Beranda
Photos
Beranda
1.
FEB
23
BAB I
PENDAHULUAN
Penangkal petir adalah sebuah batang logam atau konduktor yang dipasang di atas gedung dan pada perangkat
listrik yang terhubung ke tanah melalui kawat, untuk melindungi bangunan pada saat terjadi petir. Sebuah batang
logam, yang lebih tinggi dari gedung, dipasang di dinding bangunan. Salah satu ujung batang kawat ini berada
di luar atap bangunan dan yang lainnya terkubur di dalam tanah. Jika petir menyambar bangunan itu, maka secara
langsung petir akan menyambar pada kawat batang logam, kemudian petir akan melewati kawat menuju tanah,
sehingga potensial listrik dari petir dapat dinetralkan.
Penangkal petir adalah salah satu komponen di dalam sistem perlindungan dari petir. Selain itu,
penangkal petir ditempatkan sesuai struktur pada bagian tertinggi dari bangunan. Sistem perlindungan dari petir
biasanya mencakup hubungan antar konduktor logam pada atap, jalur konduktor logam dari atap ke tanah,
koneksi ikatan objek logam dalam struktur dan jaringan landasan. Bagian atap penangkal petir terdiri dari strip
logam atau batang, biasanya dari tembaga atau aluminium. Sistem perlindungan dari petir dipasang pada
bangunan, pohon, monumen, jembatan atau kapal layar untuk melindungi dari bahaya petir. Penangkal
petir kadang-kadang disebut finial atau terminal udara. Penangkal petir pertama kali diciptakan oleh Benjamin
Franklin di Amerika pada 1749 dan dikembangkan oleh Prokop divis di Eropa pada 1754.
SEJARAH
Sebagai sebuah bangunan yang tinggi, petir menjadi lebih dari sebuah ancaman. Petir dapat merusak
struktur yang terbuat dari bahan, seperti batu, kayu, beton dan baja yang dapat mengalirkan arus listrik yang
tinggi dari petir sehingga dapat memanaskan bahan dan akan menyebabkan potensi kebakaran atau kerusakan
berbahaya lainnya.
Beberapa konduktor petir paling kuno ditemukan di Sri Lanka di tempat-tempat seperti Kerajaan
Anuradhapura yang ada pada ribuan tahun lalu. Raja-raja Sinhala, yang menguasai pembangunan stupa dan
struktur bangunan canggih, memasang ujung logam yang terbuat dari perak atau tembaga pada titik tertinggi
dari setiap bangunan untuk menangkap muatan petir. Di berbagai belahan dunia, monumen Buddha kuno telah
hancur oleh sambaran petir, tapi tidak di Sri Lanka.
Sebuah konduktor petir mungkin telah sengaja digunakan di Menara Miring Nevyansk, Rusia. Puncak
dari menara-menara dimahkotai dengan batang logam dalam bentuk bola dengan paku di atasnya. Penangkal
petir ini didasarkan melalui bangkai rebar, yang menembus seluruh bangunan. Menara Nevyansk dibangun
antara tahun 1725 dan 1732, atas perintah industrialis Akinfiy Demidov. Menara Nevyansk dibangun 25 tahun
sebelum percobaan Benjamin Franklin dan penjelasan ilmiah. Namun, maksud sebenarnya di balik atap logam
dan baja tulangan tetap tidak diketahui.
Di Amerika Serikat, batang konduktor petir runcing, juga disebut "penarik petir" atau "Franklin rod,"
diciptakan oleh Benjamin Franklin pada 1749 sebagai bagian dari eksplorasi terobosan tentang listrik. Meski
bukan yang pertama yang menunjukkan hubungan antara listrik dan petir, Franklin adalah orang pertama yang
mengusulkan sistem yang bisa diterapkan untuk pengujian hipotesis. Franklin berspekulasi bahwa, dengan
sebuah batang besi yang semakin tajam pada ujungnya, "Saya pikir api listrik akan ditarik diam-diam keluar
dari awan, sebelum ia datang cukup dekat untuk menyerang ...."
Pada abad ke-19, penangkal petir menjadi motif dekoratif. Penangkal petir yang dihiasi dengan bola
kaca hias. Daya tarik hias dari bola-bola kaca telah digunakan pada baling-baling cuaca. Tujuan utama dari bola
adalah untuk mengetahui adanya sambaran petir dengan hancurnya bola atau jatuhnya bola. Jika setelah badai
bola ditemukan hilang atau rusak, pemilik properti harus mengecek bangunan, batang, dan landasan kawat dari
kerusakan.
Bola kaca padat kadang-kadang digunakan dalam metode untuk mencegah sambaran petir pada kapal
dan objek lain. Idenya adalah bahwa benda-benda berkaca, yang non-konduktor, jarang tersambar petir. Oleh
karena itu, dengan dasar teori itu, harus ada sesuatu yang bersifat kaca yang dapat mencegah sambaran petir.
