Anda di halaman 1dari 3

DIABETES MELITUS TIPE 1

No.
:
Dokumen
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit

Halaman :

PUSKESMAS SUNGAI Hj. R O H A N A


BESAR NIP. 19670313 198811 2 002

Pengertian Diabetes melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai oleh


hiperglikemia akibat efek pada kerja insulin (resistensi insulin)
dan sekresi insulin atau kedua-duanya. Diabetes melitus tipe 1
adalah diabetes yang disebabkan oleh destruksi sel beta
pankreas sehingga menyebabkan defisiensi insulin absolut.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas di dalam
penatalaksaan kasus diabetes melitus tipe 1 di UPTD
Puskesmas Sungai Besar
Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sungai Besar
Nomor : Tentang Jenis-Jenis Pelayanan Medis
Referensi 1. Permenkes No 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktek
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer
Prosedur Alat :
1. Alat pemeriksaan kadar glukosa darah
2. Alat pengukur berat dan tinggi badan
Skala antropometri
1. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien(Subjective)
Keluhan:
1) Bentuk klasik
a. Polifagia
b. Poliuri, anak sering mengompol, mengganti
popok terlalu sering, disertai infeksi jamur
berulang di sekitar daerah tertutup popok, dan
anak terlihat dehidrasi
c. Polidipsi
d. Penurunan berat badan yang nyata dalam
waktu 2-6 minggu disertai keluhan lain yang
tidak spesifik
e. Mudah lelah
2) Kasus ketoasidosis diabetik (KAD)
a. Keluhan seperti pada gejala klasik dengan onset
cepat dalam waktu beberapa hari
b. Nyeri perut, sesak napas, letargi
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang sederhana(Objective)
1) Pemeriksaan Fisik:
a. Tanpa disertai tanda gawat darurat:
 Penurunan berat badan kronik
 Irritable
 Kandidiasis vagina terutama pada anak
wanita prapubertas
 Gagal tumbuh
 Biasanya kurus
b. Disertai tanda gawat darurat (KAD):
 Dehidrasi sedang-berat tetapi anak masih
polyuria
 Nyeri perut dan muntah berulang
 Sesak napas cepat dan dalam disertai bau
aseton
 Gangguan kesadaran
 Renjatan
2) Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan kadar glukosa darah.
Kriteria diagnosis diabetes
Gula darah puasa (GDP) ≥126 mg/dL. Puasa
tanpa asupan kalori selama minimal 8 jam.
ATAU
Gula darah 2 jam post prandial (GD2PP) ≥ 200
mg/dL setelah tes toleransi glukosa oral (TTGO).
TTGO dilakukan dengan pemberian glukosa 75
gram dalam air.
ATAU
HbA1C ≥ 6,5%.
ATAU
Gula darah sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dL pada
pasien dengan gejala klasik hiperglikemia atau
krisis hiperglikemik.
3. Petugas menegakkan diagnosa klinis (Assessment)
No. ICD-10: E10 Insulin-dependent diabetes mellitus
Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala
klinis, dan hasil pemeriksaan kadar gula darah.
4. Petugas menentukan ada tidaknya komplikasi
1) Ketoasidosis diabetikum (KAD)
2) Dehidrasi sedang sampai berat
3) Hipoglikemia berat
5. Petugas menyusun rencana penatalaksanaan komprehensif
(Plan)
1) Pemberian insulin
Pemberian insulin: injeksi insulin basal dan prandial
3-4 kali per hari, atau dengan infus insulin subkutan
kontinu. Dosis insulin anak 0,7-1,0/kg/hari.
2) Pengaturan makan
Tujuan: mencapai control metabolic yang baik, tanpa
mengabaikan kalori yang dibutuhkan untuk
metabolism basal, pertumbuhan, pubertas, ataupun
untuk aktivitas yang dilakukan.
Jumlah kalori yang dibutuhkan: [1000 + usia (tahun) x
100)] kalori/hari. Komposisi yang dianjurkan: 60-65%
karbohidrat, 25% protein, <30% lemak.
Jadwal: 3 kali makan utama dan 3 kali makanan kecil.
3) Olahraga
Olahraga sesuai dengan minat anak 3 kali seminggu
dengan 10 menit pemanasan dan 20 menit latihan
aerobik.
Perlu diperhatikan pemantauan kemungkinan
terjadinya hipoglikemia atau hiperglikemia saat atau
pasca olahraga.
4) Edukasi
5) Home monitoring (pemantauan mandiri)
6. Petugas memberikan konseling dan edukasi pada pasien
atau keluarga pasien
1) Diabetes mellitus tipe 1 merupakan penyakit seumur
hidup. Keberhasilan mencapai normoglikemia sangat
bergantung dari cara dan gaya hidup pasien dan
keluarga.
2) Edukasi mengenai pengetahuan dasar mengenai DM
tipe 1, pengaturan makan, kebutuhan insulin (jenis,
dosis,cara penyuntikan, penyimpanan, efek samping),
dan pertolongan pertama pada kedaruratan medik
akibat DM tipe 1 (hipoglikemia, pemberian insulin
pada saat sakit).
3) Keluarga harus bisa melakukan pemantauan kadar
glukosa darah serta penyakitnya di rumah.
4) Pemeriksaan glukosa darah sebaiknya dilakukan
secara teratur pada saat awal perjalanan penyakit,
pada setiap pengantian dosis insulin, atau pada saat
sakit.
7. Petugas menetapkan kriteria rujukan
1) DM tipe 1
2) Penderita baru (terutama <2 tahun) yang memulai
terapi insulin
3) KAD
4) Dehidrasi sedang sampai berat
5) Hipoglikemia berat (kesalahan pemberian dosis insulin
atau dalam keadaan sakit berat)
8. Petugas menentukan prognosis
Dubia.
Unit terkait 1. Pelayanan Rekam Medis
2. Pelayanan KIA
3. Pelayanan Pemeriksaan Umum
Dokumen terkait 1. Rekam Medis
2. Lembar simpus

Rekaman historis perubahan


No Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai