan dan kefektifan
manajemen risiko,pengendalian, dan proses governance; biaya dan manfaat
penggunaan sumber daya alam. Penugasan penggunaan teknik-teknik audit
berbasis komputer dan teknik-teknik analisis lainnya.
(c) Pengembangan Profesional yang Berkelanjutan (PPL)
Auditor internal harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kompetensinya melalui pengembangan profesional yang berkelanjutan.
Perencanaan
Pimpinan audit internal harus menetapkan rencana bagi pelaksanaan
tanggung jawab bagian audit internal.
Kebijakan dan prosedur
Pimpinan audit internal harus membuat berbagai kebijaksanaan dan
prosedur secara tertulis yang akan dipergunakan sebagai pedoman oleh
staff pemeriksa.
Manajemen Personel
Pimpinan audit internal harus menetapkan program untuk menyeleksi
dan mengembangkan sumber daya manusia pada bagian audit internal.
Auditor Eksternal
Pimpinan audit internal harus mengkoordinasikan usaha-usaha atau
kegiatan audit internal dengan auditor eksternal.
Pengendalian mutu
Pimpinan audit internal harus menetapkan dan mengembangkan
pengendalian mutu atau jaminan kualitas untuk mengevaluasi berbagai
kegiatan audit internal.”
Prosedur audit yang digunakan sesuai dengan standar auditing hanya saja
penekanannya berbeda sesuai keadaan. Disamping standar auditing prosedur audit
juga menggunakan wewenang penyidik yang sangat luas. Ruang lingkup atau luas
audit juga sangat luas sesuai dengan kewenangan penyidik.
Pendeteksian kecurangan dalam pemeriksaan intern dapat dilakukan dengan
teknik audit seperti biasa dengan beberapa tambahan teknik lain. Berikut ini adalah
teknik pemeriksaan intern yang telah dimodifikasi dengan beberapa teknik tambahan,
yang cukup sering digunakan oleh para pemeriksa intern (auditor) :
1. Prosedur analitik
2. Inspeksi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 41
2.6 Kecurangan
2.6.1 Pengertian kecurangan (fraud)
Sesuai dengan Standar Akuntansi bahwa kecurangan dapat dikelompokan
menjadi kecurangan pelaporan dan penyalahgunaan aktiva. Kecurangan pelaporan
mengandung unsur manipulasi, pemalsuan, pengubahan catatan akuntansi dan atau
pendukungnya, penerapan prinsip akuntansi yang salah dengan sengaja yang
merupakan sumber untuk penyusunan laporan keuangan. Kecurangan
penyalahgunaan aktiva seringkali disebut dengan unsur penggelapan.
Definisi kecurangan menurut Jack Bologna, Robert J Lindquist dan Joseph
T Wells yang dikutip oleh Amin Widjaja (2001:1) adalah:
“Fraud is criminal deception intended to financially benefit the deceiver.”
Definisi lain diungkapkan oleh The Institute of Internal Auditor yang dikutip
oleh Soejono karni (2000:34) sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 42
ini disebabkan karena laporan keuangan dimanipulasi untuk menutup fraud sehingga
timbul perbedaan-perbedaan angka.
Tidak adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas pada karyawan
dapat menimbulkan fraud karena karyawan dapat bertindak semena-mena tanpa
memperdulikan tanggung jawabnya.
Fraud dapat dilakukan dengan mudah apabila tidak dilakukan rotasi pekerjaan
sehingga karyawan mengetahui rahasia atau hal-hal penting yang berkaitan dengan
pekerjaannya. Selain itu, pengendalian operasi yang tidak baik dapat membuat
kegiatan yang dilakukan tidak berjalan lancar, contohnya adalah banyaknya sumber
daya yang hilang karena kegiatan operasi menjadi tidak efisien. Hilangnya sumber
daya tersebut karena situasi karyawan dalam keadaan tertekan karena frustasi atau
merasa diperlakukan tidak adil.
4. Costumer (Pelanggan)
Perusahaan sering mengorbankan pelanggannya melalui iklan dan promosi
yang menyesatkan, substitusi produk dan pola yang sejenis mempercayai dan
bertindak sesuai dengan penyajian yang keliru tersebut.
1. Penemuan Fraud
Audit intern diharapkan dapat menemukan kelemahan atau fraud yang terjadi
didalam perusahaan, sehingga segala aktivitas yang bertentangan dengan
prosedur atau kebijakan perusahaa dapat dicegah dan diatasi. Sehubungan
dengan itu, temuan-temuan hasil audit harus didasarkan pada:
(1) Kriteria: Yaitu berbagai standar, ukuran atau harapan dalam melakukan
evaluasi.
(2) Kondisi : Yaitu berbagai bukti nyata yang ditemukan oleh audit internal
(3) Sebab : Yaitu alasan yang dikemukakan atas terjadinya perbedaan antara
kondisi yang diharapkan dan kondisi yang sebenarnya.
(4) Akibat : Yaitu berbagai resiko atau kerugian yang dihadapi oleh
organisasi dari pihak yang diaudit atau unit organisasi lain karena
terdapatnya kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria (dampak dari
perbedaan).
(5) Dalam laporan tentang berbagai temuan, dapat pula dicantumkan berbagai
rekomendasi, hasil yang telah dicapai oleh pihak yang diaudit, dan
informasi lain bersifat membantu yang tidak dicantumkan ditempat lain.
Dari pernyataan tersebut, jelas bahwa fraud dapat ditemukan dari hasil audit
yang dilakukan, secara kebetulan dan melaui pengendalian manajemen serta
informasi dari pihak lain.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 53