Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS IMMINES

Makalah ini disusun guna melengkapi tugas kelompok Maternitas


Dosen pengampu : Atun Raudatul M, S.Kep Ns, M. Kep

Disusun Oleh :

1. ANAR CAHYONO (180203112)


2. ARIENO ROGO (180203113)
3. NGABDUL KODIR (180203128)
4. SOEHARTO (180203136)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN S1 ALIH JENJANG

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

PUROKERTO

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penulis panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah "ASKEP ABORTUS IMMINENS".
Adapun makalah "ASKEP ABORTUS IMMINENS" ini telah penulis
usahakan dapat disusun dengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan dari
berbagai pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan secara tepat
waktu. Untuk itu penulis tidak lupa untuk menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini.
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari
segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan dada penulis
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang bermaksud untuk memberikan
kritik dan saran kepada penulis agar penulis dapat memperbaiki kualitas makalah
ini.
Penulis berharap semoga makalah "ASKEP ABORTUS IMMINENS" ini
bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang tertuang dalam makalah ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya oleh para pembaca.

Purwokerto, 10 Juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Tujuan 1
C. Manfaat 2
BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
A. Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Wanita 3
B. Pengertian 6
C. Etiologi 6
D. Manifestasi klinis 7
E. Patofisiologi 7
F. Komplikasi 7
G. Pemeriksaan Diagnostic 8
H. Penatalaksanaan 9
I. Pathway 10
BAB III PENDOKMENTASIAN ASKEP
A. Pengkajian 11
B. Analisa Data 12
C. Diagnosa 13
D. Intervensi 14
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian 18
B. Analisa Data 25
D. Intervensi 26
E. Implementasi dan Evaluasi 27
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 29
DAFTAR PUSTAKA 30

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kematian maternal dan neonatal merupakan masalah besar khususnya
dinegara yang sedang berkembang. Sekitar 98-99% kematian maternal dan
perinatal terjadi di negara berkembang, sedangkan di negara maju hanya 1-2%.
Sebenarnya sebagian besar kematian tersebut masih dapat dicegah apabila
mendapat pertolongan pertama yang adekuat (Manuaba, 2007:6).
Sri Hermiyati (2008) mengatakan terdapat 4.692 jiwa ibu melayang karena
tiga kasus (kehamilan, persalinan, dan nifas). Kematian langsung ibu hamil dan
melahirkan akibat terjadinya perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%),
partus lama (5%) dan abortus (5%). Perdarahan yang banyak menyebabkan
kematian ibu yang sekarang banyak ditemui adalah abortus (Saleh, 2010).
Di dunia terjadi 20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita
meninggal karena bortus tiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggra
adalah 4,2 juta pertahun termasuk Indonesia, sedangkan frekuensi abortus spontan
di Indonesia adalah 10-15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya atau 600-900
ribu, sedangkan abortus buatan sekitar 750 ribu 1,5 juta setiap tahunnya, 2500
orang di antaranya berakhir dengan kematian (Ulfah Ansor, 2006). Manuaba
(2007), mengemukakan diperkirakan terjadi gugur kandungan secara illegal pada
kehamilan yang tidak di inginkan sebanyak 2,5-3 juta orang/tahun dengan
kematian sekitar 125.000-130.000 orang/tahun di Indonesia. Hasil survey
pendahuluan yang dilakuakan di RSUD ungaran 2015 didapatkan angka kejadian
abortus imminene sebanyak 155 kasus (63,3%).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
menulis makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Abortus Imminens”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan
abortus imminens.

1
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh abortus
imminens
b. Menginterpretasikan data dengan merumuskan diagnose keperawatan,
masalah, dan kebutuhan abortus imminens
c. Melakukan perencanaan asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada abortus imminens
d. Melakukan pelaksanaan asuhan keperawatan pada ibu dengan abortus
imminens sesuai perencanaan secara efektif dana aman
e. Mengevaluasi asuhan yang diberikan pada ibu dengan abortus imminens

C. Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam
praktek di lahan serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam masalah
memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan abortus imminens
b. Bagi Institusi
Menambah pustaka bagi kampus asuhan keperawatan pada ibu hamil
dengan abortus imminens.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Wanita

Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan


organ reproduksi eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan.
Organ reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang
ovarium dan saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii),
rahim (uterus) dan vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris,
sepasang labium mayora dan sepasang labium minora.

