Anda di halaman 1dari 3

1

Dalam berperilaku berbangsa dan negara, sudah sewajarnya kita tidak ikut campur dalam
kepribadian dan penampilan orang lain. Hal ini sesuai dengan pengertian Hak Asasi yaitu setiap individu
memiliki kebebasan untuk hidup, merdeka, kebebasan berpendapat serta kebebasan untuk memiliki
sesuatu. Terdapat Batasan yang harus dipenuhi ketika kita mencampuri kepribadian orang lain. Melihat
dari kacamata kesehatan terdapat beberapa dampak yang dapat ditimbulkan ketika kita mengganggu
hak asasi seorang anak yaitu anak akan mudah depresi, stress hingga mengalami halusinasi. Hal ini tentu
dapat mengganggu tumbuh kembang seorang anak di masa yang akan datang. Tidak dapat dipungkiri
dimasa yang akan datang, anak tersebut mempunyai kepribadian yang dapat melanggar norma di
masyarakat.

Kesimpulannya kita sebagai orang tidak dapat memilih anak apa yang akan lahir nantinya karena
anak merupakan karunia dari tuhan. Orang tua juga memiliki Batasan dalam mencampuri kepribadian
seorang anak. Apabila terlalu berlebihan seorang anak dapat mengalami depresi serta setress yang
tinggi.

gender adalah sifat perempuan dan laki-laki seperti norma, peran, hubungan antara
kelompok pria dan perempuan, yang dikonstruksi secara sosial. Gender dapat berbeda
antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya. Dalam analisis
saya, akan lebih baik apabila kita sebagai orang tua tidak ikut campur dalam menentukan
jenis kelamin anak. Hal ini dikarenakan setiap anak telah mempunyai hak asasi untuk hidup
ketika sudah berada dalam perut seorang ibu. Hak asasi itu meliputi hak untuk hidup dan
hak untuk memilih jenis kelamin tanpa campur tangan dari orang lain. Setiap jenis kelamin
seorang anak yang lahir merupakan karunia dari tuhan karena tuhan telah menyiapkan
segala sesuatu bagi sang anak dari lahir sampai dewasa nantinya.
Kesimpulannya adalah setiap individu memiliki hak asasi ketika masih ada di perut sang ibu,
orang tua tidak dapat ikut campur dalam memilih jenis kelamin anaknya nanti dan akan lebih baik
apabila orang tua mempersiapkan Pendidikan karakter bagi anaknya untuk masa depan anaknya nanti

Hak asasi manusia adalah dasar atau hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak asasi tersebut menjadi dasar dari hak dan kewajiban lain yang dimiliki
manusia tersebut. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa manusia tidak memiliki hak untuk
mengambil kehidupan dari manusia lain termasuk apabila masih dalam kandungan. Mengacu pada Pasal
75 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan memang tidak dibenarkan apabila
seorang pasangan menggugurkan kandungannya walaupun dengan alasan khusus. Pada praktiknya,
permasalahan mengenai efektivitas hukum pada tindak aborsi terutama bagi korban perkosaan. Sehingga
atas pertimbangan yang berkaitan dengan kondisi korban tindak pidana perkosaan, muncul indikasi-
indikasi yang memberikan alasan pembenar dalam melakukan tindak aborsi. Hal ini didasarkan pada
Pasal 75 ayat (2) UU Kesehatan jo Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014, pada pasal ini
tindakan aborsi dapat dilakukan apabila korban merupakan tindak pidana perkosaan serta aborsi dapat
dilakukan apabila janin mengancam keselamatan ibu maupun anak yang dikandungnya.
Kesimpulannya adalah orang tua dapat melakukan tindakan aborsi apabila sang anak memiliki angka
harapan hidup yang kecil atau kondisi kandungan mengancam keselamatan sang ibu.
1

In the behavior of the nation and state, it is natural that we do not interfere in the personality and
appearance of others. This is in accordance with the definition of human rights, namely that every
individual has the freedom to live, be free, have freedom of speech and the freedom to own something.
there are boundaries that must be respected when we interfere with other people's personalities.
Looking from a health perspective, there are several impacts that can be caused when we interfere with
a child's human rights, namely the child will be easily depressed, stressed to experience hallucinations.
This can certainly interfere with the growth and development of a child in the future. It is inevitable that
in the future, the child will have a personality that can violate norms in society.

In conclusion, we as people cannot choose what children will be born later because children are
a gift from God. Parents also have limitations in interfering with a child's personality. If it is too much a
child can experience depression and high stress.

Gender is the nature of women and men such as norms, roles, relationships between groups of men and
women, which are socially constructed. Gender can differ from one society to another. In my analysis, it
would be better if we as parents do not interfere in determining the sex of the child. This is because
every child already has the human right to live when they are in a mother's stomach. These rights
include the right to life and the right to choose their gender without interference from others. Every sex
of a child born is a gift from God because God has prepared everything for the child from birth to
adulthood later.

The conclusion is that every individual has human rights while still in the mother's stomach,
parents cannot interfere in choosing the sex of their children later and it would be better if parents
prepare character education for their children for their children's future.

Human rights are the basic or fundamental rights that humans carry from birth as a gift from God
Almighty. These rights are the basis of other rights and obligations that humans have. From this
understanding, it can be seen that humans do not have the right to take life from other humans,
including when they are still in the womb. Referring to Article 75 paragraph (1) Number 36 of 2009
concerning Health, it is not justified if a couple aborts the pregnancy even though it is for special
reasons. In practice, problems regarding the effectiveness of the law on abortion, especially for victims
of rape. So that on considerations related to the condition of victims of rape, indications appear that
provide justification for the act of abortion. This is based on Article 75 paragraph (2) of the Health Law in
conjunction with Article 31 of Government Regulation No. 61/2014, in this article abortion can be done
if the victim is a criminal act of rape and abortion can be done if the fetus threatens the safety of the
mother and the child she is carrying.

The conclusion is that parents can perform abortion if the child has a small life expectancy or the
condition of the womb threatens the safety of the mother.

Anda mungkin juga menyukai