Anda di halaman 1dari 100

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.
Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam
hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang teridri dari jantung, kompomen
darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini
berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis
dan berulang 60-100 kali/ menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir
dari jantung kes seluruh tubub dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas
arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan
vena.
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah
digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbondioksida, makanan, dan
hormom serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan
metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan volume
cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, perlu memahami berbagai
problematika berkaitan dengan sistem kardiovaskuler tanpa ada kesalahan
yang membuat kita melakukan neglicent (kelalaian). Oleh karena itu, sangat
penting sekali untuk memahami anatomi fisiologi sistem kardiovaskuler yang
berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi dalam
tubuh dalam proses kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah histologi dan fisiologi darah (sel darah merah, darah putih,
dan trombosit)?
2. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskular?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui histologi dan fisiologi darah (sel darah merah, darah
putih, dan trombosit).
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskular.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Histologi dan Fisiologi Darah


Darah adalah bentuk khusus jaringan ikat yang terdiri atas tiga jenis
sel utama: eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan
trombosit. Sel-sel ini, juga disebut unsur bentukan (formed elements) darah,
beredar di dalam medium cair yaitu plasma. Sel darah mengangkut gas,
nutrien, produk sisa, hormon, antibodi, berbagai zat kimiawi, ion, dan
substansi lain di dalam plasma dari dan ke sel-sel tubuh.1
2.1.1 Histologi Darah
a) Plasma
Plasma adalah suatu larutan cair dengan pH 7,4, yang
mengandung substansi dengan berat molekul rendah atau tinggi
yang membentuk 7% dari volumenya. Seperti diringkas dalam Tabel
12-1, komponen terlarut adalah sebagian besar protein plasma,
dengan sisanya yang mencakup nutrien, gas respiratori, produk sisa
nitrogen, hormon, dan banyak ion anorganik yang secara kolektif
disebut elektrolit. Melalui dinding kapiler, komponen plasma
dengan berat molekul rendah berada dalam kesetimbangan dengan
cairan interstisial jaringan. Komposisi plasma biasanya merupakan
indikator komposisi rerata cairan ekstrasel dalam jaringan
Protein plasma utama mencakup protein berikut:
 Albumin, protein plasma terbanyak, dibuat di hati dan berfungsi
terutama dalam memelihara tekanan osmotik darah.
 α-globulin dan β-globulin, yang dibentuk di hati dan sel lain,
mencakup transferrin dan faktor transpor lainnya; fibronektin;

1
Victor P. Eroschenko, Atlas of Histology With Functional Correlation, Edisi 11, Lippincott
Williams&Wilkins, Amerika Serikat, 2007, hal. 99.

3
protrombin dan faktor koagulasi lainnya; lipoprotein dan
protein lain yang memasuki darah dari jaringan.
 γ-globulin, yang merupakan imunoglobulin (antibodi) yang
disekresi oleh limfosit di banyak tempat.
 Fibrinogen, protein plsama terbesar (340 kD), yang juga
dibentuk dihati, yang berpolimerisasi menjadi serat ikatan-
silang yang tidak larut selama pembekuan, yang menyumbat
pengeluaran darah dari pembuluh darah.
 Protein komplemen, suatu sistem faktor yang penting pada
peradangan dan destruksi mikroorganisme.2

b) Eritrosit (Sel Darah Merah)


Eritrosit (sel darah merah) mengalami diferensiasi
terminal, tidak memiliki inti, dan dipenuhi oleh protein
hemoglobin pembawa-O2. Dalam keadaan normal, sel-sel ini
tidak pernah meninggalkan sistem sirkulasi.3
Kebanyakan eritrosit mamalia merupakan cakram
bikonkaf yang fleksibel tanpa inti. bila dimasukkan ke dalam
medium isotonik, Sel-sel tersebut berdiameter sekitar 7,5 µm,
dengan tebal 2,6 µm di bagian tepi, dan tebal hanya 0,75 µm di
bagian tengah. Karena dari diameter beraturan ini dan di
sebagian besar adanya bagian jaringan, sel darah merah sering
digunakan oleh histologis sebagai standar internal untuk
memperkirakan ukuran sel lain atau struktur.4
Bentuk bikonkaf memberikan rasio yang lebih besar
untuk luas permukaan terhadap volume dan mempermudah
pertukaran gas. Konsentrasi eritrosit normal dalam darah sekitar

2
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 234.
3
Ibid., hlm. 235.
4
Ibid., hlm. 237.

4
3,9-5,5 juta per mikroliter (μL, atau mm3) pada wanita dan 4,1-
6,0 juta/ μL pada pria.5
Eritrosit cukup fleksibel, yang memungkinkannya
beradaptasi dengan ketidak-teraturan bentuk kapiler dan
diameter kapiler yang kecil. Pengamatan secara in vivo
menunjukkan bahwa saat melewati sudut percabangan kapiler,
eritrosit dengan hemoglobin dewasa (HbA) berubah bentuk
dengan mudah dan sering berbentuk mirip mangkuk. Dalam
pembuluh darah besar sel darah merah sering mengikuti satu
sama lain dan disusun secara bebas disebut rouleaux.6
Eritrosit dikelilingi oleh plasmalema, karena mudah
didapat, adalah membran yang paling dikenal dari semua sel.
Membran ini terdiri atas sekitar 40% lipid, 10% karbohidrat, dan
50% protein. Sebagian besar protein merupakan protein integral
membran, termasuk kanal ion, pengangkut anion yang disebut
protein pita 3, dan glikoforin A. Domain ekstrasel terglikosilasi
protein ini mencakup tempat antigenik yang menjadi dasar
penentuan golongan darah. Sejumlah protein perifer
berhubungan dengan permukaan internal membran, termasuk
spektrin, yang membentuk jala yang memperkuat membran, dan
ankirin, yang menambat jala tersebut pada protein pita 3. Jaring-
jaring submembran menstabilkan membran, mempertahankan
bentuk sel, dan memberikan elastisitas sel yang diperlukan untuk
perjalanan melalui kapiler.7
Sitoplasma eritrosit dipenuhi dengan hemoglobin,
protein tetramer pembawa-O2 yang menimbulkan sifat asidofilia
sel. Bila dikombinasi dengan O2 atau CO2 hemoglobin, masing-
masing, membentuk oksihemoglobin atau karbaminohemo-

5
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 237.
6
Atohny L. Mescher, loc.cit.
7
Atohny L. Mescher, loc.cit.

5
globin. Reversibilitas kombinasi tersebut merupakan dasar untuk
kapabilitas pengangkutan gas oleh hemoglobin. Kombinasi
hemoglobin dengan karbon monoksida (CO) bersifat ireversibel,
yang mengurangi kapasitas sel dalam mengangkut O2.8
Eritrosit kehilangan mitokondria, ribosom, dan banyak
enzim sitoplasma selama proses pematangannya. Sumber energi
bagi eritrosit adalah glukosa, yang didegradasi menjadi laktat
secara anaerob. Karena eritrosit tidak memiliki inti atau organel
lain yang diperlukan untuk sintesis protein, eritrosit tidak
menyintesisi hemoglobin.9
Eritrosit manusia dapat bertahan dalam sirkulasi lebih
kurang selama 120 hari. Eritrosit tua akan dikeluarkan dari
sirkulasi terutama oleh makrofag limpa dan sumsum tulang.10

Gambar 1. Eritrosit manusia normal (Antohny L. Mescher, Junquira’s


Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill, Amerika Serikat,
2013, hal. 237.)

c) Leukosit (Sel Darah Putih)


Leukosit (sel darah putih atau leukosit) meninggalkan
darah dan bermigrasi ke jaringan di mana ini menjadi fungsional

8
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 237.
9
Luiz Carlos Junqueira, dan Jose Carnerio, Histologi Dasar, 10th edition, Terj. Jun
Tambayong (Jakarta: EGC, 2007), hal. 223.
10
Luiz Carlos Junqueira, dan Jose Carnerio, loc.cit.

6
dan melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
kekebalan. Menurut jenis butiran sitoplasma dan morfologi
nuklirnya, leukosit dibagi menjadi dua kelompok: granulosit dan
agranulosit. Granulosit dan agranulosit berbentuk sferis saat
kedua sel tersebut berada dalam plasma darah, tetapi menjadi
ameboid setelah keluar dari pembuluh darah dan memasuki
jaringan. Perkiraan ukuran kedua sel tersebut mengacu pada
pengamatannya di sediaan apus darah, yaitu sel-sel tersebut
tampak lebih besar dan tersebar dibandingkan keadaannya di
dalam darah.11
Granulosit memiliki dua jenis pada granula sitoplasmik:
lisosom (sering disebut granul azurofilik dalam sel darah) dan
granula spesifik yang mengikat komponen netral, basa, atau
asam dari campuran pewarna dan memiliki fungsi khusus.12
Granulosit memiliki inti polimorfik dengan 2 atau lebih
lobus dan mencakup neutrofil, eosinofil, dan basofil. Semua
granulosit adalah sel yang sudah berdiferensiasi terminal dengan
jangka hidup beberapa hari. Kompleks Golgi dan RE kasarnya
kurang berkembang. Granulosit memiliki sedikit mitokondria
dan lebih banyak bergantung pada glikolisis untuk kebutuhan
energinya yang rendah dan memungkinkannya berfungsi pada
jaringan dengan sedikit O2 seperti area peradangan. Granulosit
biasanya mati melalui apoptosis pada jaringan ikat dan milyaran
neutrofil mati akibat apoptosis setiap harinya pada orang dewasa.
Debris sel yang terbentuk dibuang oleh makrofag dan, seperti sel
yang mengalami apoptosis, tidak memicu terjadinya respons
peradangan.13

11
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 238.
12
Antohny L. Mescher, loc.cit.
13
Antohny L. Mescher, loc.cit.

7
Agranulosit tidak memiliki granul spesifik, tetapi sel ini
mengandung granul azurofilik (lisosom). Inti tersebut berbentuk
bulat atau berlekuk. Kelompok sel ini meliputi limfosit dan
monosit. Semua leukosit terlibat dalam pertahanan terhadap
mikroorganisme, dan pada perbaikan jaringan yang cedera,
secara spesifik mikrovaskulatur meninggalkan jaringan yang
terluka atau terinfeksi. Jumlah leukosit dalam darah bervariasi
sesuai umur, jenis, kelamin, dan keadaan fisiologis. Pada orang
dewasa normal, terdapat sekitar 4500-11.000 leukosit per
mikroliter darah.14

Tabel 1. Leukosit: jumlah, fitur struktural, dan fungsi utama. (Antohny L. Mescher,
Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill, Amerika Serikat, 2013,
hal. 239.)

1) Neutrofil
Neutrofil merupakan 54%-62% leukosit yang
beredar; sirkulasi bentuk dewasa meningkatkan nilai ini
sebesar 3% sampai 5%. Diameternya 12-15 µm pada sediaan
apus darah dengan inti yang terdiri atas 2-5 lobus yang

14
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 238-240.

8
dihubungkan oleh jembatan inti yang halus. Neutrofil tidak
aktif dan berbentuk sferis saat berada dalam sirkulasi tetapi
menjadi aktif dan ameboid selama diapedesis dan saat
melekat pada substrat solid seperti kolagen pada matriks
ekstrasel.15
Neutrofil adalah fagosit aktif bakteri dan partikel
kecil lainnya dan leukosit biasanya pertama yang tiba di
lokasi infeksi, di mana secara aktif mengejar sel bakteri
menggunakan kemotaksis.16
Sitoplasma neutrofil mengandung dua jenis granul
utama dan aktivitas fungsional. Granul azurofilik primer,
yang merupakan lisosom khusus dengan komponen untuk
membunuh bakteri yang ditelan.
Mengandung protease dan protein antibakteri, termasuk
berikut:
 Mieloperoksidas (MPO), yang menghasilkan hipoklorit
dan agen beracun ke bakteri lainnya
 Lisozim, yang menurunkan komponen dinding sel
bakteri
 Defensin, protein yang sistein kecil untuk mengikat dan
menghancurkan sel membran dari berbagai jenis bakteri
serta mikroorganisme lainnya.17

Granula sekunder spesifik lebih kecil dan kurang


padat, pewarnaan merah muda samar, dan memiliki beragam
fungsi, termasuk merendahkan sekresi berbagai enzim ECM

15
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 240.
16
Antohny L. Mescher, loc.cit.

17
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 240-241.

9
seperti kolagenase, pengiriman protein bakterisida tambahan
untuk pagolisosom, dan penyisipan komponen sel membran
baru.18
Neutrofil diaktifkan pada situs yang terinfeksi atau
terluka juga memiliki peran penting dalam respon inflamasi
yang diawali proses restorasi lingkungan mikro jaringan
normal. Melepaskan kemokin polipeptida yang menarik
leukosit lain dan aktivitas sitokin langsung dari sel-sel ini
serta dari jaringan lokal. Mediator lipid penting dari
inflamasi juga dilepaskan untuk neutrofil.19
Neutrofil juga mengandung glikogen, yang dirombak
menjadi glukosa untuk menghasilkan energi melalui jalur
glikolisis. Neutrofil adalah sel berumur-pendek, dengan
waktu paruh 6-8 jam dalam darah dan memiliki rentang
hidup selama 1-4 hari dalam jaringan ikat sebelum leukosit
menemui ajalnya melalui apoptosis.20

Gambar 2. Neutrofil (Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic


Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill, Amerika
Serikat, 2013, hal. 239.)

2) Eosinofil

18
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 241.
19
Antohny L. Mescher, loc.cit.
20
Antohny L. Mescher, loc.cit.

10
Eosinofil jauh lebih sedikit daripada neutrofil, dan
merupakan 1-3% leukosit dalam darah normal. Pada sediaan
apus darah, sel ini berukuran kurang lebih sama dengan
neutrofil dan mengandung inti bilobus yang khas. Ciri utama
untuk mengenalinya adalah sejumlah besar, granula
asidofilik tipikal pewarnaan tertentu merah muda atau
merah.21
Secara ultrastuktural, granul spesifik eosinofil
tampak berbentuk oval, dengan banyak inti kristalin pipih
yang mengandung protein basa utama, yaitu faktor yang
kaya akan arginin dan menimbulkan sifat asidofilia dan
merupakan hingga 50% dari total protein granul. Protein
basa utama, bersama-sama dengan peroksidase eosinofilik,
enzim dan toksin lain, memiliki efek terhadap parasit seperti
cacing helmintik dan protozoa. Eosinofil juga memodulasi
respon inflamasi dengan melepaskan kemokin, sitokin, dan
mediator lipid, dengan peran penting dalam respon inflamasi
yang dipicu oleh alergi. Jumlah beredar eosinofil meningkat
selama infeksi cacing dan reaksi alergi. Leukosit ini juga
menghapus kompleks antigen-antibodi dari cairan
interstisial oleh fagositosis.22
Eosinofil sangat banyak di jaringan ikat pada lapisan
usus dan pada situs inflamasi kronis, seperti jaringan paru-
paru pasien asma.23

21
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 242.
22
Antohny L. Mescher, loc.cit.
23
Antohny L. Mescher, loc.cit.

11
Gambar 3. Eosinofil (Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic
Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill, Amerika
Serikat, 2013, hal. 239.)

3) Basofil
Basofil juga berdiameter sekitar 12-15 µm, tetapi
membentuk kurang dari 1% leukosit darah sehingga basofil
sukar ditemukan pada apusan darah normal. Intinya terbagi
menjadi dua atau lebih lobuli iregular, tetapi granul-granul
spesifik besar yang berada di atasnya biasanya mengaburkan
bentuk inti tersebut.24
Granul spesifik azurofilik (berdiameter 0,5 um)
terpulas biru gelap atau secara metakromatik dengan
pewarna basa dari pulasan apusan darah dan berjumlah lebih
sedikit dengan ukuran serta bentuk granul yang lebih iregular
daripada granul granulosit lainnya. Granula basofil kuat
adalah karena akibat adanya heparin dan GAG tersulfasi
lainnya di granul tersebut. Granul spesifik basofil
mengandung banyak histamin dan berbagai mediator
peradangan, termasuk faktor pengaktivasi trombosit, faktor
kemotaktik eosinofil, dan fosfolipase A yang menghasilkan
faktor dengan berat molekul rendah yang disebut leukosit.25

24
Antohny L. Mescher, loc.cit.
25
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 242-243.

12
Basofil dapat melengkapi fungsi sel mast pada reaksi
hipersensitivitas cepat, dengan cara bermigrasi ke dalam
jaringan. Kedua sel tersebut memiliki asal sel progenitor
yang serupa, Basofil dan sel mast memiliki granul
metakromatik yang mengandung heparin dan histamin,
memiliki permukaan reseptor untuk immunoglobulin E
(IgE), dan menyekresi komponen granulanya sebagai
respons terhadap antigen tertentu.26

Gambar 4. Basofil (Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic


Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill, Amerika
Serikat, 2013, hal. 239.)

4) Limfosit
Limfosit merupakan suatu familia leukosit dengan
inti berbentuk sperikal. Limfosit secara tipikal adalah
leukosit terkecil dan terbanyak, hingga merupakan sepertiga
dari sel-sel ini. Meskipun secara morfologis sama, limfosit
dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
molekul-molekul permukaan yang khas (disebut "kluster
diferensiasi" atau penanda CD) yang dapat dibedakan

26
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 243.

