Anda di halaman 1dari 36

A.

IDENTIFIKASI MASALAH

Konsep identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil


pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi
masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting di
antara proses lain. Masalah penelitian (research problem) akan menentukan
kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga menentukan apakah sebuah kegiatan
bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa
ditemukan melalui studi literatur (literature review) atau lewat pengamatan
lapangan (observasi, survey), dan sebagainya.

Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang


mempersoalkan suatu variabel atau hubungan antara satu atau lebih variabel pada
suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai
konsep yang memuat nilai bervariasi, pembeda antara sesuatu dengan yang lain.
Dalam suatu studi yang menggunakan alur-pikir deduktif kerapkali ditampilkan
definisi operasional variabel, dan dalam penelitian kualitatif variabel itu seringkali
disebut konsep, misalnya definisi konseptual.

Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah:

1. Bacaan. Sumber bacaan bisa dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal


dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber
masalah, karena laporan penelitian yang baik tentu saja mencantumkan
rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan tema
penelitian bersangkutan. Suatu penelitian sering tidak mampu
memecahkan semua masalah yang telah teridentifikasi karena ada
berbagai keterbatasan peneliti atau ruang lingkup penelitian itu. Hal ini
menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-
masalah yang belum terpecahkan. Selain jurnal penelitian, bacaan lain
yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya
buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan
gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains
dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia
cetak.
2. Pertemuan Ilmiah. Masalah penelitian dapat diperoleh melalui
pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, konferensi nasional dan
internasional diskusi. Lokakarya, simposium dan sebagainya. Dengan
pertemuan ilmiah seperti itu akan muncul berbagai permasalahan yang
memerlukan jawaban melalui penelitian.
3. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas). Orang yang mempunyai
kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure publik yang dianut
oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan
oleh pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah.
Pemegang otoritas di sini dapat mencakup aspek formal dan non
formal.
4. Observasi (pengamatan). Pengamatan yang dilakukan seseorang
peneliti tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak
direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang
cukup lama, terstruktur atau tidak terstruktur, itu dapat melahirkan
suatu masalah. Contoh: Seorang pendidik menemukan masalah dengan
melihat (mengamati) sikap dan perilaku peserta didiknya dalam proses
belajar mengajar.
5. Wawancara dan Angket. Melalui wawancara kepada masyarakat
mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan
masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian
juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat
menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat
tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk
mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan
dan juga untuk menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di
masyarakat.
6. Pengalaman. Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling
baik. Tetapi tidak semua pengalaman yang dimiliki seseorang
(peneliti) itu selalu positif, tetapi kadang-kadang sebaliknya.
Pengalaman seseorang baik yang diperolehya sendiri maupun dari
orang (kelompok) lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat
dijawab melalui penelitian.
7. Intuisi. Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah.
Masalah penelitian tersebut muncul dalam pikiran manusia pada saat-
saat yang tidak terencanakan.

Ketujuh faktor di atas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu


pokok permasalahan penelitian, dan itu dapat juga berdiri sendiri dalam
mencetuskan suatu masalah. Jadi, untuk mengindentifikasi masalah dapat
dilakukan melalui sumber-sumber bacaan yang memungkinkan lahir masalah-
masalah penelitian seperti di atas. Sumber-sumber keilmuan yang membawa
masalah-masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah
penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja.

Setelah masalah-masalah penelitian dapat diindentifikasi, selanjutnya


perlu dipilih dan ditentukan peneliti masalah-masalah yang akan diangkat dalam
suatu rancangan penelitian. Untuk memilih dan menentukan masalah yang layak
untuk diteliti, perlu mempertimbangkan kriteria problematika yang tertata baik.

Metode dalam megidentifikasi masalah:

1. Metode Delbeg
“Suatu metode kualitatif dimana prioritas masalah penyakit ditentukan
secara kualitatif oleh panel expert”. Caranya sekelompok pakar diberi
informasi tentang masalah penyakit yang perlu ditetapkan prioritasnya
termasuk data kuantitatif yang ada melalui bobot dari kriteria tersebut.
2. Hanlon Kuantitatif
• Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat diiukutsertakan dalam proses
penentuan masalah.
• Mengelompokkan faktor-faktor yang ada dan memberi bobot terhadap
kelompok faktor tersebut.
• Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai
kebutuhannya.

3. Metode Pearl
a. Propriety : Apakah program intervensi tepat mengatasi
masalah yang ada?
b. Ekonomis : Apakah yang ditimbulkan dampak ekonomi dari
masalah kesehatan? Apakah masalah ekonomi berdampak jika masalah
tidak ditangani?
c. Acceptability : Akankan masyarakat dapat menerima program
yang diberikan?
d. Resources : Apakah sumber daya tersedia atau potensial
tersedia untuk pelaksanaan program?
e. Legality : Apakah aktivitas program dapat diimplementasi
sesuai ketentuan hukum atau peraturan yang berlaku?
4. Metode Matematik
Kriteria :
a. Luasnya masalah (Magnitude)
b. Beratnya kerugian yang timbul (Severity)
c. Tersedianya sumberda ya untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut
(Vulnerability)
d. Kepedulian/dukungan politis dan dukungan masyarakat (Community
and Political Concern)
e. Ketersediaan data (Affordability)
B. TABULASI DATA

Penyusunan data ke dalam bentuk tabel. Tujuan tabulasi adalah agar data
mudah disusun, dijumlah, dan mempermudah penataan data untuk disajikan serta
dianalisis. Proses pembuatan tabulasi bisa dilakukan dengan metode tally,
menggunakan kartu, ataupun menggunakan komputer. (Budiarto : 2002)

Pembuatan tabel yang berisikan berbagai data yang sudah diberi kode sesuai
dengan analisis yang dibutuhkan. Macam-macam tabulasi data antara lain (Hasan
:2006):

a. Tabel analisis yaitu tabel yang berisi informasi yang sudah dianalisa.
b. Tabel pemindahan, yang berfungsi sebagai arsip, yaitu tabel yang
digunakansebagai tempat untuk memindahankan kode dari pencatatan
pengamatan atau kuisioner. Tabel ini berfungsi sebagai arsip.
c. Tabel biasa yaitu tabel yang disusun berdasarkan tujuan tertentu dan sifat
responden tertentu.

Berikut Ini Adalah Hasil Tabulasi Data Asuhan Keperawatan Komunitas di


Dusun Bengkel Barat Desa Bengkel Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok
Barat

1) GAMBARAN UMUM WILAYAH


1. Keadaan Geografis
a. Luas wilayah Dusun :-
b. Batas-batas wilayah
- Sebelah Utara : Jalan Raya
- Sebelah Timur : Bengkel Selatan
- Sebelah Barat : Kelurahan Dasan Cermen
- Sebelah Selatan : Bengkel Selatan Mekar
2. Keadaan Demografis
Keadaan penduduk di dusun Bengkel Barat sampai dengan tahun 2014
adalah :

 Jumlah penduduk : 1837


 Laki-laki : 923
 Perempuan : 914
 Jumlah KK : 549
3. Keadaan Agama
a. Islam : 100 %.
b. Kristen Katholik :-
c. Protestan :-
d. Hindu :-
e. Budha :-
Pengkajian data Dusun Bengkel Barat dimulai dari tanggal 18 – 20
Juni 2014 dengan cara mengunjungi masing-masing keluarga dan
melakukan wawancara dan observasi langsung keadaan keluarga sesuai
dengan format pengkajian Asuhan keperawatan Keluarga dan Masyarakat
yang disediakan.

2) TABULASI DATA DAN ANALISA DATA


Tabulasi data dilakukan pada tanggal 20 Juni 2014, sesuai dengan
Format Asuhan Keperawatan Keluarga dan Masyarakat.

Berikut adalah hasil tabulasi data Asuhan Keperawatan Masyarakat


Dusun Bengkel Barat desa Bengkel.

1. Tabulasi Data
Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur

No Kelompok umur Jumlah Persent (%)


1 0 –5 tahun 161 8,76

2 6 –12 tahun 239 13

3 13–18 tahun 165 9

4 19 –35 tahun 772 42

5 36 –54 tahun 359 19,54

6 >55 tahun 141 7,67

Jumlah 1837 100

Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah %

1 Laki-laki 923 50,24

2 Perempuan 914 49,76

Jumlah 1837 100

Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persent (%)

Belum Sekolah 94 5.11

1. Tidak Sekolah 1136 62

2. TK 67 3.64

3. SD 326 17.74
4. SMP 146 7.9

5. SMA 47 2.55

6. Perguruan Tinggi 21 1.14

8.

Jumlah 1837 100

Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persent (%)


No

1 Pelajar/belum bekerja 592 32,22

2 Tidak bekerja 313 17

3 PNS 1 0,05

5 TNI/POLRI 1 0,05

6 Pensiunan 3 0,16

7 Swasta 927 50,46

Jumlah 1837 100

Tabel 3.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah Persent (%)

