Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

 Bagaimanakah fenomena tawuran dua ormas yang terjadi di Teuku Umar Bali ?

 Apakah penyebab terjadinya tawuran dua ormas yang terjadi di Teuku Umar Bali

ditinjau dari sudut pandang Pancasila ?

 Bagaimanakah solusi dalam menyikapi fenomena tawuran dua ormas yang terjadi di

Teuku Umar Bali ditinjau dari sudut pandang Pancasila ?

1.3 TUJUAN

 Mengetahui bagaimana fenomena tawuran dua ormas yang terjadi di Teuku Umar Bali

 Mengetahui penyebab terjadinya tawuran dua ormas yang terjadi di Teuku Umar Bali

ditinjau dari sudut pandang Pancasila

 Mengetahui solusi dalam menyikapi fenomena tawuran dua ormas yang terjadi di

Teuku Umar Bali ditinjau dari sudut pandang Pancasila

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TAWURAN DUA ORMAS YANG TERJADI DI TEUKU UMAR BALI

Rusuh Denpasar Baladika Vs Laskar Bali

JUM'AT, 18 DESEMBER 2015 | 18:34 WIB

TEMPO.CO, Denpasar - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali Inspektur Jenderal

Sugeng Priyanto menjelaskan berdasarkan data yang dihimpun pihak kepolisian, bentrokan

yang sempat memanaskan suasana Kota Denpasar, Kamis, 17 Desember 2015, dipicu dua

organisasi masyarakat besar di Bali, yakni Laskar Bali vs Baladika. Bentrokan itu menelan

empat korban tewas.

Dua orang tewas akibat bentrokan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kerobokan.

Sedangkan dua orang lainnya tewas saat bentrok lanjutan di Jalan Teuku Umar, Denpasar.

“Kira-kira pukul 15.00 Wita terjadi bentrok dalam Lapas (Kerobokan) antar narapidana

sampai terjadi penusukan. Korban tewas pada kerusuhan di lapas bernama Putu Sumariana

alias Robot dan Wayan Permana Wiyasa. Sedangkan dua korban yang mengalami luka,

Putu Diyaskara Putra dan Nyoman Adi Wibawa,” kata Sugeng di Mapolda Bali, Jumat, 18

Desember 2015.

Jenderal bintang dua itu menjelaskan saat terjadi bentrok di dalam LP Kerobokan, tiba-tiba

datang massa salah satu ormas dari luar LP yang hendak merangsek ke dalam LP. Sugeng

2
menduga ada penghuni LP yang menghubungi rekan-rekannya di luar LP untuk meminta

bantuan.

“Saya duga ada yang memberi tahu dari dalam (LP) lewat telepon, sehingga datang massa.

Namun, oleh pihak kepolisian situasi tersebut bisa diredam. Massa bisa kembali,” tuturnya.

Saat dua kelompok massa di luar hendak kembali ke kediaman masing-masing, kedua

anggota ormas bertemu di Jalan Teuku Umar, Denpasar. “Bentrok pun terjadi kira-kira

pukul 18.00 Wita yang menimbulkan korban luka tiga orang, yakni Ferdian, Made Suryata,

dan Wayan Sudarsana,” kata Sugeng.

“Sedangkan ada dua korban tewas saat terjadi bentrokan di Jalan Teuku Umar, Denpasar,

yakni atas nama Ketut Budiarta dan mister X. Satu orang itu kami sebut mister X, karena

tidak ada KTP-nya,” tambahnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Kapolda Bali Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto

mempertemukan dua tokoh petinggi Laskar Bali dan Baladika, yakni Sekretaris Jenderal

(Sekjen) Laskar Bali Ketut Putra Ismaya Jaya dan Sekretaris Umum (Sekum) Baladika I

Ketut Sukarta.

Kedua pihak menandatangani kesepakatan untuk berdamai di Mapolda Bali, Jumat pagi, 18

Desember 2015. Sugeng mengaku sengaja mengambil langkah cepat untuk

3
mempertemukan pimpinan kedua ormas yang sempat bertikai itu untuk mencegah

timbulnya bentrokan lanjutan.

