Anda di halaman 1dari 1

Jendela Pengetahuan

Belajar dari hal-hal yang kecil

Rabu, 06 Maret 2013

TEORI-TEORI KEBENARAN
Korespondensi, Koherensi,
Pragmatik, Struktural
Paradigkmatik, Performatik,
Preposisi

PENDAHULUAN

Dalam perkembangan dunia filsafat terutama dalam


dunia filsafat ilmu. teori-teori kebenaran sangat penting
dan berperan sekali terhadap mencari kebenaran tersebut
di dalam suatu masalah pokok. Setiap kebenaran harus
diserap oleh kebenaran itu sendiri serta kepastian dari
pengetahuan tersebut, dari suatu hakikat kebeneran
merupakan suatu obyek yang terus dikaji oleh manusia
terutama para ahli filsuf, karena hakikat kebenaran ini
manusia akan mengalami pertentangan batin yakni
konflik spikologis.

Menurut para ahli filsafat, kebenaran bertingkat-


tingkat bahkan tingkatan tersebut bersifat hirarkhis.
Kebenaran yang satu di bawah kebenaran yang lain serta
tingkatan kualitasnya ada kebenaran relatif, ada
kebenaran mutlak (absolut). Ada kebenaran alami dan ada
pula kebenaran illahi, ada kebenaran khusus individual,
ada pula kebenaran umum universal.

Manusia selalu berusaha menemukan


kebenaran. Beberapa cara ditempuh untuk memperoleh
kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio seperti
para rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris.
Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia
membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran
rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat
dimengerti.

Dalam penulisan makalah ini, dilatarbelakangi


karena pentingnya bagi kita semua sebagai pelengkap
pengetahuan kita tentang filsafat ilmu, juga semoga kita
dapat mengaktualisasikan dalam keseharian, selagi itu
masih dalam syariat islam. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebenaran dan Kaitannya


Kata "kebenaran" dapat digunakan sebagai
suatu kata benda yang konkrit maupun abstrak
(Abbas Hamami, 1983). Jika subyek hendak
menuturkan kebenaran artinya adalah proposisi yang
benar. Proposisi maksudnya adalah makna yang
dikandung dalam suatu pernyataan atau statement.1
Adanya kebenaran itu selalu dihubungkan
dengan pengetahuan manusia (subyek yang
mengetahui) mengenai obyek. Jadi, kebenran ada
pada seberapa jauh subjek mempunyai pengetahuan
mengenai objek. Sedangkan pengetahuan bersal mula
dari banyak sumber.2 Sumber-sumber itu kemudian
sekaligus berfungsi sebagai ukuran kebenaran.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,3
yang ditulis oleh Purwadarminta menjelaskan bahwa
kebenaran itu adalah :
- Keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok
dengan hal atau keadaan yang sesungguhnya.
Misalnya kebenran berita ini masih saya ragukan,
kita harus berani membela kebenran dan
keadilan.
- Sesuatu yang benar (sugguh-sugguh ada, betul-
betul hal demikian halnya, dan sebagainya).
Misalnya kebenaran-kebenran yang diajarkan
agama.
- Kejujuran, kelurusan hati, misalnya tidak ada
seorangpun sanksi akan kebaikan dan kebenaran
hatimu.
- Selalu izin, perkenaan, misalnya dengan
kebenran yang dipertuan.
- Jalan kebetulan, misalnya penjahat itu dapat
dibekuk dengan secara kebenaran saja.

Terdapat bermacam katagori atau tingkatan


dalam arti kebenaran ini, maka tidaklah berlebihan
jika pada saatnya setiap subjek yang memiliki
pengetahuan akan memilki persepsi dan pengetahuan
yang amat berbeda satu dengan yang lainnya.
Pertama-tama, Kebenran berkaitan dengan kualitas
pengetahuan. Artinya semua pengetahuan yang
dimilki oleh seseorang yang mengetahui sesuatu
objek dititik dari jenis pengetahuan yang dibangun.
Dengan demikian tingkatan pengetahuan adalah:

1. Pengetahuan yang memiliki sifat subjektif, artiny


amat terikat pada subjek yang mengenal.
2. Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang
telah menetapkan objek yang khas atau spesifik
dengan menerapkan atau hampiran metodologi
yang khas pula.
3. Pengetahuan filsafat, yaitu jenis pengetahuan
yang pendekatannya melalui metodologi
pemikiran filsafati.
4. Kebenaran pengetahuan yang terkandung dalam
pengetahuan agama.