Gambar 1. Organ Interna Wanita


1. Ovarium.
Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut
melalui mesentrium ke uterus. Merupakan gonade perempuan yang
berfungsi menghasilkan ovum dan mensekresikan hormon kelamin
perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium terbungkus oleh kapsul
pelindung yang kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang perempuan
kurang lebih memiliki 400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih
dalam kandungan ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang
berkembang dan melepaskan ovum selama masa reproduksi seorang

3
perempuan, yaitu sejak menarche (pertama mendapat menstruasi) hingga
menophause (berhenti menstruasi). Pada umumnya hanya sebuah folikel
yang matang dan melepaskan ovum tiap satu siklus menstruasi (kurang
lebih 28 hari) dari salah satu ovarium secara bergantian.
Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen.
Setelah folikel pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi
korpus luteum yang mensekresikan estrogen dan hormon progesteron.
Estrogen yang disekresikan korpus luteum tak sebanyak yang disekresikan
oleh folikel. Jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum akan lisis dan
sebuah folikel baru akan mengalami pematangan pada siklus berikutnya.
2. Tuba falopii/oviduct (saluran telur)
Jumlah sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut
infundibulum berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepas dari ovarium.
Epithelium bagian dalam saluran ini bersilia, gerakan silia akan mendorong
ovum untuk bergerak menuju uterus.
3. Uterus (rahim)
Jumlah satu buah, berotot polos tebal, berbentuk seperti buah pir, bagian
bawah mengecil disebut cervix. Uterus merupakan tempat tumbuh dan
berkembangnya embrio, dindingnya dapat mengembang selama kehamilan
dan kembali berkerut setelah melahirkan. Dinding sebelah dalam disebut
endometrium, banyak mengasilkan lendir dan pembuluh darah.
Endometrium akan menebal menjelang ovulasi dan meluruh pada saat
menstruasi.
4. Vagina
Merupakan akhir dari saluran reproduksi wanita. Suatu selaput berpembuluh
darah yang disebut hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini
dapat robek akibat aktivitas fisik yang berat atau saat terjadi hubungan
badan. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi wanita dan juga sebagai
saluran kelahiran. Dindingnya berlipat-lipat, dapat mengembang saat
melahirkan bayi. Pada dinding sebelah dalam vagina bermuara kelenjar
bartholin yang mensekresikan lendir saat terjadi rangsangan seksual.

4
5. Mons veneris
Merupakan bagian yang tebal dan banyak mengandung jaringan lemak
terletak pada bagian paling atas dari vulva.
6. Labium mayora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tebal yang mengelilingi vagina
dan ditumbuhi rambut

Gambar 2. Organ Eksterna Wanita


7. Labium minora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium
mayora, banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Labium minora
menyatu di bagian atas membentuk clitoris. Labium minora mengelilingi
vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra di bagian atas dan
lubang vagina di bagian bawah.
8. Clitoris
Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap
rangsang karena banyak mengandung saraf (Bobak, 2000).

5
B. Pengertian
Abortus adalah ancaman atau hasil pengeluaran konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram,
sebelum janin mampu hidup di luar kandungan (Nugroho, 2010)
Abortus(keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada
usia sebelum 16 minggu dan 28 minggu dan memiliki BB 400-100 gram,
tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah 400 gram itu diangggap
keajaiban karna semakin tinggi BB anak waktu lahir Makin besar
kemungkinan untuk dapat hidup terus (Amru Sofian, 2015).
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan
ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti
ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin.
Bari Abdul, 2000).
Abortus imminen adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada usia kehamilan 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih
dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Yang pertama kali muncul
biasanya adalah perdarahan, dan beberapa jam sampai beberapa hari
kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin terasa di
anterior dan jelas bersifat ritmis : nyeri dapat berupa nyeri punggung
bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul atau rasa tidak
nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis (Cunningham, 2013).

