Anda di halaman 1dari 2

A.

CONTOH PELANGGARAN HAM


1.Australia tegaskan tolak hukuman mati

Kini Australia menegaskan tolak hukuman mati. Menurut kementrian luar negeri Australia,
Senin, 10 Oktober 2016, hukuman mati adalah pelanggaran hak asasi manusia dan suatu perbuatan
keji dan tidak manusiawi. Menteri luar negeri Australia, Julie Bishop, mengaku akan melakukan
advokasi kuat mengenai penghapusan hukuman mati, termasuk melalui dewan Hak Asasi Manusia
Perserikatan Bangsa-Bangsa.

2.Ayah tiri aniaya bocah 6 tahun hingga tewas

13 November 016, Tim dokter RSUD Mayjen HA yang mengautopsi Ang yaitu bocah
berusia 6 tahun yang tewas karna di pukuli ayah tirinya. Korban tewas akibat luka di bagian kepala
belakang. Saat itu ibu korban sedang mencuci pakaian di sungai yang tidak jauh dari rumahnya.
Ibu korban terkejut dan shock melihat anaknya Ang sudah tidak bernyawa. Beberapa jam
kemudian polisi menangkap IS, ayah tiri yang tega menghabisi nyawa korban. Pemicu
penganiaayan tersebut dikarenakan hal sepele, yaitu karena sang anak tidak mau berhenti menangis
dan membuat ayah tirinya kesal.

3.Bullying terjadi di SMA 3 Jakarta, siswi dipaksa pakai bra dan merokok

03 mei 016, pembullyian kembali terjadi, dan hal itu kini terjadi di SMA 3 Jakarta. Hal itu
terbukti setelah adanya pengunggahan video yang beredar dan menjadi banyak perbincangan
masyarakat. Dalam video tersebut, terlihat beberapa siswi sedang jongkok di hadapan para
seniornya. Bahkan dalam video itu, terucap kata-kata yang tidak pantas diucapkan seperti "perek".

Lalu, seorang siswi tersebut dipaksa untuk memakai bra dan dipaksa untuk merokok, dan
bahkan ada yang kepalanya ditumpahi oleh air di botol. Polsek Setiabudi Kompol Tri Yulianto
yang memastikan bila hal itu dilakukan di SMA 3 jakarta di Setiabudi. Pihak kepolisian
menyerahkan ke pihak sekolah untuk melakukan penyelesaian. Namun, belum diketahui motif
siswi senior itu melakukan bullying.

https://www.kompasiana.com/lahizhatammy
B. ARGUMEN TENTANG KASUS HAM TERSEBUT

Berhubungan dengan pelanggaran HAM, hukuman mati memang terlihat sangat keji. Bagi
sebagian orang tidak setuju dengan adanya hukuman mati. Dan bahkan ada Negara-negara yang
menghapuskan hukuman mati, sedangkan ada pula sebagian orang yang mendukung adanya
hukuman tersebut. Hukuman mati memanglah tidak malanggar UUD, namun mungkin melanggar
HAM. Semua umat manusia memiliki hak untuk tetap hidup dan di berikan kesempatan untuk
berubah. Namun, sebagian Negara memiliki persepsi " Lebih baik menghilangkan 1 nyawa
dibandingkan kehilangan banyak nyawa".

Dan ada pula kasus HAM kepada anak dan siswa siswi. Contohnya seorang ayah yang membunuh
anaknya karena tidak mau berhenti menangis, padahal anak terseut menangis karena mungkin anak
itu merasakan sesuatu, seperi ia mungkin saja lapar dan lain-lain. Dan ada pula kasus pembullyan,
kasus itu merupakan pelanggaran HAM dimana mereka beberapa orang senior yang merasa
bahwa mereka itu paling tinggi tingkatannya yang mempermalukan junior mereka dengan sesuatu
hal yang tidak baik dan tidak pantas.

Padahal sebenarnya mereka memiliki hak untuk diperlakukan dengan layak dan belajar dengan
tenang, bukannya mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh. Kedua kasus ini telah dilarang
dalam UUD Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak pasal 76C "Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan,
menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhdapat anak" dan akan di kenai
hukuman sesuai dengan pasal 80 (I) UU Nomor 35 tahun 2002 "Setiap orang yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
tahun 6 bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 72.000.000.00"
"Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut
serta melakukan kekerasan terhdapat anak" dan akan di kenai hukuman sesuai dengan pasal 80 (I)
UU Nomor 35 tahun 2002 "Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan dan/atau denda paling
banyak Rp. 72.000.000.00"

Anda mungkin juga menyukai