12(2): 2017
PERAN KELUARGA DAN PETUGAS KESEHATAN DALAM
KEPATUHAN PENGOBATAN PENDERITA HIPERTENSI
DI PUSKESMAS GUNUNGPATI KOTA SEMARANG
Abstrak
Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyakit yang memerlukan terapi jangka panjang, sehingga
diperlukan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan untuk mengontrol tekanan darah dan
menurunkan risiko komplikasi. Angka kepatuhan melakukan pengobatan di Puskesmas Gunungpati
tahun 2014 hanya sebesar 13% dan angka ketidakpatuhan sebesar 86%.
Tujuan: Untuk menjelaskan hubungan peran dukungan keluarga dan petugas kesehatan dengan
kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan.
Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Populasi dari penelitian ini
berjumlah 620 pasien. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 84 responden dengan cara accidental
sampling. Pengukuran kepatuhan dilakukan dengan menggunakan kuesioner MMAS (Modified
Morisky Adherence Scale). Analisis data secara univariat dan bivariat (chi-square).
Hasil: Dukungan keluarga (p<0,005; 95% CI = 2,063 – 5,141) dan peran petugas kesehatan
(p<0,005; 95% CI = 2,172 – 5,391) berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam
menjalani pengobatan.
Kesimpulan: Dukungan keluarga dan peran petugas kesehatan berhubungan dengan kepatuhan
penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan.
Abstract
Background: Hypertension is a disease that requires long-term therapy, so that required patients
adherence in treatment to control blood pressure and reduce the complication risk. Rate of adherence
to treatment in Gunungpati health care 2014 amounted to only 13% and the number of non-adherence
86%.
Objective: To explain the relation of family support role and health officer with compliance of
hypertension patient in treatment.
Methods: The type of research was descriptive analytic with cross-sectional design.The population of
this research were 620 patient. Total samples taken were 84 patients was accidental sampling.
Adherence to hypertension treatment was maesured using Modified Morisky Adherence Scale
(MMAS). Data were analyzed with univariate and bivariate (chi-square).
Result: Family support (p <0.005; 95% CI = 2.063 - 5,141) and the role of health workers (p <0.005;
95% CI = 2,172 - 5,391) were associated with adherence of hypertensive patients in treatment.
Conclusion: Family support and the role of health workers are related to adherence of hypertensive
patients in treatment.
25
J. Kesehat. Masy. Indones. 12(2): 2017 ISSN 1693-3443
26
ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 12(2): 2017
27
J. Kesehat. Masy. Indones. 12(2): 2017 ISSN 1693-3443
28
ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 12(2): 2017
keluhan/ merasa sehat. Dalam hal menjaga dalam hal kesehatan, tetapi dukungan
kesehatan, biasanya kaum perempuan lebih untuk dirinya sendiri masih kurang.11
memperhatikan kesehatanya dibandingkan Responden yang berpendidikan lebih
dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan sifat- tinggi akan mempunyai pengetahuan yang
sifat dari perempuan yang lebih lebih luas dibandingkan dengan responden
memperhatikan kesehatan bagi dirinya yang tingkat pendidikannya rendah.
dibandingkan laki-laki.9 Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
Perbedaan pola perilaku sakit juga kemampuan dan pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh jenis kelamin, perempuan dalam menerapkan perilaku hidup sehat,
lebih sering mengobatkan dirinya terutama mencegah penyakit hipertensi.
dibandingkan dengan laki-laki, sehingga Semakin tinggi tingkat pendidikan maka
akan lebih banyak perempuan yang datang akan semakin tinggi pula kemampuan
berobat dibandingkan laki-laki 10. Tidak seseorang dalam menjaga pola hidupnya
adanya hubungan yang signifikan secara agar tetap sehat.10
statistik antara jenis kelamin dengan Adanya hubungan yang signifikan
tingkat kepatuhan dalam penelitian ini secara statistik antara tingkat pendidikan
sesuai dengan penelitian yang menunjukan dengan tingkat kepatuhan diperkuat dengan
bahwa tidak ada hubungan antara jenis penelitian yang menyatakan terdapat
kelamin dengan kepatuhan penggunaan hubungan antara tingkat pendidikan
obat pada pasien hipertensi dengan nilai dengan kepatuhan pengobatan hipertensi
p=0,826.7 (p=0,001). Hal ini menandakan bahwa
Pekerjaan diduga menjadi alasan responden dengan pendidikan rendah
mengapa laki-laki cenderung tidak patuh sangat berisiko untuk tidak patuh dalam
untuk melakukan pengobatan dikarenakan menjalani pengobatan.12
78% laki-laki yang dinyatakan tidak patuh Ketidakpatuhan pada responden dengan
adalah mereka yang memiliki pekerjaan. pendidikan rendah dapat disebabkan
Selain itu, melakukan pengobatan ke karena faktor minimnya pengetahuan yang
Puskesmas akan berkaitan erat dengan mereka miliki, hal ini ditunjukan pada
ketersediaan waktu dan kesempatan yang responden dengan pendidikan rendah 73%
dimiliki, dimana perempuan akan lebih memiliki pengetahuan yang rendah juga
banyak memiliki waktu dan kesempatan tentang penyakitnya. Pendidikan sangat
untuk datang ke puskesmas dibandingkan erat kaitanya dengan pengetahuan. Dengan
laki-laki. Namun saat ini perempuan tidak pengetahuan yang diperoleh maka pasien
selalu memiliki ketersediaan waktu untuk hipertensi akan mengetahui manfaat dari
datang ke Puskesmas karena saran atau nasihat petugas kesehatan
bekerja/memiliki kesibukan. sehingga akan termotivasi untuk lebih
Dalam penelitian ini terdapat 34% patuh menjalani pengobatan yang
responden perempuan yang memiliki dianjurkan oleh petugas kesehatan.
