PROMOSI KESEHATAN
Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dan frekuensinya lebih sering dari biasanya. Diare terbagi menjadi beberapa jenis,
yaitu Diare Akut (berlangsung beberapa jam sampai dengan beberapa hari), Diare
Kronik (berlangsung dalam jangka waktu lama, 2 minggu atau lebih). Neonatus
dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali. Sedangkan untuk
bayi berumur lebih dari satu bulan dan anak dikatakan diare bila frekuensinya lebih dari
3 kali.
2. Penyebab Diare
- Higiene dan sanitasi yang buruk mempermudah penularan diare baik melalui
makanan, air minum yang tercemar kuman penyebab diare maupun dari air sungai
- Perilaku masyarakat yang bersifat negatif seperti membuang tinja di kebun, sawah
atau sungai, minum air yang tidak dimasak dan melakukan pengobatan sendiri dengan
cara yang tidak tepat.
Tanda-Tanda diare adalah buang air besar cair lebih sering dari biasanya (tiga kali atau
lebih) dalam satu hari, yang kadang disertai dengan muntah berulang-ulang, rasa haus
yang nyata, makan atau minum sedikit, demam dan tinja berdarah.
Gejala-gejala yang biasa timbul pada penderita diare antara lain :
Dehidrasi ringan / sedang : gelisah, rewel, mata cekung, mulut kering, sangat
haus, kulit kering.
Dehidrasi berat : lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut sangat kering,
malas/ tidak bisa minum, kulit sangat kering.
c) Memfungsikan Puskeling
Puskesling atau puskesmas keliling merupakan penyediaan layanan
puskesmas secara keliling yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
setempat. Dengan adanya puskesling ini diharapkan masyarakat mendapat
pelayanan kesehatan tanpa kesulitan akses dan dapat mengurangi kasus diare di
wilayah kelurahan Kampung Melayu
3.1.3 Penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTP) sesuai PHBS
Salah satu cara mencegah penularan penyakit akibat banjir adalah melakukan
perilaku hidup bersih sehat (PHBS) saat dan setelah bencana. PHBS khusus kondisi
kedaruratan dan bencana adalah salah satu tindakan kesiapsiagaan (preparedness)
penanganan bencana pada level individu untuk mempertahankan status kesehatan
akibat terdampak banjir. Konsep Blum (1983), menyatakan bahwa terdapat empat
faktor yang memengaruhi status kesehatan masyarakat, yaitu genetika, pelayanan
kesehatan, lingkungan, dan perilaku. Dua faktor terakhir paling besar pengaruhnya
(Notoatmodjo, 2007). Dua indikator perilaku hidup sehat dalam kedaruratan terpenting
guna mengurangi risiko penyakit diare adalah CTPS dengan penggunaan air bersih
(Kemenkes RI dan UNICEF, 2012).
CTPS dengan air bersih adalah salah satu upaya preventif yang penting saat
bencana agar risiko penyakit diare dan kulit tidak meningkat. Cuci tangan adalah
tindakan pencegahan sakit yang minim biaya (cost effectiveness). Mencuci tangan
dalam upaya peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sangatlah penting
dan mudah dilakukan. Mencuci tangan menjadi penting jika ditinjau dari:
1. Kulit tangan banyak kontak dengan berbagai aktivitas, benda dan lingkungan.
2. Kuman dapat terdapat di kulit jari, sela kuku, kulit telapak tangan.
3. Kontak mulut dan tangan saat makan / minum.
4. Dapat menimbulkan penyakit saluran cerna.
Kegiatan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir dilakukan 40-60
detik. Langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar menurut anjuran WHO
sebagai berikut :
1. Basuh tangan dengan air bersih yang mengalir, ratakan sabun dengan kedua telapak
tangan,
2. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu pula
sebaliknya.
3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari tangan.
4. Jari -jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
6. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya
7. Bilas kedua tangan dengan air yang mengalir dan keringkan
Jika tidak tersedia oralit saat ada warga yang terjangkit diare, maka dapat
dilakukan pembuatan cairan dehidrasi oral lainnya salah satunya ialah larutan gula
garam (LGG). Larutan gula garam memiliki peran yang sama yaitu untuk menjaga
keseimbangan jumlah cairan dan mineral dalam tubuh sehigga tidak terjadi
dehidrasi pada pasien diare. Tahapan dalam pembuatan LGG yaitu sebagai berikut.
a. Sebelum membuat LGG, cuci tangan pakai sabun lalu bilas menggunakan air
hingga bersih.
b. Sediakan 1 gelas air minum (200 cc), tunjukan kepada peserta demonstrasi
ukuran gelas yang sesuai
c. Masukan gula pasir sebanyak satu sendok teh dan garam dapur sebanyak ¼
sendok teh kedalam air.
d. Aduk sampai larut dan minum bertahap sampai habis.
