Anda di halaman 1dari 3

URTIKARIA

(ICD X : L50.9)
No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 02 Januari 2019
Halaman : 1/3

Puskesmas H. Dahril, SKM


Muara Aman Nip. 197807152006041007

1. Pengertian Urtikaria adalah reaksi vaskular pada kulit akibat bermacam-macam


sebab. Ditandai oleh edema setempat yang timbul mendadak dan
menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi
di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo. Dapat disertai
dengan angioedema.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan pasien dengan urtikaria.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Muara Aman Nomor tentang

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014

5. Alat dan - Tabung dan masker oksigen


Bahan - Obat – obat gawat darurat

6. Langkah – 1. Petugas pelayanan klinis melakukan anamnesa :


Langkah  Keluhan
Pasien datang dengan keluhan biasanya gatal, rasa tersengat atau
tertusuk.
Gatal sedang-berat di kulit yang disertai bentol-bentol di daerah
wajah, tangan, kaki, atau hampir di seluruh tubuh. Keluhan dapat juga
disertai rasa panas seperti terbakar atau tertusuk.
Kadang-kadang terdapat keluhan sesak napas, nyeri perut, muntah-
muntah, nyeri kepala, dan berdebar-debar (gejala angioedema).

 Faktor risiko :
- Riwayat atopi pada diri dan keluarga.
- Riwayat alergi.
- Riwayat trauma fisik pada aktivitas.
- Riwayat gigitan/ sengatan serangga.
- Konsumsi obat – obatan.
- Konsumsi makanan.
- Riwayat infeksi dan investasi parasit.
- Penyakit autoimun dan kolagen.
- Umur rerata adalah 35 tahun.
- Riwayat trauma faktor fisik.

2. Petugas pelayanan klinis melakukan pemeriksaan fisik terhadap


pasien. Tanda yang dapat ditemukan yaitu :
 Keadaan umum: tampak sehat, dapat sakit ringan – sedang.
 Pemeriksaaan fisik lengkap termasuk pemeriksaan gigi, THT, dan
genital untuk menemukan adanya fokus infeksi.
 Lesi kulit yang didapatkan:
- Ruam atau patch eritema.
- Berbatas tegas.
- Bagian tengah tampak pucat.
- Bentuk papul dengan ukuran bervariasi, mulai dari papular sampai
plakat.
- Kadang – kadang disertai demgrafisme berupa linier di kulit yang
terkena goresan benda tumpul, timbul dalam waktu ˂ 30 menit.
- Pada lokasi tekanan dapat timbul lesi urtika.
- Tanda lain dapat berupa lesi bekas garukan.

3. Pemeriksaan Penunjang :
 Tes darah (eosinofil), urin dan feses rutin (memastikan adanya fokus
infeksi tersembunyi).
 Uji gores (scratch test) untuk melihat dermografisme.
 Tes eliminasi makanan: dengan cara menghentikan semua makanan
yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu
per satu.
 Tes fisik: dingin (es batu)-panas (air hangat).

4. Petugas pelayanan klinis menegakkan diagnosis penyakit berdasarkan


anamnesa dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.

5. Petugas pelayanan klinis melakukan penatalaksanaan berupa :


 Atasi fase akut dan kegawatdaruratan;
 Bila disertai obstruksi saluran nafas, injeksi epinefrin subkutan
dilanjutkan pemberian Prednison 60 – 80mg/hari selama 3 hari,
dosis diturunkan 5 – 10mg/hari;
 Hindari penyebab urtikaria;
 Antihistamin oral sedatif selama 1 minggu;
 Bila tidak berhasil, dikombinasikan dengan Hidroksizin 3 x 25mg
atau dipenhydramine 4 x 25 – 50mg selama 1 minggu;
 Apabila dikarenakan dingin, Siproheptadin 3 x 4mg lebih efektif
selama 1 minggu;
 Antipriritus topikal;

7. Diagram Alir Anamnesa

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa

Tatalaksana awal

8. Hal – hal Pasien harus dapat segera dikenali dan mendapat tatalaksana yang
yang perlu tepat dan cepat.
diperhatikan

9. Unit terkait UGD


Poliklinik

10. Dokumen Rekam medis


terkait

3/3

Anda mungkin juga menyukai