Kedua, Kebenaran yang berkaitan dengan sifat atau


karakteristik dari bagaimana cara atau dengan alat
apakah seseorang membangun pengetahuannya itu.
Apakah ia membanguannya dengan penginderaan
atau sense experience, atau akal pikir atau ratio,
intuisi, atau keyakianan. Jenis pengetahuan menurut
ini terdiri atas:
1. Pengetahuan indrawi
2. Pengetahuan akal budi
3. Pengetahuan intuitif
4. Pengetahuan kepercayaan atau pengetahuan
otoritatif.

Ketiga, kebenaran pengetahuan yang dikaitkan atas


ketergantungan terjadinya pengetahuan itu, artinya
bagaimana relasi atau hubungan antara subjek dan
objek, Jika subjek yang berperan maka jenis
pengetahuan itu mengandung nilai kebenran yang
sifatnya subjektif. Atau jika objek amat berperan
maka sifatnya objektif.4

B. Teori-teori Kebenaran
Dalam perkembangan pemikiran filsafat
perbincangan tentang kebenaran sudah dimulai sejak
Plato yang kemudian diteruskan oleh Aritoteles.
Sebagaiman dikemukakan oleh filusuf abad XX
Jaspers sebgaimana yang dikutip oleh Hamersma
(1985) mengemukakan bahwa sebenarnya para
pemikir sekarang ini hanya melengkapi dan
menyempurnkan filsafat Plato dan Aritoteles.5 Teori
kebenaran itu selalu pararel dengan teori
pengetahuan yang dibangunnya. Teori-teori
pengetahuan itu terdiri atas:
1. Teori Kebenaran Korespondensi (berhubungan)
- Tokoh Korespondensi dan Pengertiannya
Teori ini dikenal sebagai salah satu teori
kebenaran tradisional (White,
1978) , teori yang paling awal atau tua yang
berangkat dari teori pengetahuan Aritoteles yang
menyatakan bahwa segala sesuatu yang kita
ketahui adalah sesuatu yang dapat dikembalikan
pada kenyataan yang dikenal oleh subjek
(Ackerman, 1965) , hal ini juga sebagaimana
dikemukakan oleh Hornie (1952) dalam bukunya
Studies in Philosophy menyatakan "The
Correspondence theory is an old ane". Dan hal
ini juga sesuai dengan pendapat Kattsoff (1986)
yang menyatakan bahwa "kebenaran atau
keadaan benar berupa kesesuaian
(correspondence) antara makna yang
dimaksudkan oleh suatu pernyataan dengan apa
yang sungguh-sugguh merupakan halnya atau
apa yang merupakan fakta-faktanya.6
Teori ini adalah teori yang Sangat
menghargai pengamatan dan pengujian empiris,
teori ini lebih menekankan cara kerja
pengetahuan aposterion, menegaskan dualitas
antara S dan O. Pengenal dan yang dikenal, dan
menekankan bukti bagi kebenaran suatu
pengetahuan.7
- Kriteria Kebenaran Korespondensi
Teori ini juga dapat diartikan, bahwa
kebenaran itu adalah kesesuaian dengan fakta,
keselarasan dengan realitas, dan keserasian
dengan situasi aktual. Sebagai contoh, jika
seorang menyatakan bahwa "Kuala lumpur
adalah Ibu Kota Negara Malaysia", pernyataan
itu benar karena pernyataan tersebut
berkoresponden , memang menjadi Ibu Kota
Negara Malaysia. Sekiranya ada orang yang
menyatakan bahwa "Ibu Kota Malaysia adalah
Kelantan", maka pernyataan itu tidak benar,
karena objeknya tidak berkoresponden dengan
pernyataan tersebut
.
2. Teori kebenaran Koherensi
- Tokoh Koherensi dan Pengertiannya
Teori kebenran lain yang dikenal
tradisional juga adalah teori kebenaran
Koherensi. Teori Koherensi dibangun oleh para
pemikir rationalis seperti Leibniz, Spinoza,
Hegel, dan Bradley.
Menurut Kattsoff (1986) dalam bukunya
Elements of Philosophy "...... suatu proposisi
cendrung cendrung benar jika proposisi tersebut
dalam keadaan saling berhubungan dengan
prosisi-prosisi lain yang benar, ata jika makna
yang dikandungnya dalam keadaan saling
berhubungan dengan pengalaman kita ".
Teori kebenaran koherensi ini biasa disebut
juga dengan teori konsitensi. Pengertian dari
teori kebenaran koherensi ini adalah teori
kebenaran yangØ medasarkan suatu kebenaran
pada adanya kesesuaian suatu pernyataan dengan
pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih
dahulu diketahui, diterima dan diakui
kebenarannya.
- Kriteria Kebenaran Koherensi
Teori ini juga dapat diartikan, sebagai
suatu pernyataan yang dianggap benar kalau
pernyataan tersebut koheran dan konsisten
dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya. Jadi,
suatu pernyataan dianggap benar apabila
pernyataan tersebut dalam keadaan saling
berhubungan dengan pernyataan-pernyataan lain
yang benar, atau jika makna yang dikandungnya
dalam keadaan saling berhubungan dengan
pengalaman kita. Dengan kata lain, suatu
proposisi itu benar jika mempunyai hubungan
dengan ide-ide dari proposisi yang telah ada dan
benar adanya. Contohnya, bila kita beranggapan
bahwa semua manusia akan mati adalah
pernyataan yang selama ini memang benar
adanya. Jika Ahmad adalah manusia, maka
pernyataan bahwa Ahmad pasti akan mati,
merupakan pernyataan yang benar pula. Sebab
pernyataan yang kedua konsisten dengan
pernyataan yang pertama.8