C. Etiologi
Etiologi yang menyebabkan terjadinya abortus adalah sebagai berikut:
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi: kelainan kromosom
terutama trisomi autosom dan monosomi X, lingkungan sekitar
tempat implantasi kurang sempurna, pengaruh teratogen akibat
radiasi, virus, obat-obatan, tembakau, dan alkohol.
2. Infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, toksoplasmosis
dan HIV

6
3. Abnormalitas traktus genitalis, serviks inkompeten, dilatasi serviks
berlebihan, robekan serviks dan retroversion uterus
4. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena
hipertensi menahun.
(Mitayani, 2009)
D. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala pada abortus Imminen:
1. Terdapat keterlambatan datang bulan
2. Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules
3. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur
kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim
4. Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan
kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot
Rahim
5. Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif.

E. Patofisiologi

Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis


kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut
menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga
merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8
minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi
koriales belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8
sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam, sehingga
umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan
perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya yang dikeluarkan
setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta.
Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap.
Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur.

7
F. Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusidarah .Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tedak segera diberikan pada
waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamat-
amati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan
laparatomie, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka
perforasi atau perlu histerektomie. Perforasi uterus pada abortus yang
dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena
perlukaan uterus biasanya luas;mungkin pula terjadi perlukaan pada
kandung kencing atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian
terjadinya perforasi, laparatomie harus segera dilakukan untuk menentukan
luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan
seperlunya guna mengatasi komplikasi.
3. Infeksi
Abortus Infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada genetalia.
Diagnosis ditentukan dengan adanya abortus yang disertai gejala dan tanda
infeksi alat genital, seperti panas, takikardia, perdarahan pervaginam yang
berbau, uterus yang membesar, lembek, serta nyeri tekan, dan leukositosis.
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik), dan karena
infeksi berat (syok Endoseptik).
G. Pemeriksaan Diagnostic
1. Pemeriksaan penunjang
a. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah
mati

8
b. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup
c. pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
2. Data laboratorium
a. Tes urine
b. hemoglobin dan hematocrit : hemoglobin terjadi Penurunan (< 10 mg%)
dan hematokrit terjadi Penurunan (< 35 mg%)
c. menghitung trombosit
d. kultur darah dan urine
H. Penatalaksanaan
Penanganan abortus imminens terdiri atas:
1. Istirahat-baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam
pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke
uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.
2. Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum ada
persesuaian faham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya, dan mereka
yang menyetujui menyatakan bahwa harus ditentukan dahulu adanya
kekurangan hormon progesteron. Apabila dipikirkan bahwa sebagian besar
abortus didahului oleh kematian sel hasil konsepsi dan kematian ini dapat
disebabkan oleh banyak faktor, maka pemberian hormon progesteron
memang tidak banyak manfaatnya.
3. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk menentukan apakah janin
masih hidup.
4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan preparat
hematinik misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg
5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk
mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat
7. Bila perdarahan
a. Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila
terjadi perdarahan lagi.

9
b. Berlangsung lama: nilai kembali kondisi janin. Konfirmasikan
kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola)
I. Pathway

Kelainan Abnormalitas Kelainan


Infeksi akut
kromosom plasenta

Abortus (mati janin <20


minggu)

Abortus Perdarahan, bercak ada


Imminens ancaman kehamilan

Perdarahan Nyeri abdomen ansietas

Nyeri akut
Shock

Risiko infeksi

Resiko Shock

10
BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASKEP

A. Pengkajian

1. Identitas klien
Meliputi nama, usia, alamat, agama ,bahasa, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, tanggal masuk rumah sakit, dan
diagnosa medis. Ibu hamil pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun rentang terjadi aborsi pada kandungannya. Pendidikan dan pekerjaan
yang semakin berat akan meningkatkan resiko aborsi.

2. Keluhan utama
Dalam kasus abortus masalah yang banyak dikeluhkan pasien pada
umumnya adalah rasa nyeri pada bagian abdomen. Tingkat nyeri yang
dirasakan dapat menunjukkan jenis aborsi yang terjadi.

