Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Alizarin red merupakan suatu metode untuk mengetahui pembentukan

tulang pada embrio atau untuk mendeteksi proses kalsifikasi pada tulang

embrio. Tulang yang diwarnai oleh Alizarin red akan berwarna merah tua,

yang menandakan bahwa tulang tersebut telah mengalami kalsifikasi. Warna

merah tua terbentuk karena zat warna yang diberikan terikat oleh kalsium

pada matriks tulang. Proses kalsifikasi pada embrio ayam dapat diamati

ketika mulai umur inkubasi 9 hari.

Proses kalsifikasi atau terbentuknya tulang terjadi dengan 2 cara yaitu

melalui osifikasi intra membran dan osifikasi endokondral. Osifikasi intra

membran merupakan proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim

menjadi jaringan tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih.

Sedangkan osifikasi endokondral yaitu proses pembentukan tulang yang


terjadi dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago

(jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang, misal proses

pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, dan pelvis.

Metode mikroteknik untuk mengamati proses perkembangan organ

tertentu dapat digunakan pewarnaan khusus, misalnya pewarnaan alizarin


untuk mendeteksi pengendapan mineral kalsium pada proses pembentukan
tulang keras. Mineralisasi matriks sel sangat mempengaruhi proses

pertumbuhan dan perkembangan jaringan tulang. Garam kalsium yaitu, Ca

karbonat pada cangkang telur ayam sangat berpengaruh dalam proses

pengerasan tulang.

Tujuan
REPORT THIS AD

Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar dapat melakukan prosedur
pewarnaan Alizarin red dan mengamati proses kalsifikasi tulang pada embrio

ayam.

Keterangan Tulang yang telah mengalami kalsifikasi

1. metacarpals

2. clavicle

3. caudal vertebrae

4. tibio-tarsus

5. tarso-metratarsus

Alizarin red adalah suatu metode mikroteknik untuk mengetahui

pembentukan tulang pada embrio atau untuk mendeteksi proses kalsifikasi

pada tulang embrio. Tulang yang diwarnai dengan alizarin red akan berwarna

merah tua apabila tulang tersebut telah mengalami kalsifikasi. Warna ini
muncul karena zat warna yang diberikan terikat oleh kalsium pada matriks
tulang. Pembentukan system rangka dimulai pada inkubasi hari ke 5 ditandai

dengan kondensasi mesenkim prekartilago. Kondrifikasi dimulai pada hari ke

8 sedangkan osifikasi dimulai pada hari ke 9 (Soeminto, 2000).

Proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan tulang sangat

tergantung pada mineralisasi matriks ekstra sel. Komponen matriks ekstra sel

utama yang berperan dalam proses pengerasan tulang adalah garam kalsium.
Embrio ayam, sumber kalsiumnya adalah Ca karbonat pada cangkang

sedangkan pada embrio mammalia kalsium ditransfer dari tubuh induknya

melalui plasenta (Villee, 1988). Kalsium adalah unsur yang sangat penting

dibutuhkan oleh tubuh, mineral ini sangat berfungsi dalam metabolisme dan

pembentukan tulang. Selain berperan dalam proses osifikasi, mineral kalsium

yang dibutuhkan dalam proses pembekuan darah, kontraksi otot, dan aktifitas

enzim. Kalsium pada kelompok unggas berperan dalam proses translokasi

lemak dari darah ke dalam kuning telur (Karyadi, 2003).

Pembentukan tulang terjadi dengan dua cara. Cara pertama yaitu osifikasi

intra membran (membranous) dimana tulang terbentuk melalui konversi

langsung dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang, atau dapat

dikatakan pembentukan tulang dengan jalan transformasi jaringan pengikat

fibrosa. Cara yang kedua yaitu osifikasi endokondral, yakni pembentukan


tulang dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi terlebih dahulu menjadi

kartilago (jaringan rawan) kemudian berubah menjadi jaringan tulang.


