Anda di halaman 1dari 4

TEKS DEBAT

“PERGAULAN BEBAS”

KELOMPOK 2

Moderator:

Desti Amelia

Tim Afirmasi:

Dion Tristan

Tim Oposisi:

Della Safiya

Tim Netral:

Darius Eka Winarta


Teks Debat

Pergaulan Bebas

Moderator:
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh,Selamat pagi semuanya

Pada sesi debat ini kelompok 2 memilih tema PERGAULAN BEBAS yang
terdapat 3 tim yaitu afirmasi,oposisi,dan netral.Sebelum itu mari kita ketahui
lebih lanjut mengenai pergaulan bebas.
Saat ini banyak kasus-kasus “Pergaulan Bebas” yang terjadi di kalangan remaja. Kita tentu
tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang. Yang mana
‘bebas’ yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah
pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun di media massa.
Mendengar kata “pergaulan bebas” kita akan langsung berpikir pada perilaku ‘Seks Bebas’.
Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20-30% remaja mengaku
pernah melakukan hubungan seks. Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr.
Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang
melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Di beberapa kota besar di Indonesia,
seperti Jakarta, Surabaya, Palu, dan Banjarmasin. Pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang
pernah melakukan hubungan seks pra-nikah mencapai 29,9%. Kelompok remaja yang masuk
ke dalam penelitian tersebut rat-rata berusia 17-21 tahun. Namun dalam beberapa kasus
juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat (SMP). Tingginya angka hubungan seks
pra-nikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah “ABORSI” saat
ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi kesehatan. Dari sisi kesehatan,
perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya terjadi kehamilan
yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk ‘aborsi’ juga menadi salah satu
penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan. Dan fatalnya sampai Ibu dan
anak/janin meninggal dunia karena tindakan Aborsi tersebut. Secara hukum perbuatan
aborsi di Indonesia termasuk tindak kejahatan yang diancam dengan hukum yang jelas dan
tegas. Dan dampak dari pergaulan bebas ini berujung kepada HIV/AIDS, kanker rahim dan
sebagainya.

Ada banyak penyebab remaja melakukan pergaulan bebas, khususnya kalangan pelajar.
Penyebab tiap remaja mungkin berbeda, tetapi semuanya berakar pada penyebab yang
utama yakni kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan
ketidakstabilan tingkat emosional. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tak terkendali
pada remaja, dan pola pikir rendah.
Baik,bagaimana tanggapan tim afirmasi,tim opisisi,dan tim netral tentang
topic yang sudah saya jelaskan?

TIM OPOSISI(kontra):
 Pendapat menerima pergaulan bebas.
 Secara empirisisme saya menyatakan bahwa saat ini sudah ada pengaman untuk
melakukan hubungan seksual sehingga tidak perlu khawatir akan adanya hal-hal
yang tidak diinginkan setelah melakukan hubungan tersebut.
 Secara Rasional saya menyatakan bahwa pergaulan bebas tidak akan berpengaruh
pada prestasi dari individu itu sendiri. Karena pilihan itu merupakan hak dari setiap
individu, selama tidak merugikan orang lain dan jika melakukan seks bebas dengan
pasangan yang berpikiran sama. Dan juga sesungguhnya manusia adalah makhluk
seksual sehingga perlakuan seks merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi
 Mempermasalahkan tindakan seks bebas sehingga hamil dan menyebabkan
tindakan aborsi.
 Menurut saya dilihat dari sudut pandang rasional aborsi ini adalah hal yang lazim dan
merupakan salah satu tindakan yang berguna untuk mengurangi atau menghambat
pertumbuhan penduduk Indonesia.
 Mempermasalahkan pengambilan keputusan aborsi hingga ibu dan anak
meninggal.
 Menurut saya sebelum melakukan tindakan aborsi, dokter pasti akan
memberitahukan apa dampak yang akan terjadi. Dokter juga dapat memperkirakan
berapa persen atau berapa kemungkinan sang ibu akan hidup ataupun mati.Maka
tindakan aborsi itu merupakan hasi pemikiran individu. Dan kematian itu hasil dari
tindakan juga keputusan yang diambil.

TIM OPOSISI(Pro):

 Pendapat menerima pergaulan bebas


 Tetapi bagi saya walaupun sudah ada alat pengaman tidak meyakinkan 100% untuk
tidak terjadinya kehamilan atau masalah lainnya. Secara empirisisme perilaku
pergaulan bebas, terutama seks bebas akan menimbulkan trauma bagi diri sendiri.
Juga dalam sosial budaya menolak hadirnya pergaulan bebas karena melanggar
norma kesusilaan.
 Seperti dilihat dari penjelasan moderator tadi banyak sekali penyakit yang dapat
terjadi, misalnya penularan HIV, kanker mulut rahim, dan menyebabkan kehamilan.
 Mempermasalahkan tindakan seks bebas sehingga hamil dan menyebabkan
tindakan aborsi
 Saya kurang setuju dengan pendapat dari pihak afirmasi secara rasional tindakan
aborsi itu menentang norma agama juga norma sosial serta menentang hati nurani.
 Mempermasalahkan pengambilan keputusan aborsi hingga ibu dan anak
meninggal.
 Menurut saya ketika mengetahui tingkat kematian dan resiko yang akan terjadi jika
melakukan aborsi, pasangan harus bisa meyakinkan dan melindungi sang ibu untuk
tidak melakukan tindakan itu. Juga sebaiknya melakukan pertanggung jawaban dari
hasil tindakan yang dilakukan.

TIM NETRAL:
 Sebagai tim netral, kami bisa memahami masing-masing argumen dari tim pro dan
tim kontra. Kami setuju bahwa pergaulan bebas memang terjadi akibat dari remaja
yang kurang akan pengetahuan agamanya, hal ini tentunya membuat sebagian
remaja merasa tidak menemukan jati diri nya karena mereka tidak mengenal Tuhan
mereka. Tetapi kami juga setuju bahwa tidak selalu orang yang taat pada Tuhan nya
akan tetap menjadi orang yang baik karena hati manusia dapat berubah rubah. Masa
remaja memang masa yang rentan akan emosi dan mereka mudah terjerumus pada
hal-hal yang baru yang mungkin hal tersebut adalah buruk bagi mereka. Selain itu
kami juga setuju bahwa memang benar sex pra-nikah memang sering terjadi pada
remaja, sehingga tingkat aborsi pun meningkat. Terlepas dari pada itu, kami setuju
juga bahwa hal yang disampaikan sebelumnya, bisa diatasi dengan alat kontrasepsi.
Karena itu diperlukan pembelajaran atau memberi pengetahuan pada remaja
tentang alat kontrasepsi.

Anda mungkin juga menyukai