1 Islam 1837 100

2 Kristen 0 0
3 Konghucu 0 0

4 Hindu 0 0

5 Budha 0 0

Jumlah 1837 100

DATA LINGKUNGAN FISIK

a) Perumahan
Tabel 3.6 Distrubusi kepala keluarga (KK) menurut tipe perumahan

No Tipe rumah Jumlah %


1 Permanen 549 100
2 Semi permanen 0
3 Tidak permanen 0
Jumlah 549 100

Tabel 3.7 Distribusi KK menurut status kepemilikan rumah

No status kepemilikan Jumlah %


1 Milik sendiri 525 95,62
2 Numpang 9 1,63
3 Sewa 15 2,73
Jumlah 549 100

Tabel 3.8 Distribusi KK menurut jenis lantai

No Lantai Jumlah %
1 Tanah 0 0
2 Papan 0 0
3 Tehal 325 59,2
4 Semen 224 40,8
Jumlah 549 100

Tabel 3.9 Distribusi KK menurut ventilasi rumah

No ventilasi rumah Jumlah %


1 Ada 549 100
2 Tidak ada 0
Jumlah 549 100

Tabel 3.10 Sistem pencahayaan rumah pada siang hari

No Pencahayaan Rumah Jumlah %


1 Terang 517 54,17
2 Remang remang 32 5,82
3 Gelap 0 0
Jumlah 549 100

Tabel 3.11 Distribusi KK menurut jarak rumah dengan tetangga

No Jarak rumah Jumlah %


1 Bersatu 125 22,76
2 Dekat 344 62,66
3 Terpisah 80 14,57
Jumlah 549 100
Tabel 3.12 Distrubusi kepala keluarga (KK) menurut Halaman
disekitar

No Halaman Jumlah %
1 Ada,dimanfaatkan 235 42,8
2 Ada, tidak dimanfaatkan 72 13,11
3 Tidak ada 342 44,08
Jumlah 549 100

Tabel 3.13 Distrubusi kepala keluarga (KK) menurut Pemanfaatan


perkarangan rumah

No Pemanfaatan perkarangan Jumlah %


1 Kebun 29 9,44
2 Kolam 19 6,18
3 Kandang 187 61
4 Tidak dimanfaatkan 72 23,45
Jumlah 207 100

b) Sumber Air Bersih


Tabel 3.14 Sumber air untuk minum

No Sumber air Jumlah %


1 PAM 55 10,01
2 Sumur 213 38,8
3 Mineral 281 51,18
Jumlah 549 100

Tabel 3.15 Sistem pengolahan air minum

No Pengolahan air minum Jumlah %


1 Dimasak 159 59,33
2 Tidak dimasak 109 40,67
Jumlah 268 100

Tabel 3.16 Sumber air untuk mandi dan mencuci

No sumber air Jumlah %


1 PAM 71 12,93
2 Sumur 478 88,07
3 Air sungai 0 0
Jumlah 549 100

Tabel 3.17 Jarak sumber sumber air dengan septik tenk

No Jarak Jumlah %
1 Kurang dari 10 meter 433 78,87
2 Lebih dari 10 meter 116 21,13
Jumlah 549 100

Tabel 3.18 Tempat penampungan air sementara

Penampungan air
No Jumlah %
sementara
1 Bak 311 56,65
2 Ember 238 43,35
3 Gentong 0 0
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 549 100

Tabel 3.19 kondisi tempat penampungan air


No Kondisi tempat Jumlah %
1 Tertutup 95 27,86
2 Terbuka 354 72,14
Jumlah 549 100

Tabel 3.20 kondisi air di tempt penampungan

No Kondisi Air Jumlah %


1 Berwarna 0
2 Berbau 0
3 Berasa 0
4 Tidak berwarna/tidak 549 100
berbau/tidak berasa
Jumlah 549 100

c) Sistem pembuangan sampah


Tabel 3.21 Pembuangan sampah

No Pembuangan Sampah Jumlah %


1 Tempat pembuangan umum 132 24,04
2 Di sungai 310 56,47
3 Di timbun 15 2,73
4 Di bakar 17 3,09
5 Di sembarang tempat 75 13,66
Jumlah 549 100

