Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.

)
1(2) – Desember 2012 : 156-165

Komunitas Anura (Amphibia) pada Tiga Tipe Habitat Perairan


di Kawasan Hutan Harapan Jambi

Community of Anura (Amphibia) in three types of wetland habitat at the Harapan


Rainforest Jambi
Kharisma Putra1)*), Rizaldi1), dan Djong Hon Tjong2)
1)
Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis, Padang, 25163
2)
Laboratorium Genetika, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Andalas, Kampus UNAND Limau Manis, Padang, 25163
*)Koresponden : kharismaputra019@gmail.com

Abstract

A study on Anuran’s community (Amphibia) living in three types of wetland habitats ( i.e:
rivers, lakes, and swamp forest) at Harapan Rainforest Jambi was conducted from October 2011
to January 2012 by using Encounter Visual Survey along six belt transects. This study found
115 individuals of Anura’s, which belong to 14 species, eight genera, and three families.
Density of each species was different between the three wetland habitats. The highest density in
the rivers was Limnonectes paramacrodon (6.66 ind/ha), in the lakes was Occydozyga
sumatrana (16.87 ind/ha), and in the swamp forest was Limnonectes paramacrodon (5 ind/ha).
Diversity index of Shannon Wiener indicated that species diversity was different between lakes,
rivers, and swamp forest (rivers: 1.227, lakes: 1.594, and swamp forest: 1.154). The highest
similarity index was found between rivers and lakes (42.86%), and the lowest between swamp
forest and lakes (16.67%). Distribution patterns of most Anuran’s species based on Quadrat
Variance Analysis were clumped.

Keywords: anura, community structure, distribution pattern, wetland habitat

Pendahuluan perairan dengan kecepatan arus tinggi,


namun ada pula yang hanya ditemukan
Keberadaan Amphibia di suatu habitat pada daerah dengan kecepatan arus rendah,
sangat dipengaruhi oleh tipe habitat bahkan perairan tenang.
tersebut. Fejervarya limnocharis umumnya Keberadaan jenis Amphibia pada
ditemukan pada daerah persawahan, Rana suatu habitat dapat tergambar dari struktur
erythraea umumnya hidup di perairan komunitas Amphibia dan penyebarannya
tergenang seperti rawa, danau, dan telaga pada habitat tersebut. Struktur komunitas
(Iskandar, 1998). Pada beberapa jenis hanya dan pola penyebarannya sangat bergantung
ditemukan di hutan primer, dan beberapa pada sifat fisika kimia lingkungan serta
spesies lainnya ditemukan di hutan keistimewaan biologis organisme itu
sekunder dan hutan yang telah terdegradasi. sendiri. Keberadaan suatu spesies juga
Keberadaan beberapa jenis katak dapat berpengaruh terhadap keberadaan spesies
membantu para peneliti untuk memahami lain.
bagaimana aktivitas manusia dapat merubah Salah satu daerah yang sangat
habitat (Halliday and Adler, 1986). menarik dalam kajian struktur komunitas
Habitat perairan merupakan tempat Amphibia adalah daerah Hutan Harapan
yang tidak terpisahkan dari kehidupan Provinsi Jambi dengan luas 98.555 ha.
Amphibia. Masing-masing tipe perairan Berdasarkan foto citra lansat, tipe hutan
mempunyai karakteristik yang berbeda, Harapan dibagi menjadi tiga kelompok,
baik mikro maupun makro habitat. yakni hutan sekunder rendah 25%, hutan
Perbedaan tersebut ikut mempengaruhi sekunder menengah seluas 25%, dan hutan
keberadaan jenis-jenis Amphibia. Beberapa sekunder tinggi 40%. Sisanya berupa lahan
jenis ada yang hanya ditemukan di daerah terbuka atau semak belukar seluas 10%
157

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)


