Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Oleh
Nama : Tedy Christian
NIM : 031221017
UPJJ : UT SAMARINDA
A. Pengertian Administrasi negara.
Merumuskan apa yang dimaksud dengan administrasi negara atau administras
publik tidaklah sederhana. Setiap pakar/ahli membuat definisi yang berbeda-beda.
Perbedaan versi disebabkan karena setiap pakar cenderung memandang
administrasi negara dari satu sisi atau dimensi pokoknya, padahal administrasi
negara tidak cukup di pahami hanya dari satu dimensi saja. Karena itu, problem
dalam pendefinisian administrasi negara adalah tidak ada satu definisi yang dapat
menggambarkan secara ringkas dan jelas apa yang dimaksud dengan administrasi
negara. Berikut ini definisiadministrasi negara menurut beberapa pakar/ahli :
1. Gerald Caiden (1982) :
Adminisrasi negara melingkupi segala kegiatan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan urusan publik atau kebutuhan publik. Ruang lingkup administrasi
adalah bagaimana orang mengorganisir diri mereka sebagai publik secara kolektif
dan dengan tugas dan kewajiban masing-masing memecahkan masalah publik untuk
mencapai tujuan bersama.
2. Nigro dan Nigro (1984) :
Administrasi negara secara lebih khusus dapat dijelaskan sebagai apa yg
dilakukan oleh pemerintah, terutama lembagaeksekutif (dengan sarana birokrasi), di
dalam memecahkan masalahkemasyarakata/publik.
3. Harmon dan Mayer :
Pelaku utama dalam penyelenggaraan administrasi publikadalah administrator
publik, birokrat atau pegawai negeri. Mereka ini yangdibebani tugas pemerintahan
dan pelayanan publik sehari-hari . Namun karena proses administrasi publik
sesungguhnya juga melibatkan banyak pihak di luar birokrasi pemerintah (seperti
pekerja sosial, LSM,ormas,dan lain-lain), maka sektor non negara yang tindakannya
mengatas namakan kepentingan publik dan berdampak kepada masyarakat luas,
juga menjadi pusat perhatian administrasipublik.
4. Chandler dan Plano (dalam Yeremias Keban,2004) :
Proses dimana sumber daya dan personil publik di organisir dan di koordinasikan
untuk memformulasikan, mengimplemetasikan, dan mengelola (manage) keputusan-
keputusan dalam kebijakan publik.
5. M/E Dimock dan G.O Dimock, mengatakan bahwa :
Administrasi Negaramerupakan suatu bagian dari administrasi umum yang
mempunyai lapanganyang lebih luas, yaitu suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari bagaimana lembaga – lembaga mulai dari suatu keluarga hingga
perserikatan bangsa – bangsa disusun, digerakkan dan dikemudikan.
6. Bachsan Mustafa, SH :
administrasi Negara adalah sebagai gabungan jabatan–jabatan yang dibentuk dan
disusun secara bertingkat yang diserahi kepadabadan– badan pembuat undang–
undang dan badan– badan kehakuman.
7.Wilson 1987
Administrasi sebagai ilmu. Pemikiran tentang supremasi kepemimpinan pejabat
politik atas birokrasi itu timbul dari perbedaan fungsiantara politik dan administrasi,
dan adanya asumsi tentang superioritas fungsi-fungsi politik administrasi. Slogan
klasik pernah juga ditawarkan mana kalaf ungsi politik berakhir maka fungsi
administrasi itu mulai, when politic end,administration begin – Wilson 1941.