Tabel 3.22 tempat penampungan sampah sementara

No Penampungan sampah sementara Jumlah %


1 Ada 224 40,8
2 tidak ada/sembarangan 325 59,2
Jumlah 549 100

Tabel 3.23 kondisi tempat penampungan sampah sementara

No Kondisi tempat penampungan Jumlah %


1 Terbuka 549 100
2 Tertutup 0 0
Jumlah 549 100

Tabel 3.24 jarak penampungan sampah dengan rumah

No Jarak penampungan Jumlah %


1 Kurang dari 5 meter 549 100
2 Lebih dari 5 meter 0 0
Jumlah 549 100

d) Ssistem penampungan kotoran rumah tangga


Tabel 3.25 Kebiasaan keluarga buang air besar

No kebiasaan keluarga Jumlah %


1 WC 549 100
2 Sungai 0 0
3 Sembarang tempat 0 0
Jumlah 549 100

Tabel 3.26 Jenis jamban yang digunakan

No Jenis jamban Jumlah %


1 Cemplung 549 100
2 Plangsengan 0 0
3 Leher angsa 0 0
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 549 100

Tabel 3.27 Sistem pembuangan air limbah

No sistem pembuangan Jumlah %


1 Serapan 106 19,3
2 Selokan 411 74,87
3 Sembarang tempat 32 5,83
Jumlah 549 100

e) Hewan peliharaan
Tabel 3.28 Kepemilikan hewan ternak dirumah

No Hewan peliharaan Jumlah %


1 Ada 496 90,34
2 Tidak ada 53 9,66
Jumlah 549 100

Tabel 3.29 Letak kandang

No Letak kandang Jumlah %


1 Dalam rumah 0
2 Luar rumah 496 100
Jumlah 496 100
Tabel 3.30 Kondisi Kandang

No Kondisi Kandang Jumlah %


1 Terawat 381 76,81
2 Tidak terwat 115 23,19
Jumlah 496 100

KONDISI KESEHATAN UMUM

a) Pelayanan kesehatan
Tabel 3.31 Sarana kesehatan yang paling dekat
No Sarana kesehatan terdekat Jumlah %
1. Puskesmas/posyandu 489 89,07
2. Praktik swasta 60 10,93
3. Balai pengobatan 0 0
4. Lain-lain 0 0
Jumlah 549 100

Tabel 3.32 Tempat berobat keluarga


No Kebiasaan berobat Jumlah %
1. Puskesmas 377 68,67
2. Rumah sakit 95 17,3
3. Dokter Praktik swasta 21 3,83
4. Perawat/bidan 56 10,2
5. Balai pengobatan 0 0
Jumlah 549 100
Tabel 3.33 Kebiasaan sebelum berobat
No Kebiasaan sebelum berobat Jumlah %
1. Beli obat bebas 452 82,33
2. Jamu 97 17,66
3. Tidak ada 0 0
Jumlah 549 100

Tabel 3.35 Sumber pendanaan kesehatan keluarga


No Pendanaan kesehatan Jumlah %
1. BPJS 549
2. Umum 0
Jumlah 549 100

Tabel 3.36 Penyakit yang sering diderita keluarga dalam 6 bulan


terakhir
No Penyakit yang sering diderita Jumlah %
1. Batuk pilek 741 40,33
2. Asma 67 3,65
3. TBC 24 1,3
4. Tyhpoid 0 0
5. Asam urat 74 4,02
6. Hipertensi 434 23,62
7. Lain-lain 497 27,05
8. Tidak ada 0 0
Jumlah 1837 100
b) Ibu hamil dan menyusui
Tabel 3.37 Jumlah pasangan usia subur
No PUS Jumlah %
1. 21-30 tahun 234 42,62
2. 31-41 tahun 96 17,48
Jumlah 330 60,1

Tabel 3.38 Pasangan usia subur yang menjadi akseptor KB


No Penyakit yang sering diderita Jumlah %
1. Ya, menggunakan KB 218 66,06
2. Tidak, menggunakan KB 112 33,94
Jumlah 330 100

Tabel 3.39 Jenis kontrasepsi yang digunakan


No Jenis kontrasepsi Jumlah %
1. IUD 21 6,36
2. Suntik 231 70
3. Pil 78 23,64
4. Susuk 0
5. Tubektomi 0
6. Kalender 0
Jumlah 330 100

Tabel 3.40 Jumlah ibu hamil


No Jumlah bumil Jumlah %
1. Ya (hamil) 10 3,03
2. Tidak hamil 320 96,9
Jumlah 330 100
Tabel 3.41 Usia kehamilan
No Usia kehamilan Jumlah %
1. Trimester I 1 10
2. Trimester II 6 60
3. Trimester III 3 30
Jumlah 10 100

Tabel 3.42 Frekuensi kehamilan


No Kehamilan keberapa Jumlah %
1. I 7 70
2. II 1 10
3. III 2 20
>III
Jumlah 10 100

Tabel 3.43 Usia ibu hamil


No Usia bumil Jumlah %
1. 20-35 10 100
2. >35
Jumlah 10 100

Tabel 3.44 Tempat periksa kehamilan


No Tempat periksa kehamilan Jumlah %
1. Puskesmas /posyandu 10 100
2. Bidan
3. Lainnya/ dr, spesialis
kandungan
Jumlah 10 100
Tabel 3.45 Frekuensi periksa kehamilan
No Pemeriksaan kehamilan Jumlah %
1. 2 kali 1 10
2. 4 kali 9 90
Jumlah 10 100

Tabel 3.46 Imunisasi tetanus teksoid (TT)