13
dengan menggunakan antibodi dengan imunositokimia atau
aliran sitometri.27
Terutama limfosit T, limfosit B (CD4+ dan CD8+,
masing-masing) dan sel pembunuh alami (NK, natural
killer). Limfosit juga memiliki berbagai peran fungsional
yang berhubungan dengan reaksi imun dalam pertahanan
terhadap serangan mikroorganisme, antigen abnormal atau
asing, dan karakteristik fungsional pada respons imun.28
Meskipun umumnya sirkulasi limfosit kecil memiliki
jangkauan yang lebih luas dari kebanyakan ukuran leukosit.
Memiliki banyak diameter sama dengan sel darah merah;
limfosit berukuran medium dan besar berdiameter 9 hingga
18 µm, yang akhirnya menghadirkan limfosit aktif atau
mewakili sel NK. Limfosit kecil yang mendominasi adalah
darah ditandai dengan inti sperikal, kadang-kadang berlekuk
dengan kromatin yang berkondensasi dan sangat basofilik,
yang membuat sel ini mudah dibedakan dari granulosit.29
Limfosit yang lebih besar memiliki inti lebih besar
dengan sedikit lekukan dan sitoplasma basofilik yang lebih
sedikit, dengan beberapa granula azurofilik (lisosom),
mitokondria, polisom bebas, serta organel lain. Limfosit
bervariasi dalam rentang hidup sesuai dengan fungsi
spesifiknya; sebagian hanya hidup beberapa hari dan yang
lain bertahan dalam sirkulasi darah atau jaringan lain
bertahun-tahun lamanya.30

27
Antohny L. Mescher, loc.cit.
28
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 244.
29
Antohny L. Mescher, loc.cit.
30
Antohny L. Mescher, loc.cit.

14
Gambar 5. Limfosit (Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic
Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill, Amerika
Serikat, 2013, hal. 239.)

5) Monosit
Monosit adalah sel agranulosit yang prekursor dari
makrofag, osteoklas, mikroglia, dan sel-sel lain dari sistem
fagosit mononuklir di jaringan ikat. Semua sel monosit yang
diturunkan terdapat sel antigen dan memiliki peran penting
dalam pertahanan imun jaringan. Monosit bersirkulasi
memiliki diameter 12 sampai 15 µm, melainkan makrofag
yang agak lebih besar. Monosit nukleus besar dan biasanya
jelas lekukan atau berbentuk-C. Kromatinnya kurang padat
ketimbang pada limfosit dan terpulas lebih terang ketimbang
kromatin limfosit besar.31
Sitoplasma monosit bersifat basofilik dan sering
mengandung granula azurofilik yang sangat halus (lisosom),
dan beberapa di antaranya mendekati batas resolusi
mikroskop cahaya. Granula ini tersebar di seluruh sitoplasma,
dan berinya warna abu-abu-kebiruan pada sediaan terpulas.
Mitokondria dan regio kecil dari RE kasar yang hadir,terdapat
apparatus Golgi yang terlibat dalam pembentukan granula
lisosom.32

31
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 245.
32
Antohny L. Mescher, loc.cit.

15
Gambar 6. Monosit (Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic
Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill, Amerika
Serikat, 2013, hal. 239.)

d) Trombosit
Platelet darah (trombosit) adalah fragmen sel mirip-
cakram, dan tak berinti, dengan diameter 2-4 µm, yang berasal
dari fragmentasi di ujung prosessus sitoplasma yang terjulur dari
sel poliploid raksasa yang disebut megakariosit dalam sumsum
tulang.Trombosit mempermudah pembekuan darah dan
membantu memperbaiki robekan atau kebocoran di dinding
pembuluh darah, mencegah hilangnya darah dari
mikrovaskulatur tersebut. Nilai hitung trombosit normal berkisar
dari 150.000 sampai 400.000/µL (mm3) darah. Jangka hidup
trombosit dalam darah lebih kurang 10 hari.33
Pada sediaan apus darah, trombosit sering tampak
bergumpal. Setiap trombosit memiliki zona perifer yang terpulas
ringan, yaitu hialomer, dan suatu zona sentral yang mengandung
granul gelap yang disebut granulomer. Sebuah glikokaliks tipis
mengelilingi plasmalemma trombosit terlibat dalam adhesi dan
aktivasi selama pembekuan darah. Analisis ultrastruktural
memperlihatkan suatu berkas marginal mikrotubulus dan
mikrofilamen, yang membantu mempertahankan bentuk lonjong

33
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 246.

16
trombosit. Pada hialomer juga terdapat dua sistem kanal
membran. Secara ultrastruktural, trombosit biasanya memperli-
hatkan suatu sistem mikrotubulus dan filamen aktin di dekat
bagian tepi disebut berkas marginal (BM), yang dibentuk sebagai
platelet yang mencubit mati dari megakariosit, untuk membantu
mempertahankan bentuknya dan suatu sistem kanalikuli terbuka
dari vesikel yang bersifat kontinu dengan plasmalema.
Memfasilitasi degranulasi cepat pada saat aktivasi dan Ca2+ rilis.
Daerah granulomere tengah mengandung granula delta padat
kecil (δG ), butiran alpha lebih besar dan lebih banyak (αG), dan
glikogen (G). 40.000x.34

Gambar 7. Trombosit (Antohny L. Mescher, Junquira’s


Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 247.)

Suatu sistem kanalikular terbuka vesikel yang berhubungan


dengan invaginasi membran plasma, yang dapat mempermudah
ambilan faktor seperti fibrinogen dan serotonin oleh trombosit dari
plasma. Sederet vesikel tubular iregular yang membentuk sistem
tubular padat yang berasal dari RE dan menyimpan ion Ca2+.
Bersama-sama, kedua sistem membran tersebut mempermudah

34
Antohny L. Mescher, loc.cit.

17
eksositosis protein secara cepat dari trombosit (degranulasi) saat
melekat pada kolagen atau substrat lain di luar endotel vaskular.35
Granulomer sentral memiliki berbagai granula berbatas
membran dan sedikit mitokondria dan partikel glikogen. Granula
delta (δG) yang bersifat padat elektron, berdiameter 250-300 µm,
mengandung adenosin difosfat (ADP), adenosin trifosfat (ATP),
dan serotonin (5-hidroksitriptamin) yang diambil oleh plasma.
Granula alfa berukuran lebih besar (berdiameter 300-500 nm) dan
mengandung platelet-derived growth factor, faktor trombosit 4, dan
beberapa protein spesifik trombosit lain. Kebanyakan granul
azurofilik yang tampak dengan mikroskop cahaya dalam
granulomer trombosit adalah granula alfa.36
Peran trombosit dalam mengendalikan perdarahan dapat
dirangkum sebagai berikut:
 Agregasi primer. Kerusakan endotel mikrovaskular, yang umum
terjadi, memungkinkan agregasi trombosit pada kolagen melalui
protein pengikat kolagen di membran trombosit. Jadi, suatu
sumbat trombosit terbentuk sebagai langkah pertama untuk
menghentikan perdarahan.
 Agregasi sekunder. Trombosit pada sumbat tersebut melepaskan
suatu glikoprotein adhesif dan ADP. Keduanya adalah pemicu
agregasi trombosit yang poten, yang menambah ukuran sumbat
trombosit.
 Koagulasi darah. Selama agregasi trombosit terjadi, fibrinogen
dari plasma, faktor von Willebrand dan faktor lain dari endotel
yang rusak, dan berbagai faktor dari 4 trombosit memudahkan
terjadinya rentetan (kaskade) interaksi protein plasma, yang
menghasilkan suatu polimer fibrin yang membentuk jejaring

35
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 247.
36
Antohny L. Mescher, loc.cit.

18
serat tiga dimensi yang menjerat sel-sel darah merah dan lebih
banyak trombosit untuk membentuk suatu bekuan darah, atau
trombus. Faktor trombosit 4 adalah kemokin untuk monosit,
neutrofil, dan fibroblas serta proliferasi fibroblas distimulasi
oleh PDGF.
 Retraksi bekuan. Bekuan darah yang awalnya menonjol ke
dalam lumen pembuluh darah sedikit mengerut karena adanya
interaksi aktin dan miosin trombosit.
 Penghancuran bekuan. Ketika dilindungi oleh bekuan, dinding
pembuluh yang rusak mengalami restorasi oleh jaringan baru,
dan bekuan tersebut kemudian dihancurkan, terutama oleh enzim
proteolitik plasmin, yang terbentuk secara kontinu karena kerja
setempat aktivator plasminogen dari endotel pada plasminogen
dari plasma.37

2.1.2 Fisiologi Darah


Darah merupakan pengangkut jarak jauh, transportasi massal
bahan-bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau di antara sel
itu sendiri. Transportasi yang demikian penting untuk
mempertahankan homeostasis.Darah terdiri dari cairan plasma
tempat elemen-elemen selular eritrosit, leukosit, dantrombosit
berada. Eritrosit (sel darah merah atau SDM) secara esensial
merupakan membran plasma kantong-tertutup hemoglobin yang
menyangkut O2 di dalam darah.38
Leukosit (sel darah putih, atau SDP), unit pertahanan mobil
sistem imun, di angkut melalui darah ke tempat terjadinya luka atau
invasi oleh mikroorganisme penyebab penyakit. Platelet (trombosit)

37
Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition, McGraw-Hill,
Amerika Serikat, 2013, hal. 248.
38
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 409.

19
penting bagi homeostasis untuk menghentikan pendarahan akibat
pembuluh yang cedera.39
Fungsi darah secara umum adalah menyalurkan sari
makanan, oksigen, dan zat-zat kimia lain ke seluruh bagian tubuh.
Selain sebagai penyalur berbagai macam zat, darah juga memiliki
peran penting untuk menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah
terserang penyakit.40
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan dan
perkembangan sel-sel darah. Sel darah memulai kehidupannya di
dalam sumsum tulang dari suatu tipe sel yang disebut sel punca
hematopoietik pluripoten, yang merupakan asal dari semua sel
dalam darah sirkulasi.Sewaktu sel-sel darah ini bereproduksi, ada
sebagian kecil dari sel-sel ini yang bertahan persis seperti sel-sel
pluripoten aslinya dan disimpan dalam sumsum tulang guna
mempertahankan suplai sel-sel darah tersebut, walaupun jumlahnya
berkurang seiring dengan pertambahan usia. Sebagian besar sel-sel
yang direproduksi akan berdiferensiasi untuk membentuk sel-sel
tipe lain. Sel yang berada pada tahap pertengahan sangat mirip
dengan sel punca pluripoten, walaupun sel-sel ini telah membentuk
suatu jalur khusus pembelahan sel dan disebut committed stem
cells.41
Pertumbuhan dan reproduksi berbagai sel punca diatur oleh
bermacam-macam protein yang disebut penginduksi pertumbuhan.
Telah dikemukakan empat pengiduksi pertumbuhan yang utama dan
masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Salah satunya adalah
interleukin-3, yang memulai pertumbuhan dan reproduksi hampir

39
Lauralee Sherwood, loc.cit.
40
1 Eko Adi Sarwoko, Kushartantya Kushartantya, dan Muhammad Silmi,” Sistem Pakar
Berbasis Web dan Mobile Web untuk Mendiagnosis Penyakit Darah pada Manusia dengan
menggunakan Metode Inferensi Forward Chaining”. Journal Of Informatic And Technology. Vol.
2 No. 3, 2013, hal. 3.
41
Guyton AC, dan Hall JE, Textbook of Medical Physiology, 12th edition, Saunders Elsevier,
Amerika Serikat, 2014, hal. 414.

20
semua jenis commited stem cells yang berbeda-beda, sedangkan
yang lain hanya menginduksi pertumbuhan pada tipe-tipe yang
spesifik.42
Penginduksi pertumbuhan akan memicu pertumbuhan dan
bukan memicu diferensiasi sel-sel. Diferensiasi sel adalah fungsi
dari rangkaian protein yang lain, yang disebut penginduksi
diferensiasi. Masing-masing protein ini akan menyebabkan satu tipe
commited stem cells untuk berdiferensiasi sebanyak satu langkah
atau lebih menuju ke sel darah dewasa bentuk akhir.Pembentukan
penginduksi pertumbuhan dan penginduksi diferensiasi itu sendiri
dikendalikan oleh faktor-faktor di luar sumsum tulang.43

Gambar 8. Pembentukan sel darah (hematopoiesis) (Lauralee


Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 423.)

a) Plasma
Plasma, sebagai cairan, terdiri dari 90% air. Air plasma
merupakan medium bagi bahan-bahan yang dibawa oleh darah.
Selain itu, plasma menyerap dan menyebarkan sebagian besar
panas yang dihasilkan oleh proses metabolisme di dalam
jaringan, sementara suhu darah itu sendiri hanya mengalami

42
Ibid., hal. 145.
43
Ibid., hal. 145.

21
sedikit perubahan. Ketika darah mengalir mendekati permukaan
kulit, energi panas yang tidak dibutuhkan untuk
mempertahankan suhu tubuh di keluarkan ke lingkungan.44
Sejumlah besar bahan inorganik dan organik terlarut dalam
plasma. Konstituen inorganik membentuk sekitar 1% berat
plasma. Elektrolit (ion) paling banyak dalam plasma adalah Na+
dan Cl-, komponen garam dapur. Terdapat juga HCO3-, K+, Ca2+
, dan ion lain dalam jumlah lebih kecil. Fungsi terpenting ion-
ion ini adalah peran mereka dalam eksitabilitas membran,
distribusi osmotik cairan antara cairan ekstrasel (CES) dan sel,
dan menyangga perubahan pH. Konstituen organik yang paling
banyak berdasarkan berat adalah protein plasma, yang
membentuk 6% hingga 8% berat plasma.45

Gambar 9. Hematokrit dan jenis-jenis sel darah (Lauralee


Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition,
Brooks/Cole, Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal.
410.)

Protein plasma adalah suatu kelompok konstituen plasma


yang tidak sekedar sebagai pengangkut. Komponen - kompon
penting ini dalam keadaan normal tetap berada dalam plasma,

44
Lauralee Sherwood, op.cit hlm. 410.
45
Lauralee Sherwood, loc.cit.

22
tempat mereka melakukan banyak fungsi penting. Berikut adalah
fungsi-fungsi terpenting tersebut:
1. Protein plasma terdispersi sebagai koloid, berkat keberadaan
mereka sebagai dispersi koloid dalam plasma dan
ketiadaannya dalam cairan interstisium, protein plasma
menciptakan suatu gradien osmotik antara darah dan cairan
interstisium. Tekanan osmotik koloid ini adalah gaya primer
yang mencegah keluarnya plasma secara berlebihan dari
kapiler ke dalam cairan interstisium sehingga membantu
mempertahankan volume plasma.
2. Protein plasma ikut berperan dalam kemampuan plasma
menyangga perubahan pH.
3. Tip kelompok protein plasma albumin, globulin, dan
fibrinogen diklasifikasikan berdasarkan berbagai sifat fisika
dan kimiawi mereka.
a. Albumin, protein plasma yang paling banyak,berperan
besar dalam menentukan tekanan osmotik koloid berkat
jumlahnya. Protein ini juga secara non-spesifik
berikatan dengan bahan-bahan yang kurang larut dalam
plasma (misalnya, bilirubin, garam empedu, dan
penisilin) untuk transportasi dalam plasma.
b. Terdapat tiga subkelas: globulin: alfa (α), beta (β), dan
gama (γ).
(1) Seperti albumin, sebagian globulin alfa dan beta
mengikat bahan-bahan yang kurang larut dalam
plasma untuk transportasi dalam plasma tetapi
globulin ini sangat spesifik terhadap bahan yang
akan mereka ikat dan angkut. Contoh bahan-bahan
yang diangkut oleh globulin spesifik mencakup
hormon tiroid, kolesterol, dandan besi.

23
(2) Sebagian besar faktor yang berperan dalam proses
pembekuan darah adalah globulin alfa atau beta.
(3) Beberapa protein plasma darah merupakan, molekul
prekursor yang bersirkulasi, dan tidak aktif, yang
diaktifkan sesuai kebutuhan oleh masukan
regulatorik tertentu. Contohnya, globulin alfa
angiotensinogen diaktifkan menjadi angiotensin,
yang beperan penting dalam mengatur
keseimbangan garam dalam tubuh.
(4) Globulin gama adalah imunoglobulin (antibodi)
yang sangat penting bagi mekanisme pertahanan
tubuh.
c. Fibrinogen adalah faktor kunci dalam pembekuan
darah.46

b) Eritrosit (Sel Darah Merah)


Setiap militer darah mengandung sekitar 5 milyar
eritrosit (sel darah merah), secara rerata, yang secara klinis
sering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5 juta
sel per milliliter kubik (mm³).47
Bentuk dan isi eritrosit sangat cocok dan sesuai untuk
melaksanakan fungsi primernya, yaitu mengangkut O2 di dalam
darah. Pertama, eritrosit adalah sel datar berbentuk-cakram yang
mencekung di bagian tengah di kedua sisi, seperti donat dengan
bagian tengah menggepeng bukan lubang. Bentuk bikonkaf ini
menyediakan area permukaan yang lebih luas untuk difusi
oksigen dari plasma melewati membran masuk ke eritosit
dibandingkan dengan bentuk sel bulat dengan volume yang

46
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 410-411.
47
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 412.