1(2) – Desember 2012 : 156-165

(Anonimous, 2011). Dalam kawasan Hutan lingkungan juga dilakukan pada masing-
Harapan terdapat berbagai tipe perairan masing transek.
seperti sungai, danau, dan rawa. Hutan
Harapan dulunya merupakan daerah bekas Lokasi pengoleksian sampel di lapangan
hak pengelolaan hutan yang sekarang
dilakukan proses restorasi untuk pemulihan Sungai yang dijadikan tempat pengambilan
kondisinya (Birdlife, 2008). Kerusakan sampel ada tiga lokasi, yakni di daerah
hutan yang tinggi di kawasan ini yang hutan sekunder rendah, sedang, dan tinggi.
kemudian mengalami proses pemulihan, Pengoleksian sampel di daerah sungai
secara langsung atau tidak langsung akan dilakukan dengan menyusuri sepanjang
ikut mempengaruhi struktur dan komposisi aliran sungai pada malam hari pada transek.
hewan yang terdapat di dalamnya termasuk Lebar transek di ukur dari tepi sungai (10
salah satunya Amphibia. meter kiri dan 10 meter kanan). Hanya satu
Penelitian mengenai Amphibia lokasi rawa yang dijadikan pengambilan
belum banyak dilakukan di daerah Hutan sampel yang terletak di daerah hutan
Harapan. Survei Amphibia yang pernah sekunder tinggi. Pengambilan sampel pada
dilakukan sebelumnya melaporkan 29 Jenis habitat danau dilakukan pada dua danau
Amphibia yang didominasi oleh Fejerfarya yang terletak di daerah hutan sekunder
cancrivora, Fejerfarya limnocharis, rendah dan sekunder sedang. Lebar transek
Hylarana nicobariensis dan Rachoporus diukur dari tepi air danau.
appendiculatus (Imansyah, 2010). Namun
informasi mengenai ekologi terutama
struktur komunitas dan pola sebaran masih Analisis Data
sangat sedikit dan belum dipublikasikannya
secara umum (Iskandar & Colijn, 2000). Kepadatan (K) dan Kepadatan Relatif (KR)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui suatu jenis dapat dihitung menggunakan
komposisi dan struktur serta pola rumus;
penyebaran jenis-jenis Anura pada tiga tipe
habitat perairan di kawasan Hutan Harapan
Jambi.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian


ini adalah Encounter Visual Survey di
sepanjang belt transect dengan jumlah
transek sebanyak enam buah. Satu transek
di masing-masing tipe perairan dengan Frekuensi (F) kehadiran suatu jenis dapat
ukuran 20 x 400 meter yang dibagi menjadi dihitung dengan menggunakan rumus
sub plot dengan ukuran masing-masingnya (Suin, 2002) ;
20 meter. Pencarian sampel dilakukan pada
malam hari mulai pukul 19.00 sampai 23.00
WIB dengan dua kali pengulangan pada
setiap lokasi. Katak yang terlihat dicatat
dan ditangkap dan dimasukan ke dalam
Perhitungan indeks diversitas Anura pada
kantung plastik. Pemotretan di lapangan
masing-masing habitat menggunakan
dilakukan bila memungkinkan. Identifikasi
pesamaan Shannon-Wiener dengan rumus;
dengan menggunakan panduan dari Van
Kampen (1923), Berry (1975), Inger and
Stuebing (1997), Iskandar (1998), Mistar
(2003). Pencatatan faktor fisika-kimia
(Michael, 1994)
158

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)


1(2) – Desember 2012 : 156-165

Keterangan : Pola Penyebaran


H’ = Indeks Diversitas Shannon-Wiener
Pengukuran pola penyebaran jenis katak
dihitung dengan menggunakan analisis
Varian Kuadrat (Paired Quadrat Variance
Method) (Ludwig and Reynolds, 1998)
Nilai varian H’ dapat dihitung dengan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
menggunakan rumus (Magurran, 1988) Langkah 1 : dihitung varian pada spasi ke-1
dengan rumus :
Var (X)1 = [1/N-1] {1/2(x1-x2)2 + 1/2(x2-
x3)2 + ... + 1/2(xn-1-xn)2}
Langkah 2 : dihitung pula varian di spasi
ke-2 dengan rumus
Untuk melihat signifikansi perbedaan Var (X)2 = [1/N-2] {1/2(x1-x3)2 + 1/2(x2-
tingkat keanekaragaman komunitas antar x4)2 + ... + 1/2(xn-2-xn)2}
habitat dapat dihitung dengan menggunakan Langkah 3 : dilakukan penghitungan varian
uji “t” (Magurran, 1988) : spasi berikutnya analog dengan langkah-
langkah di atas.
Langkah 4 : Digambarkan tipe pola
distribusi dari hasil perhitungan di atas
dalam bentuk grafik, yang mana jika pola
distribusinya;
a) Acak, maka variannya akan tergambar
berfluktuasi secara acak pada kuadrat
yang berbeda
Untuk mencari tingkat keseragaman b) Beraturan, maka variannya tidak akan
komunitas, maka dihitung indeks terlalu berfluktuasi pada kuadrat yang
Ekuitabilitas dengan rumus : berbeda
c) Mengelompok, maka variannya akan
J = Indeks Ekuitabilitas tergambar suatu puncak pada kuadrat
H’ = Indeks Diversitas tertentu yang mana individu ditemukan
H’max = ln S mengelompok.
S merupakan jumlah jenis
(Michael, 1994) Hasil dan Pembahasan
Indeks kesamaan komunitas antar habitat Komposisi Komunitas
Menurut Suin (2002), Indeks Kesamaan
Komunitas antar habitat dapat dihitung Komposisi Anura pada tiga tipe perairan di
menggunakan rumus Sorensen; kawasan hutan Harapan Jambi yang
ditemukan selama penelitian sebanyak 115
individu yang termasuk kedalam 14 jenis,
delapan genus dan tiga famili (Tabel 1.)
Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan
Jika indeks kesamaan besar dari 50 %, dengan penelitian Sulasta (2008) tentang
maka tingkat kesamaan komunitas antara komunitas Anura di Hutan Pendidikan dan
kedua habitat tergolong serupa. Jika indeks Penelitian Biologi (HPPB) Universitas
kesamaan kecil dari 50 %, maka tingkat Andalas Padang yang mendapatkan 18
kesamaan komunitas antara kedua habitat jenis, 10 genera, lima famili, dan 425
tergolong tidak serupa (Kendeigh, 1980). individu. Hal ini diperkirakan akibat
kawasan Hutan Harapan Jambi yang
habitatnya sudah sangat terganggu
159

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)


1(2) – Desember 2012 : 156-165

dibandingkan dengan kawasan HPPB Imansyah (2010) melaporkan di


Universitas Andalas Padang. kawasan Hutan Harapan didapatkan 29
Tabel 1 memperlihatkan bahwa jenis Anura yang didominasi oleh
Anura terbanyak yang ditemukan di habitat Fejervarya cancrivora, F. limnocharis, H.
sungai adalah L. paramacrodon (16 nicobariensis, dan Rachoporus
individu), pada habitat danau adalah O. apendiculatus. Perbedaan ini karena
sumatrana (27 Individu), dan pada habitat penelitian yang dilakukan oleh Imansyah
rawa adalah L. paramacrodon (4 individu). dilakukan pada daerah Hutan Harapan
secara keseluruhan, termasuk wilayah
Sumatera Selatan.

Gambar 1 memperlihatkan jumlah jenis dan


individu terbanyak ditemukan pada habitat
danau. Hal ini dapat disebabkan danau
mempunyai banyak mikrohabitat yang
sesuai bagi kehidupan Amphibia khususnya
Anura. Danau mempunyai pinggiran yang
variatif. Pada bagian tepi danau, terdapat
lumpur yang menjadi habitat bagi beberapa
Amphibia. Pada beberapa bagian yang lain
terdapat semacam muara, pertemuan antara
sungai dengan danau. Vegetasi di bagian
pinggir danau terdiri dari paku-pakuan,
pohon yang menjorok ke arah danau, dan
Gambar 1. Komposisi Anura pada tiga tipe ranting-ranting serta pohon tumbang
habitat perairan di kawasan Hutan
sehingga menyediakan tempat bagi katak
Harapan Jambi
untuk bertengger.
160

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)


1(2) – Desember 2012 : 156-165

Jumlah jenis dan individu paling adalah O. sumatrana (16,87 ind/ha) dan H.
sedikit ditemukan pada habitat rawa. Hal ini erythraea (13,75 ind/ha), sedangkan pada
dapat disebabkan volume air pada habitat habitat rawa adalah L. paramacrodon (5
rawa yang sangat tergantung keadaan ind/ha).
cuaca. Pada saaat pengambilan sampel di Penelitian sebelumnya oleh Sulasta
lapangan, volume air pada habitat rawa (2008) tentang komunitas Anura di HPPB
menurun pada beberapa bagian dalam Padang mendapatkan kepadatan tertinggi
transek, hal ini berbeda dengan keadaan pada habitat sungai adalah Limnonectes
transek pada saat survei yang volume airnya kuhlii (45,31 ind/ha). Perbedaan ini erat
cukup tinggi. kaitannya dengan kesesuaian mikrohabitat
Faktor fisika kimia lingkungan tiap yang menjadi tempat hidup jenis Anura.
habitat perairan mampu mendukung Habitat sungai di Hutan Harapan Jambi
keberadaan Amphibia yang hidup di sana. mempunyai karakteristik berlumpur dan
Berdasarkan hasil pengukuran faktor fisika tidak berbatu, dengan warna air cenderung
kimia lingkungan pada ketiga habitat kuning kecoklatan. Habitat seperti ini tidak
perairan tidak menunjukkan perbedaan sesuai dengan habitat L. kuhlii yang lebih
yang nyata. Suhu udara berkisar 26-28oC, menyukai sungai dengan perairan jernih
suhu air 27-29oC, kecepatan arus sungai (IUCN, 2012).
15,7-17,6 cm/s, kelembaban udara 96-98% Kepadatan suatu jenis juga
dan pH air 5 pada semua habitat perairan. dipengaruhi oleh ketersediaan makanan.
Selama penelitian, famili Bufonidae Makanan katak terutama adalah jenis-jenis
yang didapatkan ialah I. parvus, P. asper serangga, dan invertebrata kecil (Inger &
dan P. signata. Menurut Van Kampen Stuebing, 1997). Hampir disemua L.
(1923), famili Bufonidae tersebar luas di malesianus dan L. paramacrodon yang
dunia kecuali Madagaskar, bagian timur ditangkap selama penelitian, ditemukan
kepulauan Indo-Australia, dan Polinesia. berbagai jenis serangga dan invertebrata
Jumlah individu paling banyak kecil seperti kepiting di dalam lambungnya.
ditemukan adalah dari famili Dicroglosidae Hal ini sama dengan hasil penelitan
yang tergolong kedalam tiga genus yaitu Kurniati (1998) yang menemukan berbagai
Limnonectes, Occidozyga, dan Fejervarya. macam serangga di dalam lambung katak
Genus Limnonectes semuanya ditemukan di yang ditelitinya.
tebing sungai dan tepi sungai. Jenis Kepadatan relatif menunjukkan
Limnonectes yang ditemukan dua spesies kepadatan suatu jenis terhadap jenis lainnya
yakni L. paramacrodon, dan L. malesianus. pada habitat tersebut. Kepadatan relatif
Kedua spesies ini menurut IUCN tergolong Anura di tiga tipe perairan di kawasan
spesies yang mendekati terancam punah Hutan Harapan Jambi dapat dilihat pada
(near threatened). Banyaknya jumlah Gambar 2. Kepadatan relatif Anura
individu L. paramacrodon yang ditemukan tertinggi yang ditemukan di daerah sungai
disebabkan ketersediaan mangsa berupa adalah L. paramacrodon (45,6%), diikuti
kepiting. Jenis katak berukuran besar oleh L. malesianus (34,5%). Pada daerah
seperti genus Rana dan Limnonectes danau kepadatan relatif Anura tertinggi
diketahui memakan invertebrata dan katak adalah O. sumatrana (37%) dan H.
kecil (Inger dan Stuebing 1997; Kurniati erythraea (30,1%), dan pada daerah rawa
1998). adalah L. paramacrodon (57,14%).

