TEKNIK SAMPLING
Dosen Pengampu : Ni Made Rastini, S.E.,M.M.
Oleh :
Kelompok 9
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
TEKNIK SAMPLING
Pada umumnya sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang memiliki
karakteristik populasi dalam penelitian. Dalam sebuah penelitian baik itu skripsi,tesis maupun
desertasi keberadaan sempel penelitian dijadikan sebagaii sumber pengambilan data baik itu
secara kuantitatif maupun kualitatif. Dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling
untuk menentukansampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling pada
dasarnya di bedakan menjadi dua, yaitu probability sampling dan non probability sampling.
Jenis Desain
Pertimbangan
Probabilitas Nonprobabilitas
Biaya Lebih Mahal Lebih Murah
Akurasi Lebih Tepat Kurang Tepat
Waktu Lebih Lama Lebih Cepat
Penerimaan Hasil Penerimaan Universal Penerimaan Masuk Akal
Kemampuan Generalisasi Baik Jelek
Para peneliti dan manajer perlu memberikan perhatian pada kelima jenis
pertimbangan ini karena menentukan biaya total dan kualitas hasil penelitian. Pertimbangan
memilih sampel probabilitas atau nonprobabilitas tergantung dari apakah masalah
keterwakilan sampel merupakan aspek penting yang dipertimbangkan atau tidak.
Sampel random sederhana merupakan desain pemilihan sampel yang paling sederhana
dan mudah. Prinsip pemilihan sampel dalam desain ini adalah setiap elemen dalam populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (Kuncoro,2009:127). Menurut Jogianto
(2013:95), pengambilan sampel secara random sederhana dilakukan dengan mengambil
secara langsung dari populasinya secara random. Untuk membuat banyak angka random
sederhana adalah sebagai berikut (Davis E Cosenza,1993:227-231):
2
1. Tentukan populasi penelitian dan dapatkan unit pemilihan sampel;
2. Tentukan besar sampel yang dikehendaki;
3. Ambil sampel secara acak dari unit pemilihan sampel;
4. Ulangi proses c sampai dengan jumlah sampel yang sama dengan besar sampel yang
dikehendaki.
Dalam hal ini, yang terpenting adalah prinsip bahwa seluruh elemen memperoleh
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Beberapa kelebihan dan kelemahan
dari pemilihan random sederhana adalah sebagai berikut (Kuncoro,2009;127):
Kelebihan : (1) Prosedur pemilihan sampel sangat mudah; (2) Unit pemilihan sampel hanya
satu macam; (3) Kesalahan klasifikasi dapat dihindarkan; (4) Cukup dengan gambaran garis
besar dari populasi; (5) Merupakan desain sampel yang paling sederhana dan mudah.
Kelemahan : (1) Gambaran umuum populasi yang mungkin sudah diketahui peneliti tidak
dipergunakan seluruhnya; (2) Dengan mengguunakan jumlah sampel yang sama, tingkat
ketelitian dan kecermatan penelitian menjadi lebih rendah daripada pemilihan random
stratifikasi.
Suatu periode yang pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara anggota pertama
saja yang diambil secara random, sisanya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu.
Penarikan sampel sistematis dilakukan melalui tiga tahap:
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat menggunakan metode penarikan
sampel secara strtatifikasi:
Kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar penentuan strata
(kelas/kelompok/lapisan).yang menjadi patokan adalah variabel yang akan diteliti.
3
Informasi mengenai sifat populasi yang digunakan sebagai kriteria untuk
membuat strata. Misal: jenis kelamin, status sekolah dan lainnya.
Metode ini dinilai sebagai metode pemilihan sampel secara acak yang paling efisien
dan lebih relevan dengan maslaah atau pertanyaan penelitian diantara alternatif metode
pemilihan sampel probabilitas. Penarikan sampel ini didasarkan strata yang menakankan pada
homogenitas. Kelemahannya, jika perbedaan jumlah elemen antata strata yang satu dengn
strata yang lain cukup besar, secara proposional ada kemungkinan jumlah subyek pada strata
tertentu terlalu kecil dan pada strata yang lain terlalu besar.