3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang dimonitor adalah riwayat kesehatan sekarang,
riwayat kesehatan dahulu(faktor pendukung terjadinya aborsi misalnya
mioma uteri) dan keluarga(faktor genetik), riwayat pembedahan ( seksio
sesaria atau tidak), riwayat penyakit yang pernah dialami(misal : hipertensi,
DM, typhoid, dll), riwayat kesehatan reproduksi, riwayat seksual, riwayat
pemakaian obat(misalnya : obat jantung), pola aktivitas sehari – hari.

4. Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breath)

1) RR= 18 x/menit

2) Tidak ada suara nafas tambahan

3) Tidak menggunakan alat bantu pernafasan

b. B2 (Blood)

1) Tekanan darah : 60/40 mmHg

2) Nadi : 50x/menit

3) Suhu : 39o C

4) Hb : 5 gr/Dl

5) Leukosit : 15.000

11
6) Akral dingin

c. B3 (Brain) Stupor, tidak mengalami gangguan tidur

d. B4 (Bladder) : -

e. B5 (Bowel)

- Nyeri di daerah perut

- Penurunan nafsu makan

- Frekuensi BAB 1 x/hari, berbau khas, konsistensi padat

f. B6 (Bone)

- Turgor kulit baik

5. Pemeriksaan laboratorium

a. darah : leukosit naik 15.000

b. Hb : 5 gr/dL

B. Analisis Data

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 S :- Resiko syok
Perdarahan
hemorahagic
O : Suhu pasien biasanya
hipovolemik
≥ 39o, hb 5 gr/dl

· Pasien biasanya
mengeluarkan banyak Syok
darah

· Biasanya darah yang


keluar + 1 liter

2 S : Biasanya pasien Perdarahan Gangguan


merasa lemas aktivitas
Anemia
O : Biasanya nadi lemah
(50 x/menit) dan pasien Kelemahan
terlihat pucat Gangguan aktivitas

12
3 S :· Biasanya pasien Gangguan rasa
Keguguran janin
mengeluh nyeri nyaman : nyeri
diperut dan Rangsangan pada uterus
pasien merintih kesakitan
Prostaglandin
O:
Dilatasi serviks
P = Aborsi
Nyeri
Q = Severe pain

R = Abdomen

S = (skala ± 8)

T = Current

4 S:- Resiko Tinggi


Keguguran janin
infeksi
O : Leukosit klien
Perdarahan
biasanya 15.000,
Resiko terjadi infeksi
· Suhu 39oC

5 S : px biasanya Keguguran janin Cemas


mengatakan
ketakutan tidak bisa Terganggunya psikologis
memberi keturunan ibu

O : px akan terlihat gelisah


dan akralnya dingin

C. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko syok hemorrhagic b.d perdarahan

2. Gangguan aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi

3. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d kerusakan jaringan intrauteri

4. Resiko tinggi infeksi b.d perdarahan, kondisi vulva lembab

5. Cemas b.d kurang pengetahuan

13
D. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

1 Resiko syok hemorrhagic Tidak terjadi devisit volume Mandiri :


b.d Perdarahan cairan, seimbang antara
intake dan output baik jumlah 1. Cek Airway, Breathing, and Circulation
maupun kualitas 2. Penderita dibaringkan dalam posisi trendelenburg, yaitu posisi
telentang biasa dengan kaki sedikit tinggi 30 derajat

3. Monitor kondisi TTV tiap 2 jam

4. Monitor input dan output cairan

Kolaborasi :

1.Berikan sejumlah cairan pengganti harian(NaCl 0.9%, RL,


Dekstran), plasma dan transfusi darah

2. Evaluasi status hemodinamika

3. Setelah kebebasan jalan nafas terjamin untuk meningkatkan


oksigenasi dapat diberi oksigen 100% kira- kira 5 liter pm melalui
jalan nafas dan bila perlu penderita diberi cairan bikarbonat
natricus

14
2 Gangguan Aktivitas b.d Klien dapat melakukan Mandiri :
kelemahan, penurunan aktivitas tanpa adanya
sirkulasi komplikasi 1. pantau tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas

2. Monitor pengaruh aktivitas terhadap kondisi


uterus/kandungan

3. Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari

4. Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan


kemampuan / kondisi klien

5. Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan


aktivitas

3 Gangguan rasa nyaman : Klien dapat beradaptasi Mandiri :


Nyeri b.d Kerusakan dengan nyeri yang dialami
jaringan intrauteri 1. Monitor kondisi nyeri yang dialami klien