REPORT THIS AD

Pertumbuhan tulang secara endokondral terdapat pada tulang sebelah dalam

tubuh, seperti vertebrae, costae, sternum dan extremitates. Proses penulangan

diawali dengan masuknya pembuluh darah membawa bahan tulang (ossein

dan mineral) ke jaringan tulang rawan, hadirnya osteoblast di situ, disusul

dengan hadirnya pula chondroblast yang meresap tulang rawan yang

dirombak. Chondrosit menyusun diri menjadi jajaran lurus, disusul dengan

masuknya bahan kapur dan mineral lain ke matrix. Tulang akan terdiri dari

lapisan-lapisan (lamella) yang sebagian besar tersusun menurut lingkaran

membentuk sistem Harvers (Pattern,1971).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses kalsifikasi pada

embrio ayam, yaitu:

1. Hormon paratiroid, kalsitonin, dan vitamin D yang bertanggung jawab

terhadap tingkat kadar kalsium darah yang normal, yang akan

mempengaruhi proses kalsifikasi. Kalsitonin adalah hormon yang berasal

dari sel-sel parafolikuler dari kelenjar tiroid. Hormon tersebut mempunyai

aksi dalam menurunkan kadar kalsium darah dan menghambat resorpsi


tulang sehingga mempengaruhi proses kalsifikasi.
2. Makanan juga berpengaruh dalam proses kalsifikasi. Hal ini khususnya

berlaku terhadap cukupnya persediaan dan tersedianya mineral-mineral

seperti kalsium dan fosfor, yang merupakan komponen-komponen

anorganik utama dari tulang. Kekurangan kalsium atau fosfor dalam

makanan mengakibatkan pelanggaran dan kerapuhan tulang. Situasi

dimana kalsium cukup tetapi vitamin D kurang, terjadilah gangguan dalam

penyerapan mineral dan mineralisasi pada tulang yang sedang tumbuh


(diantaranya tahap kalsifikasi) menjadi terhambat (Yatim, 1983).
REPORT THIS AD

Berdasarkan hasil pengamatan, bagian-bagian tulang yang sudah mengalami

kalsifikasi adalah metacarpals, clavicle, caudal vertebrae, tibio-tarsus, dan

tarso-metatarsus.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pewarna Alizarin Red digunakan untuk mendeteksi proses kalsifikasi pada

tulang embrio.

2. Bagian-bagian tulang yang sudah mengalami kalsifikasi adalah

metacarpals, clavicle, caudal vertebrae, tibio-tarsus, dan tarso-metatarsus..

3. DAFTAR REFERENSI
4. Jessop, N. M. 1988. Theory and Problem of Zoology. B & JO
Entreprise Pte Ltd, Singapore.
5. Karyadi, Bhakti., Mutmainnah, D., Kadir, A. dan Dadang S. 2003.
Pemberian Rasio Kalsium dan Fosfor terhadap Osifikasi Tulang
Embrio Puyuh. UNIB, Bandung.
6. Pattern, B.M. 1971. Early Embriology of The Chick. Mc. Graw-Hill
Publishing Company, New Delhi.
7. Storer. 1978. General Zoology. McGraw–Hill Publishing Company,
New York.
8. REPORT THIS AD

9. Villee, C. A., W. F. Walker, and R. D. Barnes. 1988. Zoologi Umum.


Erlangga, Jakarta.
10. Yatim, W. 1983. Embryologi. Tarsito, Bandung.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pewarnaan alizarin red antara lain kandungan mineral
terlarut, kepekatan larutan alizarin red, dan ketepatan perlakuan pemberian larutan pendukung. Tulang-
tulang yang telah mengalami kalsifikasi akan berwarna merah tua. Menurut Soeminto (2000) tulang
yang tidak terwarnai akan berwarna transparan. Tulang yang tidak terwarnai belum tentu tidak
mengalami kalsifikasi, mungkin pada saat diwarnai larutan belum terserap ke seluruh bagian,
kandungan kalsium sedikit, sertaterlalu lama dalam perendaman larutan KOH 1% yang
menyebabkan ikan menjadi hancur. KOH mentransparansi lipid dan protein yang berada pada otot ikan
sehingga ikan menjadi transparan.Proses terbentuknya warna pada tulang ikan disebabkan zat warna
yang diberikan terikat oleh kalsium pada matriks tulang. Komponen matriks eksternal utama yang
berperan dalam proses pengerasan tulang adalah garam kalsium. Proses pengendapan garam kalsium
terjadi secara berangsur-angsur.

Anda mungkin juga menyukai