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
Nama Kegiatan : Sosialisasi dan Promosi Kesehatan Kepada Masyarakat Kampung Melayu
Kelurahan Jatinegara Agar Terbebas Penyakit Diare Pasca Banjir Tahun 2019
a. Definisi, penyebab, tanda, gejala, bahaya serta cara penanggulangan dan pencegahan
penyakit diare
b. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang baik
c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
d. Pembuatan dan penggunaan oralit serta cairan rehidrasi oral lainnya dalam penanganan
pertama diare
Serta program lanjutan dalam jangka waktu 3 minggu setelah kegiatan utama :
a. Reboisasi tanaman
b. Pembersihan sumber air
c. Pengobatan gratis dan Gerakan Keluarga Sadar Obat
d. Evaluasi
Masyarakat yang tinggal di wilayah yang rentan terkena banjir di Kelurahan Kampung
Melayu Kecamatan Jatinegara
Penanggung Jawab
Dra. Rr. Sulistianingsih,
M.Kes, Apt.
Rencana Pemasukan
No Pemasukan Jumlah
1 Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran Rp. 2.500.000
2 Rektorat Universitas Padjajaran Rp. 2.500.000
3 Donatur Rp. 2.000.000
4 Sponsorship Rp. 1.500.000
5 Dana Usaha Rp. 1.140.000
Total Rp. 9.640.000
Rencana Pengeluaran
No Pemasukan Jumlah Harga Satuan Total
1 Honor Pembicara 3 Rp. 200.000 Rp. 600.000
2 Honor MC 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000
3 Banner 3 Rp.100.000 Rp.300.000
4 Poster A2 10 lembar Rp. 60.000 Rp. 600.000
5 Leaflet 100 lembar Rp. 2.000 Rp.200.000
6 Penyewaan sound system 1 Rp. 300.000 Rp. 300.000
7 Penyewaan proyektor 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000
8 Kaos Panitia 10 Rp. 70.000 Rp.700.000
9 Dokumentasi Rp. 800.000 Rp. 800.000
10 Konsumsi Panitia 10 Rp. 15.000 Rp.150.000
11 Konsumsi Undangan 100 Rp. 25.000 Rp. 2.500.000
12 Air mineral botol 5 buah Rp. 4.000 Rp. 20.000
13 Air mineral gelas 3 dus Rp. 25.000 Rp. 75.000
14 Oralit 1 dus Rp. 60.000 Rp. 60.000
15 Gula dan Garam 1 Rp. 10.000 Rp.10.000
15 Goodie bag 15 Rp. 35.000 Rp. 525.000
16 Transportasi Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000
Total Rp. 9.640.000
Saldo
Pemasukan – Pengeluaran = Rp. 9.640.000 – Rp. 9.640.000 = Rp. 0
Tahap persiapan
a) Materi sudah siap dan dipelajari minimal 1 hari sebelum penyuluhan
b) Media sudah siap 3 hari sebelum penyuluhan
c) Undangan untuk kepala kelurahan, kepala puskesmas dan kepala keluarga
sudah disampaikan 7 hari sebelum kegiatan
1. Kekuatan (Strenght)
- Program promosi kesehatan ini dilakukan atas dasar keinginan untuk membantu
sesama
- Program penyuluhan ini dilaksanakan secara gratis bagi masyarakat, sehingga
diharapkan masyarakat akan lebih tertarik untuk mengikuti penyuluhan ini dan
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
- Program ini dijalankan oleh orang-orang yang sesuai dan berkompeten di
bidangnya. Sehingga diharapkan masyarakat mendapat banyak pengetahuan dari
program penyuluhan ini
2. Kelemahan (Weakness)
- Sumber dana yang terbatas, sehingga diperlukan usaha yang lebih untuk mencapai
target dana yang dibutuhkan.