Oleh karena itu, metode terbaik untuk mencegah sambaran petir pada kapal kayu adalah dengan mengubur bola
kaca kecil padat di ujung tertinggi pada tiang kapal. Perilaku petir yang berbeda-beda dikombinasikan dengan
bias konfirmasi pengamat menyimpulkan bahwa metode yang diperoleh dapat dipercaya bahkan telah ada
pengembangan penangkal petir di laut setelah eksperimen awal Franklin.
BAB II
PEMBAHASAN
Kedua sistem penangkal petir ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing dan juga harus
disesuaikan dengan kondisi medan masing-masing lokasi.
Sistem proteksi instalasi penangkal petir sistem radio Aktif lebih cocok diterapkan pada daerah yang
bangunannya agak jarang, baik dari bahan logam maupun bukan logam. Misalnya untuk daerah yang jarang ada
pemukiman penduduk dan jarak antar bagunan cukup jauh. Instalasi penangkal petir sistem radio aktif dapat
melindungi sambaran langsung petir terhadap bangunan dan dapat memproteksi wilayah yang jauh lebih luas
akibat serangan peitr. Instalasi penangkal petir sistem radio aktif ini terdiri dari sejumlah elemen, yang bekerja
bersama-sama untuk mencegah bahaya petir
Penangkal Petir Franklin Rod adalah rangkaian jalur elektris dari atas bangunan menuju sisi
bawah/tanah dengan jalur kabel tunggal, dengan cara memasang alat berupa batang tembaga dengan daerah
perlindungan berupa kerucut imajiner dengan sudut puncak 112 derajat. Agar daerah perlindungan luar maka
Franklin Rod di pasang pada bangunan teratas (tinggi 1 - 3 Meter). Makin jauh dariFranklin Rod maka
perlindungan akan semakin lemah pada areal tersebut.
Berikut material yang di perlukan untuk instalasi penangkal petir konvensional :
Ujung Penerima Sambaran / Splitzer
Dudukan / Pipa penyangga
Kabel Penghantar
Grounding System
Assesories
Radius proteksi instalasi penangkal petir konvensional berbeda dengan radius proteksi penangkal petir
elektrostatis, hal ini di sebabkan karena instalasi penangkal petir konvensional bersifat pasif. Secara teori radius
penangkal petir konvensional antara 2 Meter sampai 4 Meter atau 45 derajat dengan ketinggian splitzer 1 Meter.
Maka dari itu jika luas struktur bangunan atau areal yang akan di lindungi sangat luas lebih praktis dan ekonomis
dipasang penangkal petir elektrostatis. Terminal petir elektrostatis dengan merk Flash Vectron memiliki radius
proteksi 157 Meter.
Muatan listrik di atmosfir merupakan peristiwa alam yang menyebabkan timbulnya petir. Badai yang
terjadi diawan adalah merupakan kumpulan muatan listrik yang bergantungan di atmosfir. Udara sebagai isolator
akan memisahkan muatan listrik diawan dari awan yang lain.
Selama terjadi badai diatmosfir, muatan listrik akan terus terus terbentuk yang akan
menimbulkan petensial muatan listrik berlawanan yang serupa ke bumi dan akan mengumpul dibawah
permukaan awan yang nanti nya akan menimulkan petir.
Pekerjaan dimulai dari bagian grounding terlebih dahulu atau bagian bawah untuk melihat tahanan sebaran tanah
dengan pertimbangan keamanan dan kemudahan (efisiensi dalam pekerjaan)
Kemudian dilakukan pengetesan tahanan tanah menggunakan Earth Tester Meter . Apabila didapatkan tahanan
tanah di bawah 5 Ohm maka pekerjaan berikutnya bisa di lakukan , bila belum mencapai dibawah 5 Ohm maka
perlu untuk dibuat ground di sebelahnya dengan jarak minim 1 mtr atau setengah dari dalam grouding awal,
yang selanjutnya di kopel / diparalel dengan grounding sebelumnya agar tahanan tanahnya turun, hal ini
dilakukan berulang sampai mendapatkan nilai tahanan tanah dibawah 5 Ohm atau spesifikasi yang di inginkan,
dengan perhitungan sebagai berikut,:
Setelah Selesai pemasangan grounding langkah Selanjutnya memasang jalur elektris petir (Kabel) yaitu dengan
menggunakan kabel dari grounding sampai ke atas bangunan .
Kabel yang bisa digunakan antara lain BC (Bare Copper) , NYY atau Coaxial . Keutamaan dari kabel ada di
segi luas penghantarnya (minim 50 mm), menggunakan penampang kabel lebih dari 50 mm akan lebih baik.
Jalur kabel penghantar antara ujung bangunan dan lokasi graunding di usahakan sependek mungkin , sebab akan
menguntungkan, ini di maksudkan agar arus petir dapat segera di salurkan selain juga dari segi material semakin
sedikit dan dapat mengurangi hambatan penghantar.
Hindari belokan dengan sudut 90′ , sebab di belokan dengan sudut runcing akan menimbulkan Side flasing
( loncatan arus keluar dari jalur kabel yang ada ).