Edukasi:

2. Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya

Kolaborasi :

3. Kolaborasi pemberian analgetika

15
4 Resiko tinggi Infeksi b.d Tidak terjadi infeksi selama Mandiri :
perdarahan, kondisi vulva perawatan perdarahan
lembab 1. Monitor kondisi keluaran atau dischart yang keluar; jumlah,
warna, dan bau

2. Lakukan perawatan vulva

Edukasi:

1. Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama


masa perdarahan

2. Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi

3. Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan


senggama selama masa perdarahan

Kolaborasi:

1. Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart

16
5 Cemas b.d kurang Tidak terjadi kecemasan, Mandiri :
pengetahuan pengetahuan klien dan
keluarga terhadap penyakit 1. Monitor tingkat pengetahuan/ persepsi klien dan keluarga
meningkat terhadap penyakit.

2. Monitor derajat kecemasan yang dialami klien.

3. Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan

4. Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama.

Edukasi :

1. Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh


klien dan keluarga

17
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
1) Nama : Ny. M
2) Umur : 39 tahun
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : S1
6) Pekerjaan : Swasta
7) Suku dangsa : Jawa / Indonesia
8) Alamat : Karangreja
9) Diagnose medis : Abortus Imminens
10) Tanggal dan jam masuk : 10-07-2019, jam 18:30 WIB
b. Identitas Penanggungjawab
1) Nama : Tn. H
2) Umur : 45 tahun
3) Jenis kelamin : Laki - laki
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : S1
6) Pekerjaan : Swasta
7) Suku dangsa : Jawa/ Indonesia
8) Hubungan dengan klien : Suami
2. Status Kesehatan saat ini
Keluhan utama : Keluar darah dari jalan lahir.
Alasan masuk rumah sakit : Klien mengeluh keluar darah bercak-bercak
dari jalan lahir setelah melakukan aktifitas , berwarna merah jambu,
selain itu klien mengeluh nafsu makan berkurang merasa lemas dan
pusing , kadang merasa mual dan muntah dan nyeri di bagian bawah

18
perut, kemudian jam 18:30 sampai di bawa ke Puskesmas Karangreja
jam 18:45 ditangani di IGD.
3. Riwayat kesehatan lalu
Penyakit yang pernah dialami : Klien mengatakan tidak pernah
mengalami sakit tyfus dan anemia,
Kecelakaan :Klien mengatakan belum pernah mengalami kecelakaan
yang serius hingga di bawa dan di rawat di RS
Pernah dirawat : Klien mengatakan pernah di rawat di RS waktu
melahirkan anak yang pertama dan kedua
Alergi : Klien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat-obatan, namun
ada alergi terhadap makanan, seperti teri dan sejenis ikan laut
Imunisasi : Klien mengatakan mendapatkan imunisasi lengkap (TT 1,
TT 2)
4. Riwayat obstetrik masa lalu
Riwayat obstetrik masa lalu G3P2A0
Masalah
Jumlah Gangguan Proses Tempat Masalah Masalah Keadaan
Umur nifas/
anak kehamilan persalinan persalinan persalinan bayi anak
laktasi
1 Mual – Normal 4 tahun RS Romani Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sehat
mual masalah masalah masalah
selama 3
bulan
2 Nafsu Normal 2 tahun RS Romani Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sehat
makan masalah masalah masalah
berkurang
3 Hamil ini Abortus 12 RS Romani - - - -
imminens minggu

5. Keluarga berencana
Klien mengatakan tidak pernah menggunakan KB

19
6. Genogram
a) Susunan keluarga

Keterangan :
: Laki - Laki

: Perempuan

: Risiko Keguguran/abortus
b) Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga : Klien mengatakan
dalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
hipertensi, tyfus, anemia berat.
c) Penyakit yang sedang diderita keluarga : Klien mengatakan
keluarganya dalam kondisi yang sehat.
7. Riwayat kesehatan lingkungan
Kebersihan rumah dan lingkungan : Klien mengatakan selalu menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya. Untuk pencahayaan rumah
cukup, fentilasi rumah juga cukup.

II. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a) Persepsi klien tentang kesehatan diri : Klien mengatakan kesehatan
sangat penting bagi dirinya, karena apabila sakit klien tidak dapat
beraktifitas dengan maksimal.

20
b) Pengetahuan dan persepsi klien tentang penyakit dan perawatannya :
Klien mengatakan kurang paham kenapa kehamilannya saat ini
keguguran, klien berfikir ini merupakan cobaan dari Allah Swt yang
menguji kesabaran dan keihklasan klien.
c) Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan : Klien
mengatakan ingin selalu menjaga kesehatannya dengan mengatur pola
makan dengan menu sehat menurut klien.
d) Kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan : Klien mengatakan
saat sakit klien hanya membeli obat-obatan dari warung, kadang di
perikasakan di puskesmas terdekat.
e) Faktor sosio ekonomi : Klien mengatakan penghasilan suaminya dapat
mencukupi kebutuhan dalam kesehariannya.
2. Pola nutrisi dan metabolic
a) Pola makan :
Sebelum sakit : KLien makan 3x sehari, dengan porsi (nasi, lauk, dan
sayur)
Selama sakit : Klien makan 3 x sehari menu dari rumah sakit dan hanya
menghabiskan 2-3 sendok.
b) Pola minum :
Sebelum sakit : Klien minum ± 1500cc dalam sehari, air putih terkadang
the hangat.
Selama sakit : Klien minum ± 1-2 gelas dalam sehari yang jenisnya air
putih, dan teh.
3. Pala eliminasi
a) BAB
Sebelum sakit : Klien BAB 1x/sehari, berwarna kuning, konsistensi
lembek
Selama sakit : Klien mengatakan selama di rawat belum BAB dalam 1
hari
b) Eliminasi BAK
Sebelum sakit : Klien BAK 3-4x/hari

21
Selama sakit : Klien BAK 1-2x/hari
4. Pola aktifitas dan latihan
Pekerjaan klien hanya sebagai ibu rumah tangga yang hanya beraktifitas
dilingkungan rumah dan dalam rumah seperti masak, mencuci baju,
bersih-besih rumah dan disekitar lingkungan.
5. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Klien istirahat tidur ± 7-8 jam pada malam hari, 2-3 jam
pada siang hari.
Selama sakit : Klien istirahat tidur ± 5-6 jam pada malam hari, 1-2 jam
pada siang hari.
6. Pola kognitif perceptual sensori
Penglihatan, pendengaran, dan kemampuan klien masih dalam batas
normal. Kemampuan. Klien merasa lemas dan nyeri sedang didareh
uterus
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Klien ingin segera sembuh dari sakitnya, Klien berharap untuk hamil
yang berikutnya tidak akan mengalami hal lagi seperti saat ini.
8. Pola mekanisme koping
Klien selalu meminta pendapat dari suami apabila ada masalah baik
dalam keluarga maupun di luar keluarga (masyarakat). Apabila ada
masalah klien selalu berusaha menyelesaikan masalahnya dengan kepala
dingin, sabar dan berusaha untuk ikhlas. Klien berharap selama di rawat
di RS Roemani ini dapat secepatnya sembuh.
9. Pola seksual-Reproduksi
Klien seorang perempuan dan mengerti tentang fungsi seksualnya
10. Pola Peran-Berhubungan dengan orang lain
Klien mampu berkomunikasi dan bersosialisai dengan warga setempat
ataupun orang lain, klien dapat berkomunikasi dengan baik tidakada
masalah dalam dalam peran kesehariannya di masyarakat sekitarnya

22
11. Pola Nilai Kepercayaan
Klien menjalankan ibadah sebagai umat muslim seperti solat 5 waktu
walaupun kadang ada solat solat yang tertinggal dank lien slalu berdoa
kepada yang maha pencipta untuk selalu diberi kesehatan jasmani
maupun rohani, klien percaya yang memberi sehat dan sakit adalah
Allah SWT.