3. Teori Kebenaran Pragmatik


- Tokoh Pragmatik dan Pengertiannya
White (1978) dalam bukunya Truth;
Problem in Philosophy, menyatakan teori
kebenaran tradisional lainnya adalah teori
kebenarn pragmatik. Paham pragmatik
sesungguhnya merupakan pandangan filsafat
kontemporer karena paham ini baru berkembang
pada akhir abad XIX dan aw al abad XX oleh tiga
filusuf Amerika yaitu C.S Pierce, Wiliam James,
dan john Dewey. Menurut paham ini White lebih
lanjut menyatakan bahwa:
"..... an idea --a term used loosly by these
philosophers to cover any "opinion, belif,
statement, or what not"--is an instrument with
a paticuler function. A true ideas is one which
fulfills its function, which works; a false ideas
is one does not."9
Pragmatik atau Pragmatisme adalah
ajaran mengenai pengertian, a
theory of meaning, ajaran mengenai pengertian,
secara pragmatik di definisikan sebagai berikut :
"Jika saya bertindak pada objek A,
Tindakan itu dilaksanakan dengan cara X,
Maka panca indera saya akan mengalami Y."
Jika kita terapkan difenisi diatas, dengan
menyebut objek A dalam bentuk istilah atau
nama, katakanlah "pohon". Maka rumus itu akan
menjadi :
"Jika saya menjama batang pohon, maka
saya akan merasakan sesuatu yang kasar"
atau "keras".
Andaikata peristiwa terjadi pada musim panas:
"Jika saya berdiri diatas pohon, maka saya
akan merasakan keteduhan".
Maka pragmatisme merupakan ajaran tentang
pengertian, ialah pengertian suatu istilah yang
terjadi okeh karena sikap dan pengalaman.10
Ada 3 patokan yang di setujui aliran pragmatik11
yaitu:
1. Menolak segala intelektualisme
2. Aktualisme
3. Meremehkan logika formal
- Kriteria Kebenaran Pragmatik
Jadi menurut pandangan teori ini bahwa
suatu proposisi bernilai benar bila proposisi ini
mempunyai konsekuensi-konsekuensi praktis
seperti yang terdapat secara inheren dalam
pernyataan itu sendiri. Karena setiap pernyataan
selalu selalu terikat pada hal-hal yang bersifat
praktis, maka tiada kebenran yang bersifat
mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap,
yang berdiri sendiri, lepas dari akal yang
mengenal, sebab pengalaman itu berjalan terus
dan segala yang dianggap benar dalam
perkembangannya pengalaman itu senatiasa
berubah. Hal itu karena dalam prakteknya apa
yang dianggap benar dapat dikoreksi oleh
pengalaman berikutmya. Atau dengan kata lain
bahwa suatu pengertian itu tak pernah benar
melainkan hanya dapat menjadi benar kalau saja
dapat dimanfaatkan praktis.