- Sulit menentukan waktu pelaksanaan penyuluhan kesehatan dan dibutuhkan
persiapan yang matang karena sasaran kegiatan berada di tempat yang jauh agar
kegiatan dapat terlaksana dengan baik.
3. Keuntungan (Opportunity)
- Adanya keberadaan pihak lain yang memiliki kepentingan yang sama sehingga
dapat diajak kerjasama, seperti puskesmas.
- Tingginya prevalensi penyakit diare di Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan
Jatinegara, sehingga hal ini merupakan kesempatan untuk memberikan intervemsi
kepada masyarakat dan mendapatkan respon balik yang positif dari masyarakat
4. Ancaman (Threat)
- Jarak lokasi kegiatan yang cukup jauh, sehingga memungkinkan untuk terjadinya
banyak kendala dan kesalahan komunikasi sebelum pelaksanaan kegiatan
penyuluhan
- Pengajuan izin kegiatan yang cukup rumit
1. Tes tulis untuk mengukur aspek pengetahuan. Contoh, pre-test dan post-test
sebelum dan sesudah pemberian materi promosi kesehatan untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman masyarakat pada saat sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan
2. Penentuan skala sikap untuk mengukur aspek sikap. Contoh, skala sikap
setuju/menerima dengan tidak setuju/menolak.
3. Intensitas praktik dan kesesuaiannya dengan materi. Contoh, apakah kegiatan
cuci tangan pakai sabun sudah rutin dilakukan dan sesuai dengan pedoman yang
ada.
3.3 Kegiatan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif terhadap Penyakit Diare
A. Promotif
Promotif dilakukan dengan memberikan informasi – informasi sebagai edukasi
mengenai kesehatan termasuk masalah penyakit diare, sehingga masyarakat
mengetahui bahaya penyakit diare dan bagaimana cara mengatasi termasuk
tindakan preventifnya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
B. Preventif
Tindakan preventif merupakan tindakan / program yang dilakukan untuk
mencegah agar tidak terjadi penyakit diare. Berbagai tindakan preventif yang bisa
dilakukan antara lain :
- Penggunaan ASI
- Perbaikan pola makan
- Imunisasi campak
- Perbaikan higiene perorangan
C. Kuratif
Kuratif adalah suatu tindakan untuk mengobati penyakit diare dan komplikasi.
Pengobatan untuk kasus diare akut pada anak dapat dilakukan dengan langkah
LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare).
D. Rehabilitatif
Tindakan rehabilitatif adalah program untuk meminimilisasi dampak penyakit
diare. Tindakan rehabilitatif yang penting adalah untuk mencegah komplikasi dari
penyakit diare yaitu terjadinya dehidrasi. Tindakan yang dapat diberikan adalah :
- Kontrol keadaan pasien secara berkala, terutama balita
- Meningkatkan konsumsi nutrisi pada anak untuk memulihkan kembali fungsi-
fungsi tubuh yang terganggu akibat diare
- Memberikan makanan kepada balita sedikti-sedikit tapi frekuensi sering
- Pemulihan sanitasi lingkungan
- Tersedianya air bersih tanpa tercemar limbah
Prinsip dasar dalam tatalaksana penderita diare yaitu Lima Langkah Tuntaskan Diare
(LINTAS DIARE) terdiri atas :
a. Berikan Oralit
Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida, kalium
klorida, dan trisodium sitrat hidrat serta glukosa anhidrat. Oralit diberikan untuk
mengganti cairan dan elektolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Campuran
glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus
penderita diare.Bila diare segera beri oralit sampai diare berhenti.
b. Berikan zinc selama 10 hari berturut-turut
Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak
mengalami diare, untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat
diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap
sehat. Penelitian menunjukkan bahwa pengobatan diare dengan pemberian oralit
disertai zinc lebih efektif dan terbukti menurunkan angka kematian akibat diare pada
anak-anak sampai 40%. Zinc juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga
dapat mencegah resiko terulangnya diare selama 2-3 hari bulan setelah anak sembuh
dari diare. Zinc diberikan satu kali sehari selama 10 hari berturut-turut dengan dosis
balita umur < 6 bulan: 1/2 tablet (10mg)/hari dan balita umur > 6 bulan: 1 tablet
(20mg)/hari.
