Pengertian Diabetes melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai oleh
hiperglikemia akibat efek pada kerja insulin (resistensi insulin) dan sekresi insulin atau kedua-duanya. Diabetes melitus tipe 1 adalah diabetes yang disebabkan oleh destruksi sel beta pankreas sehingga menyebabkan defisiensi insulin absolut. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas di dalam penatalaksaan kasus diabetes melitus tipe 1 di UPTD Puskesmas Sungai Besar Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sungai Besar Nomor : Tentang Jenis-Jenis Pelayanan Medis Referensi 1. Permenkes No 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktek Klinis bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer Prosedur Alat : 1. Alat pemeriksaan kadar glukosa darah 2. Alat pengukur berat dan tinggi badan Skala antropometri 1. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien(Subjective) Keluhan: 1) Bentuk klasik a. Polifagia b. Poliuri, anak sering mengompol, mengganti popok terlalu sering, disertai infeksi jamur berulang di sekitar daerah tertutup popok, dan anak terlihat dehidrasi c. Polidipsi d. Penurunan berat badan yang nyata dalam waktu 2-6 minggu disertai keluhan lain yang tidak spesifik e. Mudah lelah 2) Kasus ketoasidosis diabetik (KAD) a. Keluhan seperti pada gejala klasik dengan onset cepat dalam waktu beberapa hari b. Nyeri perut, sesak napas, letargi 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana(Objective) 1) Pemeriksaan Fisik: a. Tanpa disertai tanda gawat darurat: Penurunan berat badan kronik Irritable Kandidiasis vagina terutama pada anak wanita prapubertas Gagal tumbuh Biasanya kurus b. Disertai tanda gawat darurat (KAD): Dehidrasi sedang-berat tetapi anak masih polyuria Nyeri perut dan muntah berulang Sesak napas cepat dan dalam disertai bau aseton Gangguan kesadaran Renjatan 2) Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan kadar glukosa darah. Kriteria diagnosis diabetes Gula darah puasa (GDP) ≥126 mg/dL. Puasa tanpa asupan kalori selama minimal 8 jam. ATAU Gula darah 2 jam post prandial (GD2PP) ≥ 200 mg/dL setelah tes toleransi glukosa oral (TTGO). TTGO dilakukan dengan pemberian glukosa 75 gram dalam air. ATAU HbA1C ≥ 6,5%. ATAU Gula darah sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dL pada pasien dengan gejala klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemik. 3. Petugas menegakkan diagnosa klinis (Assessment) No. ICD-10: E10 Insulin-dependent diabetes mellitus Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan kadar gula darah. 4. Petugas menentukan ada tidaknya komplikasi 1) Ketoasidosis diabetikum (KAD) 2) Dehidrasi sedang sampai berat 3) Hipoglikemia berat 5. Petugas menyusun rencana penatalaksanaan komprehensif (Plan) 1) Pemberian insulin Pemberian insulin: injeksi insulin basal dan prandial 3-4 kali per hari, atau dengan infus insulin subkutan kontinu. Dosis insulin anak 0,7-1,0/kg/hari. 2) Pengaturan makan Tujuan: mencapai control metabolic yang baik, tanpa mengabaikan kalori yang dibutuhkan untuk metabolism basal, pertumbuhan, pubertas, ataupun untuk aktivitas yang dilakukan. Jumlah kalori yang dibutuhkan: [1000 + usia (tahun) x 100)] kalori/hari. Komposisi yang dianjurkan: 60-65% karbohidrat, 25% protein, <30% lemak. Jadwal: 3 kali makan utama dan 3 kali makanan kecil. 3) Olahraga Olahraga sesuai dengan minat anak 3 kali seminggu dengan 10 menit pemanasan dan 20 menit latihan aerobik. Perlu diperhatikan pemantauan kemungkinan terjadinya hipoglikemia atau hiperglikemia saat atau pasca olahraga. 4) Edukasi 5) Home monitoring (pemantauan mandiri) 6. Petugas memberikan konseling dan edukasi pada pasien atau keluarga pasien 1) Diabetes mellitus tipe 1 merupakan penyakit seumur hidup. Keberhasilan mencapai normoglikemia sangat bergantung dari cara dan gaya hidup pasien dan keluarga. 2) Edukasi mengenai pengetahuan dasar mengenai DM tipe 1, pengaturan makan, kebutuhan insulin (jenis, dosis,cara penyuntikan, penyimpanan, efek samping), dan pertolongan pertama pada kedaruratan medik akibat DM tipe 1 (hipoglikemia, pemberian insulin pada saat sakit). 3) Keluarga harus bisa melakukan pemantauan kadar glukosa darah serta penyakitnya di rumah. 4) Pemeriksaan glukosa darah sebaiknya dilakukan secara teratur pada saat awal perjalanan penyakit, pada setiap pengantian dosis insulin, atau pada saat sakit. 7. Petugas menetapkan kriteria rujukan 1) DM tipe 1 2) Penderita baru (terutama <2 tahun) yang memulai terapi insulin 3) KAD 4) Dehidrasi sedang sampai berat 5) Hipoglikemia berat (kesalahan pemberian dosis insulin atau dalam keadaan sakit berat) 8. Petugas menentukan prognosis Dubia. Unit terkait 1. Pelayanan Rekam Medis 2. Pelayanan KIA 3. Pelayanan Pemeriksaan Umum Dokumen terkait 1. Rekam Medis 2. Lembar simpus