8.John M. Pfiffer dan Robert V,


Administrasi Negara adalah suatu proses yang bersangkutan dengan
pelaksanaan kebijaksanaan – kebijaksanaan pemerintah, pengarahan kecakapan dan
teknik-teknik yang tidak terhingga jumlahnya, memberikan arah dan maksud
terhadap usaha sejumlah orang.
9. Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirdjo mengatakan bahwa :
AdministrasiNegara adalah fungsi bantuan penyelenggaraan dari pemerintah
artinyapemerintah (pejabat) tidak dapat menunaikan tugas –tugas kewajibannya
tanpa Administrasi Negara.
10. Menurut Utrecht dalam bukunya “Pengantar Hukum Administrasi Negara”
mengatakan bahwa :
Administrasi Negara adalah gabungan jabatan (compleks van kambten)
“Apparaat” (alat) Administrasi yang dibawah pimpinan Pemerintah (Presiden yang
dibantu oleh Menteri) melakukan sebagian dari pekerjaanPemerintah (tugas
pemerintah, overheidstak) fungsi administrasi yang tidakditugaskan kepada badan–
badan pengadilan, badan legeslatif (pusat) danbadan pemerintah
(overheidsorganen) dari persekutuan–persekutuan hukum(rechtsgemeenschappen)
yang lebih rendah dari Negara (sebagai persekutuanhukum tertinggi) yaitu badan–
badan pemerintah (bestuurorganeen) dari persekutuan hukum Daerah Swantatra I
dan II dan Daerah istimewa, yang masing–masing diberi kekuasaan untuk
berdasarkan suatu delegasi dari Pemerintah Pusat (Medebewind) memerintah
sendiri daerahnya.
10. Menurut Dwight Waldo menyatakan bahwa administrasi Negara
mengandungdua pengertian yaitu :
a. Administrasi Negara yaitu organisasi dan manajemen dari manusia danbenda guna
mencapai tujuan–tujuan pemerintah.
b. Administrasi Negara yaitu suatu seni dari ilmu tentang manajemen yang
dipergunakan untuk mengatur urusan–urusan Negara. Kalau definisi–definisi diatas
dikaji secara seksama, dapat dikemukakan beberapa pokok pikiran bahwa :
I. Administrasi Negara adalah merupakan proses kegiatan yang bersifat
penyelenggaraan.
II. Administrasi Negara disusun untuk mengatur kerja sama antar bangsa.
III. Administrasi Negara diselenggarakan oleh aparatur pemerintah dari suatu
Negara.
IV. Administrasi Negara diselenggarakan untuk kepentingan umum.

A. Pengertian Politik.
Politik sangat erat kaitannya dengan masalah kekuasaan, pengambilan
keputusan, kebijakan publik dan alokasi atau distribusi. Pemikiran mengenai politik
didunia barat banyak dipengaruhi oleh Filsuf Yunani Kuno seperti Plato dan
Aristotelesyang beranggapan bahwa politik sebagai suatu usaha untuk mencapai
masyarakat yangterbaik. Usaha untuk mencapai masyarakat yang terbaik ini
menyangkut bermacammacam kegiatan yang diantaranya terdiri dari proses
penentuan tujuan dari sistem sertacara-cara melaksanakan tujuan itu. Berikut ini
definisi politik menurut beberapapakar/ahli :
1. Johan Kaspar Bluntschli dalam buku The Teory of the State :
“Ilmu Politik adalah ilmu yang memerhatikan masalah kenegaraan, dengan
memperjuangkan pengertian dan pemahaman tentang negara dan keadaannya,
sifat-sifat dasarnya, dalam berbagai bentuk atau manifestasi pembangunannya.”
2. Roger F. Soltau dalam bukunya Introduction to Politics:
“Ilmu Politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga
yang akan melaksanakan tujuan itu; hubungan antara negara dengan warga
negaranya serta dengan negara-negara lain.”
3. J. Barents dalam bukunya Ilmu Politika :
“Ilmu politik adalah ilmu yangmempelajari kehidupan negara yang merupakan
bagian dari kehidupanmasyarakat, ilmu politik mempelajari negara-negara itu dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.”
4. Joyce Mitchel dalam bukunya Political Analysis and Public Policy :
“Politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijakan
umum untuk seluruh masyarakat.” (Politics is collective decision making or the
making of public policies for an entire society ).
5. Harold D. Laswell dan A. Kaplan dalam buku Power Society :
“Ilmu Politik mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan”, dan dalam
buku Whogets What, When and How, Laswell menegaskan bahwa “Politik adalah
masalah siapa, mendapat apa, kapan dan bagaimana.”
6. W.A. Robson dalam buku The University Teaching of Social Sciences :
“IlmuPolitik mempelajari kekuasaan dalam masyarakat, … yaitu sifat hakiki,
dasar, proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil. Fokus perhatian seorang sarjana
ilmu politik … tertuju pada perjuangan untuk mencapai atau mempertahankan
kekuasaan, melaksanakan kekuasaan atau pengaruh atas orang lain, atau menentang
pelaksanaan kekuasaan itu.”
7. Karl W. Duetch dalam buku Politics and Government: How People Decide
Their Fate :
“Politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum.”
8. David Easton dalam buku The Political System :
“Ilmu politik adalah studimengenai terbentuknya kebijakan umum.”
Menurutnya “Kehidupan politik mencakup bermacam-macam kegiatan yang
memengaruhi kebijakan dari pihakyang berwenang yang diterima oleh suatu
masyarakat dan yang memengaruhi cara untuk melaksanakan kebijakan itu. Kita
berpartisipasi dalam kehidupan politik jika aktivitas kita ada hubungannya dengan
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan untuk suatu masyarakat.”

