Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana Pandangan Hukum bagi Siswi Hamil Diluar Nikah dalam

Drama ‘Our Blues’, Apakah Harus Putus Sekolah?

Kedua tokoh yang memerankan sepasang kekasih yang hamil diluar nikah dalam Drama Our Blues. Sumber:
Intagram @tvn_drama

Tayangnya drama ‘Our Blues’ pada, 9 April 2022 yang lalu cukup menarik perhatian
sehingga begitu banyak penikmat drama korea memilih menghabiskan waktu luang mereka
dengan menyempatkan diri untuk menonton drama yang dihiasi banyak aktor dan aktris
terkenal dan berbakat. Hadirnya Our Blues ini membawa respon positif karena memiliki jalan
cerita yang menarik dan tak biasa serta pemilihan lokasi sebagai latar cerita bisa dibilang
berbeda dari kebanyakan drama lainnya.

Rating dari drama tersebut mulai berkembang pesat serta mendapat perhatian dari
berbagai kalangan, namun setelah episode 5 dan 6 tayang Our Blues mulai mengalami
penurunan rating dan menuai beragam kritikan terkait alur cerita dari drama tersebut.
Mengambil kisah seorang siswi yang hamil diluar nikah ketika menginjak bangku pendidikan
sekolah menengah atas membuat drama Our Blues ini menjadi perbincangan karena dianggap
bisa mempengaruhi penonton dan membuat penonton menarik makna berbeda dari drama
tersebut.
Dalam drama Our Blues, Bang Yeong Ju (Roh Yoon Seo) tak mengetahui jika ia
tengah berada dalam kondisi hamil hingga kandungannya telah memasuki usia enam bulan.
Ia dan kekasihnya Jung Hyeon (Bae Hyun Sung) merupakan siswa yang baik dan memiliki
nilai yang bagus di sekolah, mereka juga merupakan perwakilan kelas dan siswa berprestasi.
Hal itu membuat orang-orang disekitar mereka tak akan menyangka bahwa keduanya bisa
melakukan tindak perzinahan hingga terjadi kehamilan.

Sepasang kekasih tersebut memutuskan untuk mempertahankan kandungannya karena


usia kandungan yang telah matang dan cukup berisiko jika melakukan aborsi. Mereka sepakat
untuk tetap bersekolah meski Bang Yeong Ju dalam kondisi hamil besar. Realitanya di
Indonesia pun selalu terjadi hal yang sama, seorang siswi hamil diluar nikah atau siswa yang
telah menikah akan putus sekolah dan tak melanjutkan pendidikannya lagi. Apakah hal ini
benar dalam hukum?

Sebenarnya siswi yang hamil diluar nikah tidak harus berhenti sekolah karena tidak
ada regulasi dari kementrian Pendidikan dan kebudayaan yang melarang siswi hamil atau
telah menikah untuk sekolah. Seperti dalam pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi
tentang “Setiap warga negara berhak mendapat Pendidikan” memiliki arti bahwa setiap anak
di Indonesia berhak mendapatkan atau melanjutkan pendidikannya tak terkecuali bagi siswi
hamil. Namun kebanyakan sekolah memiliki aturan masing-masing dimana jika dalam
sekolah tersebut memiliki siswi hamil seakan-akan membuat nama sekolah menjadi buruk.

Selain karena alasan tersebut, siswi yang tetap bersekolah, tak bisa dihindari pasti
akan mengalami perundungan dan itu sebabnya sekolah seringkali merekomendasikan siswi
untuk mengambil paket B atau C agar bisa lulus sekolah. Sekolah memiliki pandangan jika
seorang siswi hamil masih tetap bersekolah dengan normal akan menjadi pengaruh buruk
bagi murid-murid yang lain. Tidak pantas untuk anak dibawah umur hamil karena fisik dan
mental yang belum matang dan bisa menjadi contoh bagi murid yang lain karena bahkan
setelah tindak asusila yang dilakukan siswi tersebut masih tetap bersekolah dan melakukan
akivitas seperti biasanya.

Setelah episode tersebut tayang tak sedikit netizen yang ikut membela dan mulai
menganggap bahwa tindakan hamil diluar nikah bisa diwajarkan atau dinormalisasi, karena
mereka memandang alur dalam drama tersebut dengan meromantisasinya. Jika kita
menyampingkan pandangan tersebut dan melihat dari segi hukum apakah hamil diluar nikah
dilarang atau dapat diwajarkan?
Dalam setiap agama tindak perzinahan merupakan hal yang tabu, atau sesuatu yang
tidak boleh dilakukan. Dalam pandangan hukum Islam, dikutip dari Jurnal Hukum Perdata
Islam menurut pendapat imam Syaf’i, perkawinan akibat hamil diluar nikah adalah sah
hukumnya. Walaupun sempat menjadi perbincangan publik mengenai sah nya hamil diluar
nikah namun setiap agama tetap tidak membenarkan perbuatan perzinahan yang dilakukan
sebelum sah dalam pernikahan.

Berdasarkan draft RUU KUHP yang dikutip dari Detik News (28/08), memiliki pasal
yang meluaskan makna zina. Seperti dalam Pasal 417 Ayat (1) yang mengatur tentang
hubungan seks tanpa pernikahan, berbunyi: setiap orang yang melakukan persetubuhan
dengan orang yang bukan suami atau istri dipidana karena perzinahan dengan pidana
penjara paling lama 1 tahun atau denda Kategori II maksimal Rp10 juta.

Pengadaan RUU KUHP ini didasarkan untuk melindungi harkat dan martabat
perempuan mengingat dalam kasus seperti ini biasanya yang akan menjadi korban
adalah pihak perempuan. Selain karena harus menanggung kehamilan, perempuan juga
harus menerima sanksi sosial yang akan didapat dalam jangka waktu lama.

Namun sampai sekarang RUU KUHP belum mendapat kejelasan apakah akan
disahkan atau tidak. Upaya pemerintah untuk mensosialisasikan RUU KUHP ini
memang sudah dilaksanakan dan mendapat respon positif dalam masyara kat walau
masih ada pro dan kontra.

Dapat disimpulkan alasan mengapa drama Our Blues ini ditayangkan yaitu
karena maraknya perbuatan seks bebas dan semakin mudahnya untuk melakukan
aborsi membuat remaja di Korea Selatan yang hamil diluar nikah akan memilih untuk
mengaborsi kandungannya. Namun dalam drama Our Blues, Bang Yeong Ju dan Jung
Hyeon memerankan dua remaja yang ingin berjuang untuk bayi mereka dan juga untuk
pendidikan mereka walaupun keduanya memang telah melakukan tindakan tercela.

Hal ini memberi pandangan baru untuk remaja diluar sana untuk lebih berpikir
Panjang akan apa yang akan dilakukan dan sebab akibat yang didapat. Perbuatan
perzinahan diluar nikah memang tidak dibenarkan apalagi menyelesaikan masalah
tersebut dengan melakukan aborsi, sebaliknya sebagai orang yang melakukan
kesalahan harus menanggung sanksi yang didapat bukannya melenyapkan kehidupan
seseorang yang bahkan tidak bersalah.
Maria Sonia Apriska Dewanti

NIM: E0021257

Bahasa Indonesia (E)

Anda mungkin juga menyukai