No Imunisasi TT Jumlah %
1. Lengkap 10 100
2. Tidak lengkap 0 0
Jumlah 10 100

Tabel 3.47 Penyakit yang diderita ibu hamil


No Penyakit yang diderita Jumlah %
1. Hipotensi 4 40
2. Anemia 4 40
3. Bengkak 1 10
4. Mual/muntah 1 10
5. Varises 0
6. Tidak ada keluhan 0
Jumlah 10 100

Tabel 3.48 Jumlah ibu menyusui


No Jumlah buteki Jumlah %
1. Ya, meneteki 43 100
2. Tidak meneteki 0
Jumlah 43 100
Tabel 3.49 Lama ibu menyusui
No Tempat periksa kehamilan Jumlah %
1. Kurang dari 1 bulan 0
2. 1-4 bulan 0
3. 5-12 bulan 0
4. Lebih dari 12 bulan 43 100
Jumlah 43 100

c) Balita

Tabel 3.50 Jumlah balita


NO Balita jumlah %
1 Ya , tergolong balita 96 59,62
2 Tidak tergolong balita 65 40,38
Jumlah 161 100

Tabel 3.51 Kebiasaan ke posyandu


NO Kebiasaan jumlah %
1 Ke posyandu 96 100
2 Tidak ke posyandu
Jumlah 96 100

Tabel 3.52 Imunisasi balita


NO Imunisasi jumlah %
1 Lengkap 62 64,58
2 Belum lengkap 34 35,42
3 Tidak lengkap 0
Jumlah 96 100

Tabel 3.53 Kepemilikan kartu menuju sehat


NO KMS jumlah %
1 Ya memiliki 96 100
2 Tidak memiliki
Jumlah 96 100

Tabel 3.54 Hasil penimbangan balita


NO Hasil penimbangan KMS jumlah %
1 Hijau
2 Diasats hijau kuning
3 Di bawah titik- titik
4 Di bawah merah
Jumlah

d) Remaja

Tabel 3.55 Kegiatan remaja di luar sekolah


NO Kegiatan remaja di luar sekolah jumlah %
1 Keagamaan 50 30,31
2 Karang taruna 115 69,69
3 Olahraga
4 Lain-lain
Jumlah 165 100
Tabel 3.56 Pengguna waktu luang
NO Alasan tidak ada kegiatan jumlah %
1 Music 70 42,42
2 Olahraga 23 13,93
3 Rekreasi 22 13,33
4 Keagamaan 50 30,30
Jumlah 165 100

Tabel 3.57 Kebiasaan remaja


NO Masalah remaja jumlah %
1 Merokok 92 55,75
2 Alcohol 0 0
3 Tidak ada atau lainya 73 44,24
Jumlah 165 100

DATA KESEHATAN LANSIA

1. Tabel 3.58 Keluhan lansia


No Keluhan saat ini Jumlah %
1. Ya mengeluh 195 91,55
2. Tidak ada keluhan 18 8,45
Jumlah 213 100

2. Tabel 3.59 Jenis penyakit yang diderita lansia


No Jenis penyakit Jumlah %
1. Asma 6 3,07
2. TBC 2 1,04
3. Hipertensi 47 24,1
4. Dm 34 17,44
5. Rematik 31 15,89
6. Katarak 15 7,7
7. Lain-lain 60 30,76
Jumlah 195 100

3. Tabel 3.60 Penanganan penyakit lansia


No Penanganan penyakit Jumlah %
1. Sarana kesehatan 131 61,50
2. Non medis 72 33,80
3. Diobati sendiri 12 5,63
Jumlah 213 100

4. Tabel 3.61Penggunaan waktu senggang


No Waktu senggang Jumlah %
1. Berkebun 181 84,97
2. Rekreasi 11 5,16
3. Senam lain-lain 21 9,85
Jumlah 213 100

2. Analisa Data
No Data Etiologi Problem

1. Masalah kesehatan lingkungan :

a. Pengelolaan sampah Kurangnya Risiko


 Jumlah KK yang informasi penularan
membuang sampah di tentang penyakit
lubang sampah pengolahan yang
(menimbun) sebanyak 15 sampah disebabkan
KK (2,73%) oleh sanitasi
 Jumlah KK yang lingkungan
membuang sampah di yang kurang
tempat umum/tong mendukung
sampah sebanyak 132 kesehatan
KK (24,04%)
 Jumlah KK yang
membuang sampah di
sungai sebanyak 310 KK
(56,47%)
 Jumlah KK yang
mengolah sampah
dengan membakar
sebanyak 17 KK (3,09%)
 Jumlah KK yang
membuang sampah di
sembarang tempat
sebanyak 75 KK
(13,66%)
b. Pengelolaan limbah
 Jumlah KK yang Kurangnya
menggunakan saluran informasi
limbah resapan sebanyak tentang
83 KK (19,31%) pengolahan
air limbah
 Jumlah KK yang
menggunakan saluran
limbah melalui selokan
sebanyak 411 KK
(74,87%)
 Jumlah KK yang
memiliki saluran limbah
sembarang tempat dan
terbuka/tergenang
sebanyak 32 KK
(5,83%).