9. Ossip K. Flechtheim dalam buku Fundamentals of Political Science :


“Ilmu politik adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari
negarasejauh negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dari
gejala-gejala kekuasaan lain yang tak resmi, yang dapat memengaruhi negara.”
10. Deliar Noer dalam buku Pengantar ke Pemikiran Politik :
“Ilmu Politik memusatkan perhatian pada masalah kekuasaan dalam kehidupan
bersamaatau masyarakat. Kehidupan seperti ini tidak terbatas pada bidang
hukumsemata-mata, dan tidak pula pada negara yang tumbuhnya dalam sejarah
hidupmanusia relatif baru. Di luar bidang hukum serta sebelum negara ada,
masalahkekuasaan itu pun telah pula ada. Hanya dalam zaman modern ini
memanglah kekuasaan itu berhubungan erat dengan negara.”
10. Kosasih Djahiri dalam buku Ilmu Politik dan Kenegaraan :
“Ilmu politik yang melihat kekuasaan sebagai inti dari politik melahirkan
sejumlah teori mengenaicara memperoleh dan melaksanakan kekuasaan.
Sebenarnya setiap individutidak dapat lepas dari kekuasaan, sebab memengaruhi
seseorang atausekelompok orang dapat menampilkan laku seperti yang diinginkan
oleh seorang atau pihak yang memengaruhi.”
11. Wirjono Projodikoro menyatakan bahwa
“Sifat terpenting dari bidang politik adalah penggunaan kekuasaan oleh suatu
golongan anggota masyarakat terhadap golongan lain. Dalam ilmu politik selalu ada
kekuasaan atau kekuatan.”
12. Idrus Affandi mendefinisikan :
“Ilmu politik ialah ilmu yang mempelajari kumpulan manusia yang hidup teratur
dan memiliki tujuan yang sama dalam ikatan negara.”

B.Hubungan administrasi negara dengan politik.

Apabila ditelaah lebih mendalam kedua definisi tersebut di atas, jelas sekalia
ntara administrasi negara dengan poltik memiliki keterkaaitan yang sangat erat yang
tidak dapat dipisahkan dari keduanya. Hal ini sesuai dengan salah satu pendapat
bahwa administrasi negara/publik adalah anak dari ilmu politik. Pendapat tersebut
memandang administrasi publik sebagai pelaksana bagi politik. Keduanya terangkai
dalam jalinaninter-koneksi. Satu kebijakan publik yang dirumuskan oleh politik, tidak
akan sempurna,kalau tidak memperoleh masukan dari administrasi. Bahkan, dapat
dikatakan bahwahanya dengan masukan dari administrasi, politik dapat
merumuskan kebijakan. Sebagai contoh keputusan politik untuk menetapkan
kenaikan gaji pegawai negeri, kebijakan tersebut diambil setelah pemerintah atau
penyelenggara administrasi menyajikan berbagai pertimbangan dan data sebagai
dasar pembuatan kebijakan.

C.Pengaruh Politik terhadap administrasi negara.

