Anda di halaman 1dari 6

Samantha Phoebe Christine

22030120130099

Kasus Pegawai Starbucks dan Pemahaman Soal Pelecehan Terhadap


Perempuan

Pelecehan seksual pastinya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Seperti beberapa
bulan yang lalu, media digemparkan dengan video singkat yang memperlihatkan pegawai
Starbucks yang mengintip bagian payudara pelanggan perempuan melalui rekaman CCTV.
Berbagai argumen mulai memenuhi media sosial, baik mereka yang pro ataupun kontra terhadap
tindakan yang dilakukan pegawai tersebut. Menurut saya, tindakan ini merupakan pelecehan
yang termasuk ke dalam pelanggaran hak asasi manusia. Meskipun begitu, tetap saja ada
argumen dari warganet yang menyalahkan cara berpakaian perempuan tersebut yang dinilai
terlalu terbuka sehingga mengundang tindakan pelecehan. Namun, saya secara pribadi tidak
setuju dengan argumen tersebut karena cara berpakaian seseorang pastinya sudah
dipertimbangkan apakah sesuai dengan tempat yang akan dituju dan setiap orang bebas
menentukan caranya dalam berpakaian.
Pelaku pelecehan ini sudah diamankan oleh pihak Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara
dengan dugaan terlibat kasus pelecehan seksual dengan Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik atau UU ITE. Pelaku tersebut dijadikan tersangka dan dijerat dengan Pasal
45 ayat 1 junto Pasal 27 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016. Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008. Ancaman hukuman yang akan dijatuhkan kepada
pelaku adalah enam tahun penjara. Meskipun keadilan telah ditegakkan dengan menjatuhkan
hukuman penjara kepada pelaku, jejak digital yang ada tidak akan pernah hilang. Selain itu,
kondisi psikis dari korban yang akan terganggu akibat pelecehan yang menimpa dirinya. Korban
bisa saja mengalami stress dan depresi yang biasanya mereka merasa malu atau bahkan merasa
jijik terhadap diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, dan merasa direndahkan. Korban juga dapat
merasa takut dan cemas yang dapat bersifat berkepanjangan dan menyebabkan gangguan pada
kehidupan sosialnya. Korban pelecehan juga dapat mengalami trauma yang amat mendalam atau
dapat disebut post-traumatic syndrome disorder atau PTSD. Dampak terburuk yang dapat terjadi
pada korban pelecehan adalah keinginan untuk mengakhiri hidupnya alias bunuh diri. Keinginan
bunuh diri ini timbul dari rasa traumanya yang sangat dalam dan membuat kehidupannya sudah
tidak seperti saat korban belum mengalami pelecehan seksual.
Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, Dewi Kanti, mengatakan bahwa
komentar yang kerap menyalahkan perempuan dalam kasus-kasus pelecehan terjadi karena
kurangnya kesadaran akan penghormatan perempuan. Beliau juga mengatakan jika kesadaran
akan penghormatan pada kesetaraan itu belum disadari banyak pihak, maka dari itu penting
untuk terus mendidik kesetaraan gender disemua lapisan masyarakat. Penanaman penghormatan
kepada perempuan ini merupakan bagian dari hak asasi manusia. Penghormatan terhadap hak
asasi manusia memiliki nilai universal yang tidak tersekat oleh jenis kelamin.
Sebagai wanita tentunya juga harus pintar dalam menjaga diri dari pelaku pelecehan yang
sangat cerdik dan rela melakukan hal apapun untuk memenuhi keinginan mereka. Pertama
adalah dengan menjaga penampilan. Berpakaian terbuka tidaklah salah namun ada baiknya untuk
menghindari pakaian yang terlalu ketat dan terlalu terbuka. Sebagai seorang wanita seharusnya
sudah mengerti untuk dapat menyesuaikan cara berpakaian dengan tempat yang sedang
dikunjungi. Kedua adalah memiliki sifat yang berani bersikap tegas. Bersikap ramah terhadap
orang lain tidak dilarang, tetapi saat berurusan dengan orang yang baru ditjumpai, image diri
harus dijaga agar tidak dicap sebagai orang yang selalu berpikiran dan bersikap terbuka pada
siapapun. Ketiga adalah jangan mudah percaya terutama dengan orang yang baru dijumpai.
Sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial, tentunya kita saling membutuhkan satu sama
lain. Akan tetapi, kita tidak dapat menaruh rasa percaya yang begitu besar terutama kepada
orang-orang yang baru kita jumpai. Keempat yaitu menjaga sopan santun dan etika dalam
bermasyarakat. Sebagai wanita terutama, kita harus dapat menjada sopan santun dan etika
misalnya saat duduk di tempat umum. Menjaga posisi duduk sangatlah penting karena ada saja
pelaku yang nekat untuk mengintip bagian bawah dari tubuh seorang wanita, seperti pada kasus
pelecehan yang sudah dibahas sebelumnya, pelaku memanfaatkan fasilitas CCTV pada
tempatnya bekerja untuk mengintip bagian bawah dari tubuh korban pelecehan tersebut. Kelima
adalah menguasai ilmu bela diri. Pelecehan tidak hanya dalam bentuk video atau pembicaraan,
tetapi bisa saja dalam bentuk kekerasan seperti pemerkosaan atau bahkan penculikan. Keenam
adalah berani melaporkan kejadian pelecehan apabila sudah terjadi. Jika merasa khawatir untuk
bercerita, kita dapat menceritakannya kepada orang terdekat dahulu misalnya orang tua atau
keluarga terdekat. Sebenarnya kita tidak perlu khawatir karena Indonesia memiliki hukum yang
sangat ketat dalam menindak perlakuan pelecehan seksual, apalagi ketika tindakan tersebut
sudah mengarah pada ranah kriminal. Pelecehan dalam bentuk apapun dapat dilaporkan ke pihak
yang berwajib baik itu berupa sentuhan, raba-an, hingga pemaksaan sekalipun. Jangan diam saja
apabila mendapatkan perlakuan yang melecehkan, karena perempuan patut untuk dihargai dan
dipandang sederajaat dengan laki-laki dan tidak pantas untuk diperlakukan semena-mena. Jika
hanya bersikap diam, pelaku akan semakin merasa aman untuk terus melakukan tindakan
pelecehan tersebut, bahkan tindakan yang lebih ‘gila’ dari tindakan yang sudah pernah ia
lakukan.
Artikel tersedia dari: https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/03/200200765/kasus-pegawai-
starbucks-dan-pemahaman-soal-pelecehan-terhadap-perempuan-?page=all
Penerbit artikel: Kompas.com
Tanggal,waktu terbit: 3 Juli 2020, 20.02 WIB

Anda mungkin juga menyukai