c. System pengolahan air


minum Kurangnya Prilaku
 Jumlah KK yang informasi masyarakat
memasak air untuk tentang yang tidak
minum sebanyak 159 KK kesehatan sesuai
(59,33%) lingkungan dengan nilai
 Jumlah KK yang tidak dan kesehatan
memasak air untuk kurangnya
minum sebanyak 109 KK kesadaran
(40,67%) masyarakat
d. Jarak sumber air dengan tentang
septic tank lingkungan
 Jumlah KK yang yang sehat Risiko
memiliki septik tank penularan
Kurangnya
dengan jarak kurang dari penyakit
pengetahuan
10 m dari sumber air akibat
dan informasi
sebanyak 433 KK kondisi
(78,87%) serta rumah yang
 Jumlah KK yang kesadaran tidak sesuai
memiliki septic tank masyarakat dengan
dengan jarak lebih dari tntang rumah standar
10 m dari sumber air sehat kesehatan
sebanyak 116 KK
(21,13%)
e. Hewan peliharaan
 Jumlah KK yang
memiliki hewan
peliharaan sebanyak 496
KK (90,34%)
 Jumlah KK yang tidak
memiliki hewan
peliharaan sebanyak 53
KK (9,66%)
f. Kondisi kandang
 Jumlah KK yang
memiliki kandang
terawatt sebanyak 381
KK (76,81%)
 Jumlah KK yang
memiliki kandang
terawatt sebanyak 115
KK (23,19%)
g. Kondisi tempat
penampungan air Kurangnya
 Jumlah KK yang kesadaran
memiliki tempat masyarakat
penampungan air tertutup untuk
sebanyak 95 KK memperhatik
(27,86%) an tempat
 Jumlah KK yang penampunga
memiliki tempat n air
penampungan air terbuka
sebanyak 354 KK
(72,14%)

2.
Masalah kesehatan perorangan :

a. Jenis Penyakit yang diderita


 Jumlah penduduk yang Pola hidup Derajat

menderita penyakit yang kurang kesehatan

saluran pernafasan sehat masyarakat

sebanyak 832 jiwa yang masih

(45,29%). kurang

 Jumlah penduduk yang


menderita penyakit asam
urat sebanyak 75 jiwa
(4,02%).
 Jumlah penduduk yang
menderita penyakit
hipertensi sebanyak 434
jiwa (23,62%).
 Jumlah penduduk yang
mendta penyakit lain-lain
sebanyak 497 jiwa
3. (27,05%).
Masalah lansia

a. Keluhan lansia
 Lansia yang mengeluh Kurangnya Rendahnya
sebanyak 195 jiwa perhatian pelayanan
(91,55%) petugas dan
 Lansia yang tidak kesehatan Minimnya
mengeluh sebanyak 18 /pemerintah kunjungan
jiwa (8,45%) dan lansia ke
b. penanganan penyakit lansia kurangnya posyandu
kesadaran lansia
 Lansia yang
masyarakat
mengguanakan sarana
tentang
kesehatan sebanyak 131
pelayanan
jiwa (61,50%)
kesehatan
 Lansia yang
mengguanakan sarana non
medis sebanyak 72 jiwa
(33,80%)
 Lansia yang
mengguanakan
pengobatan sendiri
sebanyak 21 jiwa (5,63%)
 Pelaksanaan posyandu
lansia tidak berjalan.
Berdasarkan analisa data di atas di dapatkan masalah kesehatan
sebagai berikut:

a. Risiko penularan penyakit yang disebabkan oleh sanitasi


lingkungan yang kurang mendukung kesehatan
b. Prilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai kesehatan
c. Risiko penularan penyakit akibat kondisi rumah yang tidak sesuai
dengan standar kesehatan
d. Derajat kesehatan masyarakat yang masih kurang
e. Rendahnya pelayanan dan Minimnya kunjungan lansia ke
posyandu lansia

PRIORITAS MASALAH
Skoring dalam menentukan skala proritas diagnose keperawatan:
No Diagnosa Perhatian Poin Tk. Kemngk utk Nilai
kep. Masy. Prevalensi Bahaya di kelola total
1. Dx.Kep. I 2 5 4 5 16
2. Dx. Kep. II 3 4 3 4 14
3. Dx. Kep. III 2 3 4 2 11
4. Dx.Kep. IV 3 5 4 2 14
5. Dx.Kep. V 2 3 3 3 11

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Risiko penularan penyakit yang disebabkan oleh sanitasi lingkungan yang
kurang mendukung kesehatan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang pengolahan sampah, air limbah dan kesadaran masyarakat yang
kurang yang dibuktikan dengan jumlah KK yang buang sampah jumlah KK
yang membuang sampah di lubang sampah (menimbun) sebanyak 15 KK
(2,73%), jumlah KK yang membuang sampah di tempat umum/tong sampah
sebanyak 132 KK (24,04%), jumlah KK yang membuang sampah di sungai
sebanyak 310 KK (56,47%), jumlah KK yang mengolah sampah dengan
membakar sebanyak 17 KK (3,09%), jumlah KK yang membuang sampah di
sembarang tempat sebanyak 75 KK (13,66%), jumlah KK yang menggunakan
saluran limbah resapan sebanyak 83 KK (19,31%), jumlah KK yang
menggunakan saluran limbah melalui selokan sebanyak 411 KK (74,87%),
jumlah KK yang memiliki saluran limbah sembarang tempat dan
terbuka/tergenang sebanyak 32 KK (5,83%).
2. Perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai kesehatan berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang kesehatan lingkungan, kurangnya
kesadaran masyarakat tentang lingkungan yang sehat ditandai dengan jumlah
KK yang memasak air untuk minum sebanyak 159 KK (59,33%), jumlah KK
yang tidak memasak air untuk minum sebanyak 109 KK (40,67%)
3. Risiko penularan penyakit yang disebabkan oleh kondisi rumah yang tidak
sesuai dengan standar kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
dan informasi serta kesadaran masyarakat tntang rumah sehat ditandai
dengan jumlah KK yang memiliki septik tank dengan jarak kurang dari 10 m
dari sumber air sebanyak 433 KK (78,87%), jumlah KK yang memiliki septic
tank dengan jarak lebih dari 10 m dari sumber air sebanyak 116 KK
(21,13%), jumlah KK yang memiliki hewan peliharaan sebanyak 496 KK
(90,34%), jumlah KK yang tidak memiliki hewan peliharaan sebanyak 53 KK
(9,66%), jumlah KK yang memiliki kandang terawatt sebanyak 381 KK
(76,81%), jumlah KK yang memiliki kandang terawat sebanyak 115 KK
(23,19%), jumlah KK yang memiliki tempat penampungan air tertutup
sebanyak 95 KK (27,86%), jumlah KK yang memiliki tempat penampungan
air terbuka sebanyak 354 KK (72,14%).
4. Derajat kesehatan masyarakat yang masih kurang berhubungan dengan pola
hidup yang kurang sehat ditandai dengan jumlah penduduk yang menderita
penyakit saluran pernafasan sebanyak 832 jiwa (45,29%), jumlah penduduk
yang menderita penyakit asam urat sebanyak 75 jiwa (4,02%), jumlah
penduduk yang menderita penyakit hipertensi sebanyak 434 jiwa (23,62%),
jumlah penduduk yang mendta penyakit lain-lain sebanyak 497 jiwa
(27,05%).
5. Rendahnya pelayanan kesehatan lansia berhubungan dengan kurangnya
perhatian petugas kesehatan/pemerintah dan kurangnya kesadaran
masyarakat tentang pelayanan kesehatan ditandai dengan lansia yang
mengeluh sebanyak 195 jiwa (91,55%), lansia yang tidak mengeluh sebanyak
18 jiwa (8,45%), lansia yang mengguanakan sarana kesehatan sebanyak 131
jiwa (61,50%), lansia yang mengguanakan sarana non medis sebanyak 72
jiwa (33,80%), lansia yang mengguanakan pengobatan sendiri sebanyak 21
jiwa (5,63%), pelaksanaan posyandu lansia tidak berjalan.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No
Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Dx
1. Masyarakat Berikan penyuluhan
menyadari dan tentang PHBS:
mengetahui tentang  Berikan penyuluhan  Masyarakat
pengelolaan mengenai cara mengetahui cara
lingkungan sehat pembuangan sampah pembuangan
terutama  Penyuluhan tentang sampah yang
pengelolaan sampah cara pengelolaan benar
dan pembuangan air sampah yang baik.  Masyarakat
limbah dengan  Beri pemahaman mengetahui cara
kriteria: tentang manfaat dan manfaat
 Masyarakat sampah bila dikelola pengolahan
mampu dengan baik sampah yang
memelihara  Penyuluhan tentang baik
lingkungan yang masalah pembuangan  Apabila
bersih dan sehat air limbah pengelolaan
dengan  Gotong royong sampah
membuang penataan dan dilakukan dengan
sampah pada membersihkan benar maka dapat
tempatnya. lingkungan dijadikan pupuk
 Masyarakat  Pengadaan bak sampah organik
mampu yang mudah dijangkau  SPAL dalam
memelihara masyarakat sebagai lingkungan
lingkungan yang percontohan rumah sangat
bersih dan sehat penting dalam
dengan pembuangan air
membuang/meng limbah yang
olah limbah yang berasal dari
sesuai dengan dapur, kamar
standar mandi dan lain-
kesehatan. lain sehingga air
 Masyarakat tersebut tidak
mampu tergenang
meningkatkan sehingga dapat
kesadaran diri mengakibatkan
dalam pencemaran dan
memelihara menimbulkan
kebersihan diri penyakit
dan lingkungan.  Untuk
menciptakan
suasana bersih
dan nyaman di
lingkungan
2. Masyarakat Beri penyuluhan tentang
mengetahui tentang PHBS:
lingkungan yang
 Syarat air yang sehat
sehat dengan  Masyarakat
 Pentingnya minum air
kriteria: menegetahui
yang sudah di masak
tentang cara dan
 Masyarakat  Bagaimana minum air
minum air yang yang suda di masak manfaat air yang
sudah di masak  Motivasi masyarakat bersih
 Masyarakat agar minum air yang  Untuk memotivasi
menyadari sudah di masak masyarakat agar
penyakit yang mau minum air
ditimbulkan jika yang sudah di
minum air yang masak
tidak di masak  Agar masyarakat
 Masyarakat BAB mengetahui
sesuai pada bagaimana cara
tempatnya memasak air yang
(jamban) bertujuan untuk
menstreilkan air
dari kuman
 Untuk
menghindari
kemungkinan
timbulnya
penyakit seperti
diare.

3. Masyarakat Beri penyuluahan tentang:


menyadari dan
 Pentingnya kebersihan  Masyarakat yang
mengetahui manfaat
lingkungan rumah memiliki
rumah yang
untuk meningkatkan pengetahuan dapat
sehatdengan kriteria:
pengetahuan meningkatkan
 Kebersihan masyarakat kesadaran akan
rumah  Motivasi masyarakat pentingnya
masyarakat dapat untuk menjaga kebersihan
terjaga kebersihan rumah dan lingkungan rumah
 Masyarakat kandang  Dengan
memiliki septik  Memberi pengetahuan meningkatnya
tank dengan jarak tentang pengelolaan penegetahuan
lebih dari 10 m septik tank sesuai masyarakat
dari sumber air dengan standar tentang septic
 Masyarakat kesehatan tank, kandang
memiliki  Meningkatkan motivasi dang
kandang terawat masyrakat untuk penampungan air
menutup penampungan yang sesuai
air dengan standar
 Masyrakat kesehatan adalah
memiliki tempat suatu upaya
penampungan air peningkatan
tertutup kesehatan
lingkungan
terutama rumah
sehat
4. Masyarakat mengerti Penyuluhan kesehatan
pentingnya tentang:
menerapkan pola  Menjaga
 Cara menjaga
hidup yang sehaat kesehatan dan
kesehatan diri dan
dengan kriteria: menghindari
lingkungan
terjadinya
 Masyarakat  Motivasi untuk berobat
penyakit
mandi 2 kali kepetugas pelalyanan
 Agar mendapat
sehari dengan kesehataan
penanganan yang
menggunakan  Jelaskan pentingnya
tepat dan sesuai
sabun dan mengontrol kesehatan
dengan masalah
menyikat gigi secara teratur
 Menjaga
minimal dua kali
kesehatan dan
sehari dengan
menggunakan mengantisipasi
pasta gigi kemungkinan
 Angka kejadian yang tidak di
penyakit dan inginkan
kematian
berkurang
5. Lansia menegrti Memberikan
tentang pentingnya penyuluhan tentang:  Mengetahui
menjaga kesehatan  Pentingnya mengontrol keadaan dan
dengan kriteria: kesehatan pada lansia keluhan lansia
baik itu di puskesmas suapaya dapat
 Tetap mengontrol
dan posyandu tertangani dengan
kesehatannya ke
 Motivasi lansia untuk tepat
puskesmas dan
datang ke posyandu  Menjaga
posyandu
lansia keseimbangan gizi
 Mengatur pola
 Motivasi untuk  Menjaga
makan rendah
mengatur pola makan kebutuhan hidrasi
garam, rendah
dan diet lansia
purin, rendah
 Motivasi untuk minum  Sarana untuk
gula
air putih 7-8 gelas/hari memantau
 Minum air putih
 Fasilitasi untuk kesehatan lansia
7-8 gelas/hari
posyandu lansia

Anda mungkin juga menyukai