Struktur Komunitas Kepadatan relatif suatu jenis


dipengaruhi oleh interaksi antar spesies.
Komunitas Anura pada habitat sungai Interaksi seringkali terjadi antara dua atau
menunjukkan kepadatan yang cukup tinggi, lebih spesies.
terutama didominasi oleh L. paramacrodon
(6,66 ind/ha) dan L. malesianus (5 ind/ha).
Kepadatan tertinggi pada habitat danau
161

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)


1(2) – Desember 2012 : 156-165

Interaksi dapat bersifat positif dan tinggi berarti jenis itu sering ditemukan
dapat pula bersifat negatif. Salah satu pada habitat itu.
bentuk interaksi negatif ialah adanya Frekuensi kehadiran sering pula
persaingan. Kurniati (1998) melakukan dinyatakan sebagai konstansi yang
penelitian terhadap pola makan empat jenis dikelompokkan atas empat kelompok, yaitu
katak genus Rana dan menyebutkan bahwa jenis aksidental bila konstansinya 0-25%,
pada lambung katak tersebut ditemukan jenis assesori 25-50%, jenis konstan 50-
jenis-jenis serangga yang hampir sama 75%, dan jenis absolut lebih dari 75%
sehingga terjadi persaingan yang kuat. (Suin, 1998). Berdasarkan kategori tersebut,
Pada saat penelitian, pada habitat maka jenis L. paramacrodon dan L.
rawa ditemukan ikan gabus. Ikan gabus malesianus pada habitat sungai
diketahui memangsa katak berukuran kecil. dikategorikan mempunyai frekuensi
Masyarakat di sana menggunakan katak kehadiran atau konstansi absolut. Pada
berukuran kecil sebagai umpan untuk habitat danau jenis H. parvaccola, H.
menangkap ikan gabus. Kemungkinan besar erythraea, dan H. baramica mempunyai
hal ini yang menyebabkan jumlah individu konstansi absolut.
dan jenis yang paling sedikit ditemukan di Genus Limnonectes tersebar merata
habitat rawa. pada habitat sungai, sesuai karakter spesifik
Pada daerah sungai, jenis yang habitatnya yang berada di perairan
selalu ditemukan ialah L. malesianus dan L. mengalir. Kecepatan arus sungai yang
paramacrodon dengan frekuensi kehadiran berkisar 15,7 cm/s sampai 17,6 cm/s
100% dari tiga lokasi pengambilan sampel dianggap sesuai untuk mendukung
di sungai yang berbeda. Jenis yang selalu keberadaan jenis ini. Berbeda halnya
ditemukan di habitat danau ialah H. dengan habitat rawa yang lebih tenang,
erythraea, H. baramica dan H. parvaccola kebanyakan menjadi habitat Hylarana
dengan frekuensi kehadiran 100%, seperti H. baramica, H. parvaccola, dan H.
sedangkan pada habitat rawa semua jenis erythraea.
mempunyai frekuensi kehadiran 100%. Nilai Indeks Diversitas dan indeks
Frekuensi kehadiran dapat Ekuitabilitas pada tiga tipe habitat perairan
menggambarkan penyebaran jenis tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Indeks diversitas
di habitat. Bila frekuensi kehadirannya Anura pada habitat danau lebih tinggi
162

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)


1(2) – Desember 2012 : 156-165

dibandingkan dengan sungai dan rawa. Hal


ini disebabkan jumlah jenis dan individu
pada habitat danau lebih banyak
dibandingkan dengan habitat sungai dan
rawa, serta kemerataan individu pada
populasi dalam suatu komunitas di habitat
tersebut menunjukkan tersebar merata.

Habitat sungai dan danau


mempunyai tingkat kesamaan yang lebih
besar karena pada kedua habitat tersebut
jumlah jenis yang sama ditemukan lebih
banyak dibandingkan dengan habitat lain.
Pada habitat sungai dan danau, ditemukan
jenis H. baramica dan H. parvaccola. Pada
habitat sungai dan rawa hanya satu jenis
yang sama-sama ditemukan dikedua
habitat, yakni jenis L.paramacrodon,
sedangkan pada habitat rawa dan danau
hanya jenis O. sumatrana yang sama-sama
Berbeda dengan habitat sungai dan terdapat di kedua habitat.
rawa yang menunjukkan perbedaan yang Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa
tidak signifikan, hal ini karena jumlah jenis ketiga habitat tidak ada yang tergolong
dan individu yang didapatkan sedikit serupa, karena semua indeks dibawah 50 %
walaupun kemerataan di rawa lebih tinggi. (Keindeigh, 1980). Hal ini disebabkan
Nilai indeks diversitas sangat masing-masing habitat mempunyai
dipengaruhi oleh jumlah individu dan jenis karakteristik yang berbeda, baik dari segi
yang ada serta kesamarataan populasi vegetasi di sekitar habitat, kecepatan arus,
dalam habitat tersebut. Tingkat dan substrat. Berdasarkan vegetasi
kesamarataan jenis Anura pada masing- penyusun, pada daerah danau umumnya
masing habitat dapat dilihat dari nilai lebih banyak ditemukan tumbuhan paku-
Indeks Ekuitabilitas pada ketiga habitat pakuan pada bagian pinggir danau. Pada
perairan tersebut (Tabel 2). Ketiga habitat habitat sungai, vegetasi penyusunnya lebih
tersebut menunjukkan nilai kesamarataan banyak didominasi pohon pada bagian
mendekati 1 yang berarti mendekati pinggirnya.
seragam. Apabila jumlah jenis lebih banyak
dan jumlah individu dalam populasi merata Pola Penyebaran
maka akan diperoleh indeks diversitas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan populasi Perhitungan pola penyebaran jenis Anura
yang tidak merata (Kendeigh, 1980). dapat dilakukan dengan menggunakan
Berdasarkan hasil analisis analisis varian kuadrat karena pengamatan
kesamaan komunitas menggunakan indeks menggunakan metoda belt transect dengan
similaritas (Tabel 3) diketahui tingkat jarak subplot yang sama. Pola penyebaran
kesamaan komunitas yang rendah di antara Anura di habitat sungai dapat dilihat pada
ketiga habitat. Habitat sungai dan danau Gambar 3.
mempunyai tingkat kesamaan 42,86%, Gambar 3 memperlihatkan
sungai dengan rawa 20%, serta danau Limnonectes paramacrodon pada habitat
dengan rawa 16,67%. sungai, danau dan rawa menunjukkan pola
penyebaran mengelompok. Pada habitat
danau O. sumatrana menunjukkan pola
163

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)


1(2) – Desember 2012 : 156-165

mengelompok. Jenis ini ditemukan secara


mengelompok pada satu spasial yang Pola mengelompok bagi organisme di alam
mempunyai karakteristik yang sangat sesuai tergantung pada sifat spesifik, ketersediaan
dengan tempat hidupnya yaitu substrat makanan, cuaca, faktor fisika kimia, tipe
berlumpur. susunan reproduksi yang khas dari spesies
Kebanyakan pola varian secara dan tingkat sosial (Odum,1971; Michael,
garis besar lebih banyak menunjukkan 1994).
suatu puncak pada titik tertentu sehingga Penyebaran spesies dalam suatu
dapat disimpulkan pola distribusi Anura di komunitas mencerminkan informasi
Hutan Harapan Jambi adalah mengenai hubungan antar spesies.
mengelompok. Pada beberapa habitat ada Perubahan dalam penyebaran harus selalu
beberapa spesies yang menunjukkan pola diperhatikan bersamaan dengan ukuran
penyebaran acak dan seragam akan tetapi populasi sebab ukuran populasi, kematian,
pola penyebaran seperti ini memang jarang persaingan, dan lainnya dapat mengubah
ditemukan di alam bebas. pola penyebaran dari berkelompok menjadi
Chapman (1931) menyatakan acak, ataupun seragam (Michael, 1994).
bahwa pola distribusi bersifat
mengelompok yang paling sering
ditemukan di alam bebas.
164

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)