4. Teori Kebenaran Struktural Paradegmatik


- Tokoh Struktural Paradegmatik dan
Pengertiannya
Teori ini banyak dikembangkan oleh
beberapa ilmuan antaranya adalah Thoams
Kuhn. Khun menampilkan konsep
rekontruksirasional. Khun mensinyalir
kebanyakn ilmuan hanya menampilkan ilmu
pada dataran moziak saja, belum menjangkau
dataran rekontruksi rasional menjadi suatu
pradigma.12 Menurut khun pradigma tersebut
ada beberapa hal,13 yaitu:
1. Meningkatkan kesesuaian antara
observasi dengan pradigma
2. Memperluas skopa pradigma menjadi
mencakup fenomena tambanahan
3. Menetapakn nilai universal konstan
4. Merumuskan hukum kuantitatif untuk
menyempurnakan pradigma.
5. Menetapkan alternative cara
menerapakn pradigma pada telaa baru.

- Kriteria Kebenaran Struktular


Paradigmatik
Menurut teori struktular pradigmatik
ini, bahwa Suatu teori dinyatakan benar jika
teori itu berdasarkan pada paradigma atau
perspektif tertentu dan ada komunitas ilmuwan
yang mengakui atau mendukung paradigma
tersebut.14
Banyak sejarawan dan filosof sains
masa kini menekankan bahwa serangkaian
fenomena atau realitas yang dipilih untuk
dipelajari oleh kelompok ilmiah tertentu
ditentukan oleh pandangan tertentu tentang
realitas yang telah diterima secara apriori oleh
kelompok tersebut. Pandangan apriori ini
disebut paradigma oleh Kuhn dan world view
oleh Sardar. Paradigma ialah apa yang dimiliki
bersama oleh anggota-anggota suatu
masyarakat sains atau dengan kata lain
masyarakat sains adalah orang-orang yang
memiliki suatu paradigma bersama.

5. Teori kebenaran Performatik


- Tokoh Performatik dan Pengertiannya
Teori ini dianut oleh filsuf Frank Ramsey,
John Austin dan Peter Strawson. Para filsuf
ini hendak menentang teori klasik bahwa
“benar” dan “salah” adalah ungkapan yang
hanya menyatakan sesuatu. Proposisi yang
benar berarti proposisi itu menyatakan
sesuatu yang memang dianggap benar.
Menurut teori ini, suatu pernyataan
dianggap benar jika ia menciptakan
realitas. Jadi pernyataan yang benar
bukanlah pernyataan yang mengungkapkan
realitas, tetapi justeru dengan pernyataan itu
tercipta realitas sebagaimana yang
diungkapkan dalam pernyataan itu.15
Sederhanya teori kebenaran
performatif adalah mereka melawan teori
klasik bahwa benar dan salah adalah
ungkapan deskriptif jika suatu pernyatan
benar kalau ia menerapkan realitas.16
- Kriteria kebenaran Performatik
Menurut teori ini, suatu pernyataan
kebenaran bukanah kualitas atau sifat
sesuatu, tetapi sebuah tindakan
(performatik). Untuk menyatakan suatu itu
benar, maka cukup melakukan tindakan
konsesi (setuju/ menerima/ membenarkan)
terhadap gagasan yang telah dinyatakan.
Dengan demikian, tindakan performatik
tidak berhubungan dengan diskripsi benar
atau salah dari sebuah keadaan faktual. Jadi,
sesuatu itu dianggap benar jika memang
dapat diaktualisasikan dalam tindakan.