pekerjaan, dan lainnya merupakan ibu Tidak adanya hubungan antara status
rumah tangga. Ketidakpatuhan berobat pekerjaan dengan tingkat kepatuhan dalam
pada ibu rumah tangga dapat terjadi karena menjalani pengobatan hipertensi sejalan
kurangnya motivasi atau dukungan dengan penelitian yang menunjukan bahwa
keluarga terhadap dirinya. Menurut teori, tidak ada hubungan antara pekerjaan
perempuan yang bekerja sebagai ibu rumah dengan kepatuhan pengobatan pasien
tangga adalah motivator terbaik bagi hipertensi dengan nilai p=0,908. Hal ini
suaminya dan anak-anaknya terutama dikarenakan sebagian besar responden
29
J. Kesehat. Masy. Indones. 12(2): 2017 ISSN 1693-3443
30
ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 12(2): 2017
sehingga mendorong penderita untuk terus ditemukan adalah 53,6% responden tidak
berpikir positif terhadap sakitnya dan patuh patuh dalam melakukan pengobatan
terhadap pengobatan yang dianjurkan oleh hipertensi dengan prosentase responden
tenaga kesehatan. Adanya hubungan antara laki-laki lebih besar daripada perempuan.
dukungan keluarga dengan tingkat Alasan ketidakpatuhan tersebut paling
kepatuhan sejalan dengan penelitian besar adalah tidak merasakan adanya
dimana 72% responden yang patuh keluhan/ merasa sehat.
memiliki dukungan keluarga yang tinggi.17 Ada hubungan antara tingkat
Menurut teori Lawrence Green faktor pendidikan, lama menderita hipertensi,
yang berhubungan dengan perilaku tingkat pengetahuan, dukungan keluarga
kepatuhan berobat diantaranya ada faktor dan peran petugas kesehatan dengan
yang memperkuat atau mendorong tingkat kepatuhan menjalani pengobatan
(reinforcing factor) yaitu berupa sikap atau hipertensi. Rendahnya tingkat pendidikan,
perilaku petugas kesehatan yang tingkat pengetahuan, dukungan keluarga
mendukung penderita untuk patuh dan peran petugas kesehatan serta
berobat.10 menderita hipertensi selama ≥ 5 tahun
Teori ini sesuai dengan hasil penelitian cenderung membuat pasien tidak patuh
yang menunjukan bahwa ada hubungan dalam menjalani pengobatan hipertensi.
antara peran petugas kesehatan dengan Diharapkan penderita hipertensi agar
kepatuhan dalam menjalani pengobatan teratur melakukan kontrol tekanan darah
hipertensi dengan nilai p=0,000. Hal ini sesuai dengan anjuran dokter dan
terjadi karena sebagian besar responden menjalankan pola hidup sehat sehingga
menyatakan adanya pelayanan yang baik dapat meminimalisir kemungkinan
dari petugas kesehatan yang mereka komplikasi yang dapat terjadi. Agar
terima, pelayanan yang baik inilah yang keluarga penderita hipertensi dapat
menyebabkan perilaku positif.17 berperan aktif untuk selalu memberikan
Perilaku petugas yang ramah dan motivasi dan dukungan kepada anggota
segera mengobati pasien tanpa menunggu keluarga yang menderita hipertensi agar
lama-lama, serta penderita diberi selalu rutin minum obat dan senantiasa
penjelasan tentang obat yang diberikan dan patuh dalam melakukan mengobatan ke
pentingnya minum obat secara teratur tempat-tempat pelayanan kesehatan.
merupakan sebuah bentuk dukungan dari Petugas kesehatan diharapkan
tenaga kesehatan yang dapat berpengaruh Memberikan pendidikan kesehatan kepada
terhadap perilaku kepatuhan pasien. Hasil penderita hipertensi rawat jalan di
ini didukung oleh penelitian yang Puskesmas Gunungpati dan pendidikan
menunjukkan peran pertugas kesehatan kesehatan tersebut sebaiknya tidak hanya
yang baik ditemukan lebih tinggi diberikan kepada penderita hipertensi saja,
dibandingkan dengan peran petugas namun juga kepada keluarga dan orang
kesehatan yang kurang. Dukungan dari terdekat penderita hipertensiagar dapat ikut
petugas kesehatan yang baik inilah yang serta mengingatkan dan memberikan
menjadi acuan atau referensi untuk motivasi pada penderita
mempengaruhi perilaku kepatuhan .
responden.17 REFERENSI
. 1. Balitbangkes, Riset Kesehatan Dasar
KESIMPULAN dan SARAN 2013 (Riskesdas 2013), 2013, Jakarta:
Masalah kepatuhan pengobatan yang Kemenkes RI.
31
J. Kesehat. Masy. Indones. 12(2): 2017 ISSN 1693-3443
32