Anda di halaman 1dari 4

PERTEMUAN 2

Minggu lalu kita telah membahas tentang adanya respon internal pada material dimana gaya
internal yang terjadi menyebar pada cross-sectional area. Tegangan normal pada material setara
dengan gaya yang diberikan pada material dibagi dengan luas cross-sectional area. Dimana nilai
dari tegangan normal inilah yang memberitahu apakah pada structural material tertentu tentang
kemungkinan terjadinya failure pada material.
F
σ=
A
Dimana :
σ = normal stress [N/m2]
F = gaya (internal force) [N]
A = luas potongan bidang (cross-sectional area) [m2]
Selain beban axial, material juga mengalami beban transverse dimana arah gaya beban yang
diberikan parallel dengan cross sectional area yang disebut juga dengan tegangan shear rata-rata.
V
τ=
A
Dimana :
τ = Shear Stress
V = gaya (internal force)
A = luas permukaan bidang shear stress
Suatu ketika suatu material terhubungan dengan material lainnya, pada area kedua material
tersebut terhubung, terdapat bearing force, ketika material satu menekan material lainnya dan
pada kasus ini, dapat disebut dengan bearing stress rata-rata.

F
σb=
A
Besaran dan satuan pada bearing stress sama pada normal stress tapi
bearing stress dapat menyebabkan kegagalan structural yang
berbeda pada material.

Meneruskan dari soal pada minggu sebelumnya pada pin A, terdapat bearing stress batang AB di
tengah pin A, kemudian siku mendorong kembali dan pinnya sendiri mendorong siku.
Pada umumnya, tegangan bearing bukan merupakan
penyebab failure catasthropic pada bangunan. Structural
failure biasanya terjadi pada tegangan normal atau tegangan
shear atau kombinasi dari keduanya.
Failure yang terjadi pada structural material bukan hanya
terjadi ketika material retak atau tidak dapat lagi menahan
beban. Failure juga bisa disebabkan oleh terjadinya
deformasi pada material sehingga material menjadi tidak pas
satu sama lain atau terdeformasi hingga tidak lagi dapat
berfungsi seperti seharusnya.
Gaya yang terjadi pada material tidak hanya
dilihat dari bidang aksial seperti biasanya,
namun dapat dilihat juga dari cross-sectional
miring, seperti pada gambar di samping.
Pada kasus seperti ini, kita dapat memecah
gaya yang terjadi pada P menjadi dua
komponen. Komponen normal pada gaya
tersebut bersikap normal terhadap permukaan
disebut F. dan gaya komponen transverse yang arahanya parallel dengan cross-sectional area
disebut dengan V. Sehingga tegangan normal internal dapat dihitung sebagai berikut :
F=P cos θ
A0
A θ=
cos θ
2
F Pcos θ
σ P= = =σ 0 cos 2 θ
Aθ A0

Dapat dilihat pada persamaan diatas, bahwa tegangan normal yang terjadi pada bidang miring
lebih kecil daripada tegangan normal yang terjadi pada bidang tegak lurus. Sedangkan untuk
tegangan shear internal pada bidang miring adalah :
V =P sin θ
V P sin θ cos θ
τθ= = =τ 0 sin θ cos θ
Aθ A0

Tegangan normal maksimum yang terjadi pada suatu


batang terletak pada bidang tegak lurus (pada sudut
90O) Sedangkan tegangan shear maksimum terjadi
pada bidang yang memembentuk sudut 45O terhadap
sumbunya.

Jika pada suatu benda diberikan beberapa beban dimana arah beban – beban tersebut tidak
beraturan (acak), untuk mempermudah perhitungan resultan tegangan dan pada benda tersebut,
maka bisa dicari dengan memberikan sistem koordinasi terhadap gaya-gaya yang terjadi pada
benda yang bertemu pada suatu titik di tengah benda tersebut seperti pada gambar disamping.
Komponen normal didapatkan dari komponen X, namun shear komponen dapat terjadi di arah
manapun pada cross-sectional area.
Distribusi komponen tegangan shear internal pada benda tersebut dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Dimana :
τxy = Tegangan shear pada face x,
di arah y
τxy = tegangan shear pada face x di
arah z

Komponen tegangan didefinisakn sebagai bidang yang dipotong secara parallel terhadap sumbu
x, y dan z. untuk mencapai kesetimbangan, tegangan yang sama dan berlawanan diberikan pada
bidang yang tidak terlihat.
Pada obyek disamping, kita dapat melihat bahwa terdapat 9
komponen. Dimana kombunasi gaya yang dihasilkan oleh
tegangan tersebut harus memenuhi kondisi kesetimbangan :

∑ F=0
∑ M =0

Jika lihat kubik tersebut secara dua dimensi dari sudut


pandang Z pada arah sumbu X dan sumbu , maka akan
terlihat seperti pada gambar berikut :
Untuk tegangan shear,
τ xy ΔAa−τ yx ΔAa=0

Dimana τ xy ΔAa adalah pasangan x face dan


τ yx ΔAa adalah pasangan y face, sehingga :

τ xy =τ yx

Anda mungkin juga menyukai