24
sama. Juga, ketipisan sel memungkinkan oksigen untuk berdifusi
secara cepat antara bagian-bagian eksterior dan interior sel.48
Sifat struktural kedua yang mempermudah fungsi
transpor SDM adalah kelenturan membrannya. Karena sangat
lentur, eritrosit dapat mengalir melalui kapiler sempit yang
berkelok-kelok untuk menyalurkan O2 di tingkat jaringan tanpa
mengalami ruptur selama proses berlangsung.49
Sifat anatomik ketiga dan yang terpenting yang
memungkinkan SDM mengangkut O2 adalah adanya
hemoglobin di dalamnya.50
Hemoglobin hanya ditemukan di sel darah merah.
Sebuah molekul hemoglobin memiliki dua bagian: (1) bagian
globin, suatu protein yang terbentuk dari empat rantai
polipeptida yang sangat berlipat-lipat; dan (2) empat gugus non-
protein yang mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem,
dengan masing-masing terikat ke salah satu polipeptida di atas.
Masing-masing dari keempat atom besi dapat berikatan secara
reversibel dengan satu molekul O2; karena itu, setiap molekul
hemoglobin dapat mengambil empat penumpang O2 di paru.
Karena O2 tidak mudah larut dalam plasma, 98,5% O2 yang
terangkut dalam darah terikat ke hemoglobin.51
Hemoglobin adalah suatu pigmen (yaitu berwarna
secara alami). Karena kandungan besinya, hemoglobin tampak
kemerahan jika berikatan dengan O2 dan kebiruan jika meng-
alami deoksigenasi. Karena itu, darah arteri yang teroksigenasi
penuh akan berwarna merah dan darah vena, yang telah
kehilangan sebagian kandungan O2-nya di tingkat jaringan,

48
Lauralee Sherwood, loc.cit.
49
Lauralee Sherwood, loc.cit.
50
Lauralee Sherwood, loc.cit.
51
Lauralee Sherwood, loc.cit.

25
memiliki rona kebiruan. Selain mengangkut O2, hemoglobin
juga dapat berikatan dengan yang berikut.52
Selain mengangkut O2, hemoglobin juga dapat
berikatan dengan:
1. Karbon dioksida (CO2-). Hemoglobin membantu mengangkut
gas ini dari sel jaringan kembali ke paru.
2. Bagian ion-hidrogen asam (H+) dart asam karbonat ter-
ionisasi, yang dihasilkan di tingkat jaringan dari CO2.
Hemoglobin menyangga asam ini sehingga asam ini tidak
banyak mengubah pH darah.
3. Karbon monoksida (CO). Gas ini dalam keadaan normal tidak
terdapat di dalam darah, tetapi jika terhirup gas ini cenderung
menempati bagian hemoglobin yang berikatan dengan CO2,
menyebabkan keracunan CO.
4. Nitrat oksida (NO). Di paru, nitrat oksida yang bersifat
vasodilator berikatan dengan hemoglobin. NO ini dilepaskan
di jaringan, tempat zat ini melemaskan dan melebarkan
arteriol lokal. Vasodilatasi membantu menjamin bahwa darah
kaya- O2 dapat mengalir dengan lancar dan juga membantu
menstabilkan tekanan darah.53

Karena itu, hemoglobin berperan kunci dalam transpor O2


sekaligus memberi kontribusi signifikan pada transpor CO2 dan
kemampuan darah dalam menyangga pH. Selain itu, dengan
membawa vasodilatornya sendiri, hemoglobin membantu
menyalurkan O2, yang dibawanya.54
Harga yang harus dibayar oleh eritrosit atas banyaknya
kandungan hemoglobin hingga eksklusi perangkat intrasel khusus
yang lazimnya dijumpai adalah usia yang singkat. Tanpa DNA,

52
Lauralee Sherwood, loc.cit.
53
Lauralee Sherwood, loc.cit.
54
Lauralee Sherwood, loc.cit.

26
RNA, dan ribosom, sel darah merah tidak dapat membentuk protein
untuk perbaikan, pertumbuhan, dan pembelahan sel atau
memperbarui enzim-enzimnya. SDM, yang hanya dilengkapi oleh
bekal awal yang disintesis sebelum sel ini menyingkirkan nukleus
dan organelnya, hanya bertahan hidup rerata 120 hari, berbeda
dengan sel saraf dan otot, yang bertahan sepanjang hayat orang yang
bersangkutan. Selama masa usia 4 bulan yang singkat tersebut,
setiap eritrosit berkelana sekitar 700 mil saat mengelilingi pembuluh
darah.55
Seiring dengan penuaan eritrosit, membran plasma eritrosit
yang tidak dapat diperbaiki menjadi rapuh dan mudah pecah ketika
sel terjepit melewati titik-titik yang sempit di dalam sistem
vaskular.56
Eritropoiesis Karena eritrosit tidak dapat membelah diri
untuk mengganti sendiri jumlahnya, sel tua yang pecah harus diganti
oleh sel baru yang diproduksi di pabrik eritrosit-sumsum tulang
yaitu jaringan lunak yang sangat selular yang mengisi rongga
internal tulang. Sumsum tulang dalam keadaan normal
menghasilkan sel darah merah baru, suatu proses yang dinamai
eritropoiesis, dengan kecepatan menyamai kecepatan kerusakan sel
tua.57

55
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 413.
56
Lauralee Sherwood, loc.cit.
57
Lauralee Sherwood, loc.cit.

27
Gambar 10. Langkah-langkah utama dalam produksi eritrosit
(eritropoiesis) (Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th
edition, Brooks/Cole, Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 413.)

Selama perkembangan intrauterus, eritrosit mula-mula


dibentuk oleh yolksac dan kemudian oleh hati dan limpa, hingga
sumsum tulang terbentuk dan mengambil alih produksi eritrosit
secara eksklusif. Pada anak, sebagian besar tulang berisi sumsum
tulang merah yang mampu memproduksi sel darah. Namun, seiring
dengan pertambahan usia, sumsum tulang kuning yang tidak mampu
melakukan eritropoiesis secara perlahan menggantikan sumsum
merah, yang tersisa hanya di beberapa tempat, seperti sternum
(tulang dada), iga, pelvis, dan ujung-ujung atas tulang panjang.
Lokasi ini adalah tempat dilakukannya pemeriksaan aspirasi
sumsum tulang atau untuk transplantasi sumsum tulang.58
Sumsum merah tidak hanya memproduksi SDM tetapi juga
merupakan sumber leukosit dan trombosit. Di sumsum merah
terdapat sel punca pluripoten tak-berdiferensiasi, sumber semua sel
darah, yang secara terus-menerus membelah diri dan berdiferensiasi
untuk menghasilkan semua jenis sel darah. Berbagai jenis sel darah
imatur ini, bersama dengan sel punca, bercampur baur di sumsum
merah pada berbagai stadium perkembangan. Setelah matang, sel
darah dilepaskan menuju kapiler yang banyak menembus sumsum
merah.59

58
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 414.
59
Lauralee Sherwood, loc.cit.

28
Gambar 11. Langkah-langkah utama dalam produksi eritrosit
(eritropoiesis) (Lauralee Sherwood, Introduction to Human
Physiology, 8th edition, Brooks/Cole, Cengage Learning, Amerika
Serikat, 2014, hal. 414.)

Eritropoiesis dikontrol oleh eritropoietin dari ginjal.


Karena transpor O2 dalam darah adalah fungsi utama eritrosit, secara
logis, Anda mungkin akan mengira bahwa rangsangan utama
peningkatan produksi eritrosit adalah berkurangnya. penyaluran O2
ke jaringan. Anda mungkin benar tetapi kadar O2 yang rendah tidak
merangsang eritropoiesis dengan bekerja langsung pada sumsum
merah. Penurunan penyaluran O2, ke ginjal (EPO) merangsang
ginjal mengeluarkan hormon eritropoietin ke dalam darah dan
hormon ini pada gilirannya merangsang eritropoiesis oleh sumsum
merah.60
Eritropoietin bekerja pada derivat sel punca tak-
berdiferensiasi yang sudah ditakdirkan untuk menjadi SDM,
merangsang proliferasi dan pematangan sel-sel ini menjadi eritrosit
matur. Peningkatan aktivitas eritropoietik ini mening-katkan jumlah
SDM dalam darah sehingga kapasitas darah mengangkut meningkat
dan penyaluran O2 ke jaringan kembali ke normal. Jika penyaluran

60
Lauralee Sherwood, loc.cit.

29
O2 ke ginjal telah normal, sekresi eritropoietin dihentikan hingga
dibutuhkan kembali.61
Persiapan sebuah eritrosit untuk meninggalkan sumsum
tulang melibatkan beberapa tahap, seperti sintesis hemoglobin dan
pengeluaran nukleus dan organel. Sel-sel yang paling matang
memerlukan waktu beberapa harisebelum "matang penuh" dan
dibebaskan ke dalam darah sebagai respons terhadap eritropoietin
dan sel-sel yang lebih muda atau baru berproliferasi mungkin
memerlukan waktu hingga beberapa minggu sebelum mencapai
kematangan. Karena itu, waktu yang diperlukan untuk mengganti
secara tuntas semua SDM yang hilang bergantung pada seberapa
banyak yang dibutuhkan untuk kembali ke jumlah normal.62
Retikulosit Jika kebutuhan produksi SDM tinggi (misalnya,
setelah perdarahan), sumsum tulang mungkin mengeluarkan
sejumlah besar eritrosit imatur yang dikenal sebagai retikulosit ke
dalam darah untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara cepat.63

c) Leukosit (Sel Darah Putih)


Leukosit (sel darah putih atau SDP) adalah unit yang
dapat bergerak pada sistem pertahanan imun tubuh. Imunitas
adalah kemampuan tubuh untukmenahan atau menyingkirkan
benda asing atau sel abnormal yang berpotensi merugikan.
Leukosit dan turunan-turunannya, bersama dengan berbagai
protein plasma, membentuk sistem imun, suatu sistem
pertahanan internal yang mengenali dan menghancurkan atau
menetralkan benda-benda dalam tubuh yang asing bagi "individu
normal". Secara spesifik, sistem imun (1) mempertahankan

61
Lauralee Sherwood, loc.cit.
62
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 414-415.
63
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 415.

30
tubuh dari invasi mikroorganisme penyebab penyakit (misalnya,
bakteri dan virus); (2) berfungsi sebagai "petugas kebersihan"
yang membersihkan sel-sel tua (misalnya, sel darah merah yang
sudah tua) dan sisa jaringan (misalnya, jaringan yang rusak
akibat trauma atau penyakit), menyediakan jalan bagi
penyembuhan luka dan perbaikan jaringan; dan 3)
mengidentifikasi dan menghancurkan sel kanker yang timbul di
tubuh.64
Untuk melaksanakan fungsinya, leukosit umumnya
mengganakan strategi "cari dan hancurkan" yaitu, sel-sel ini
pergi ke tempat invasi atau kerusakan jaringan. Penyebab utama
leukosit berada di dalam darah adalah agar cepat diangkut dari
tempat produksi atau penyimpanannya ke tempat mereka
dibutuhkan.65
 Neutrofil adalah spesialis fagositik, sel-sel ini menelan dan
menghancurkan bakteri secara intraseluler. Selain itu,
neutrofil juga dapat bertindak sebagai "born bunuh diri".
Neutrofil dapat menjalankan suatu tipe kematian sel
terprogram yang tidak lazim yang disebut NETosis yang
menggunakan materi seluler penting untuk mempersiapkan
suatu jaringan serat yang disebut neutrophil extracellular
trap (NET) yang dilepaskan ke CES pada saat kematiannya.
Serat serat ini, yang terdiri dari protein- protein granulasi
dari sitoplasma neutrofil dan kromatin dari nukleusnya,
berikatan dengan bakteri dan mengandung senyawa kimia
pembasmi bakteri, memungkinkan NET untuk menjebak
dan menghancurkan bakteri secara ekstraseluler. Netrofil

64
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 419.
65
Lauralee Sherwood, loc.cit.

31
selalu menjadi pertahanan pertama terhadap invasi bakteri.
Selanjutnya, mereka melakukan pembersihan debris.66
 Eosinofil adalah spesialis jenis lain. Peningkatan eosinofil
dalam darah (eosinofilia) berkaitan dengan keadaan alergik
(misalnya asma dan hay fever) dan dengan infestasi parasit
internal (misalnya cacing). Eosinofil jelas tidak dapat
menelan parasit cacing yang ukurannya jauh lebih besar
tetapi sel ini melekat ke cacing dan mengeluarkan bahan-
bahan yang mematikannya.67
 Basofil adalah leukosit yang paling sedikit dan paling
kurang dipahami. Sel ini secara struktur dan fungsi cukup
mirip dengan set mast, yang tidak pernah beredar
dalamdarah, tetapi tersebar di jaringan ikat di seluruh tubuh.
Baik basofil maupun sel mast menyintesis dan menyimpan
histamin dan heparin, yaitu bahan kimia poten yang dapat
dibebaskan jika terdapat rangsangan yang sesuai. Pelepasan
histamin merupakan hal yang penting dalam reaksi alergik,
sedangkan heparin mempercepat pembersihan partikel
lemak dari darah setelah kita makan makanan berlemak.68
 Monosit, seperti neutrofil, berkembang menjadi fagosit
profesional. Sel-sel ini muncul dari sumsum tulang selagi
masih belum matang dan beredar hanya satu atau dua hari
sebelum menetap di berbagai jaringan di seluruh tubuh. Di
tempat barunya, sel-sel ini melanjutkan pematangan dan
menjadi sangat besar, berubah menjadi fagosit jaringan
besar yang dikenal sebagai makrofag (makro berarti "besar";
faga berarti "pemakan"). Usia makrofag dapat berkisar dari
bulanan hingga tahunan kecuali jika sel ini hancur lebih dulu

66
Lauralee Sherwood, loc.cit.
67
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 419.
68
Lauralee Sherwood, loc.cit.

32
selagi menjalankan tugas fagositiknya. Sebuah sel fagositik
hanya dapat menelan benda asing dalam jumlah terbatas
sebelum akhirnya mati.69
 Limfosit telah diprogram secara spesifik untuk membentuk
pertahanan imun terhadap sasaran-sasaran mereka. Terdapat
dua jenis limfosit, limfosit B dan limfosit T (sel B dan T).
yang terlihat serupa. Limfosit B menghasilkan antibodi,
yang beredar dalam darah dan bertanggung jawab dalam
imunitas humoral, atau yang diperantarai oleh antibodi.
Suatu antibodi berikatan dengan benda asing yang mengan
dung antigenspesifik, misalnya bakteri, yang memicu
produksi antibodi tersebut dan menandainya untuk
dihancurkan. Limfosit T tidak memproduksi antibodi; sel ini
secara langsung menghancurkan sel sasaran spesifiknya
dengan mengeluarkan beragam zat kimia yang melubangi
sel korban, suatu proses yang dinamai imunitas selular. Sel
sasaran sel T mencakup sel tubuh yang dimasuki oleh virus
dan sel kanker. Limfosit hidup sekitar 100 hingga 300 hari.
Setiap saat hanya terdapat sebagian kecil dari limfosit total
yang berada di dalam darah. Sebagian besar secara terus-
menerus terdaur-ulang antara jaringan limfoid, limfe, dan
darah, hanya menghabiskan waktu beberapa jam di dalam
darah. Jaringan limfoid adalah jaringan yang mengandung
limfosit seperti tonsil dan kelenjar limfe.70

Pembentukan leukosit Granulosit dan monosit hanya


dibentuk di dalam sumsum tulang. Limfosit dan sel plasma
terutama diproduksi di berbagai jaringan limfogen khususnya di

69
Lauralee Sherwood, loc.cit.
70
Lauralee Sherwood, loc.cit.

33
kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil, dan berbagai kantong
jaringan limfoid di mana saja dalam tubuh, seperti sumsum
tulang dan plak Peyer di bawah epitel dinding usus.71
Sel darah putih yang dibentuk dalam sumsum tulang
disimpan dalam sumsum sampai diperlukan di sistem sirkulasi.
Kemudian, bila kebutuhan sel darah putih ini muncul, berbagai
macam faktor akan menyebabkan leukosit tersebut dilepaskan
(faktor-faktor ini akan dibahas kemudian). Biasanya, leukosit
yang bersirkulasi dalam seluruh darah kira-kira tiga kali lipat
jumlah yang disimpan dalam sumsum. Jumlah ini sesuai dengan
persediaan leukosit selama 6 hari.72
Limfosit sebagian besar disimpan di berbagai area
jaringan limfoid, kecuali sejumlah kecil limfosit yang diangkut
dalam darah untuk sementara waktu. Megakariosit (sel 3) juga
dibentuk dalam sumsum tulang. Megakariosit ini lalu
membentuk fragmen-fragmen dalam sumsum tulang, menjadi
fragmen kecil yang dikenal sebagai platelet (atau trombosit)
yang selanjutnya masuk ke dalam darah.73

71
Guyton AC, dan Hall JE, Textbook of Medical Physiology, 12th edition, Saunders
Elsevier, Amerika Serikat, 2014, hal. 424.
72
Guyton AC, dan Hall JE, loc.cit.
73
Guyton AC, dan Hall JE, loc.cit.