Politik dan administrasi negara sangatlah erat berkaitan, ini dibuktikan dengan
politik merupakan pangkal tolak administrasi negara dan administrasi negara
adalahmerupakan kelanjutan dari proses politik. Menurut Woodrow Wilson (1974),
administrasi adalah kelanjutan dari sebuah kebijakan artinya administrasi berjalan
ketika sebuah kebijakan yang dihasilkan dari proses politik itu terjaga kestabilannya.
Mempelajari negara dan pemerintahannya berarti mempelajari kekuatan dan
kekuasaandan hal tersebut merupakan salah satu dari tujuan atau orientasi dari
kontestasi politikyakni kekuasaan.Ketika meninjau pengaruh politik terhadap
administrasi negara, suatu hal yangperlu untuk diperhatikan adalah sistem politik.
Sistem politik adalah sistem polahubungan kekuasaan dalam pemerintahan dan
hubungan kekuasaan pemerintah dengan konstituennya (yakni rakyat). Sistem politik
mencakup hubungan pengemban kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Bagaimana pola hubungan pemerintah dengan wakil-wakil rakyat diparlemen,
bagaimana rakyat diorganisir untuk dapat mengefektifkan kekuasaan
(kepartaian). Administrasi negara yang memberikan sebuah pelayanan yang prima
kepadapublik itu dicapai ketika terjadinya kestabilan politik disuatu negara.
Administrasi negarayang dijalankan oleh para birokrat, sangatlah dipengaruhi ketika
terjadinya gesekan-gesekan kepentingan politis yang melingkupi pemerintahan yang
secara tidak langsungberimplikasi dengan stagnannya agenda formulasi kebijakan
yang telah direncanakan. Agenda kebijakan merupakan rumusan dari berbagai janji
politik pasangan calonpresiden dan wakil presiden ketika kampanye sekaligus
merupakan agregasi darikepentingan elit partai pendukung mereka ketika kampanye
dulu.
Ketika pemerintah yang terjadi akhirnya dilingkaran seputar kekuasaan, yang
diakibatkan akumulasi kapitalyang berlebihan pada sebagian konglomerat yang
awalnya diharapkan menjadi faktor potensial penciptaan lapangan kerja di
Indonesia. Perlu diperhatikan,awalnya Soehartomelihat dengan menumpukkan
kapital di salah satu konglomerat maka efek Feedbacknya akan terciptanya
“rembesan ke bawah”-kalau merujuk Woodrow Wilson-para konglomerat tersebut
akhirnya akan membuka faktor produksi yakni perusahaanyang pada akhirnya akan
menyerap tenaga kerja dilingkungan perusahaan tersebut.Selain itu, budaya militer
pun mempengaruhi disfungsi birokrasi Politik militer yang tanpatanding (oposisi)
mengakibatkan pemerintah kehilangan kontrol, pemerintah merasasegala tindak
lakunya tidak akan ada penghalangnya. Ini berakibat dengan dekonsistensi
organisasi, banyaknya para pejabat yang korup yang pada akhirnya budaya korupsi
pun tercipta dikarenakan tidak adanya pengetatan hukum ketika itu. Arah dari
pemerintah ketka itu ialah pembangunan ekonomi, sedangkan ironisnya hukum yang
seharusnya menjadi partner dari pelaksanaan kebijakan tersebut diabaikan.
Rentetan kerapuhan birorasi indonesia yang seharusnya berorientasi kepada
pelayanan publik, dikarenakan budaya matrealismenya berubah 1800 menjadi
orientedprofit sehingga birokrasi menjadi dipersulit apabila bagi kaum subaltern
yang takbermateri. Lambat laun hal inilah yang akhirnya menyebabkan tingkat
birokrasi kitasemakin tidak tentu arahnya.Birokrasi di Indonesia adalah sebuah
system birokrasi 3 generasi perubahanyakni warisan birokrasi zaman kolonial
penjajahan (birokrasi warisan belanda), system birokrasi warisan orde lama, dan
terakhir system birokrasi warisan orde baru. Ketigas ystem birokrasi tersebut
kemudian saling bertransformasi menjadi budaya birokrasiseperti yang kita rasakan
sekarang ini.Budaya birokrasi yang paling kentara pengaruhnya yakni budaya
birokrasi era orde baru yang mengusung paradigma “birokrasi untuk dilayani”.
Paradigma birokrasi yang seharusnya melayani kepentingan publik ketika orde baru
malah sebaliknya, publik secara sukarela selalu saja harus menanggung kewajiban
tanpa dibarengi akan haknya sebagai warga negara. “Warga negara yang baik
haruslah taat menaati segala peraturan pemerintah”, itulah jargon yang selalu di
dengung-dengungkan pemerintahera orde baru. Masyarakat secara masif diharuskan
membayar segala jenis pajak,retribusi dan lainnya tanpa dibarengi peningkatan
kualitas pelayanan yang prima bagimereka. Budaya birokrasi yang ingin dilayani
secara tidak sadar malah membuat paraaparatur birokratnya membudayakan
birokrasi yang omnipotent, yaitu budaya birokrasiyang mandul.