“Kami mengantisipasi dan mengupayakan peristiwa kemarin (Kamis, 17 Desember 2015)

supaya tidak melebar. Cukup sampai di sini. Jangan terjadi upaya atau lanjutan berupa

balas dendam,” tuturnya.

2.2 PENYEBAB TERJADINYA TAWURAN DUA ORMAS YANG TERJADI DI

TEUKU UMAR BALI DITINJAU DARI SUDUT PANDANG PANCASILA

Fenomena tawuran dua ormas yang terjadi di Teuku Umar bali ini merupakan bentuk

penyimpangan dari sila ke 3 yaitu Persatuan Indonesia. Mengandung makna bahwa seluruh

penduduk yang mendiami seluruh pulau yang ada di Indonesia ini merupakan saudara,

tanpa pernah membedakan suku, agama ras bahkan adat istiadat atau kebudayaan.

Penduduk Indonesia adalah satu yakni satu bangsa Indonesia. cinta terhadap bangsa dan

tanah air. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Rela berkorban demi bangsa

dan negara. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan. Penyebab terjadinya

tawuran dua ormas di Teuku Umar Bali adalah kurangnya pemahaman terhadap nilai-nilai

pancasila, rasa nasionalisme dan kurangnya pendidikan mengenai pancasila.

Pendidikan merupakan suatu proses pemuliaan diri yang di dalamnya terdapat tujuan

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu

beriman bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pemerintah telah berupaya

4
meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan mampu menciptakan

generasi-generasi penerus bangsa yang cerdas dan berbudi luhur.

Tujuan pendidikan nasional untuk berkembangnya potensi masyarakat agar menjadi

manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti

luhur, mandiri, dan bertanggung jawab. Semua sifat tersebut berkaitan dengan

pembentukan karakter siswa agar nantinya mampu beretika baik, memiliki sopan santun

dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Pembangunan karakter merupakan upaya

perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

Salah satu karakter yang perlu ditanamkan kepada generasi muda bangsa adalah cinta

tanah air dan nasionalisme. Banyak di kalangan remaja sekarang sudah mulai luntur rasa

cinta tanah air dan nasionalisme. Hal ini dikarenakan pengaruh negatif budaya barat yang

masuk di Indonesia. Cinta tanah air merupakan sikap dan perilaku yang mencerminkan

rasa bangga, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi,

politik dan sebagainya, sehingga tidak akan tergiur dengan tawaran bangsa lain yang dapat

merugikan 2 bangsa sendiri. Penyebab utama luntur rasa cinta tanah air bangsa Indonesia

adalah nilai-nilai pancasila hanya dijadikan sebagai sejarah. Mayoritas warga negara

Indonesia hanya sekedar menghafal pancasila, tidak banyak yang mengamalkan nilai-nilai

pancasila yang diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Karakter cinta tanahair perlu

ditanamkan sejak dini agar sebagai penerus bangsa dapat mewujudkan sikap dan tingkah

laku yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat untuk menghindari penyimpangan-

penyimpangan sosial yang merusak norma. Penyimpangan dapat merugikan diri sendiri,

masyarakat bahkan negara untuk mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa yaitu

5
dengan bangga menjadi bagian dalam negara Indonesia serta melestarikan dan mempelajari

kekayaan budaya Indonesia.

Nasionalisme merupakan sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa

dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Hal ini dapat terlihat dari cerminan

perilaku generasi muda zaman sekarang yang cenderung melakukan tindakan kriminalitas

yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur pancasila tersebut, seperti pergaulan bebas dan

tawuran geng. Penyebab luntur nilai pancasila pada generasi muda zaman sekarang yaitu

kurang rasa nasionalisme, pengetahuan dan pendidikan yang mengajarkan tentang

semangat kebangsaan. Generasi muda tidak meninggalkan atau melupakan nilai-nilai luhur

pancasila, maka harus ada cara mengatasi yaitu ditanamkan rasa mencintai negara

Indonesia hingga menimbulkan rasa nasionalisme. Hal ini dapat membuat generasi muda

lebih mengerti arti penting pancasila. Pancasila bukan hanya dasar negara melainkan

sebuah pelajaran yang mengatur warga negara agar hidup secara tentram.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran

yang memegang peranan penting dalam hal penanaman nilai-nilai moral. Hal ini

ditunjukkan dengan tujuan dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yaitu untuk

menjadi manusuia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan berperan penting dalam membantu mengendalikan

tingkah laku yang menyimpang dari aturan dan membentuk karakter.

6
2.3 SOLUSI DALAM MENYIKAPI FENOMENA TAWURAN DUA ORMAS YANG

TERJADI DI TEUKU UMAR BALI DITINJAU DARI SUDUT PANDANG

PANCASILA

Solusi untuk menyikapi fenomena tawuran dua ormas di Teuku Umar Bali ditinjau

dari sudut pandang Pancasila adalah yang paling terpenting yaitu mengetahui dan

memahami setiap butir – butir dari sila Pancasila agar tidak menyebabkan perselisihan

antar sesame rakyat Indonesia. Sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa, Secara garis

besar mengandung makna bahwa Negara melindungi setiap pemeluk agama (yang tentu

saja agama diakui di Indonesia) untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan ajaran

agamanya. Tanpa ada paksaan dari siapa pun untuk memeluk agama, bukan mendirikan

suatu agama. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.

Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama. Dan bertoleransi dalam

beragama, yakni saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama

dan kepercayaan masing-masing. Sebagai masyarakat kita memiliki keyakinan tersendiri

dan memeluk suatu agama dan seharusnya kita memiliki iman yang kuat karena

berperilaku yang baik dan benar itu harus dimulai dari diri sendiri.

Sila kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Mengandung makna bahwa

setiap warga Negara mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum, karena Indonesia

berdasarkan atas Negara hukum. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan

persamaan kewajiban antara sesama manusia. Menempatkan manusia sesuai dengan

hakikatnya sebagai makhluk Tuhan. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Bertingkah laku

sesuai dengan adab dan norma yang berlaku di masyarakat.

7
Sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, Mengandung makna bahwa seluruh penduduk

yang mendiami seluruh pulau yang ada di Indonesia ini merupakan saudara, tanpa pernah

membedakan suku, agama ras bahkan adat istiadat atau kebudayaan. Penduduk Indonesia

adalah satu yakni satu bangsa Indonesia. cinta terhadap bangsa dan tanah air. Menjaga

persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Rela berkorban demi bangsa dan negara.

Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

Sila keempat yaitu Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan, Mengandung maksud bahwa setiap pengambilan keputusan

hendaknya dilakukan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, bukan hanya

mementingkan segelintir golongan saja yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan

anarkisme. tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Melakukan musyawarah,

artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan

bersama. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

Sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia, Mengandung

maksud bahwa setiap penduduk Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang layak

sesuai dengan amanat UUD 1945 dalam setiap lini kehidupan. mengandung arti bersikap

adil terhadap sesama, menghormati dan menghargai hak-hak orang lain. Kemakmuran

yang merata bagi seluruh rakyat. Seluruh kekayaan alam dan isinya dipergunakan bagi

kepentingan bersama menurut potensi masing-masing. Segala usaha diarahkan kepada

potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga

kesejahteraan tercapai secara merata. Penghidupan disini tidak hanya hak untuk hidup,

akan tetapi juga kesetaraan dalam hal mengenyam pendidikan.

8
Apabila nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir pancasila di implikasikan di

dalam kehidupan sehari-hari maka tidak akan ada lagi kita temukan di Negara kita

namanya ketidak adilan, terorisme, koruptor serta kemiskinan. Karena di dalam pancasila

sudah tercemin semuanya norma-norma yang menjadi dasar dan ideologi bangsa dan

Negara. Sehingga tercapailah cita-cita sang perumus Pancasila yaitu menjadikan pancasila

menjadi jalan keluar dalam menuntaskan permasalahan bangsa dan Negara.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 PENUTUP

10
https://m.tempo.co/read/news/2015/12/18/058728981/rusuh-denpasar-baladika-vs-laskar-

bali

http://eprints.ums.ac.id/32686/2/BAB%20I.pdf

Dekker, Nyoman. 1997. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Malang: IKIP Malang

Ali, As’ad Said. 2009. Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta: Pustaka

LP3ES Indonesia

11

Anda mungkin juga menyukai