c. Teruskan ASI dan pemberian makan
Bayi dibawah 6 bulan sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah diare
dan meningkatkan sistem imunitas tubuh bayi. Anak yang masih mendapatkan ASI
harus diteruskan pemberian ASI dan anak harus diberi makan seperti biasa dengan
frekuensi lebih sering, dilakukan sampai dua minggu setelah anak berhenti diare karena
lebih banyak makanan akan membantu mempercepat penyembuhan, pemulihan dan
mencegah malnutrisi
d. Berikan antibiotik secara selektif
Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi seperti diare berdarah atau diare
karena kolera atau diare dengan disertai penyakit lain. Pemberian antibiotik yang tidak
tepat bisa menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik bila tidak dihabiskan
sesuai dosis dan dapat membunuh flora normal yang justru dibutuhkan tubuh.
e. Berikan nasihat pada ibu / pengasuh
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian
oralit, zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke petugas
kesehatan jika anak buang air besar cair lebih sering, muntah berulangulang, mengalami
rasa haus yang nyata, makan atau minum sedikit, demam, tinjanya berdarah dan tidak
membaik dalam 3 hari.
2. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkugan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku dalam
pengendalian penyakit diare. Tujuannya adalah terciptanya opini positif atau
suasana yang mendukung untuk penyelenggaraan pengendalian penyakit diare.
Langkah kegiatan dalam bina suasana adalah :
a. Menentukan dan menetapkan bentuk kerjasama yang diharapkan
b. Menetapkan sasaran, dimana kelompok sasaran lebih ke tingkat operasional
secara berjenjang, antara lain : wartawan media massa dan elektronik,
organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, LSM, PKK, petugas
kesehatan, kelompok profesi, tokoh masyarakat
c. Menentukan materi yang lebih k arah profesional misalnya SKD,
pencegahan penyakit diare, tatalaksana diare, dll
d. Menentukan metode yang digunakan, yaitu : orientasi, pelatihan, kunjungan
lapangan, juma pers, dalog terbuka / interaktif TV, media elektronik,
penulisan artikel
e. Hasil yang diharapkan :
- Opini positif berkembang di masyarakat tentang pentingnya
pengendalian penyakit diare
- Semua kelompok potensial di masyarakat sudah menyuarakan dan
mendukung tentang pentingnya pencegahan dengan berperilau hidup
bersih dan sehat seta melakukan pengobatan
- Adanya dukungan sumber daya dari kelompok potensial di masyarakat
3. Gerakan Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasisecara terus – menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu
sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu, mau, mampu
dalam melaksanakan upaya pengendalian penyakit diare, dengan mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakat terutama dalam tatalaksana
penderita di rumah tangga dan pencegahan diare. Tujuanya adalah agar masyarakat
tahu, mau dan mampu melaksnakan upaya pengendalian penyakit diare.
Langkah kegiatan dalam pemberdayaan masyarakat adalah :
a. Menentukan sasaran
Sasaran utama adalah masyarakat, terutama ibu yang mempunyai balita
dapat melakukan tatalaksana diare dengan benar dan pencegahan yang
efektif.
b. Menentukan materi pesan
1) Tatalaksana diare di rumah tangga, yaitu :
- Beri lebih banyak minum cairan
- Teruskan pemberian makanan sesuai dengan umur
- Bawa anak ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pertolongan
lanjutan, bila anak tidak membaik selama 3 hari atau ada salah atu
tanda berikut : diare terus menerus, muntah berulang – ulang, rasa
haus yang nyata, tidak bisa makan / minum, demam, ada darah dalam
tinja
2) Pencegahan penyakit diare, yaitu :
- Pemakaian air bersih yang cukup
- Minum air yang sudah dimasak
- Buang air besar di jamban, termasuk membuang kotoran bayi
- Cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebelum makan dan sesudah buang
air besar
- Memperbaiki makanan pendamping ASI
- Memberikan ASI
- Memberikan imunisasi campak
c. Menentukan metode dan teknik
Metode dan teknik disesuaikan sasaran dan diupayakan berlangsung
dinamis, misalnya : tatap muka, simulasi, demonstrasi, penyuluhan
kelompok
d. Media saluran komunikasi
Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan segmen sasaran, yaitu
menggunakan perpaduan media cetak dan elektronika
3.3.2 Pengobatan Penyakit Diare
Diare dapat disebabkan oleh infeksi, toksin, dan obat-obatan. Diare akut yang diinduksi
oleh virus biasanya bersifat sementara fan hanya membutuhkan terapi cairan. Sedangkan diare
kronik dapat disebabkan oleh penyalahgunaan laksatif, intoleransi glukosa, penyakit
peradangan usus, sindrom malabsorpsi, kelainan endokrin, irritable bowel syndrom.