III. Pemeriksaan Fisik


1. Kesadaran : Composmentis
2. Penampilan : Lemah, dan agak pucat
3. Vital sign : TD: 110/70 mmHg, N : 90 x/ menit, RR : 18 x/menit, t:
37,0’ C.
4. Kepala : bentuk mesosecphal, rambut berwarna hitam, tidak ada
ketombe dan tidak rontok.
5. Mata : penglihatan normal, ukuran pupil 2mm, reflek cahaya
baik, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik.
6. Hidung : bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada sinus, tidak ada
nafas cuping hidung, tidak terpasang oksigen.
7. Telinga : bentuk simetris, pendengaran masih normal, tidak ada
serumen
8. Mulut dan Tenggorokan : tidak ada kesulitan menelan dan tidak
mengalami gangguan bicara, gigi warna putih tidak terpasang gigi palsu,
tidak ada karies gigi, membran mukosa kering, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
9. Dada
Paru-paru :
Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi vesikuler

23
10. Abdomen
Inspeksi : sedikit buncit
Auskultrasi : peristaltic usus 15x/menit
Perkusi : pekak
Palpasi : nyeri tekan di mons pubis
11. Genetalia : terdapat perdarahan
12. Ekstremitas atas dan bawah
tidak ada oedem. Capillary revil kurang dari 2 detik. Tangan kiri
terpasang infuse RL 20 tpm.
13. Kulit
warna sawo matang, kelembaban kulit kering, turgor kulit jelek
,kebersihan terjaga.
14. Data Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 10/07/19
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Leukosit 7,63 10’3/UL 3,6-11
Hemoglobin 10,80 g/dl 11,7-15,5
Trombosit 217 10’3/UL 150-440
Hematokrit 47 % 33-45

Glukosa Sewaktu
- 88 mg/dl < 125

Sero-Imun
- HBsAg Non reaktif (-)

Terapy
- Infuse RL 20 tpm
- histolam 2x1 tablet
- asam folat 2x 600 mikro gram
- premaston 2x 5mg

24
B. ANALISA DATA
Tanggal Data Fokus Diagnosa Keperawatan
10/07/19 DS : klien mengatakan nyeri pada bagaian Nyeri berhubungan dengan
bawah perut kontraksi uterus
P : Saat gerak
Q : Seperti di remes - remes
R : Bagian bawah perut
S : 5 (sedang)
T : kurang lebih 5 menit
DO : klien tampak meringis menahan
nyeri
10/07/19 DS : klien mengatakan keluar darah dari Kekurangan volume cairan
jalan rahim berhubungan dengan
klien mengatakan sering haus kehilangan cairan
(perdarahan)
DO : Klien tampak lemah dan agak pucat,
turgor kulit jelek, kelembaban kulit
kering, mukosa bibir kering, TD: 110/70
mmHg, N : 90 x/ menit, t: 37,0’ C.
± 15 cc
10/07/19 DS : klien mengatakan lemas dan cepat Intoleransi aktifitas
lelah saat beraktifitas berhubungan dengan
kelemahan umum
DO : pasien tampak menahan kesakitan,
terpasang infus RL 20 tpm TD: 100/70
mmHg, RR : 16x/mnt
Diagnosa keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus


2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan (perdarahan)
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

25
C. INTERVENSI

No/Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
10/07/19 Nyeri Setelah dilakukan tindakan - Kaji nyeri
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam -Ciptakan lingkungan nyaman
dengan di harapakan dengan kh; -Ajarkan tehnik distraksi dan
kontraksi -klien dapat berkurang relaksasi
uterus nyerimya -Kolaborasi dengan tim medis
10/07/19 Kekurangan Setelah dilakukan tindakan -Kaji K.U dan TTV
volume keperawatan selama 3x24 jam -Kaji perdarahan
cairan volume cairan klien terpenuhi -Anjurkan klien untuk banyak
berhubungan minum
dengan -Kolaborasi dengan tim medis
kehilangan dalam pemberian obat
cairan
(perdarahan)
10/07/19 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan -Anjurkan klien untuk tirah
aktifitas keperawatan selama 3x24 jam baring
berhubungan klien dapat beraktifitas seperti -Bantu klien dalam beraktifitas
dengan semula dengan kh ; -Identifikasi aktifitas yang masih
kelemahan - klien dapat melakukan dapat dilakukan klien
umum aktifitas secara mandiri
-tidak ada kelelahan
- HR dalam batasan
normal80-100 x/menit