6. Teori Kebenaran Proposisi


- Tokoh Proposisi dan Pengertiannya
Diantara tokoh dari teori ini adalah
AMW. Pranaka (1987) yang
mengelompkkan kebenaran ini kedalam tiga
jenis kebenaran, yaitu; 1) kebenaran
epistemologikal 2) kebenaran ontologikal 3)
kebenaran yang dalam Lincoln & Guba
(1985) mengungkapkan empat jenis
kebenaran yang berbeda, yaitu: 1) kebenran
empiris 2) kebenaran logis 3) kebenaran etis
4) kebenaran metafisis.
Proposisi merupakan kalimat logika
yang mana pernyataan tentang hubungan
antara dua atau beberapa hal yang dapat
dinilai benar atau salah. Ada yang
mengartikan proposisi sebagai ekspresi
verbal dari putusan yang berisi pengakuan
atau penginkaran sesuatu (predikat) terhadap
sesuatu yang lain (subjek) yang dapat dinilai
benar atau salah.
Unsur-unsur Proposisi17:
· Term subjek; hal yang
tentangnya pengakuan atau
pengingkaran ditujukan. Term
subjek dalam sebuah proposisi
disebut subjek logis. Ada
perbedaan antara subjek logis
dengan subjek dalam sebuah
kalimat. Tentang subjek logis
harus ada penegasan/
pengingkaran sesuatu tentangnya.
· Term predikat; isi pengakuan atau
pengingkaran.
· Kopula; menghubungkan term
subjek dan term predikat.
Terdapat beberapa jenis Proposisi,18
yaitu:
· Proposisi Berdasarkan
Bentuknya, yaitu 1) proposisi
tungal yang terdiri atas satu subjek
dan satu predikat. 2) proposisi
majemuk yang terdiri atas satu
subjek dan lebih dari satu predikat.
· Proposisi berdasarkan sifatnya,
yaitu proposisi yang hubungan
subjek dan predikatnya tidak
memerlukan syarat apapun.
· Proposisi berdasarkan kualitasnya,
yaitu 1) Proposisi Positif, atau
Afirmatif, merupakan proposisi
yang predikatnya membenarkan
subjek. 2) Proposisi Negatif,
merupakan proposisi yang
predikatnya tidak mendukung/
membenarkan subjek.
· Proposisi berdasarkan
Kuantitasnya
Proposisi Umum (universal),
adalah proposisi dimana predikat
mendukung atau mengingkari
semua subjek. Proposisi Khusus
(partikular), adalah proposisi
dimana pernyataan khusus
mengiyakan yang sebagian subjek
merupakan bagian dari predikat.
- Kriteria Kebenaran Proposisi
Menurut teori ini, sesuatu bisa
dianggap benar apabila sesuai dengan
persyaratan materilnya suatu proposisi,
bukan pada syarat formal proposisi, dalam
sumber lain ada juga yang menambahkan
dengan bentuk kebenaran lain yang disebut
dengan kebenaran sintaksis.19
Selanjutnya, berkaitan dengan
kebenaran yang disebutkan diatas, perlu juga
dikemukakan bahwa ukuran kebenaran
dalam filsafat bersifat logis tidak empiris
atau logis dan logis saja, maka ukuran
kebenarannya adalah logis tidaknya
penegtahuan itu. Bila logis maka dia
pandang benar, dan bila tidak logis maka
salah. Sementara itu dalam ilmu bersifat
logis empiris

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakikat kebenaran sangat penting dan
berperan sekali terhadap mencari kebenaran tersebut
di dalam suatu masalah pokok. Setiap kebenaran
harus diserap oleh kebenaran itu sendiri serta
kepastian dari pengetahuan tersebut, dari suatu
hakikat kebeneran merupakan suatu obyek yang terus
dikaji oleh manusia terutama para ahli filsuf, karena
hakikat kebenaran ini manusia akan mengalami
pertentangan batin yakni konflik spikologis.