Dalam menyusun desain sampel kluster yang di dalamnya termasuk sampel area
terlebih dahulu peneliti harus menjawab penanyaan-pertanyaan berikut (Cooper & Schindler,
2008: 393):
4
e. Sampel Daerah Multitahap (Multistage Area Sampling)
Kesempatan yang berbeda bagi setiap anggota populasi dalam sampel non
probabilitas ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (Rahyuda,2004;51):
Menurut Burhan (2005;123) ada beberapa sifat populasi, yang kalau tidak terjadi
tumpang-tindih satu dengan yang lainnya, maka terlihat sifat-sifat sebagai berikut:
1. Populasi Berstrata
Sifat populasi semacam ini adalah terdiri atas unit-unit yang sifatnya berstrata
(berlapis). Unit populasi adalah golongan-golongan, kelompok-kelompok dan sebagainya
yang memiliki sifat bertingkat atau berlapis yang jelas. Misalnya, Suatu penelitian yang
berpopulasi pedagang di kota Surabaya. Pedagang-pedagang tersebut dapat dibagi menjadi:
pedagang keciI, pedagang menengah, dan pedagang besar.
5
2. Populasi area
Slfat populasi area adalah mudah ditentukan, asalkan penelitian mengetahui batas-
batas area tersebut. Kalau penelitian menggunakan pembatasan suatu area dilihat dari
pembatasan sistem pemerintahan, maka unit populasi adalah desa,kecamatan, kabupaten dan
seterusnya.
3. Populasi Cluster
Populasi ini menunjukkan unit-unit yang berumpun atau berkelompok, tanpa ada pada
tingkatan masing-masing. Kelompok atau rumpun yang ada, Kalau populasinya adalah umat
beragama, maka ada umat: Kristen, Protestan, Hindu, Buddha dan Islam. Kalau populasi
adalah penduduk berdasarkan etnis, maka ada penduduk: Jawa, Ambon, Batak, Sunda,
,Kalimantan lrian, Sulawesi, Tionghoa,dan sebagainya.
Mungkin peneliti sedikit harus menguras pikirannya, kalau dia menghadapi penelitian
dengan populasi yang beraneka sifat. Karna saat di teliti terhadap keanekaragaman populasi
sekilas seperti jenis populasi tertentu tetapi saat diamati lebih jauh lagi ternyata merupakan
rumpun-rumpun tertentu.
Reliance On Variable Subjects ini sering disebut sebagai penarikan sampel secara
kebetulan (insidental). Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel. Cara ini menyebutkan bahwa peneliti dapat memilih orang-orang
terdekat yang bisa dijumpai atau memilih responden yang pertama kali dapat dijumpai dan
dapat digunakan sebagai sampel. Teknik ini dapat dikatakan sebagai salah satu teknik yang
beresiko terutama untuk penelitian yang bersifat sosial. Karena teknik ini tidak dapat
menjamin apakah sampel yang diambil tersebut representatif atau tidak.
6
Penelitian yang biasanya menggunakan teknik sampling ini adalah penelitian yang
populasinya adalah individu-individu yang sukar ditemui dengan alasan sibuk, tidak mau
diganggu, tidak bersedia menjadi responden, atau alasan lainnya.
b. Purposive Sampling
c. Snowball Sampling
7
d. Quota Sampling
Quota sampling adalah jenis kedua dari purposive sampling. Metode ini digunakan
untuk memastikan bahwa subgrup dalam populasi telah terwakili dengan berbagai
karakteristik sampel sampai batas tertentu seperti yang dikehendaki oleh peneliti. Teknik ini
juga digunakan ketika peneliti tidak dapat mengetahui jumlah rinci dari tiap strata
populasinya kemudian dalam penarikan sampel harus sesuai dengan kuota yang telah
ditentukan dan apabila ada subgrup dalam populasi metode ini akan memastikan bahwa
setiap subgrup sudah diwakilkan sesuai kuota yang telah ditentukan.
Teknik sampling ini memiliki sifat yang tidak jauh dari puposive sampling, yaitu
lebih mementingkan tujuan penelitian dalam menentukan sampling penelitian. Sampel
penelitian adalah unit populasi yang ditentukan terlebih dahulu, sehingga kuota sampling
digunakan hanya untuk menentukan unit populasi yang akan dijadikan sampel penelitian. Hal
yang perlu digaris bawahi disini adalah, semua unit populasi yang telah ditentukan sebagai
sampel penelitian, haruslah diinterview atau diberi kuisioner, dengan kata lain semua unit
populasi yang termasuk dalam quota haruslah dijadikan responden dalam penelitian tersebut.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ketut Rahyuda. 2017. Metode Penelititan Bisnis. Denpasar :Udayana University Press.