Anda di halaman 1dari 3

TUGAS EPISTEMOLOGY

DEANNA DAVINO F113

Yang sedang didiskusikan dalam jurnal tersebut adalah, pro dan kontra terhadap kasus
aborsi. Kemudian, alasan dari kelompok pro aborsi adalah, dimana sang ibu mempunyai alasan
tersendiri untuk menggugurkan kandungan. Alasannya ada yang dari faktor kendala ekonomi,
sosial, kandungan adalah hasil dari pergaulan bebas, pelecehan, pemerkosaan, merasa terlalu
tua untuk mempunyai anak kembali, sang anak terdeteksi mempunyai kelainan
mental/cacat/penyakit, sang ibu dihamili oleh ayahnya, atau dihamili kemudian sang lelaki
pergi dan tidak bertanggung jawab. Di samping alasan tersebut, mereka tidak siap dengan
mental mereka, apakah mereka bisa menjalaninya. Salah satu alasan menurut tim pro yang
membuat tindakan aborsi dibenarkan adalah sang ibu memikirkan masa depan anaknya. Sang
ibu takut jika kedepannya sang anak akan mengalami gangguan mental jika mengetahui
kebenarannya. Kedua, misalkan anak tersebut tidak mempunyai tangan, dan sang ibu
memutuskan untuk menggugurkannya agar anak tersebut tidak menderita sepanjang hidupnya.
Ketiga, misalkan anak tersebut hasil dari hubungan seks bebas, sang ibu takut jika anaknya tau
kebenarannya, anak tersebut akan membencinya dan akan meninggalkannya. Kemudian
menurut dunia medis, kehidupan dimulai ketika batang otak mulai berfungsi ketika usia
kandungan memasuki minggu-8. Jadi, menurut para pro-aborsi, sang ibu boleh menggugurkan
kandungannya sebelum 8 minggu kehamilan atau sebelum batang otak mulai berfungsi. Pro-
aborsi sangat bertentangan dengan tim kontra dalam alasan hak asasi Individu. Ada juga yang
berpendapat menurut keagamaan, dimana sang bayi baru ditiupkan ruh oleh malaikat ketika
kandungannya berusia 120 hari. Kemudian, jika tim kontra melarang aborsi karena melakukan
tindakan pembunuhan bersifat kriminal. Maka tim pro akan bersuara tentang hak asasi individu.
Dimana artinya mereka tidak mempunyai HAM yang seharusnya menjadi milik mereka,

Sekarang, mari kita bahas dari segi kontra-aborsi. Alasan tim kontra-aborsi dari segi
hak individu. Dimana tim pro-choice ber-anggapan bahwa, jika Ia tidak boleh melakukan
aborsi, itu artinya hak kandungan yang harus diutamakan, dan hak Ibu tidak dihormati. Pilihan
tersebut memang tidak dapat dibenarkan ataupun disalahkan. Konsekuensi pro-choice ada di
tangan Ibu sendiri. Karena jika ia mengaborsi janin, maka ia sudah mengakhiri kehidupan
anaknya sendiri, namun jika Ia melahirkan kandungan tersebut, sang Ibu harus siap dengan
kenyataan hidup yang akan dijalaninya. Selain itu, jika dilihat dari sisi norma agama, tindakan
aborsi tidak dapat dibenarkan. Karena sangat bertentangan dengan moral kemanusiaan dan
norma agama.

Sebelum saya memilih saya mendukung tim pro atau kontra, saya akan menjelaskan
pandangan saya terhadap masing – masing kelebihan dan kelemahan dari tim pro-life dan tim
pro-choice. Pertama kelebihan dari tim pro-life/kontra-aborsi adalah sang kandungan dapat
mendapat hak kehidupannya didunia, kelemahannya adalah, sang Ibu tidak siap menjalani
kehidupannya dengan apa yang dia alami, dan kemungkinan sang anak akan menderita dalam
menjalani hidupnya bisa karena cacat lahir, gangguan mental, dll. Sedangkan kelebihan dari
pro-choice/pro-aborsi adalah sang Ibu mendapatkan hak asasi sebagai manusia, namun lebih
banyak kelemahan yang ada, yaitu merasa berdosa karena sudah menyabut kehidupan
kandungannya, trauma, hidup yang tidak tenang, malu, dikucilkan, bahkan ketika proses
aborsinya sendiri melalui proses yang menyakitkan, dan mengancam nyawa sang ibu. Apalagi
jika proses aborsinya dilakukan kepada orang yang tidak terpercaya seperti dukun.

Terkait pro dan kontra, adalah sang Ibu sendiri yang memutuskan, dan harus
menanggung apapun itu resikonya. Namun menurut saya, tindakan aborsi tidak dapat
dibenarkan. Karena menurut Keluaran 21 : 22-25, orang yang membunuh bayi dalam
kandungan, hukumanya sama saja dengan orang membunuh. Menurut segi keagamaan, aborsi
bukanlah tentang hak asasi perempuan tersebut, melainkan aborsi juga menyangkut hidup
matinya manusia yang diciptakan Allah. Lalu bagaimana jika bayi dalam kandungan adalah
hasil pemerkosaan/hubungan seks bebas?. Aborsi bukanlah solusinya, sang bayi tidak berhak
mendapat hukuman karena perilaku bejat ayahnya. Bisa saja anak tersebut dilahirkan,
kemudian diberikan kepada keluarga dekat atau dibesarkan dengan ayah ibunya. Dan jika pro-
aborsi ingin menggugurkan dengan alasan tidak siap dengan masa depan kehidupannya sendiri,
berarti dapat disimpulkan bahwa sang ibu tidak memikirkan kehidupan bayi tersebut, dimana
seharusnya sang bayi dapat merasakan kehidupannya, namun dicabut haknya oleh ibunya
sendiri, dan artinya sang ibu egois. Ingatlah dengan mujizat Tuhan, dalam kondisi apapun yang
kita alami kedepannya, Tuhan pasti akan menuntun kita, meski kita tidak tau kapan mujizat itu
tiba. Yang pasti kita harus menghadapi kenyataan yang ada, meskipun secara mental kita belum
siap, namun itulah konsekuensinya. Jika sang bayi cacat lahir, tak usah malu untuk
membesarkannya, nyatanya banyak orang cacat lahir yang bisa sukses dan bisa bertahan,
karena jalan Tuhan tidak dapat ditebak. Maka dari itu, saya termasuk di pihak kontra-
aborsi/pro-life. Meskipun secara hukum, tindakan aborsi tidak dapat dibenarkan/disalahkan.
Keputusan ada di tangan ibunya sendiri, dan seharusnya sang ibu harus berpikir panjang
sebelum ia bertindak. Sekian tanggapan yang dapat saya berikan, terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA :

Muhadjir Darwin. (1997). ABORSI KONTROVERSI DAN PILIHAN KEBIJAKAN, 8 (2), 1 –


11. Link : https://jurnal.ugm.ac.id/populasi/article/view/11589/8634

Anda mungkin juga menyukai