34
Gambar 12. Pembentukan sel darah putih. Berbagai macam sel dari deretan
mielosit adalah 1, mieloblas; 2, promielosit; 3, megakariosit; 4, mielosit
neutrofil; 5, metamielosit neutrofil muda; 6, metamielosit neutrofil "pita";
7, neutrofil polimorfonuklear; 8, mielosit eosinofil; 9, metamielosit
eosinofil; 10, eosinofil polimorfonuklear; 11, mielosit basofik 12, basofit
poEimorfonuktear; 13-16, tahap-tahap pembentukan monosit (Guyton AC,
dan Hall JE, Textbook of Medical Physiology, 12th edition, Saunders Elsevier,
Amerika Serikat, 2014, hal. 424.)

Masa hidup granulosit sesudah dilepaskan dari


sumsum tulang normalnya 4 sampai 8 jam dalam sirkulasi darah,
dan 4 sampai 5 hari berikutnya dalam jaringan yang
membutuhkan. Pada keadaan infeksi jaringan yang berat, masa
hidup keseluruhan sering kali berkurang sampai hanya beberapa
jam, karena granulosit bekerja lebih cepat pada daerah yang
terinfeksi, melakukan fungsinya, dan kemudian masuk dalam
proses ketika sel-sel itu sendiri dimusnahkan.74
Monosit juga mempunyai masa edar yang singkat, yaitu
10 sampai 20 jam dalam darah, sebelum mengembara melalui
membran kapiler ke dalam jaringan. Limfosit memiliki masa

74
Guyton AC, dan Hall JE, loc.cit.

35
hidup berminggu-minggu atau berbulan-bulan bergantung pada
kebutuhan tubuh akan sel-sel tersebut.75
Fagositosis, fungsi neutrofil dan makrofag yang
terpenting adalah fagositosis, yang berarti pencernaan selular
terhadap agen yang mengganggu. Sel fagosit harus memilih
bahan-bahan yang akan difagositosis; kalau tidak demikian, sel
normal dan struktur tubuh akan dicerna pula. Terjadinya
fagositosis terutama bergantung pada tiga prosedur selektif
berikut. Pertama, sebagian besar struktur alami dalam jaringan
memiliki permukaan halus, yang dapat menahan fagositosis.
Tetapi jika permukaannya kasar, maka kecenderungan
fagositosis akan meningkat. Kedua, sebagian besar bahan alami
tubuh mempunyai selubung protein pelindung yang menolak
fagositosis. Sebaliknya, sebagian besar jaringan mati dan
partikel asing tidak mempunyai selubung pelindung, sehingga
jaringan atau partikel tersebut menjadi subjek untuk
difagositosis. Ketiga, sistem imun tubuh membentuk antibodi
untuk melawan agen infeksius seperti bakteri. Antibodi
kemudian melekat pada membran bakteri dan dengan demikian
membuat bakteri menjadi rentan khususnya terhadap fagositosis.
Untuk melakukan hal ini molekul antibodi juga bergabung
dengan produk C3 dari kaskade komplemen, yang merupakan
bagian tambahan sistem imun. Molekul C3 kemudian
melekatkan diri pada reseptor di atas membran sel fagosit,
dengan demikian memicu fagositosis. Proses seleksi dan
fagositosis ini disebut opsonisasi.76
Setelah difagositosis, sebagian besar partikel dicerna oleh
enzim intraselular. Segera setelah partikel asing difagositosis,

75
Guyton AC, dan Hall JE, loc.cit.
76
Guyton AC, dan Hall JE, Textbook of Medical Physiology, 12th edition, Saunders
Elsevier, Amerika Serikat, 2014, hal. 426.

36
lisosom dan granula sitoplasmik lainnya segera datang untuk
bersentuhan dengan vesikel fagositik, dan membrannya
bergabung dengan membran vesikel, selanjutnya mengeluarkan
banyak enzim pencernaan dan bahan bakterisidal ke dalam
vesikel. Jadi, vesikel fagositik sekarang menjadi vesikel
pencerna, dan segera dimulailah proses pencernaan partikel yang
sudah difagositosis. Neutrofil dan makrofag, keduanya
mempunyai sejumlah besar lisosom yang berisi enzim
proteolitik yang khusus dipakai untuk mencerna bakteri dan
bahan protein asing lainnya. Lisosom yang ada pada makrofag
(tetapi tidak pada neutrofil) juga mengandung banyak lipase,
yang mencerna membran lipid tebal yang dimiliki oleh beberapa
bakteri tertentu seperti basil tuberkulosis.77

Gambar 13. Fagositosis (https://docplayer.info/47221139-


Analisis-fungsi-fagositosis-sel-leukosit-penderita-sinusitis-
kronik-pada-pengobatan-gurah-laporan-hasil-karya-tulis-
ilmiah.html)

d) Trombosit dan Hemostasis


Trombosit, atau keping darah bukan merupakan sel
lengkap, tetapi fragmen kecil sel (garis tengah sekitar 2 hingga 4
mm) yang dilepaskan dari tepi luar sel terikat-sumsum tulang

77
Guyton AC, dan Hall JE, loc.cit.

37
yang sangat besar (garis tengah hingga 60 mm) yang dikenal
sebagai megakariosit. Satu megakariosit biasanya memproduksi
sekitar 1000 trombosit. Megakariosit berasal dari sel punca
belum berdiferensiasi yang sama dengan yang menghasilkan
turunan eritrosit dan leukosit. Trombosit pada hakikatnya adalah
vesikel yang terlepas yang mengandung sebagian sitoplasma
megakariosit yang terbungkus dalam membran plasma.78
Trombosit tetap berfungsi selama rerata 10 hari, setelah
itu keping darah ini dibersihkan dari sirkulasi oleh makrofag
jaringan, terutama yang terdapat di limpa dan hati, dan diganti
oleh trombo-sit baru yang dibebaskan dari sumsum tulang.
Hormon trombopoietin, yang dihasilkan oleh hati, meningkatkan
jumlah megakariosit di sumsum tulang dan merangsang tiap-tiap
megakariosit untuk menghasilkan lebih banyak trombosit sesuai
yang diperlukan.79
Karena trombosit merupakan potongan sel maka
trombosit tidak memiliki nukleus. Namun, trombosit memiliki
organel dan enzim sitosol untuk menghasilkan energi dan
membentuk produk sekretorik, yang disimpan di banyak granula
yang tersebar di seluruh sitosol. Selain itu, trombosit
mengandung banyak aktin dan mio sin, yang menyebabkan
keping darah ini mampu berkontraksi.80

78
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 424.
79
Lauralee Sherwood, loc.cit.
80
Lauralee Sherwood, loc.cit.

38
Gambar 14. megakariosit yang sedang membentuk
trombosit (Lauralee Sherwood, Introduction to Human
Physiology, 8th edition, Brooks/Cole, Cengage Learning,
Amerika Serikat, 2014, hal. 424.)

Hemostasis adalah penghentian perdarahan dari


suatu pem-buluh darah yang rusak yaitu, penghentian
hemoragia (hemo berarti "darah"; stasis berarti
"mempertahankan"). Untuk terjadinya perdarahan dari suatu
pembuluh, dinding pembuluh harus mengalami kerusakan
dan tekanan di bagian dalam pembuluh harus lebih besar
daripada tekanan di luarnya untuk memaksa darah keluar
dari kerusakan tersebut.Kapiler kecil, arteriol, dan venula
sering pecah oleh trauma ringan dalam kehidupan sehari-
hari.
Hemostasis melibatkan tiga langkah utama: (1)
spasme vaskular,(2) pembentukan sumbat trombosit, dan (3)
koagulasi darah (pembentukan bekuan darah).81
 Spasme vaskular, pembuluh darah yang tersayat atau
robek akan segera berkonstriksi. Mekanisme yang

81
Lauralee Sherwood, loc.cit.

39
mendasari hal ini belum jelas, tetapi diperkirakan
merupakan suatu respons instrinsik yang dipicu oleh
suatu zat parakrin yang dilepaskan secara lokal dari
lapisan endotel pembuluh yang cedera. Konstriksi ini,
atau spasme vaskular, memperlambat aliran darah
melalui kerusakan dan memperkecil kehilangan darah.
Permukaan-permukaan endotel yang saling berhadapan
juga saling menekan oleh spasme vaskularawal ini
sehingga permukaan tersebut menjadi lekat satu sama
lain dan semakin menambal.82
 Pembentukan sumbat trombosit, etika permukaan
endotel terganggu karena cedera pada pembuluh darah,
faktor von Willebrand (vWF), suatu protein plasma yang
disekresikan oleh megakariosit, trombosit, dan sel
endotel serta selalu ada di plasma, melekat ke kolagen
yang terpajan. Faktor vWF berfungsi sebagai jembatan
antara trombosit dan pembuluh darah yang cedera.
Perlekatan ini mencegah trombosit untuk tersapu oleh
sirkulasi. Lapisan trombosit yang tersumbat ini
membentuk dasar dari sumbatan trombosit hemostatik
pada tempat yang mengalami kerusakan. Trombosit yang
teraktivasi melepaskan beberapa senyawa kimia yang
penting dari granula simpanan mereka. Di antara
senyawa-senyawa kimia ini adalah adenosin difosfat
(AtP) yang menyebabkan permukaan trombosit darah
yang terdapat di sekitar mereka menjadi lekat sehingga
trombosit tersebut melekat ke lapis pertama gumpalan
trombosit dan teraktivasi. Trombosit-trombosit yang baru

82
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole, Cengage
Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 425.

40
beragregasi in, me melepaskan lebih banyak AP yang
menyebabkan semakin banyak trombosit menumpuk,
dan seterusnya; sehingga di tempat kerusakan cepat
terbentuk sumbat trombosit melalui mekanisme umpan-
balik positif.83
 Koagulasi darah, atau pembekuan darah, adalah
transformasi darah dari cairan menjadi gel padat.
Pembekuan darah adalah mekanisme hemostatik tubuh
yang paling kuat. Mekanisme ini diperlukan untuk
menghentikan perdarahan dari semua kecuali kerusakan-
kerusakan yang paling kecil. Langkah terakhir dalam
pembentukan bekuan adalah perubahan fibrinogen, suatu
protein plasma larut berukuran besar yang dihasilkan
oleh hati dansecara normal selalu ada di dalam plasma,
menjadi fibrin, suatu molekul tak-larut berben tuk
benang. Perubahan menjadi fibrin ini dikatalisis oleh
enzim trombin di tempat cedera. Molekul-molekul fibrin
melekat ke permukaan pembuluh yang rusak,
membentuk jala longgar yang menjerat sel-sel darah,
termasuk agregat trombosit. Massa yang terbentuk, atau
bekuan, biasanya tampak merah karena banyaknya SDM
yang terperangkap tetapi bahan dasar bekuan dibentuk
dari fibrin yang berasal dari plasma.84

83
Lauralee Sherwood, loc.cit.
84
Lauralee Sherwood, loc.cit.

41
Gambar 15. Pembentukan sumbat trombosit (Lauralee Sherwood, Introduction to
Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole, Cengage Learning, Amerika Serikat,
2014, hal. 425.)

2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskular


Sistem kardiovaskuler terdiri dari cor/jantung, yang memompa
darah ke seluruh tubuh, dan pembuluh-pembuluh darah, yang merupakan
suatu tabung jaringan tertutup untuk transportasi darah. Ada tiga jenis
pembuluh darah:
 Arteriae, yang mengangkut darah meninggalkan cor,
 Venae, yang mengangkut darah menuju cor,
 Vas capillare/kapiler, yang menghubungkan arteriae dan venae,
merupakan pembuluh darah yang terkecil, dan di mana oksigen, nutrisi,
dan limbah dipertukarkan antar jaringan.85

85
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, Elsevier
Churchill Livingstone, London, 2012, hal. 15.

42
2.2.1 Anatomi Sistem Kardiovaskular
a) Jantung
1) Orientasi Jantung
Bentuk dan orientasi cor seperti piramida terbalik
yang berdiri di atas satu sisinya. Berada di dalam cavitas
thoracis, apex piramida ini menghadap ke depan, bawah,
dan ke kiri, sedangkan basisnya berada di arah kebalikan
apex dan menghadap ke posterior. Sisi-sisi piramida
terdiri dari:
 facies diaphragmatica (inferior) yang merupakan
tempat piramida bersandar
 facies sternocostalis (anterior) yang menghadap ke
anterior
 facies pulmonalis kanan
 facies pulmonalis kiri.86

Facies posterior (basis) dan apex


Basis cordis adalah berbentuk persegi empat dan
menghadap posterior. Terdiri dari:
 atrium sinistrum.
 sebagian kecil atrium dextrum
 bagian proximal vena besar (vena cava superior dan
inferior dan vena pulmonalis).87

Karena vena besar memasuki basis cordis, dengan


vena pulmonares memasuki sisi dextra dan sinistra atrium
sinistrum dan venae cava superior dan inferior pada ujung
atas dan bawah atriumdextrum, basis cordis terfiksasi di
posterior pada dinding pericardium, berhadapan dengan

86
Ibid., hal. 97.
87
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

43
corpus vertebrae TV-TVIII (TVI-TIX saat posisi berdiri).
Esophagus terletak tepat di posterior basis cordis.88
Dari basis cordis, cor berproyeksi ke depan, bawah,
dan ke kiri, berakhir di apex cordis. Apex cordis terbentuk
dari bagian inferolateral ventriculus sinister dan berada di
posterior dari spatium intercostale 5 kiri, 8-9 cm dari linea
mediosternalis.89
Facies cordis
Facies anterior menghadap ke anterior dan terutama
terdiri atas ventriculus dexter, sebagian atrium dextrum di
sebelah kanan dansebagian ventriculus sinister di sebelah
kiri.90
Cor pada posisi anatomis berada di atas facies
diaphragmatica, yang terdiri dari ventriculus sinister dan
sebagian kecil ventriculus dexter yang terpisah oleh Sulcus
interventricularis posterior. Facies ini menghadap ke
inferior, di atas diaphragma, terpisah dari basis cordis oleh
sinus coronarius, dan membentang dari basis sampai apex
cordis.91
Facies pulmonalis sinistra menghadap pulmo sinister,
lebar dan cembung, terdiri dari ventriculus sinister dan
sebagian atrium sinistrum.92
Facies pulmonalis dextra menghadap pulmo dexter, lebar
dan cembung, terdiri dari atrium dextrum.93

88
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
89
Ibid., hal. 98.
90
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
91
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
92
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
93
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

44
2) Tepi Jantung (Margo Kordis)
Beberapa deskripsi umum orientasi cor merujuk
kepada margo kanan, kiri, inferior (acutus) dan obtusus:
 Margo dexter dan sinister sama dengan facies
pulmonalis dexter dan sinister cor.
 Margo inferior adalah tepi tajam di antara facies
anterior dan diaphragmatica cordis terbentuk sebagian
besar oleh ventriculus dexter dan sebagian kecil
ventriculus sinister dekat apex.
 Margo obtusus memisahkan facies pulmonalis anterior
dan sinistra berbentuk membulat dan berada dari
auricula sinistra sampai apex cordis, dan terbentuk
terutama oleh ventriculus sinister dan sebagian kecil
auricula sinistra.94

Gambar 16. ilustrasi skematik cor memperlihatkan orientasi, facies/permukaan,


dan margo cordis. (Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s
Basic Anatomy, Elsevier Churchill Livingstone, London, 2012, hal. 97.)