Untuk daerah-daerah yang terjangkau oleh aktifitas sebaiknya diberi pipa pelindung (conduit) dengan tujuan
kerapian dan keamanan .
Setelah selesai pemasangan kabel penghantar maka bisa dimulai tahapan selanjutnya Penegakan tiang
penangkal petir dan pemasangan head terminal Penangkal Petir Neoflash.
Lay Out instalasi penangkal petir harus sesuai dengan daerah dimana peralatan akan dipasang , meletakkan di
posisi di tengah areal sangatlah di harapkan agar mendapat perlindungan yang optimal.
Persyaratan kunci untuk instalasi penangkal petir adalah terminal penerima penangkal petir Neoflash® harus
ditempatkan minimal 3 meter lebih tinggi dari permukaan atas bangunan yang ada .
Atau dengan memasang lebih tinggi sebesar 3 meter dari tinggi rata-rata bangunan, hal ini dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal Jika lebih pendek maka peralatan ini tidak akan bekerja dengan baik atau
kurang maksimal.
Bila pemasangan penangkal petir neoflash semakin tinggi maka semakin besar radius perlindungan yang di
dapatkan.
Perhatikan juga bahwa head terminal penangkal petir neoflash harus berhubungan kokoh dan elektris dengan
kabel penurunan penghantar arus beserta pertanahannya/grounding .
Gunakan bahan konduktor dengan inti tunggal atau serabut yang terbuat dari tembaga diameter minimal 50 mm,
bisa berupa kabel telanjan,terbuka / tanpa isolator (BC/Bcc) atau kabel berisolator (NYY/NYA).
Nilai tahanan tanah/ground harus lebih kecil dari 5 ohm.
Sedangkan penggunaan kabel yang memiliki kwalitas baik dan berisolasi anti tegangan tembus
direkomendasikan oleh ahli kami . kabel yang dilengkapi dengan anti tegangan tembus, misalnya Coaxial;
N2XSY; NA2XSY.
Akibat Elektrikal, Terjadinya arus listrik berkekuatan tinggi dapat mencapai ribuan ampere.
Akibat Thermal, Terjadinya panas sehingga dapat membakar benda-benda yang terkena (pohon hangus).
Akibat Mekanikal, Terjadinya pergeseran atau pergerakan benda-benda yang di lalui arus listrik akibat getaran,
ledakan atau pemuaian.
G.FIRE PROTECTION
Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial berupa terkena percikan api sejak
dari awal terjadinya api hingga penjalaran api dan asap lalu gas yang ditimbulkan
Pada awalnya hanya ada satu sistem proteksi kebakaran yaitu sistem proteksi kebakaran aktif, yang berupa sistem
springkle, smoke and heat detector, tabung pemadam api ringan. Dimana pada sistem tersebut memiliki
kelebihan dan kelemahan. Karena adanya kelemahan tersebut maka manusia mulai mencari solusi untuk
mengatasinya, yaitu dengan sistem proteksi kebakaran pasif.
Sistem proteksi pasif adalah kemampuan stabilitas struktur dan elemennya, konstruksi tahan api
kompartemenisasi dan pemisahan, serta proteksi pada bukaan yang ada untuk menahan dan membatasi kecepatan
menjalarnya api dan asap kebakaran. Tolok ukur proteksi api pasif adalah kemampuan untuk mengendalikan
kandungan api, hal ini berarti membatasi penjalaran api dan asap dalam hal periode waktu yang telah dijelaskan
dalam peraturan bangunan dan peraturan api.
Intumescent fire protection adalah sistem proteksi api pasif yang berupa lapisan coating. Bahan ini memiliki
ketebalan tertentu, dapat di finishing dengan indah, dan memiliki nilai estetik yang cukup tinggi, serta tahan
pada kondisi lingkungan yang korosif.
bagian struktural bangunan akan dilapisi oleh bahan permaikulit, yaitu lapisan yang sangat tipis. Pilihan ini lebih
murah dibandingkan Intumescent fire protection, namun lebih tidak estetik. Pada lingkungan yang korosif, bahan
permaikulit bukan merupakan suatu pilihan yang tepat, karena bahan permaikulit memungkinkan air masuk dan
menyebabkan korosi.
Ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam mendesain ruangan dengan menggunakan sistem
proteksi pasif, bangunan harus dibedakan menurut tipe konstruksi dan kelas bangunan. Dari penentuan kelas
bangunan dan tipe konstruksi akan diperoleh persyaratan mengenai lamanya waktu (Tingkat Ketahanan Api)
yang harus didesain ketika terjadi kebakaran (SNI 03 -1736 – 2000).
Tingkat Ketahanan Api (TKA) diukur dalam satuan menit, dan ditentukan berdasarkan standar uji ketahanan
api dengan kriteria sebagai berikut :
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi penangkal petir yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan
berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
Semoga Bermanfaat :)
0
Tambahkan komentar
Memuat