Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN KONFLIK DAN NEGOSIASI

“TUGAS UTS”
DOSEN PENGAJAR:
I Gusti Made Suwandana, S.E.,M.M.

OLEH :

M. UKY TAUFIQUR R 1707521031

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA

2020
KONFLIK

Ombudsman RI telah menerima laporan pengaduan masyarakat mengenai Tower BTS


milik PT. Telkomsel di Banjar Tektek-Bali melalui Kantor Ombudsman RI Perwakilan Bali.
Dalam proses pemeriksaan, ditemukan bahwa Tower BTS tersebut telah memiliki Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB), belum memenuhi persyaratan dari Peraturan Walikota
(PerWalkot) Bali Nomor 6 tahun 2018 tentang Pembangunan Menara Telekomunikasi di kota
Denpasar yang menyatakan bahwa salah satu jenis perijinan yang wajib dimiliki adalah Surat
Ijin Tempat Usaha (SITU). PT. Telkomsel belum mengajukan permohonan SITU di Banjar
Tektek, dikarenakan Tower BTS telah berdiri sebelum PerWalkot diterbitkan.

Hasil akhir proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Ombudsman RI Perwakilan Bali
berujung dengan dikeluarkannya beberapa tindakan korektif untuk Pemerintah Kota
Denpasar dan PT. Telkomsel. Dikarenakan pada batas waktu yang ditentukan, tindakan
korektif dimaksud belum dilaksanakan oleh Instansi terkait, maka dari itu penanganan
laporan berlanjut kepada Tim Resolusi dan Monitoring Ombudsman RI Pusat. Menindak
lanjuti hal tersebut, Tim Resolusi dan Monitoring melakukan telaah dan koordinasi dengan
para pihak terkait. Berdasarkan hasil telaah dan koordinasi, Pelapor menginginkan agar
Tower BTS tersebut dibongkar, karena meresahkan masyarakat sekitar (penyanding) terhadap
dampak Tower BTS yang telah cukup lama didirikan. Sementara dari pihak PT. Telkomsel
merasa telah memenuhi prosedur dan tidak mungkin merelokasi Tower BTS tersebut.
dikarenakan pemindahan tower akan berdampak pada ketiadaansignal di lokasi dan sulitnya
proses pendirian Tower baru. Selain itu, juga terdapat perjanjian penggunaan bersama
dengan operator lain atas Tower BTS di lokasi Banjar Tektek tersebut.

Peliknya permasalahan yang terjadi membuat Tim Resolusi dan Monitoring


mengambil langkah untuk melakukan upaya konsiliasi kepada pihak-pihak terkait. Konsiliasi
dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2019 di Kantor Ombudsman RI Perwakilan Bali di
Denpasar, dalam pelaksanaannya difasilitasi oleh 3 (tiga) orang Asisten Ombudsman RI dan
hadir dalam Konsiliasi tersebut yaitu dari pihak Pelapor, Pemerintah Kota Denpasar, dan
Pejabat dari PT. Telkomsel Bisnis Support Area 3 dengan kesepakatan akhir yaitu PT.
Telkomsel bersedia untuk merelokasi Tower BTS di Banjar Tektek Denpasar dalam waktu 5
(lima) tahun. Selain itu, PT. Tekomsel juga akan melakukan pemeliharaan untuk keamanan,
kenyamanan dan ketertiban bersama bagi warga. Dengan selesainya konsiliasi dimaksud serta
tidak adanya tanggapan dari Para Pihak, maka Ombudsman RI telah menyatakan kasus
ditutup pada bulan April 2019. Pelapor merasa sangat senang dan mengucapkan terimakasih
atas kesepakatan dalam konsiliasi oleh Ombudsman RI. Semoga hal ini menjadi
pertimbangan bagi Instansi Terlapor lainnya (Penyelenggara Negara) untuk dapat
berkoordinasi dengan Ombudsman dalam penyelesaian laporan masyarakat dan mau
melakukan upayawin-win solution, sehingga persoalan dapat teratasi dengan baik.