Pengaruh politik terhadap administarsi negara dewasa ini Dalam era desentralisasi
maupun otonomi daerah seperti sekarang ini, tentulah sangat lebih kompleks lagi
apabila menelaah pengaruh politik terhadap administrasi kebijakan di daerah yang
antar daerah berbeda dalam variabel-variabel pengaruh yangditimbulkannya.
Namun secara garis besar dapat ditarik benang merah dari pengaruh-pengaruh
aspek politis tersebut terhadap administrasi kebijakannya. Seorang Jorge Lowell
pernah berujar dalam bukunya “Reformation birokrasi inglobalitation era” (2001)
bahwa kesalahan terbesar bagi sakitnya birokrasi adalah kepada disfungsi
systemnya. Ia berujar bahwa systemlah yang akan meregulasi para aparatur birokrasi
menjadi lebih efektif. Ia kembali berujar bahwa system mempunyai variabel-variabel
terluas bagi kepentingan sebuah keefektifan organisasi. Dalam ruang lingkup system
ia menambahkan, adanya banyak ekses-ekses yang sangat urgens guna memulihkan
suatu birokrasi yang sakit adalah dengan reformasi atau ruitalisasi terhadap
systemnya. Ketika kita bandingkan dengan keadaan birokrasi di Indonesia jelas
terdapat hal-hal yang berbeda akan sebuah systemnya. Seorang Woodrow Wilson
pernah berujar akan keheranannya terhadap system birokrasi yang dipengaruhi akan
system atau konfigurasi politik. Ia menambahkan bahwa system politik yang
termanifestasi lewatpemilu mempunyai efek domino terbesar akan sakitnya
birokrasi di Indonesia. Pada dasarnya dari penjelasannya, ia berpendapat dosa
terbesar bagi sakitnya birokrasi kitaialah pada systemnya. Menurut ia “When the
processing of politic is finish, thebirokration is begin”, artinya birokrasi itu di mulai
ketika proses politik yakni pemilu itutelah selesai birokrasi berjalan. Administrasi
Negara adalah kelanjutan dari proses politiknamun bukan bagian dari proses politik
praktis. Adanya birokrasi hanyalah sebataspelaksanaan administrasi proses politik,
Artinya, administrasi Negara itu ada untukmenciptakan ketertiban proses politik,
namun tidak di infiltrasi oleh proses (hasil) politik.Dalam proses politik di negara
Indonesia, cenderung meninggalkan kuka-luka yangcukup menyebabkan kita kembali
sakit. Proses politik di Indonesia kadang tidakterselesaikan setelah proses pemilu.
Secara konkret kita melihat bahwa ada ekses-ekses lain yang terjadi setelah pemilu.
Perang kepentingan masih terjadi setelah pemiluyang parahnya malah membuat
para aparatur birokratnya menjadi kehilangan kenetralitasannya padahal dalam
aspek tata perilaku seorang birokrat ialah ia harusnetral atau sebagai stabilisator
konflik. Contoh realnya ialah terjadi di Banten ketika adamutasi besar-besaran
terhadap beberapa pejabat eselon II yang pada akhirnya "non job" yang menurut
kebanyakan pengamat adalah merupakan implikasi semakin dekatnya ajang pilkada
di tahun 2006 ketika itu.

Dari contoh kasus diatas, dapat ditarik sebuah benang merahnya yaitu jalannya
sebuah administrasi kebijakan negara yang baik itu itu diawali dengan pra
kondisikestabilan politik. Tanpa sebuah kestabilan politik tentu saja sebuah
keniscayaan administrasi negara yang handal, efisien dan menghasilkan output yang
prima hanya menjadi mimpi-mimpi belaka yang tak akan pernah usai. Politik dan
administrasi adalahdua rangkai mechanism yang seharusnya saling mendamaikan.
Administrasi Negaraada untuk mentertibkan proses politik, sedangkan hasil proses
politik sudah seharusnya mendewasakan aparatur birokrasi di negeri ini. Terdapat
garis demarkasi yang jelasantar keduanya, agar relasi pengaruh keduanya adalah
positif bukan malah bersifatkorosif.
KESIMPULAN DAN SARAN.
A. Kesimpulan.
1. Politik merupakan dimensi penting dalam administrasi Negara. Politik
dan Administrasi Negara seumpama dua sisi dari keping mata uang.
Politikperumus strategi negara dan administrasi negara implementor
strategitersebut. Politik tanpa administrasi Negara hanya sekedar jargon dan
janji- janji, sebaliknya administrasi Negara tanpa politik seperti mobil yang
berjalan tanpa arah tujuan. Karena itu, perlu dipahami apa pengertian dan
fungsipolitik dan administrasi negara, serta perdebatan seputar hubungan
administrasi negara dengan politik yang telah menjadi isu klasik dalam ilmu
administrasi negara.
2. Pengaruh politik terhadap administrasi negara telah berjalan cukup lama
sejakorde lama hingga orde reformasi sekarang ini sehingga menimbulkan
terjadinya dikotomi politik-administrasi negara, hal ini menunjukan tingkat
spesialisasi dan profesionalisasi para penyelenggaran negara tidak
berpihakkepada kepentingan publik, yang seharusnya menjadi tujuan pokok
dalam setiap penyelenggaraan sistem administrasi negara dan sistem politik
dinegara kita.
B. Saran.
Munculnya dikotomi politik-administrasi merupakan adanya koreksi
terhadapburuknya pemerintahan, untuk itu agar tidak terjadi dikotomi politik-
administrasi perlu adanya pemahaman yang lebih mendalam tentang peranan
masing-masing parapenyelenggara negara, baik yang menjalankan fungsi legistatif,
eksekutif maupunyudikatif.

Anda mungkin juga menyukai