1(2) – Desember 2012 : 156-165

Kesimpulan Dwidjoseputro, D. 1994. Ekologi


Manusia dan Lingkungannya.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat Erlangga. Jakarta
diambil kesimpulan sebagai berikut : Halliday, T. and K. Adler 1986. The
1. Komposisi Anura yang ditemukan pada Encyclopedia of Reptiles and
tiga tipe perairan di Hutan Harapan Jambi Amphibians. Andromeda Oxford Ltd.
sebanyak 115 individu yang terdiri dari England.
14 jenis, tiga famili dan delapan genus. Imansyah, M. J. 2010. Keanekargaman
2. Kepadatan tertinggi Anura di habitat Hayati Harapan Rainforest 2009:
sungai adalah Limnonectes Keanekaragaman Jenis Amphibia dan
paramacrodon (6,66 ind/ha), di habitat Reptil di Kawasan Harapan Rainforest.
danau Occydozyga sumatrana (16,87 http://www.birdlife.org/datazone/species
ind/ha), dan di habitat rawa Limnonectes /index.html?action=SpcHTMDetails.asp
paramacrodon (5 ind/ha). &sid=1526&m=0. 25 September 2011
3. Indeks diversitas Shannon Wiener jenis Inger, R. F. and Stuebing. 1997. A Field
Anura pada habitat sungai adalah 1,227, Guide to the Frog of Borneo. Science
pada habitat danau 1,625, dan pada habitat and Technology Unit. Sabah.
rawa 1,154. Iskandar, D. T. and E. Colijn. 2000.
4. Indeks kesamaan komunitas antar Preliminary Checklist of Southeast asian
habitat tergolong rendah (<50%), nilai and New Guinea Herpetofauna. Treubia.
terbesar ditemukan antara sungai dan 31(3): 1-33.
danau (42,86%), dan yang terendah Iskandar, D. T. 1998. Amfibi Jawa dan
antara rawa dan danau(16,67%). Bali; Seri Panduan Lapangan.
5. Pola penyebaran jenis-jenis Anura di Puslitbang Biologi Lembaga Ilmu
perairan Hutan Harapan Jambi umumnya Penelitian Indonesia. Bogor.
mengelompok. IUCN. 2012. Global Amphibian Assesment.
www.globalamphibianassesment.com. 4
Ucapan Terima Kasih Juli 2012 .
Kendeigh, S. C. 1980. Ecology with Special
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Reference to Animal and Men. Prentice
Dr. Wilson Novarino, Dr. Jabang Nurdin Hall of India Private limited. New Delhi
dan Izmiarti, MS yang telah memberikan Kurniati, H. 1998. Kebiasaan Makan Empat
masukan dalam pelaksanaan penelitian dan Jenis Katak Rana Asal Kelila, Kab.
penulisan artikel ini. Penulis juga Jayawijaya, Irian Jaya. Biota. 3(2): 58-
menyampaikan terima kasih kepada 62
pimpinan dan staf PT. Restorasi Ekosistem Ludwig, J. A. and J. F. Reynolds. 1998.
Kawasan Indonesia (PT. REKI) atas izin Statistical Ecology a Primer on Methods
dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian. and Computing. John Wiley and Sons.
Canada.
Daftar Pustaka Magurran, A. E. 1988. Ecological Diversity
and Its Measurement. Princeton
Berry, P.Y. 1975. The Amphibian Fauna of University Press. Princeton. New Jersey.
Malay Peninsular. Tropical Press. Kuala Michael, P. 1994. Metoda Ekologi untuk
Lumpur. Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.
Birdlife. 2008. Restorasi Ekosistem Universitas Indonesia Press. Jakarta
Harapan Rainforest. Birdlife Mistar. 2003. Panduan Lapangan Amfibi
International. Kawasan Ekosistem Leuser. PILI- NGO
Chapman, R. N. 1931. Animal Ecology. Movement. Bogor.
Mc. Graw-Hill Book Company. New Odum, P. E. 1971. Fundamental of
York. Ecology. W. B. Sounder Co. Ltd. New
York
165

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)


1(2) – Desember 2012 : 156-165

Suin, N. M. 1998. Ekologi Hewan Tanah.


Bumi Aksara. Jakarta.
Suin, N. M. 2002. Metoda Ekologi.
Universitas Andalas Press. Padang.
Sulasta, D. J. 2008. Komunitas Anura
(Amphibia) Sungai dan Hutan di HPPB
Universitas Andalas. Skripsi
Sarjana Biologi Universitas Andalas.
Padang.
Van Kampen, P.N. 1923. The Amphibia of
the Indo-Australian Archipelago. E.J
Brill, Ltd. Leiden.

Anda mungkin juga menyukai