Di dalam menaggapi teori kebenaran ini,


terdapat banyak pendapat yang mengartikan tentang
teori kebenarn ini, kita tidak dapat berpatokan hanya
pada satu pendapat atau definisi saja, karena
perbedaan pendefinisian itu adalh sebagai
perbangdingan bagi kita.

Manusia itu adalah satu makhluk yang selalu


mencari kebenaran, dengan memahami teori
kebenaran dari berbagai pakar filsafat, dapat terus
mengembangkan dan memudahkan dalam mencari
kebenaran.

Daftar Pustaka

- Tim dosen filsafat ilmu UGM.Filsafat Ilmu.


Liberty, Yogyakakta:2007.
- Susanto, Drs.A. M.Pd.Filsafat Ilmu:suatu kajian
dalam dimensi Ontologis,............ Bumi
Aksara,Jakarta:2011
- Bawingan. Drs.G.W.SH.Sebuah Studi tentang
Filsafat.Pradya Pramita,Jakarta:1981
-
http://rakrianmujahid.blogspot.com/2012/02/mak
alah-filsafat-ilmu-teori-kebenaran.html
- http://miazart.blogspot.com/2012/05/makalah-
teori-teori-kebenaran-filsafat.html
- http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/02/teori-
teori-kebenaran-korespondensi-koherensi-
pragmatik-struktu.....
- Ilhamuddin, Teori Kebenaran Performatif,
http://kuliahpsikologi.com/teori-kebenaran-
performatif
- Konrad Kebung, log.cit

1Tim dosen filsafat ilmu UGM.Filsafat Ilmu. Liberty,

Yogyakakta:2007.hlm,135.

2 Drs.A. Susanto,M.Pd.Filsafat Ilmu:suatu kajian dalam dimensi

Ontologis,............ Bumi Aksara,Jakarta:2011.hlm,85

3Ibid,hlm,86

4 Tim dosen filsafat ilmu UGM.Filsafat Ilmu. Liberty,

Yogyakakta:2007.hlm,137

5Ibid.hlm,138

5Ibid, hlm.138

7 http://rakrianmujahid.blogspot.com/2012/02/makalah-filsafat-
ilmu-teori-kebenaran.html

8 Drs.A. Susanto,M.Pd.Filsafat Ilmu:suatu kajian dalam dimensi

Ontologis,............ Bumi Aksara,Jakarta:2011.hlm. 86

9 Tim dosen filsafat ilmu UGM.Filsafat Ilmu. Liberty,

Yogyakakta:2007.hlm.140

10Drs.G.W.Bawingan.SH.Sebuah Studi tentang Filsafat.Pradya

Pramita,Jakarta:1981.hlm.101

11 http://rakrianmujahid.blogspot.com/2012/02/makalah-filsafat-ilmu-teori-

kebenaran.html

12 http://miazart.blogspot.com/2012/05/makalah-teori-teori-kebenaran-filsafat.html

13Ibid.miazart,blogspot.com
14 http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/02/teori-teori-kebenaran-
korespondensi-koherensi-pragmatik-struktu.....
15 Ilhamuddin, Teori Kebenaran Performatif,

http://kuliahpsikologi.com/teori-kebenaran-performatif

16 Konrad Kebung, log.cit

17 http://rakrianmujahid.blogspot.com/2012/02/makalah-filsafat-

ilmu-teori-kebenaran.html

18Ibid. http://rakrianmujahid.blogspot.com

19 Drs.A. Susanto,M.Pd.Filsafat Ilmu:suatu kajian dalam dimensi

Ontologis,............ Bumi Aksara,Jakarta:2011.hlm88

Elqissah.Nur-al Qalbi at 09.48

Berbagi

1 komentar:

Anonim 25 Februari 2014 21.48


syukron atas materinya, ini dapat membantu sedikit materi
kuliah saya.. :)
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Account

Publikasikan Pratinjau

Beranda ›
Lihat versi web

Mengenai Saya

Anda mungkin juga menyukai