94
Ibid., hal. 99.

45
3) Ruang-Ruang Cor
Secara fungsional, cor terdiri dari dua pompa yang
terpisah oleh suatu sekat.
 Pompa kanan menerima darah deoksigenasi dari tubuh
dan mengirimnya ke pulmo.
 Pompa kiri menerima darah teroksigenasi dari pulmo
dan mengirimnya ke seluruh tubuh.95

Setiap pompa terdiri dari atrium dan ventriculus yang


terpisah oleh suatu katup/valvula.96
Atrium yang berdinding tipis menerima darah yang
datang ke cor, sedangkan ventriculus yang relatif
berdinding tebal memompa darah ke luar cor. Lebih banyak
tenaga diperlukan untuk memompa darah keluar cor
menuju ke seluruh tubuh dibandingkan ke pulmo, sehingga
dinding muscularis ventriculus sinister lebih tebal
dibandingkan ventriculus dexter. Septa interatriale,
interventriculare, dan atrioventriculare memisahkan
keempat ruangan cor, Anatomi bagian dalam setiap ruangan
penting terkait fungsinya.97

95
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
96
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
97
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

46
Gambar 17. cor memiliki dua pompa (Adam W.M.
Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic
Anatomy, Elsevier Churchill Livingstone, London, 2012,
hal. 100.)

a. Atrium dextrum
Pada posisi anatomis, atrium dextrum
membentuk batas kanan jantungdan merupakan bagian
kanan facies anterior cordis. Darah kembali ke atrium
dextrum melalui salah satu dari 3 pembuluh darah yaitu:
 vena cava superior dan vena cava inferior, yang
bersama- sama mengalirkan darah dari seluruh
tubuhkejantung
 sinus coronarius, yang mengembalikan darah dari
dinding jantung itu sendiri.98
Vena cava superior memasuki bagian atas
posterior atrium dextrum. Kemudian, vena cava
inferior dan sinus coronarius memasuki bagian
posterior bawah atrium dextrum. Dari atrium
dextrum, darah mengalir ke ventriculus

98
Ibid., hal. 101.

47
dextermelewati ostium atrioventriculare dextrum.
Lubang ini menghadap ke depan, medial dan
tertutup selama kontraksi ventriculus oleh
valvulaatrioventricularis dextra/valvula tricuspida-
lis.99
Bagian dalam atrium dextrum terbagi
menjadi dua ruangan berkesinambungan. Dari luar,
pemisahan ini ditandai oleh sulcus verticalis yang
dangkal (sulcus terminalis cordis)yang
membentang dari sisi kanan ostium venae cavae
superioris sampai ke sisi kanan ostium venea cavae
inferioris. Dari sisi dalam, cekungan ini ditandai
oleh crista terminalis yang merupakan crista
berotot halus, yang dimulai dari atap atrium di
depan ostium venae cavae superioris sampai ke
bawah di dinding lateral bibir anterior vena cava
inferior.100
Ruangan di posterior crista adalah sinus
venarum cavarum dan secara embryologis berasal
dari tanduk kanan sinus venosus. Komponcn
atrium dextrum ini halus, berdinding tipis, dan
kedua venae cavae bermuara di sini. Ruangan di
anterior dari crista, termasuk auricula dextra,
terkadang disebut sebagai atrium proper.101
Terminologi ini didasarkan pada asalnya
dari atrium primitif semasa embryo. Dindingnya
tertutup rigi-rigi yang disebut musculi pectinati
(pectinate muscles), yang menyebar keluar dari

99
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
100
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
101
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

48
crista seperti "gigi-gigi sisir". Rigi ini juga ditemui
di auricula dextra, yang merupakan kantung
muscularis, berbentuk kerucut, seperti daun
telinga, yang di bagian luarnya menutupi aorta
ascendens.102
Struktur tambahan atrium dextrum adalah
ostium sinus coronarii, yang menerima darah
darisebagian besar venae cordis dan bermuara di
sebelah medial terhadap ostium venae
cavaeinferioris. Terkait dengan ostea ini ada lipatan
kecil jaringan yang berasal dari valvula sinus
venosus embryonik (secara berturut-turut valvula
sinus coronarii dan valvula venae cavae inferioris).
Selama perkembangan, valvula venea cavae
inferioris membantu mengarahkan aliran darah
teroksigenasi yang datang, melewati foramen ovale
masuk ke atrium sinistrum.103
Septum interatriale memisahkan atrium
dextrum dari atrium sinistrum, struktur ini
menghadap ke depan dan kanan karena atrium
sinistrum terletak di posterior dan di kiri atrium
dextrum. Suatu cekungan tampak jelas terlihat pada
septum tepat di atas ostium venae cavae inferioris.
Struktur ini adalah fossa ovalis, dengan tepi yang
jelas, yaitu limbus fossae ovalis (tepi
fossaovalis).104
Fossa ovalis menandai lokasi foramen
ovale embryonicum, yang merupakan bagian

102
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
103
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
104
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

49
penting dari sirkulasi fetus. Foramen ovale
memungkinkan darah teroksigenasi memasuki
atrium dextrum lewat vena cava inferior langsung
menuju atrium sinistrum tanpa melalui pulmo,
yang tidak berfungsi sebelum lahir.105
Terakhir, beberapa lubang kecil—lubang
venae cardiacae minimae (foramina venarum
minimarum)—tersebar di sepanjang atrium
dextrum. Ini adalah venae kecil dari myocardium
yang bermuara langsung ke atrium dextrum.106

Gambar 18. Facies anterior cordies (sternacosrate)


(Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne
Vogl, Gray’s Basic Anatomy, Elsevier Churchill
Livingstone, London, 2012, hal. 98.)

105
Ibid., hal. 101.
106
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

50
b. Ventriculus dexter
Pada posisi anatomis, ventriculus dexter
membentuk sebagian besar facies anterior cordis dan
sebagian pars diaphragmatica. Ventriculus dexter ini
terletak di kanan atrium dextrum dan berlokasi di depan
dan sebelah kiri ostium atrioventriculare dextrum.
Darah yang memasuki ventriculus dexter dari
atriumdextrum, dengan demikian bergerak ke arah
horizontalis dan ke depan.107
Jalur aliran keluar dari ventriculus dexter,
yang mengarah ke truncus pulmonalis, adalah conus
arteriosus (infundibulum. Daerah ini memiliki dinding
halus dan berasal dari bulbus cordis embryonik.108
Dinding-dinding bagian aliran masuk
ventriculus dexter memiliki banyak pars muscularis,
strukturnya tak beraturan dan disebut trabeculae
carneae. Sebagian besar struktur ini melekat secara
keseluruhan di dinding ventriculus, membentuk rigi-
rigi, atau hanya melekat di ujung-ujungnya,membentuk
jembatan-jembatan.109
Beberapa trabeculae carneae (musculi
papillares) hanya memiliki satu ujung yang melekat ke
permukaan ventriculus, sedangkan ujung lainnya
berfungsi untuk perlekatan pita fibrosa seperti tendo
(chordae tendineae), yang menghubungkan tepi-tepi
bebas cuspis valvula atrioventricularis dextra/valvula
atrioventricularis dextra/valvula tricuspidalis.110

107
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
108
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
109
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
110
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

51
Terdapat tiga musculi papillares di
ventriculus dexter. Namanya relatif disesuaikan dengan
titik origonya di permukaan ventriculus, yaitu musculi
papillares anterior, posterior, dan septalis.
 Musculus papillaris anterior adalah musculus
papillaris yang terbesar dan paling sering
didapatkan, dan berasal dari dinding anterior
ventriculus.
 Musculus papillaris posterior dapat terdiri dari satu,
dua, atau tiga struktur, dengan beberapa chordae
tendineae yang berasal langsung dari dinding
ventriculus.111
 Musculus papillaris septalis adalah musculus
papillaris yang kadang-kadang dapat ditemui,
karena kecil bahkan tidak ada sama sekali, dengan
chordae tendineae yang langsung muncul dari
dinding septum.112

Satu trabeculum yang khususyaitutrabecula


septomarginalis (moderator band), membentuk suatu
jembatan di antara bagian bawah septum
interventriculare dan dasar musculus papillaris
anterior. Trabecula septomarginalis membawa
sebagian systema conducens cordis, yakni, crus
dextrum fasciculus atrioventricularis, ke dinding
anterior ventriculus dexter.113

111
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
112
ibid., hal. 103.
113
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

52
Gambar 19. Facies anterior cordies (sternacosrate) (Adam
W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s
Basic Anatomy, Elsevier Churchill Livingstone, London,
2012, hal. 102.)

c. Atrium sinistrum
Atrium sinistrum membentuk sebagian besar dasar
atau facies posterior cor. Seperti dengan atrium dextrum,
atrium sinistrum secara embryologis berasal dari dua
struktur.114
 Separuh bagian posterior, atau bagian aliran masuk,
menerima darah dari 4 venae pulmonales. Bagian ini
memiliki dinding halus dan berasal dari parsproximalis
venae pulmonales yang bersinambungan ke dalam
atrium sinistrum selama masa perkembangan.
 Separuh bagian anterior bersinambungan dengan
auricula sinistra. Bagian ini berisi musculi pectinati dan
berasal dari atrium primitif embryonicum. Tidak seperti

114
ibid., hal. 104.

53
crista terminalis pada atrium dextrum, tidak terdapat
struktur jelas yang memisahkan dua komponen atrium
sinistrum ini.115
Septum interatriale merupakan bagian dinding
anterior atriumsinistrum. Daerah tipis atau cekungan di
septum adalah valvulaforaminis ovalis dan berhadapan
dengan lantai fossa ovalis atriumdextrum.116
Selama perkembangan, valvula foraminis
ovalis mencegah darah lewat dari atrium sinistrum ke
atrium dextrum. Valvula ini mungkin tidak menutup
sempurna pada usia dewasa, mengakibatkan
terbentuknya suatu "ductus paten" saluran antara atrium
dextrum dan atrium sinistrum.117

d. Ventriculus sinister
Ventriculus sinister terletak di anterior atrium
sinistrum. Struktur ini membentuk facies anterior,
diaphragmatica, dan pulmonalis sinistra cordis, serta
membentuk apex.118
Darah memasuki ventriculus melalui ostium
atrioventriculare sinistrum dan mengalir ke arah depan
menuju apex. Ruangan ini berbentuk kerucut, lebih panjang
dari ventriculus dexter, dan memiliki lapisan myocardium
paling tebal. Jalur aliran keluar (vestibulum aortae) terletak
posterior dari infundibulum ventriculus dexter, memiliki
dinding halus, dan berasal dari bulbus cordis
embryonicum.119

115
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
116
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
117
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
118
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
119
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

54
Trabeculae carneae di ventriculus sinister berbentuk
halus dan kontras dengan yang di dalam ventriculus dexter.
Penampilan umum trabeculae bersama rigi dan jembatan
musculorum ini serupa dengan yang ada di ventriculus
dexter.120
Musculi papillares. bersama dengan chordae
tendineae, juga teramati dan strukturnya seperti yang telah
digambarkan di atas pada ventriculus dexter. Dua musculi
papillares, musculi papillares anterior dan posterior,
biasanya ditemukan di ventriculus sinister dan lebih besar
dibandingkan dengan yang ada di ventriculus dexter.121
Pada posisi anatomis, ventriculus sinister terletak di
posterior ventriculus dexter. Dengan demikian septum
interventriculare membentuk dinding anterior dan sebagian
dinding di sisi kanan ventriculus sinister.
Septum digambarkan sebagai struktur dengan dua bagian:
 pars muscularis
 pars membranacea.122

Pars muscularis tebal dan membentuk bagian utama


septum, sedangkan pars membranacea tipis, membentuk
bagian atas septum. Bagian ketiga septum mungkin
dianggap sebagai bagianatrioventriculare karena posisinya
yang berada di atas cuspis septalis valvula atrioventricularis
dextra/valvula tricuspidalis. Posisi superior ini bagian
septum ini berada di antara ventriculus sinister dan atrium
dextrum.123

120
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
121
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
122
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
123
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

55
Gambar 20. pandangan internal ventriculus sinester
(Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl,
Gray’s Basic Anatomy, Elsevier Churchill Livingstone,
London, 2012, hal. 105.)

4) Kerangka Cor
Kerangka cor terdiri dari jaringan ikat padat fibrosa
berupa 4 cincin dengan daerah interkoneksi di antara atria
dan ventriculi. Empat cincin yang mengelilingi dua ostium
atrioventriculare, orificium aortae dan orificium truncus
pulmonalis. Cincin ini adalah annulus fibrosus. Daerah-
daerah interkoneksi ini termasuk:
 trigonum fibrosum dextrum—daerah penebalan
jaringan penyambung di antara cincin aorta dan cincin
atrioventriculare dextra dan
 trigonum fibrosum sinistrum—daerah penebalan
jaringan penyambung di antara cincin aorta dan cincin
atrioventricularesinistra.124

Kerangka cor membantu mempertahankan


integritas oriliciumyang dikelilinginya dan memberikan

124
ibid., hal. 107.

56
tempat perlekatan cuspis. Kerangka cor juga memisahkan
musculature atria dengan ventriculi. Myocardium atrium
berasal dari batas atas cincin-cincin, sedangkan
myocardium ventriculus berasal dari batas bawahnya.125
Kerangka cor juga berfungsi sebagai sekat jaringan
penyambung padat yang mengisolasi atrium dari
ventriculus secara elektrik. Fasciculus
atrioventricularis/atrioventrictilare bundle, yang
melewatiannulus, adalah satu-satunya koneksi antara kedua
kelompok myocardium ini.126

Gambar 21. Kerangka cordis (Adam W.M. Mitchell,


Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy,
Elsevier Churchill Livingstone, London, 2012, hal.
108.)

5) Pembuluh Darah Jantung


Dua arteria coronaria berasal dari sinus aortae pada
bagian awal aorta ascendens dan menyuplai musculi dan
jaringan lain dari cor. Arteriae ini mengelilingi cor di sulcus
coronarius, dengan rami marginalis dan interventriculare,

125
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
126
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

57
di sulci interventriculare, dan mendekat menuju ke apex
cordis.127
Darah balik vena melewati venae cordis, yang
sebagian besar bermuara ke dalam sinus coronarius.
Struktur vena besar ini berada di sulcus coronarius pada
facies posterior cordis, antara atrium sinistrum dan
ventriculus sinister. Sinus coronarius bermuara ke dalam
atrium dextrum di antara ostium venae cavae inferioris dan
ostium atrioventriculare dextra.128
a. Arteria coronaria
Arteria coronaria dextra keluar dari dextra aorta
ascendens, lewat di anterior dan kanan, di antara
auricula dextra dan truncus pulmonalis. Kemudian
arteria ini turun verticalis di antara atriumdextrum dan
ventriculus dexter pada sulcus coronarius. Sesampainya
di margo inferior cordis, arteriaini membelok ke
posterior dan berlanjut pada sulcus sampai ke facies
diaphragmatica dan basis cordis. Selama
perjalanannya,arteria ini memberikan percabangan:
 suatu cabang awal rami atriales, lewat di antara
auricula dextra dan aorta ascendens, memberikan
cabang ramus nodus sinuatrialisis, yang lewat di
posterior mengelilingi vena cava superior untuk
menyuplai nodus sinuatrialis;
 suatu rami marginales dextra muncul saat arteria
coronaria dextra mendekati margo inferior (acutus)
cordis. Cabang ini terus berjalan di sepanjang margo
inferior sampai di apex cordis:

127
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
128
ibid., hal. 108.

58
 satu cabang kecil untuk nodus atrioventricularis saat
arteria coronaria dextra berjalan pada basis/facies
diaphragmatica cordis; dan
 rami interventriculares posteriores, merupakan
cabang terakhir, yang terletak di sulcus
interventricularis posterior.129

Arteria coronaria dextra menyuplai atrium


dextrum dan ventriculus dexter, nodi sinuatrialisis dan
atrioventriculare, septuminteratriale, sebagian atrium
sinistrum, sepertiga bagianposteroinferior septum
interventriculare, dan sebagian parsposterior ventriculus
sinister.130

Arteria coronaria sinistra berasal dari sinus


aortae sinistra aorta ascendens, lewat di antara truncus
pulmonalis dan auricula sinistra sebelum memasuki
sulcus coronarius. Posterior dari truncus pulmonalis,
arteria ini terbagi menjadi dua cabang terminal, ramus
interventricularis anterior dan ramus circumflexus.131

 Ramus interventricularis anterior (left anterior


descendingartery—LAD) berjalan terus di sekeliling
sisi kiri truncus pulmonalis dan turun serong menuju
apex cordis di sulcus interventricularis anterior.
Selama perjalanannya, satu atau dua rami
diagonales/laterales besar dapat muncul dan turun
diagonal menyilang facies anterior ventriculus
sinister.

129
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
130
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
131
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

59
 Ramus circumflexus berjalan terus di kiri sulcus
coronarius dan sampai di permukaan basis/facies
diaphragmatica cordis. Biasanya rami ini berakhir
sebelum mencapai sulcus interventricularis
posterior. Satu cabang yang besar, arteria marginalis
sinistra, biasanya muncul dari sini dan berjalan
menyilang margo obtusus cordis yang membulat.132
Arteria coronaria sinistra menyuplai sebagian
besar atrium sinistrum dan ventriculus sinister, dan
sebagian besar septum interventriculare, termasuk
fasciculus atrioventricularis/atrioventriculare bundle
dan cabang-cabangnya.133
Variasi pola distribusi arteria coronaria.
Terdapat beberapa variasi besar pada pola distribusi
dasar arteria coronaria.
 Pola distribusi yang telah digambarkan di atas
untuk arteria coronaria dextra dan arteria
coronaria sinistra adalah yang paling umum
ditemukan dan terdiri dari arteria coronaria
dextra yang dominan. Ini berarti ramus
interventricularis posterior berasal dari arteria
coronaria dextra. Dengan demikian, arteria
coronaria dextra menyuplai sebagian besar
dinding posterior ventriculus sinister, dan ramus
circumflexus arteria coronaria sinistra relatif
kecil.
 Sebaliknya, pada cor dengan arteria coronaria
sinistra yang dominan, ramus interventricularis
posterior berasal dari ramus circumflexus yang

132
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
133
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

60
membesar dan menyuplai sebagian besar
dinding posterior ventriculus sinister.
 Titik variasi lain berkaitan dengan suplai arterial
untuk nodisinuatrialisis dan atrioventriculare.
Pada sebagian besar kasus, dua struktur ini
disuplai oleh arteria coronaria dextra.Tetapi,
pembuluh-pembuluh darah dari ramus
circumflexus arteria coronaria sinistra terkadang
menyuplai struktur-struktur ini.134

Tetapi, pembuluh-pembuluh darah dari


rumus circumflexus arteria coronaria sinistra
terkadang menyuplai struktur-struktur ini.135

b. Venae cordis
Sinus coronarius menerima 4 cabang utama:
venae cardiaca magna, media, parva, dan posterior.136
Vena cardiaca magna dimulai dari apex cordis
dan naik di sulcus interventricularis anterior, dimana
vena ini berjalan dengan arteria interventricularis
anterior. Di sini vena ini bisa disebut sebagai vena
interventricularis anterior. Di sulcus coronarius, vena
ini berbelok ke kiri dan berlanjut hingga ke basis/facies
diaphragmatica cordis dan dikaitkan dengan ramus
circumflexus arteria coronaria sinistra. Berlanjut di
sepanjang lintasannya pada sulcus coronarius, dengan
bertahap vena cordis (cardiaca) magna membesar
menjadi sinus coronarius, dan memasuki atrium
dextrum.137

134
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
135
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
136
ibid., hal. 110.
137
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

61
Vena cardiaca media (vena interventricularis
posterior)dimulai dekat apex cordis dan naik di sulcus
interventricularis posterior menuju sinus coronarius.
Vena ini terkait dengan rami interventriculares posterior
arteria coronaria dextra atau dengan arteria coronaria
sinistra di sepanjang perjalanannya.138
Vena cardiaca parva dimulai di bagian anterior
bawah sulcus coronarius, di antara atrium dextrum dan
ventriculus dexter. Vena ini berlanjut di sulcus ini
sampai ke basis/facies diaphragmatica cordis dan
memasuki sinus coronarius di ujung atrialnya. Vena ini
menyertai arteria coronaria dextra di sepanjang
perjalanannya dan dapat menerima vena marginalis
dextra. Vena kecil ini menemani ramus marginalis
arteria coronaria dextra di sepanjang margo inferior
(acutus) cordis. Bila vena marginalis dextra tidak
bergabung dengan vena cardiaca parva, akan langsung
memasuki atrium dextrum.139
Vena cardiaca posterior terletak di facies
posterior ventriculus sinister, tepat di kiri vena cardiaca
media. Vena ini memasuki sinus coronarius langsung
atau bergabung dengan vena cardiaca magna.140
Venae cordis yang lain. Dua kelompok
tambahan dari venae cordis juga terlibat dalam drainase
venae jantung.
 Venae cardiaci anterior ventriculus dexter (venae
cordis anteriores) adalah venae kecil yang muncul
pada facies anterior ventriculus dexter. Venae ini

138
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
139
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
140
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

62
menyilang sulcus coronarius dan masuk ke dinding
anterior atrium dextrum. Venae ini bermuara di
pars anterior ventriculus dexter. Vena marginalis
dextra mungkin merupakan bagian kelompok ini
bila tidak masuk ke vena cardiaca parva.
 Satu kelompok venae cardiaca parva (venae
cardiaci minimaeatau venae The besius) juga dapat
ditemukan. Bermuara langsung ke dalam ruang-
ruang cordis, jumlahnya banyak didalam atrium
dan verticulus dexter, terkadang dikaitkan dengan
atrium sinistrum, dan jarang dengan ventriculus
sinister.141

6) Katup-Katup Jantung
Katup-katup jantung diantara atrium kanan dan
ventrikel kana nada katup yang memisahkan keduanya
yaitu katup tricuspid, sedangkan pada atrium kiri dan
ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut katup
mitral/bicuspid. Kedua katup ini berfungsi sebagai
pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah
masuk dari atrium ke ventrikel.
Katup tricuspid berada diantara atrium kanan dan
ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka, maka darah akan
mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup
tricuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah
menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat
kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup
tricuspid terdiri dari 3 daun katup

141
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

63
Katup pulmonal setelah katup tricuspid tertutup,
darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui
trunkuspulmonalis. Trunkuspulmonalis bercabang menjadi
arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan
dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal
trunkuspulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri
dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan
berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi,
sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel
kanan menuju arteri pulmonalis
Katup biskuspid/ mitral mengatur aliran darah dari
atrium kirimenuju ventrikel kiri. Seperti katup tricuspid,
katup bicuspid menutup pada saat kontraksiventrikel.
Katup bicuspid terdiri dari dua daun katup
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat
pada pangkal aorta. Katup ini akan membuka pada saat
ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir
keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat
ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk
kembali kedalam ventrikel kiri.

b) Pembuluh Darah
Dinding pembuluh-pembuluh darah sistem kardiovas-
kuler biasanya terdiri dari tiga lapisan atau tunica:
 tunica externa (adventitia)—lapisan jaringan ikat yang
terluar,
 tunica media—lapisan tengah otot polos (juga mengandung
sabut-sabut elastis yang jumlahnya bervariasi di dalam
arteria sedang dan arteria besar), dan

64
 tunica intima—lapisan endothelium yang paling dalam dari
pembuluh darah.142
Biasanya arteriae dibagi lagi menjadi tiga kelas,
berkaitan dengan variasi jumlah otot polos dan sabut-sabut
elastis yang berperan terhadap ketebalan tunica media, ukuran
keseluruhan pembuluh darah, dan fungsinya.
 Arteriae besar mengandung sejumlah besar sabut
elastisdi dalam tunica media. Memungkinkan struktur
ini mengembang dan mengecil selama siklus jantung
yang normal. Hal ini membantu mempertahankan
aliran darah selama diastolik. Contoh dari arteriae besar
adalah aorta, truncus brachiocephalicus, dan arteria
carotis communis sinistra.
 Arteriae sedang terdiri dari tunica media yang
mengandung sebagian besar sabut-sabut otot polos.
Karakteristik ini memungkinkan pembuluh-pembuluh
darah untuk mengatur diameter dan mengontrol aliran
darah ke bagian tubuh yang berbeda. Contoh dari
arteriae sedang adalah arteriae yang terbanyak,
termasuk arteriae fernoralis, axillaris, dan radialis.
 Artertae kecil dan arteriola mengontrol pengisian vas
capillare dan secara langsung berperan pada tekanan
arterial di dalam sistem vaskuler.143

Venae juga dibagi lagi menjadi tiga kelas.

 Venae besar mengandung beberapa otot polos di dalam


tunica media, tetapi lapisan yang paling tebal adalah
tunica externa. Contoh dari venae besar adalah vena

142
ibid., hal. 15.
143
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

65
cava superior, vena cava inferior, dan vena portae
hepatis.
 Venae kecil dan sedang mengandung sejumlah kecil
otot polos, dan lapisan yang paling tebal adalah tunica
externa. Contoh dari venae kecil dan sedang adalah
venae superficiafis pada extremitas superior dan
inferior dan venae yang lebih profundus pada region
cruralis/tungkai bawah dan antebrachium.
 Venula adalah venae terkecil dan muara vas capillare.144

Meskipun venae memiliki struktur umum yang sama


dengan arteriae, venae mempunyai sejumlah ciri yang
berbeda.

 Dinding vena, khususnya tunica media. tipis.


 Lumen vena diameternya besar
 Seringkali ada beberapa venae (venae comitans) yang
terkait erat dengan arteriae di daerah perifer.
 Katup/valva sering didapatkan pada vena, terutama
pada pembuluh-pembuluh darah perifer yang terletak
inferior dari level cor. Biasanya katup-katup ini terdiri
dari cuspis yang berpasangan yang memperlancar aliran
darah menuju cor.145

144
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.
145
Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy, loc.cit.

66
2.2.2 Fisiologi Sistem Kardiovaskular
a) Fisiologi Otot Jantung
Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial
aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel otot jantung
Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya impuls
listrik yang dibangkitkan oleh jantung itu sendiri yang disebut
“autorhytmicity”. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung,
yaitu: sel kontraktil dan sel otoritmik.146
1. Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel otot
jantung, melakukan kerja mekanis yaitu memompa darah.
Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk sendiri
potensial aksinya.
2. Sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi khusus mencetus dan
menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi
sel-sel jantung kontraktil.147

Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki
potensial membran istirahat. Sel-sel khusus jantung tidak
memiliki potensial membran istirahat, tetapi memperlihatkan
aktivitas “pacemaker” (picu jantung), berupa depolarisasi
lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial
membran tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian,
timbulah potensial aksi secara berkala yang akan menyebar
keseluruh jantung dan menyebabkan jantung berdenyut secara
teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf.148

146
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 327.
147
Lauralee Sherwood, loc.cit.
148
Lauralee Sherwood, loc.cit.

67
Potensial Aksi Sel Otoritmik Jantung
Fase 0 (Depolarisasi Cepat)
Dibawah keadaan normal, serat otot jantung dapat
berkontraksi sekitar 60-100 kali/menit oleh karena impuls
listrik yang dihasilkan oleh nodus SA.Aksi ini merubah
potensial istirahat membran dan membiarkan masuknya aliran
Na+ (sodium) secara cepat ke dalam sel melalui natrium
channel. Dengan masuknya ion natrium (bersifat positif) ke
dalam sel, maka potensial dalam membran sel akan menjadi
lebih positif sehingga ambang potensialnya akan naik
(depolarisasi) sekitar 30 mV.149
Fase 1 (Repolarisasi Awal)
Segera setelah fase 0, channel untuk ion K+ (potassium)
terbuka dan melewatkan ion kalium ke luar dari dalam sel. Hal
ini membuat potensial membran sel menjadi lebih turun
sedikit.150
Fase 2 (Plateu)
Segera setelah repolarisasi awal, untuk
mempertahankan ambang potensial di membran sel maka ion
kalsium (Ca+) akan segera masuk sementara ion kalium tetap
keluar. Dengan begini, ambang potensial membran sel akan
tetap datar untuk mempertahankan kontraksi sel otot jantung.151
Fase 3 (Repolarisasi Cepat)
Aliran lambat ion kalsium berhenti, akan tetapi aliran
ion kalium yang keluar membran sel tetap terjadi sehingga
potensial membran menjadi turun (lebih negatif) dan disebut
dengan repolarisasi.152

149
Lili Irawati, Aktivitas Listrik Pada Otot Jantung, Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 4. No.
2, 2015, hal. 598.
150
Lili Irawati, loc.cit.
151
Lili Irawati, loc.cit.
152
Lili Irawati, loc.cit.

68
Fase 4 (Istirahat/resting state)
Potensial membran menjadi ke fase istirahat dimana
potensialnya sekitar – 90 mV. Dikarenakan ion natrium yang
berlebihan di dalam sel dan ion kalium yang berlebihan di luar
sel dikembalikan ke tempat semula dengan pompa natrium-
kalium, sehingga ion natrium kembali ke luar sel dan ion
kalium kembali ke dalam sel.1,2,5,7,8.153
Pada otot jantung, ion Na+ mudah bocor sehingga
setelah repolarisasi, ion Na+ akan masuk kembali ke sel disebut
depolarisasi spontan (nilai ambang dan potensial aksi tanpa
memerlukan rangsangan dari luar). Sel otot jantung akan
mencapai nilai ambang dan potensial aksi pada kecepatan yang
teratur disebut Natural Rate / kecepatan dasar membran sel.154

Gambar 22. Grafik Potensial Aksi Sel Otoritmik Jantung


(https://fisionesia.wordpress.com/tag/mekanisme-potensial-
aksi-pada-sel-kontrakti-jantung/)

153
Lili Irawati, loc.cit.
154
Lili Irawati, loc.cit.

69
b) Mekanisme Kerja Jantung
Darah kotor dari tubuh masuk ke atrium kanan,
kemudian melalui katup yang disebut katup trikuspid mengalir
ke ventrikel kanan. Nama trikuspid berhubungan dengan
adanya tiga daun jaringan yang terdapat pada lubang antara
atrium kanan dan ventrikel kanan. Kontraksi ventrikel akan
menutup katup trikuspid, tetapi membuka katup pulmoner yang
terletak pada lubang masuk arteri pulmoner.
Darah masuk ke dalam arteri pulmoner yang langsung
bercabang-cabang menjadi cabang kanan dan kiri yang masing-
masing menuju paru-paru kanan dan kiri. Arteri-arteri ini
bercabang pula sampai membentuk arteriol.
Arteriol-arteriol memberi darah ke pembuluh kapiler
dalam paru-paru. Di sinilah darah melepaskan karbondioksida
dan mengambil oksigen. Selanjutnya, darah diangkut oleh
pembuluh darah yang disebut venul, yang berfungsi sebagai
saluran anak dari vena pulmoner. Empat vena pulmoner (dua
dari setiap paru-paru) membawa darah kaya oksigen ke atrium
kiri jantung. Hal ini merupakan bagian sistem sirkulasi yang
dikenal sebagai sistem pulmoner atau peredaran darah kecil.
Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri
melalui katup bikuspid. Kontraksi ventrikel akan menutup
katup bikuspid dan membuka katup aortik pada lubang masuk
ke aorta. Cabang-cabang yang pertama dari aorta terdapat tepat
di dekat katup aortik. Dua lubang menuju ke arteri-arteri
koroner kanan dan kiri.
Arteri koroner ialah pembuluh darah yang memberi
makan sel-sel jantung. Arteri ini menuju arteriol yang
memberikan darah ke pembuluh kapiler yang menembus
seluruh bagian jantung. Kemudian, darah diangkut oleh venul

70
menuju ke vena koroner yang bermuara ke atrium kanan.
Sistem sirkulasi bagian ini disebut sistem koroner. Selain itu,
aorta dari ventrikel kiri juga bercabang menjadi arteri yang
mengedarkan darah kaya oksigen ke seluruh tubuh (kecuali
paru-paru), kemudian darah miskin oksigen diangkut dari
jaringan tubuh oleh pembuluh vena ke jantung (atrium kanan).
Peredaran darah ini disebut peredaran darah besar.155

c) Sistem Hantaran Khusus Pada Jantung


Sel-sel jantung otoritmik ini membentuk area tersendiri di:

1. Nodus Sinoatrial (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di


dinding atrium kanan dekat pintu masuk vena cava
superior.
2. Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), suatu berkas kecil sel-
sel otot jantung khusus yang terdapat pada dasar atrium
kanan dekat septum, tepat diatas pertemuan atrium dan
ventrikel.
3. Berkas His (berkas atrioventrikuler), suatu jaras sel-sel
khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum
antar ventrikel. Disini berkas tersebut terbagi menjadi
cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri
septum, melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel
dan berjalan balik kearah atrium di sepanjang dinding luar.
4. Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur ke
seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari
suatu cabang pohon156

155
Guyton AC, dan Hall JE, Textbook of Medical Physiology, 12th edition, Saunders
Elsevier, Amerika Serikat, 2014.
156
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 328.

71
Sistem konduksi diatas di mulai dari nodus sinoatrial
sebagai pacemaker yang berguna untuk memicu setiap siklus
jantung. Nodus SA ini biasa di pengaruhi oleh sistem saraf
pusat, seperti impuls dari saraf simpatis akan menambah
kecepatannya dan saraf parasimpatis akan
memperlambatnya. Hormon tiroid dan epinefrin yang
dibawa oleh darah juga dapat mempengaruhi kecepatan
impuls nodus SA. Setelah impuls listrik yang diinisiasi oleh
nodus SA, impulnya akan menyebar melalui kedua atrium
sehingga menyebabkan kedua atrium berkontraksi secara
berkesinambungan. Pada saat yang sama impuls tersebut
mendepolarisasi nodus atrioventrikular yang berada dibawah
atrium kanan.157
Dari nodus AV ini, cabang dari serat konduksi yaitu
berkas His melalui otot jantung sampai septum
interventrikular. Berkas His ini kemudian bercabang
menjadi cabang kanan (right bundle) dan cabang kiri (left
bundle). Walaupun berkas His mendistribusikan energi
listrik ini sampai melewati permukaan medial ventrikel,
kontraksi sesungguhnya distimulasi oleh berkas purkinje
(serat otot konduksi) yang muncul dari cabang bundle yang
dilanjutkan ke sel miokardium ventrikel.158

d) Persarafan Pada Jantung


Jantung dipersarafi oleh serabut simpatisdan parasimpatis
susunan saraf otonom melalui plexus cardiacus yang terletak di
bawah arcus aortae. Saraf simpatis berasal dari bagian cervicale dan

157
Lili Irawati, Aktivitas Listrik Pada Otot Jantung, Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 4. No.
2, 2015, hal. 598.
158
Lili Irawati, Aktivitas Listrik Pada Otot Jantung, Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 4. No.
2, 2015, hal. 598.