26
C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No. Tanggal/ Implementasi Evaluasi Ttd
DX jam
1 Rabu  Mengkaji K.U dan TTV S : Klien mengatakan badannya A
10/07/19  Mengkaji pendarahannya terasa lemas dan keluar darah dari
Jam  Menganjurkan klien jalan rahim cukup banyak
19:00 untuk banyak minum O : Klien tampak lemah dan agak
S; klien mengatakan pucat TD : 110/70, N:80x/mnt,
badannya lemas RR:16x/mnt, S:37,0 c,
O; klien tampak lemas Perdarahan 15 cc
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2 Rabu  Mengkaji nyeri S : Klien mengatakan nyeri pada A
10/07/19 S; klien mengatakan nyeri bagian bawah perut
Jam di bagian bawah perut P : Saat gerak
20:30 0; klien tampak meringis Q : seperti di remas - remas
kesakitan R : Bagian bawah perut
 Menganjurkan klien untuk S : 5 (sedang)
istirahat total T : kurang lebih 5 menit
 Mengajarkan klien untuk Klien mau melakukan nafas
relaksasi dalam
S; klien mengatakan Klien mengatakan masih belum
paham apa yang telah di bisa beraktifitas secara madiri.
ajarkan perawat O : klien masih tampak meringis
O; klien paham dan mau kesakitan dan lemah
melakukanya mandiri Klien tampak rilek

 Mengidentifikasi aktifitas A : masalah terasa sebagian


klien yang masih bisa P : lanjutkan intervensi
dilakukan

27
1 Kamis  Mengkaji K.U dan TTV S : Klien mengatakan badannya A
10/07/19 S: pasien mengatakan terasa sudah tidak lemas dan
Jam agak membaik keluar darah dari jalan rahim
08:10 O; klien tampak sudah sudah berkurang
tidak lemas O : Klien tampak sudah tidak
Ttv; TD; 110/80 , pucat , TD : 110/80, N:80x/mnt,
N:80x/mnt, RR:20x/mnt, RR:20x/mnt, S:36’c,
S:36’c, Perdarahan 10 cc
Perdarahan 15 cc Aktifitas klien sudah mulai
mandiri.
 Mengkaji pendarahannya A : masalah teratasi sebagian
 Menganjurkan klien P : lanjutkan intervensi
untuk tirah baring
S; klien mengatakan
bersedia untuk di lakukan
tirah baring
O; klian tampak nyaman

3 Kamis  Mengkaji K.U dan TTV S : Klien mengatakan badannya A


10/07/19  Mengkaji pendarahannya terasa sudah tidak lemas dan
Jam keluar darah dari jalan rahim
10:00 sedikit (flek-flek)
O : Klien tampak sudah tidak
pucat , TD : 120/80, N:84x/mnt,
RR:20x/mnt, S:36’c,
A : masalah teratasi
P :Optimalkan intervensi

28
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu
hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan
kurang dari 28 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai.
Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu
didahului dengan matinya janin dalam rahim. Manuaba, 2007:683).
Pendokumentasian Asuhan Keperawaan pada pasien degan abortus
imminem dari pengkajian, analisa data, menentukan diagnosa, merencanakan
tindakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi.

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.


2. Herdman, T.H. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan:
definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC.
3. Jhonson, Marion dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). St.
Louise, Misouri: Mosby, Inc.
4. McCloskey, Joanne C, 2008. Nursing Intervention Classification (NIC).
St. Louise, Misouri: Mosby, Inc.
5. Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
6. Affandi B, Adriaansz G, Gunardi ER, Koesno H. Buku panduan praktis
kontrasepsi pelayanan kontrasepsi. Edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka
7. Sarwono Prawirohardjo; 2011. American Diabetes Association. Standards
of medical care in diabetes. Diabetes Care 2011: 34(1); S11-61.
8. American Heart Association. Part 5: Adult Basic Life Support: 2010
American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care Science. Circulation
2010;122:S685-S705.
9. American Heart Association. Part 12: Cardiac Arrest in Special Situations:
2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care Science. Circulation
2010;122:S829-S861.

30

Anda mungkin juga menyukai