1. Anti Motilitas
- Loperamid
Loperamid merupakan golongan opioid yang berfungsi memperlambat motilitas usus,
memperpanjang waktu kontak antara isi usus dan mukosa sehingga meningkatkan
absorbsi cairan dalam usus.
Dosis :
Dewasa : dosis awal 4 mg (2 tablet), selanjutnya 2 mg (1 tablet) setiap habis BAB.
Dosis maksimal 16 mg/hari.
2. Adsorben
Adsorben digunakan untuk meringankan gejala. Fungsinya mengabsorbsi toksin dan
obat.
- Attapulgit
Dosis : Dewasa dan anak > 12 tahun : 2 tablet setiap setelah BAB, max 12 tablet / hari
Anak 6 – 12 tahun : 1 tablet setiap setelah BAB, max 6 tablet / hari
- Kaolin
Dosis : Dewasa dan anak > 12 tahun : 30 ml, max 180 ml / hari
Anak 6 – 12 tahun : 15 ml, max 90 ml / hari
Pemberian setiap kali sesudah BAB
3. Obat lainnya yang sering digunakan dalam penanganan diare :
- Cairan rehidrasi oral (Oralit)
- Probiotik : Lactobacillus
- Suplemen : Zinc sulfat
Referensi
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Sukandar EY, Andarajati R, Sigit Ji, et AL. ISO Farmakoterapi Buku 1. Jakarta: PT.ISFI. 2013
Badan POM Indonesia. Informatorium Obat Nasional Indonesia cetakan tahun 2017. Jakarta:Sagung Seto
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 216/Menkes/Sk/XI/2001 tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Edisi ke 5. Jakarta.
Kegiatan Deskripsi Tujuan Sasaran Bentuk Penanggun Pengawas Tempat
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan g Jawab Pelaksanaa
n
Menjelaskan Masyarakat Masyarakat Penyuluhan Fillah Muty Dra. Rr. Balai
definisi, dapat Kelurahan Syahidah, Sulistianingsih Kelurahan
penyebab, tanda, memahami Kampung S. Farm. , M.Kes, Apt Kampung
Sosialisasi
gejala, upaya definisi, Melayu, Melayu
Mengenai Penyakit
pencegahan dan penyebab, tanda, Jatinegara, Kiara Puspa
Diare dan Cara
penatalaksanaan gejala, upaya Jakarta Timur Dhirgantara
Pencegahannya
penyakit diare pencegahan dan , S. Farm
penatalaksanaan
penyakit diare
Menjelaskan Masyarakat Masyarakat Penyuluhan Fillah Muty Dra. Rr. Balai
Penyuluhan
perilaku hidup dapat Kelurahan Syahidah, Sulistianingsih Kelurahan
mengenai Perilaku
bersih sehat dan memahami Kampung S. Farm. , M.Kes, Apt Kampung
Hidup Bersih dan
cara mencuci perilaku hidup Melayu, Melayu
Sehat (PHBS) dan
tangan yang bersih sehat dan Jatinegara, Kiara Puspa
Cuci Tangan Pakai
baik cara mencuci Jakarta Timur Dhirgantara
Sabun (CTP)
tangan yang , S. Farm
sesuai PHBS
baik
Mendemonstrasi Masyarakat Masyarakat Pelatihan Fillah Muty Dra. Rr. Balai
kan cara dapat membuat Kelurahan atau Syahidah, Sulistianingsih Kelurahan
pembuatan dan dan Kampung demonstrasi S. Farm. , M.Kes, Apt Kampung
Pemberian Edukasi
penggunaan menggunakan Melayu, Melayu
mengenai
oralit sebagai oralit sebagai Jatinegara, Kiara Puspa
Penggunaan Oralit
pertolongan pertolongan Jakarta Timur Dhirgantara
pertama pada pertama pada , S. Farm
dehidrasi dehidrasi
Susunan Kegiatan Lanjutan
Minggu
No Nama Kegiatan
I II III IV
1 Penyuluhan
2 Pengobatan Gratis dan Gerakan Keluarga Sadar Obat
3 Pembersihan Sumber Air
4 Reboisasi Tanaman
5 Evaluasi