Pertanyaan kasus

1. Masalah masalah apa yang terjadi (pandangan ketiga pihak).


a. Pandangan pihak pertama (pelapor)
Pelapor menginginkan agar Tower BTS tersebut dibongkar
b. Pandangan pihak kedua (terlapor)
PT. Telkomsel merasa telah memenuhi prosedur dan tidak mungkin merelokasi
Tower BTS tersebut
c. Pandangan pihak ketiga (pemerintah)
PT. Telkomsel belum mengajukan permohonan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)
di Banjar Tektek, dikarenakan Tower BTS telah berdiri sebelum PerWalkot
diterbitkan.
2. Tahapan penanganan konflik
a. Pengaduan
Pelapor (masyarakat) malakukan pelaporan kepada Kantor Ombudsman RI
Perwakilan Bali menganai masalah pembangunan Tower BTS di lokasi Banjar
Tektek.
b. Penapisan (pemeriksaan)
Dalam proses pemeriksaan, ditemukan bahwa Tower BTS tersebut telah memiliki
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), belum memenuhi persyaratan dari Peraturan
Walikota (PerWalkot) Bali Nomor 6 tahun 2018 tentang Pembangunan Menara
Telekomunikasi di kota Denpasar yang menyatakan bahwa salah satu jenis
perijinan yang wajib dimiliki adalah Surat Ijin Tempat Usaha (SITU). PT.
Telkomsel belum mengajukan permohonan SITU di Banjar Tektek, dikarenakan
Tower BTS telah berdiri sebelum PerWalkot diterbitkan.
c. Penilaian konflik
Mengambil langkah untuk melakukan upaya konsiliasi kepada pihak-pihak terkait.
Konsiliasi dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2019 di Kantor Ombudsman RI
Perwakilan Bali di Denpasar, dalam pelaksanaannya difasilitasi oleh 3 (tiga) orang
Asisten Ombudsman RI dan hadir dalam Konsiliasi tersebut yaitu dari pihak
Pelapor, Pemerintah Kota Denpasar, dan Pejabat dari PT. Telkomsel Bisnis
Support Area 3 dengan kesepakatan akhir yaitu PT. Telkomsel bersedia untuk
merelokasi Tower BTS di Banjar Tektek Denpasar dalam waktu 5 (lima) tahun.
Selain itu, PT. Tekomsel juga akan melakukan pemeliharaan untuk keamanan,
kenyamanan dan ketertiban bersama bagi warga.
3. Dampak yang dialami/dirasakan (ketiga belah pihak).
a. Bagi pihak pertama (pelapor)
Pelapor merasa sangat senang dan mengucapkan terimakasih atas kesepakatan
dalam konsiliasi oleh Ombudsman RI
b. Bagi pihak kedua (terlapor)
Terlapor dapat memenuhi keinginan dari pihak pelapor sehingga pelapor senang
dan Terlapor memiliki waktu 5 tahun dalam merelokasikan tower dari tuntutan
dari pelapor sehingga terlapor dapat menyelesaikan masalah untuk pemindahan
tower tersebut karena masih memiliki waktu 5 tahun
c. Bagi pihak ketiga (pemerintah)
Dapat berkoordinasi dengan Ombudsman lebih baik dalam penyelesaian laporan
masyarakat dan mau melakukan upaya win-win solution, sehingga persoalan dapat
teratasi dengan baik.
4. Berikan solusi strategi penanganan (sesuai teori man.konflik&negosiasi).
Solusi dalam penangan konflik tersebut dapat menggunakan Strategi akomodasi. Cara
ini menjadi tepat bila individu sadar bahwa ia bersalah, kepentingan pihak lain lebih
menunjol dibandingkan kepentingan diri sendiri. Strategi ini juga dapat
menghindarkan kedalam situasi yang lebih parah. Sehingga penanganan konflik ini
dapat dilakukan dengan strategi akomodasi dengan cara konsiliasi. Yaitu dengan
mempertemukan para pihak terkait agar dapat tercapai kespakatan Bersama, sehingga
konflik dapat berahir dengan sebuah kesepakatan demi kebaikan Bersama.
5. Berikan kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa pihak pelapor merasa tower tersebut
mengganggu masyarakat setempat sehingga meminta pihak terlapor untuk
membongkar tower tersebut. Dan pihak pelapor sendiri memang memiliki ijin
mendirikan akan tetapi ada persyaratan dari pemerintah yang belum terpenuhi. Akan
tetapi pihak terlapor merasa telah memenuhi persyaratan dari pemerintah karena
mereka mendirikan towernya sebelum adanya peraturan baru tersebut. Sehingga disini
memang harus adanya kejelasan mengenai peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah apakah peraturan tersebut juga berlaku bagi pihak yang sudah mendirikan
sebelum peraturan itu ada apa emang hanya berkaku kepada pihak yang belum
mendirikan tower.
Menurut pendapat saya pribadi pihak terlapor harus memenuhi peraturan yang
berlaku sehingga kegiatannya berbadan hukum yang kuat dan pihak pelapor juga
harus mampu menjaga keamanan dan kenyamanan warga setempat agar kegiatan
usahnya dapat berjalan optimal dan tetap menjaga kesejahteraan warga sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai