Anda di halaman 1dari 3

Nama: Atika Aulia

NIM: 191710026
Prodi : Biologi

RINGKASAN MATERI FILSAFAT YUNANI KUNO

Gagasan tokoh-tokoh Filsafat Yunani Kuno:


1. Thales
Thales merupakan orang pertama yang memikirkan asal muasal terjadinya alam
semesta. Bagi Thales, semua kehidupan berasal dari air, bahkan air berasal dari air. Air
adalah causa prima dari segala yang ada dan yang jadi, tetapi akhir juga dari segala
yang ada dan yang jadi. Menurutnya, alam semesta ini berasal dari air. Thales
memberikan argumen yang rasional dan observative terkait hal tersebut, diantaranya
yaitu:
- Air adalah pusat dan sumber segala yang ada atau pokok dari segala sesuatu
- Segala sesuatu berasal dari air dan kembali menjadi air
- Tumbuh-tumbuhan dan binatang lahir di tempat yang lembab
- Bakteri hidup di tempat yang lembab

2. Anaximander
Anaximander berpendapat bahwa segala sesuatu berasal dari to apeiron yaitu yang tak
terbatas, sesuatu yang tak terhingga. Ia menjelaskan bahwa substansi pertama itu
bersifat kekal, ada dengan sendirinya, dan tak berkeputusan. Menurutnya Apeiron
itu tidak dapat dirupakan, tidak ada persamaannya dengan salah satu barang yang
kelihatan di dunia ini. Oleh karena itu, Apeiron itu bersifat Ilahi, abadi tak terubahkan
dan meliputi segala- galanya.

Dari pemikiran Anaximander dapat disimpulkan bahwa Yang asal itu tak terbatas dan
tak berhingga, ia berada di luar alam yang memberikan sifat yang tiada berhingga
dengan tiada dapat diserupai. Manusia yang ada adalah hasil dari evolusi dan
perkembangan. Semua makhluk hidup berasal dari proses penguapan air samudera oleh
matahari.

3. Anaximenes
Anaximenes mengajarkan bahwa asal dari alam semesta ini satu dan tidak berhingga.
Yang asal itu mestilah dari yang ada dan yang tampak. Barang yang asal itu adalah
udara. Udara itulah yang satu dan tidak berharga. Dasar Pemikiran Anaximenes
tentang Yang Asal yaitu udara terdapat di mana-mana. Di dunia ini diliputi oleh udara,
tidak ada satu ruang pun yang tidak terdapat udara di dalamya. Karena itu, udara tidak
berkesudahan dan berkeputusan. Kemudian mengenai terjadinya alam semesta, ia
menyatakan bahwa Semuanya terjadi dari udara. Gerak udaralah yang menjadi sebab
terjadinya. Udara bisa jarang dan bisa rapat. Kalau udara menjadi jarang, terjadilah api,
kalau udara terkumpul menjadi rapat, terjadilah angin dan awan, kalau udara bertambah
padat lagi, turunlah hujan dari awan itu. Dari air terjadi tanah, dan tanah yang memadat
menjadi batu.

4. Pythagoras
Ajaran yang dikembangkan Pythagoras ialah Riyadhah Bathiniah yang
dimaksudkan untuk menyucikan roh. Ia percaya adanya “perpindahan jiwa dari
makhluk yang sekarang kepada makhluk yang akan datang”. Untuk
mensucikan rohnya, manusia harus membersihkan jasmaninya dengan
meninggalkan makanan-makanan yang berasal dari binatang. Rohani bisa
dibersihkan melalui berzikir, dengan bertaubat setiap hari, menghisab diri sebelum
tidur, instrospeksi diri harus mendalam hingga kesadaran rohaniah muncul atau
bangkit. Pythagoras juga mengemukakan bahwa hakikat segala sesuatu adalah
angka. Ia berkesimpulan “angkalah yang menjadi prinsip dari semua yang ada”
(Number is the Principle of all Being).
5. Herakleitos
Herakleitos tertarik kepada perubahan-perubahan yang terjadi pada Alam
semesta (problem of changing or becoming). Pendapatnya ialah “panta rhei kai
uden menei” yang artinya “semuanya mengalir dan tidak ada satupun yang tinggal
menetap”. Ia sampai pada kesimpulan bahwa yang mendasar dalam alam semesta
itu bukanlah bahannya, melainkan prosesnya. Implikasi dari pernyataan
“semuanya mengalir” adalah mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu
berubah, tidak tetap. Ia juga mempercayai bahwa arche adalah api, dan di dalam
arche ada sesuatu yang hidup (roh) atau logos (akal). Logos inilah yang menguasai
dan sekaligus mengendalikan keberadaan segala sesuatu.

6. Parmanides
Parmanides mendasarkan sistem filsafatnya kepada deduksi logis. Ia
menyandarkan logikanya kepada “logika yang konsisten”. Salah satu contohnya
adalah, ada tiga cara berpikir tentang Tuhan; (1) Ada, (2) tidak ada, (3) ada dan
tidak ada. Yang benar adalah ada. Benar tidaknya pendapat diukur dengan logika.

7. Zeno
Kalimat yang dinyatakan oleh Zeno yaitu Anda tidak pernah mencapai garis finish
dalam suatu balapan dan Anak panah yang meluncur dari busurnya, adalah diam.
Diam adalah suatu benda pada suatu saat berada pada suatu tempat.

8. Leukippos
Leukippos adalah seorang ahli pikir yang pertama kali mengajarkan atom.
Menurutnya setiap benda terdiri atas atom. Atom adalah benda yang sangat kecil
sehingga tidak dapat dibagi lagi. Paham Leukippos, atom itulah yang ada, tetap
tak berubah-ubah. Pandangan ontologisnya yaitu “semua pada hakikatnya adalah
hakikat, dan semua yang ada adalah hakikat.” Hakikat itu ada yang ada dan yang
tiada. Ada dan tidak ada merupakan hukum alam yang sebenarnya.

9. Demokritos
Demokritos berpandangan bahwa segala sesuatu mengandung “penuh” dan
“kosong”. Adapun bagian yang penuh dari segala sesuatu dapat dibagi-bagi
menjadi titik-titik yang tak terbatas jumlahnya, dan karena kecilnya, ia tak dapat
ditangkap oleh panca indera. Bagian kecil-kecil itu tak dapat dibagi dan tidak
mengandung kekosongan, Ia bernama atomos yang artinya tak dapat dibagi.
Demokritos sependapat bahwa atom apilah yang menjadi dasar dalam segala yang
hidup. Atom api adalah jiwa. Jiwa itu tersebar ke seluruh badan kita.
10. Protagoras
Protagoras menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Kebenaran itu
bersifat pribadi. Akibatnya tidak ada ukuran absolut dalam etika, metafisika,
maupun agama. Bahkan teori-teori matematika tidak juga dianggapnya
mempunyai kebenaran yang absolut.

11. Gorgias
Gorgias mengajukan tentang proporsi:
1) Tidak ada yang ada, realitas itu sebenarnya tidak ada. Realitas itu tunggal
dan banyak, terbatas dan tak terbatas, dicipta dan tak dicipta.
2) Bila sesuatu itu ada ia tidak dapat diketahui, karena penginderaan itu
sumber ilusi.
3) Bila sesuatu itu tidak dapat diketahui, ia tidak akan dapat kita beri tahukan
kepada orang lain. Ia menunjukkan kekurangan Bahasa untuk
mengkomunikasikan pengetahuan kita. Kata-kata tidak mempunyai
pengertian absolut, kata-kata harus mempunyai pengertian relative.

Anda mungkin juga menyukai