72
thoracale bagian atas truncus symphaticus, dan persarafan
parasimpatis berasal dari nervus vagus.159
Serabut-serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus
sinuatrialis dan nodus atrioventricularis, serabut-serabut otot jantung,
dan arteriae conoriae. Perangsangan serabut-serabut saraf ini
menghasilkan akselerasi jantung, meningkatnyadaya kontraksi otot
jantung, dan dilatasi arteriae conoriae. 160
Serabut-serabut postganglionik parasimpatis berakhir pada
nodus sinuatrialis, nodus atrioventricularis dan ateriae cononariae.
Perangsangan saraf parasimpatis dapat mengakibatkan berkurangnya
denyut dan daya kontraksi jantung dan konstriksi arteriae
cononariae.161
Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis
membawa impuls saraf yang biasanya tidak dapat disadari. Akan
tetapi, bila suplai darah ke myocardium terganggu, impuls rasa nyeri
dirasakan melalui lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen yang
berjalan bersama nervus vagus mengambil bagian dalam refleks
kardiovaskular.162
Saraf simpatis
Sistem saraf simpatik berupa sel-sel saraf yang terdapat di
sepanjang tulang belakang sebelah depan yang dimulai dari ruas-ruas
tulang leher hingga tulang ekor. Sistem saraf simpatik mempunyai
simpul saraf atau ganglion di sepanjang tulang belakang sebelah
depan, mulai ruas leher terbawah sampai dengan tulang ekor. Sistem
saraf simpatik tersusun atas 25 pasang simpul saraf. Tiap simpul saraf
saling berhubungan, sehingga menjadi dua deretan yaitu deretan kiri
dan kanan. Tiap simpul dihubungkan oleh sumsum tulang belakang.
Dari tiap simpul terdapat saraf yang menuju ginjal, paru-paru,

159
Deftia, Persarafan dan Hantaran Listrik Jantung, https://dustygerbera.wordpress.com, 3
November 2019
160
Deftia, Persarafan dan Hantaran Listrik Jantung, https://dustygerbera.wordpress.com, 3
November 2019
161
Deftia, Persarafan dan Hantaran Listrik Jantung, https://dustygerbera.wordpress.com, 3
November 2019
162
Deftia, Persarafan dan Hantaran Listrik Jantung, https://dustygerbera.wordpress.com, 3
November 2019

73
jantung dan organ-organ lainnya. Dari setiap simpul saraf keluar
serabut-serabut saraf yang menuju organ-organ tubuh seperti menuju
jantung dan pembuluh darah.163
Saat teraktivasi sepenuhnya, sistem saraf simpatis
memproduksi respon”fight or fighting” yang mempersiapkan tubuh
untuk keadaan krisis yang mungkin membutuhkan aktivitas fisik
yang tiba-tiba dan intens. Sistem ini mempersiapkan tubuh untuk
menambah level aktivitas somatik. Peningkatan aktivitas simpatik
umumnya menstimulasi metabolisme jaringan dan meningkatkan
kewaspadaan.Sistem saraf simpatis juga cenderung melakukan
perangsangan secara massal sedangkan parasimpatis menyebabkan
respon setempat yang spesifik.164
Terdapat dua jenis neuron (sel saraf) yang terlibat dalam
menyalurkan sinyal (impuls) dari sistem saraf simpatis, yaitu sel
saraf post-ganglion dan sel saraf pre-ganglion. Sistem kerjanya
adalah neuron (sel saraf) pre-ganglionik akan melepaskan senyawa
kimia berupa asetilkolin ke dalam neuron post-ganglion. Setelah
neuron post-ganglion terangsang, maka ia akan melepaskan
norepinephrine yang akan mengaktifkan reseptor (penerima sinyal)
di organ yang dituju.
Fungsi saraf simpatis
● Mempercepat denyut jantung
● Meningkatkan tekanan darah
● Menurunkan sekresi ludah dan gerak alat pencernaan
● Meningkatkan sekresi adrenalin
● Menghambat sekresi empedu
● Melebarkan pupil
● Memperbesar bronkus
● Menghambat pembentukan urine
● Mengerutkan kulit rambut

163
Deftia, Persarafan dan Hantaran Listrik Jantung, https://dustygerbera.wordpress.com, 3
November 2019
164
Deftia, Persarafan dan Hantaran Listrik Jantung, https://dustygerbera.wordpress.com, 3
November 2019

74
● Memperlebar pembuluh darah
● Menghambat kontraksi pada kandung kemih
● Mengaktivasi kelenjar keringat sehingga mengeluarkan keringat
● Menghambat mekanisme gerak peristaltik usus
● Melebarkan pupil dan melemaskan lensa mata sehingga cahaya
akan lebih banyak masuk
● Meningkatkan aliran darah dengan meningkatkan denyut
jantung
● Mempertahankan dan meningkatkan aliran darah ke otot rangka
dan jantung
● Melebarkan ruang alveolus paru-paru, sehingga volume
udara/oksigen yang bertukar lebih besar165

Saraf parasimpatik
Sistem saraf parasimpatik merupakan jaringan yang
berhubungan dengan simpul saraf yang tersebar di seluruh tubuh.
Sistem saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang saling
berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Serabut saraf pada sistem saraf parasimpatik menuju ke alat-alat
tubuh yang bekerja di bawah pengaruh sistem saraf simpatik.166
Cara kerja saraf parasimpatik sebenarnya hampir sama
dengan saraf simpatis, tetapi yang menjadi perbedaan adalah sinyal
yang dikeluarkan oleh neuron post-ganglion adalah bersifat
kolinergik (norepinephrine), bukan bersifat adrenergic
(epinephrine). Jadi, sifat kolinergik inilah yang membuat kerja
parasimpatik terbalik dengan simpatik.167
Oleh karena sinyal yang dikeluarkan berbeda, maka
mekanisme yang dilakukan oleh sistem saraf parasimpatik sering
juga disebut dengan rest and digest. Hal ini karena pengaturan

165
Deftia, Persarafan dan Hantaran Listrik Jantung, https://dustygerbera.wordpress.com, 3
November 2019
166
Deftia, Persarafan dan Hantaran Listrik Jantung, https://dustygerbera.wordpress.com, 3
November 2019
167
Deftia, Persarafan dan Hantaran Listrik Jantung, https://dustygerbera.wordpress.com, 3
November 2019

75
tubuh oleh saraf parasimpatik berhubungan dengan pengaturan
saat tubuh sedang dalam kondisi istirahat dan membantu dalam
mengendalikan proses pencernaan dan juga proses ekskresi.
Fungsi saraf parasimpatik
● Memperlambat denyut jantung
● Menurunkan tekanan darah
● Meningkatkan sekresi ludah dan gerak alat pencernaan
● Menurunkan sekresi adrenalin
● Memacu sekresi empedu
● Mengecilkan pupil
● Memperkecil bronkus paru-paru saat tubuh dalam keadaan
istirahat
● Merangsang pembentukan urine
● Mengembangkan kulit rambut
● Mempersempit pembuluh darah
● Mempercepat kontraksi pada kandung kemih
● Mempercepat prduksi air liur
● Mendukung sintesis glikogen (hormone pemecah glukosa
otot)
● Merangsang aktivitas kelenjar kelamin
● Mempercepat gerakan peristaltik usus
● Memperlebar diameter pembuluh darah dan meningkatkan
aliran darah ke sistem pencernaan, sehingga mendukung kerja
usus dalam mencerna makanan
● Membatasi aliran darah ke otot rangka dan paru-paru168

e) Fisiologi dan Fungsi Pembuluh Darah (Arteri, Arteriol,


Kapiler, Venule, Vena)
Sirkulasi sistemik dan paru masing-masing terdiri dari
sistem pembuluh yang tertutup. (Untuk sejarah yang
menyebabkan disimpulkannya bahwa pembuluh darah

168
Deftia, Persarafan dan Hantaran Listrik Jantung, https://dustygerbera.wordpress.com, 3
November 2019

76
membentuk suatu sistem tertutup, lihatlah fitur penyerta dalam
kotak, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi.) Rangkaian
vaskular ini masing-masing terdiri dari rangkaian
bersambungan berbagai jenis pembuluh darah yang
berbedayang berawal dari dan berakhir di jantung, seperti yang
dijelaskan di sini.169
Lihat secara khusus pada sirkulasi sistemik, arteri, yang
membawa darah dari jantung ke organ, bercabang membentuk
"pohon" pembuluh darah yang semakin kecil, dengan berbagai
cabang menyalurkan darah ke berbagai bagian tubuh. Ketika
mencapai organ yang didarahinya, arteri kecil bercabang-
cabang membentuk banyak arteriol. Volume darah yang
mengalir melalui suatu organ dapat disesuaikan dengan
mengatur kaliber (diameter internal) arteriol organ tersebut.
Arteriol kemudian bercabang-cabang di dalam organ menjadi
kapiler, pembuluh terkecil, tempat terjadinya pertukaran antara
darah dengan sel sekitarnya. Pertukaran di kapiler ini adalah
tujuan utama sistem sirkulasi; semua aktivitas lainnya dari
sistem ditujukan untuk me-njamin distribusi darah ke kapiler
untuk dipertukarkan dengan semua sel. Kapiler-kapiler
menyatu kembali kembali membentuk venula kecil, yang lebih
lanjut menyatu membentuk vena kecil yang keluar dari
organ.Vena-vena kecil secara progresif menyatu untuk
membentuk vena besar yang akhirnya mengalirkan isinya ke
jantung. Arteriol, kapiler, dan venula secara kolektif disebut
sebagai mikrosirkulasi, karena pembuluh-pembuluh ini hanya
dapat dilihat dengan mikroskop. Pembuluh mikrosirkulasi
semuanya terletak di dalam organ.170

169
Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 364.
170
Lauralee Sherwood, loc.cit.

77
Sirkulasi paru terdiri dari tipe-tipe pembuluh yang sama,
tetapi semua darah dalam sistem ini mengalir antara jantung
dan paru. Jika disambung dari ujung ke ujung, seluruh
pembuluh darah di tubuh dapat mengelilingi bumi dua kali.
Dalam membahas jenis-jenis pembuluh di bab ini, kita akan
merujuk kepada peran mereka dalam sirkulasi sistemik,
dimulai dari arteri sistemik.171

Gambar 23. gambaran pembuluh darah (Lauralee Sherwood,


Introduction to Human Physiology, 8th edition, Brooks/Cole,
Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 366.)

1) Arteri

171
Lauralee Sherwood, loc.cit.

78
Arteri dikhususkan untuk (1) berfungsi sebagai
saluran transit-cepat bagi darah dari jantung ke berbagai
organ (karena jari-jarinya yang besar, arteri tidak banyak
menimbulkan resistensi terhadap aliran darah) dan (2)
berfungsi sebagai reservoir tekanan untuk menghasilkan
gaya pendorong bagi darah ketika jantung dalam keadaan
relaksasi172
Semua pembuluh dilapisi oleh satu endotelium, yaitu
selapis sel endotel yang polos dan gepeng, yang
berhubungan dengan endotelium yang melapisi jantung.
Lapisan endotel arteri dikelilingi oleh suatu dinding tebal
yang terbuat dari otot polos dan jaringan ikat. Jaringan
ikat arteri mengandung dua jenis serat jaringan ikat
dalam jumlah banyak: seratkolagen, yang menghasilkan
kekuatan peregangan terhadap tekanan pendorong yang
tinggi dari darah yang disemprotkan oleh jantung; dan
serat elastin, yang memberi dinding arteri elastisitas
sehingga arteri berperilaku seperti balon.173
Sewaktu jantung memompa darah ke dalam arteri
sewaktu sistol ventrikel, lebih banyak darah yang masuk
ke arteri dari jantung daripada yang meninggalkannya ke
arteriol karena pembuluh-pembuluh kecil ini memjliki
resistensi terhadap aliran yang lebih besar. Elastisitas
arteri memungkinkan pembuluh ini mengembang untuk
secara temporer menampung kelebihan volume darah
yang disemprotkan oleh jantung tersebut, menyimpan
sebagian energi tekanan yang oleh kontraksi jantung di
dinding mereka yang terega.174

172
Ibid., hal. 366.
173
Ibid., hal. 367.
174
Lauralee Sherwood, loc.cit.

79
Tekanan darah, gaya yang ditimbulkan oleh darah
terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume
darah yang terkandung di dalam pembuluh dan daya
regang, atau distensibilitas, dinding pembuluh (seberapa
mudah pembuluh tersebut diregangkan).175
Tekanan maksimal yang ditimbulkan pada arteri
sewaktu darah disemprotkan ke dalam pembuluh tersebut
selama sistol, tekanan sistol, rerata adalah 120 mm Hg.
Tekanan minimal di dalam arteri ketika darah mengalir
keluar menuju ke pembuluh yang lebih kecil di hilir
sewaktu diastol, tekanan diastol, rerata adalah 80 mm Hg.
Meskipun tekanan ventrikel turun ke 0 mm Hg sewaktu
diastol, tekanan arteri tidak turun hingga 0 mm Hg karena
terjadi kontraksi jantung berikutnya dan mengisi kembali
arteri sebelum semua darah keluar dari sistem arteri.176
Secara klinis, tekanan darah arteri digambarkan
sebagai tekanan sistolik per tekanan diastolik, dengan
tekanan darah yang diinginkan adalah 120/80 (dibaca
"120 per 80") mm Hg atau sedikit dibawahnya.177

175
Lauralee Sherwood, loc.cit.
176
Lauralee Sherwood, loc.cit.
177
Lauralee Sherwood, loc.cit.

80
Gambar 24. Arteri sebagai reservoir tekanan. Karena elastisitasnya,
arteri berfungsi sebagai reservoir tekanan. a)Arteri elastik teregang
sewaktu sistol jantung karena lebih banyak darah yang disemprotkan
ke dalam arteri dibandingkan dengan yang keluar ke arteriol sempit
beresistensi tinggi di hilir. (b) Rekoil elastik arteri selama diastol
jantung terus mendorong darah maju ketika jantung tidak sedang
memompa darah. (Lauralee Sherwood, Introduction to Human
Physiology, 8th edition, Brooks/Cole, Cengage Learning, Amerika
Serikat, 2014, hal. 368.)

1) Arteriol
Arteriol adalah pembuluh resistensi utama di
pohon vaskular karena jari-jarinya yang cukup kecil
menghasilkan resistensi yang lumayan besar terhadap
aliran darah. (Meskipun kapiler memiliki jari-jari lebih
kecil daripada arteriol, Anda akan melihat bahwa secara
kolektif kapiler tidak menimbulkan resitensi sebesar
yang ditimbulkan oleh arteriol.) Berbeda dari resistensi
arteri yang rendah, tingginya resistensi arteriol
menyebabkan penurunan mencolok tekanan rerata
sewaktu darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh
kecil ini. Secara rerata, tekanan turun dari 93 mm Hg,
tekanan arteri rerata (tekanan darah yang masuk ke
arteriol), menjadi 37 mm Hg, tekanan darah yang
meninggalkan arteriol dan masuk ke kapiler. Penurunan
tekanan ini membantu membentuk perbedaan tekanan
yang mendorong darah mengalir dari jantung ke berbagai
organ di hilir. Resistensi arteriol juga mengubah ayunan

81
tekanan sistol ke diastol di arteri menjadi tekanan non-
fluktuatif di kapiler.178
Tidak seperti arteri, dinding arteriol mengandung
sedikit jaringan ikat elastik. Namun, pembuluh ini
memiliki lapisan otot polos yang tebal dan dipersarafi
oleh serat saraf simpatis. Otot polos ini juga peka
terhadap perubahan kimiawi beberapa hormon dalam
darah, dan faktor mekanis seperti peregangan. Lapisan
otot polos berjalan melingkar di sekitar arteriol sehingga
ketika lapisan otot polos berkontraksi, lingkaran (dan
jari-jari) pembuluh menjadi lebih kecil, meningkatkan
resistensi dan mengurangi aliran melalui pembuluh.
Vasokonstriksi adalah kata yang digunakan untuk
penyempitan pembuluh semacam itu. Kata vasodilatasi
merujuk pada peningkatan keliling dan jari-jari
pembuluh akibat melemasnya lapisan otot polosnya.
Vasodilatasi menyebabkan penurunan resistensi dan
peningkatan aliran melalui pembuluh tersebut.179
Tingkat kontraksi otot polos arteriolar bergantung
pada konsentrasi Ca2+ di sitosol.Otot polos arteriol
keadaan normal memperlihatkan suatu keadaan
konstriksi parsial yang dikenal sebagai tonus vaskular,
yang membentuk resistensi arteriol basal.180
Aktivitas tonus yang terus-menerus ini
menyebabkan tingkat aktivitas kontraktil ditingkatkan
atau diturunkan masing-masing untuk menghasilkan
vasokonstriksi atau vasodilatasi. Jika tidak terdapat
tonus, tegangan di dinding arteriol tidak dapat dikurangi

178
Ibid., hal. 370.
179
Lauralee Sherwood, loc.cit.
180
Lauralee Sherwood, loc.cit.

82
untuk menghasilkan vasodilatasi; hanya vasokonstriksi
dengan derajat bervariasi yang dapat dilakukan. Berbagai
faktor dapat memengaruhi tingkat aktivitas kontraktil
pada otot polos arteriol, sehingga mengubah resistensi
aliran pernbuluh ini secara bermakna. Tidak seperti otot
rangka dan otot jantung tempat potensial aksi memicu
kontraksi otot, otot polos vaskular dapat mengalami
perubahan kekuatan bertahap sebagai respons faktor
kimia, fisik, dan saraf dengan disertai sedikit atau tanpa
perubahan pada potensial membran. Agen-agen ini
terutama bekerja melalui jalur caraka kedua. Faktor yang
menyebabkan vasokonstriksi atau vasodilatasi arteriol
terbagi menjadi 2 kategori: kontrol intrinsik (lokal) yang
penting dalam menentukan distribusi curah jantung, dan
kontrol ekstrinsik, yang penting dalam pengaturan
tekanan darah. Kita akan melihat kedua kontrol ini.181

181
Ibid., hal. 371.

83
Gambar 25. Vasokonstriksi dan vasodilatasi arteriol (Lauralee
Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition,
Brooks/Cole, Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014, hal. 371.)

Kontrol lokal (intrinsik) adalah perubahan-


perubahan di dalam suatu organ yang menyesuaikan
aliran darah melalui organ dengan memengaruhi otot
polos arteriol organ tersebut untuk mengatur diameter
internal dan resistensinya. Pengaruh lokal dapat bersifat
kimia atau fisik. Pengaruh kimiawi lokal pada jari-jari
arteriol mencakup (1) perubahan metabolik lokal dan (2)
pelepasan histamin. Pengaruh fisik lokal mencakup (1)

84
tingkat pembuluh teregang, (2) tingkat shear stress, dan
(3) aplikasi lokal panas atau dingin.182
Kontrol ekstrinsik jari-jari arteriol mencakup
pengaruh saraf dan hormon, dengan efek sistem saraf
simpatis adalah yang terpenting. Serat saraf simpatis
menyarafi otot polos arteriol di seluruh sirkulasi sistemik
kecuali di otak. Ingat kembali bahwa tingkat tertentu
aktivitas simpatis yang terus-menerus membentuk tonus
vaskular. Peningkatan aktivitas simpatis menyebabkan
vasokonstriksi arteriol generalisata, sementara
penurunan aktivitas simpatis menyebabkan vasodilatasi
arteriol generalisata. Perubahan luas pada resistensi
arteriol ini menyebabkan perubahan pada tekanan arteri
rerata karena pengaruh mereka pada resistensi perifer
total.183

2) Kapiler
Kapiler, tempat pertukaran bahan antara darah
dan sel jaringan, bercabang-cabang secara ekstensif
untuk membawa darah agar dapat dijangkau oleh setiap
sel.184
Kapiler merupakan tempat ideal untuk meningkatkan
difusi, sesuai dengan hukum difusi Fick. Pembuluh ini
memperkecil jarak difusi sambil memaksimalkan luas
permukaan dan waktuyang tersedia untuk proses
pertukaran, sebagai berikut.185
1. Molekul-molekul yang berdifusi hanya perlu
menempuh jarak pendek antara darah dan sel sekitar

182
Ibid., hal. 372.
183
Ibid., hal. 376.
184
Ibid., hal. 379.
185
Lauralee Sherwood, loc.cit.

85
karena dinding kapiler yang tipis dan garis tengah
kapiler yang kecil, disertai dekatnya jarak setiap sel
dengan sebuah kapiler. Jarak pendek ini penting
karena laju difusi melambat seiring dengan
pertambahan jarak difusi.186
a. Dinding kapiler sangat tipis (ketebalan 1 um;
sebagai perbandingan, garis tengah rambut
manusia adalah 100 um).Kapiler terdiri dari
hanya satu lapisan sel endotel gepeng pada
hakikatnya lapisan dalam jenis pembuluh lain.
Tidak terdapat otot polos atau jaringan ikat. Sel
endotel ditopang oleh membran basal yang tipis,
lapisan matrik ekstrasel aselular (tidak ada sel)
di sekitarnya yang terdiri dari glikoprotein dan
kolagen. Materi yang memasuki atau
meninggalkan kapiler berdifusi secara bebas
melewati membran basal. Kapiler juga memiliki
pori tempat materi yang terlarut air dapat
melewatinya. Ukuran dan jumlah pori kapiler
bervariasi, bergantung pada jaringannya.187
b. Setiap kapiler sedemikian sempitnya (garis
tengah rerata 7 um) sehingga sel darah merah
(garis tengah 8 um) harus melalui satu per satu.
Karena itu, isi plasma dapat berkontak langsung
dengan bagian dalam dinding kapiler atau hanya
terpisah oleh jarak difusi yang pendek.188
c. Para peneliti memperkirakan bahwa karen
luasnya percabangan kapiler, tidak ada sel yang

186
Lauralee Sherwood, loc.cit.
187
Lauralee Sherwood, loc.cit.
188
Lauralee Sherwood, loc.cit.

86
letaknya lebih jauh daripada 0,1 mm (4/1000
inci) dari sebuah kapiler.189
2. Karena kapiler terdistribusi dalam jumlah yang
sangat luar biasa (perkiraan berkisar dari 10 hingga
40 miliar kapiler), tersedia luas permukaan total
yang sangat besar untuk proses pertukaran
(diperkirakan 600 m2). Meskipun berjumlah sangat
besar, pada satu waktu setiap saat kapiler hanya
mengandung sekitar 5% volume darah total (250 mL
dari total 5000 mL). Karena itu, sejumlahkecil darah
terpajan ke permukaan yang sangat luas. Jika semua
permukaan kapiler dibentangkan dalam sebuah
lembaran datar dan volume darah yang terkandung
di dalam kapiler disebarkan di atasnya, hal ini secara
kasar sama dengan menebarkan setengah pint cat ke
lantai sebuah gimnasium sekolah menengah.190
3. Darah mengalir lebih lambat di kapiler daripada di
bagian lain sistem sirkulasi. Percabangan kapiler
yang ekstensif merupakan penyebab lambatnya
aliran darah melalui kapiler.191

3) Venula
Venula adalah Kapiler-kapiler menyatu kembali.
Venula berfungsi mengumpulkan darah dari kapiler dan
secara bertahap bergabung menjadi vena yang semakin
besar.192

4) Vena

189
Lauralee Sherwood, loc.cit.
190
Lauralee Sherwood, loc.cit.
191
Lauralee Sherwood, loc.cit.
192
Ibid., hal. 364.

87
Vena memiliki jari-jari besar sehingga
resistensinya terhadap aliran darah rendah. Selain itu,
karena luas potongan melintang total sistem vena secara
bertahap berkurang seiring dengan menyatunya vena-
vena kecil menjadi pembuluh yang semakin besar tetapi
semakin sedikit, aliran darah menjadi lebih cepat ketika
mendekati jantung. Selain berfungsi sebagai saluran
beresistensi rendah untuk mengembalikan darah dari
jaringan ke jantung, vena sistemik juga berfungsi sebagai
reservoir darah. Karena kapasitas penyimpanannya, vena
sering disebut pembuluh kapasitansi. Vena memiliki
dinding yang jauh lebih tipis dan lebih sedikit otot polos
dibandingkan dengan arteri. Berbeda dengan arteri, vena
juga memiliki elastisitas yang rendah karena jaringan ikat
vena lebih banyak mengandung serat kolagen dari pada
elastin.193
Kapasitas vena (volume darah yang dapat
ditampung oleh vena) bergantung pada distensibilitas
dinding vena (seberapa banyak pembuluh ini dapat
diregangkan untuk menampung darah) dan pengaruh
tekanan eksternal yang memeras vena. Pada volume
darah konstan, seiring dengan meningkatnya kapasitas
vena, lebih banyak darah tetap berada di vena dan tidak
dikembalikan ke jantung. Penyimpanan di vena ini
mengurangi volume darah efektif dalam sirkulasi,
volume darah yang dikembalikan dan dipompa keluar
oleh jantung. Sebaliknya, ketika kapasitas vena
berkurang, lebih banyak darah dikembalikan ke jantung
dan kemudian dipompa keluar. Karena itu, perubahan

193
Ibid., hal. 389.

88
pada kapasitas vena secara langsung memengaruhi
jumlah aliran balik vena, yang nantinya merupakan
penentu (meskipun bukan satu-satunya) penting volume
darah sirkulasi efektif. Volume darah sirkulasi efektif
juga dipengaruhi dalam jangka-pendek oleh pergeseran
pasif dalam bulkf low antara kompartemen vaskular dan
cairan intestisium dan dalam jangka-panjang oleh faktor-
faktor yang mengontrol volume CES total, misalnya
keseimbangan garam dan air.194
lstilah aliran balik vena merujuk kepada volume
darah tiap menit yang masuk ke masing-masing atrium
dari vena. Ingat kembali bahwa besar aliran melalui suatu
pembuluh berbanding lurus dengan gradien tekanan.
Banyak dari tekanan pendorong yang diterima darah oleh
kontraksi jantung telah hilang pada saat darah mencapai
sistem vena karena gesekan sepanjang perjalanan,
terutama sewaktu melalui arteriol beresistensi tinggi.
Pada saat darah masuk ke sistem vena, tekanan darah
hanya sekitar 17 mm Hg. Namun, karena tekanan atrium
mendekati 0 mm Hg, tetap terdapat te kanan pendorong
yang meskipun kecil tetapi memadai untuk mengalirkan
darah melewati vena-vena bergaris tengah besar dan
bertahanan rendah.195
Selain tekanan pendorong yang ditimbulkan oleh
kontraksi jantung, terdapat lima faktor lain yang
meningkatkan aliran balik vena: vasokonstriksi vena
yang dipicu oleh saraf simpatis, aktivitas otot rangka,
efek katup vena, aktivitas pernapasan, dan efek
penghisapan oleh jantung. Sebagian besar faktor

194
Lauralee Sherwood, loc.cit.
195
Lauralee Sherwood, loc.cit.

89
sekunder ini memengaruhi aliran balik vena dengan
memengaruhi gradien tekanan antara vena dan jantung.
Kita akan membahas masing-masing secara bergiliran.196

f) Tekanan Darah dan Pengukurannya


Pemeriksaan tekanan darah dilakukan untuk memantau
kesehatan sirkulasi darah dalam tubuh. Ada beragam faktor
yang dapat memengaruhi tekanan darah Anda, mulai dari pola
hidup, aktivitas, hingga psikis. Pemeriksaan tekanan darah
rutin biasanya disarankan oleh dokter Tingkat tekanan darah
diukur dalam skala mmHg atau milimeter air raksa (merkuri).
Di dunia medis, raksa digunakan sebagai unit pengukuran
standar untuk tekanan darah. Dari hasil pemeriksaan tekanan
darah, dapat dikategorikan sebagai berikut:
 Normal
Tingkat tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
dapat dikatakan normal. Jika tekanan darah Anda normal,
pertahankan dengan makan dengan nutrisi seimbang dan
berolahraga secara rutin.
 Prahipertensi
Tekanan darah Anda dapat masuk dalam kategori ini
jika berkisar antara 120-129 mmHg sistolik dan 80
mmHgdiastolik. Apabila tidak segera diatasi, prehipertensi
dapat berisiko menjadi gejala hipertensi.
 Hipertensi derajat
Tekanan darah Anda berkisar 130-139 mmHg
sistolik atau 80-89 mmHgdiastolik, termasuk hipertensi
derajat 1. Namun, Anda belum tentu mengalami hipertensi

196
Ibid., hal. 390.

90
derajat 1 jika pemeriksaan ini baru dilakukan satu kali.
Dokter akan mengulang pemeriksaan untuk memastikan.
 Hipertensi derajat

Anda dapat didiagnosa hipertensi derajat 2 apabila


tekanan darah Anda secara konstan berada di atas 140/90
mmHg. Jika tekanan darah Anda mencapai batas ini, dokter
akan meresepkan obat-obatan untuk menurunkan tekanan
darah tinggi yang perlu dikonsumsi secara rutin, serta
menyarankan Anda untuk menerapkan pola hidup lebih
sehat

 Krisis Hipertensi

Jika tekanan darah Anda mencapai lebih dari


180/120 mmHg, tunggu selama lima menit lalu ulangi
pemeriksaan Anda. Jika tekanan darah Anda masih sama,
maka Anda harus memeriksakan diri ke dokter karena
sudah masuk dalam kategori krisis hipertensi. Waspadai
juga gejala lain yang mungkin menyertai yaitu nyeri di
dada, napas tersengal-sengal, nyeri punggung, rasa lemas
atau mati rasa, perubahan pada penglihatan, atau kesulitan
berbicara.197

Cara membaca hasil tekanan darah

Alat tekanan darah otomatis, terdapat dua angka


besar yang tertera, yaitu baris pertama dan kedua. Baris
pertama disebut dengan angka sistolik sedangkan baris
kedua merupakan angka diastolik. Kedua angka tersebut tak

197
Nimas firdaus. Di riview dan di edit oleh: dr. Yusra firdaus bagaimana cara membaca hasil
pengukuran tekanan darah saya?. 19 mei 2017. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/baca-
hasil-tekanan -darah/. Di akses pada tanggal 6 November 2019.

91
hanya sekadar angka, namun menggambarkan kondisi aliran
darah serta fungsi jantung Anda saat itu.198

Angka sistolik pada hasil tekanan darah

Ketika jantung berdetak, ada dua hal yang


dilakukannya saat itu, yaitu berkontraksi kemudian
mendorong darah untuk dialiri ke seluruh tubuh serta
mengendur yang diiringi dengan kembalinya aliran darah ke
jantung – dari seluruh tubuh. Kegiatan mendorong darah dan
berkontraksi menghasilkan tekanan yang disebut dengan
tekanan sistolik.Normalnya, angka sistolik berada di antara
90-119 mmHg, apabila angka tersebut lebih atau kurang dari
batas, maka Anda mengalami gangguan kesehatan199

Angka diastolik pada hasil tekanan darah

Sedangkan angka menandakan tekanan pada jantung


ketika istirahat. Saat tersebut adalah waktu di mana jantung
menerima darah dari paru-paru yang berisi oksigen. Darah
ini merupakan darah yang akan dialirkan ke seluruh tubuh
ketika tekanan sistolik terjadi. Di katakan normal bila
tekanan diastolik antara 60-79 mmHg.200

Tekanan darah yang dianggap tidak sehat

Hasil tekanan darah dikatakan tidak baik dan


dianggap memiliki risiko tinggi untuk mengalami
komplikasi kesehatan jika hasil tekanan darah lebih

198
Nimas firdaus. Di riview dan di edit oleh: dr. Yusra firdaus bagaimana cara membaca hasil
pengukuran tekanan darah saya?. 19 mei 2017. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/baca-
hasil-tekanan -darah/. Di akses pada tanggal 6 November 2019.
199
Nimas firdaus. Di riview dan di edit oleh: dr. Yusra firdaus bagaimana cara membaca hasil
pengukuran tekanan darah saya?. 19 mei 2017. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/baca-
hasil-tekanan -darah/. Di akses pada tanggal 6 November 2019.
200
Nimas firdaus. Di riview dan di edit oleh: dr. Yusra firdaus bagaimana cara membaca hasil
pengukuran tekanan darah saya?. 19 mei 2017. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/baca-
hasil-tekanan -darah/. Di akses pada tanggal 6 November 2019.

92
dari sama dengan 140/90 mmHg. Bila kondisi ini terjadi
pada Anda maka segera periksakan diri ke dokter, sebab
Anda berisiko tinggi untuk mengalami penyakit jantung
koroner, stroke, bahkan gagal jantung. Sedangkan seseorang
yang telah memasuki masa pra hipertensi jika memiliki
tekanan darah diantara 120-139 untuk tekanan sistolik dan
80-96 tekanan diastolik. Meskipun belum pasti mengalami
hipertensi, namun bila Anda tidak mengendalikannya maka
Anda akan mengalaminya di kemudian hari.201

Jika hanya salah satu angka saja yang tidak normal

Para ahli menyebutkan jika angka tekanan sistolik


Anda tidak normal maka menandakan Anda mungkin
mengalami beberapa gangguan seperti, pembuluh darah
arteri kaku, ada masalah pada katup jantung,
mengalami hipertiroidisme, atau diabetes mellitus.
Sedangkan risiko yang terjadi bila Anda memiliki tekanan
diastolik yang tidak normal, yaitu dapat terserang penyakit
jantung koroner.202

Factor yang mempengaruhi dan mempertahankan


tekanan darah

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah manusia:

1. Jenis Kelamin
2. Faktor Gravitasi
3. Usia

201
Nimas firdaus. Di riview dan di edit oleh: dr. Yusra firdaus bagaimana cara membaca hasil
pengukuran tekanan darah saya?. 19 mei 2017. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/baca-
hasil-tekanan -darah/. Di akses pada tanggal 6 November 2019.

202
Nimas firdaus. Di riview dan di edit oleh: dr. Yusra firdaus bagaimana cara membaca hasil
pengukuran tekanan darah saya?. 19 mei 2017. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/baca-
hasil-tekanan -darah/. Di akses pada tanggal 6 November 2019.

93
4. Kondisi kesehatan
5. Aktivitas
6. Obesitas
7. Obat-obatan
8. Keadaan emosional203

Sedangkan faktor-faktor yang mempertahankan tekanan


darah adalah:

1. Kekuatan memompa jantung


2. Elastisitas pembuluh darah
3. Banyaknya darah yang beredar
4. Tahanan tepi204

203
Nimas firdaus. Di riview dan di edit oleh: dr. Yusra firdaus bagaimana cara membaca hasil
pengukuran tekanan darah saya?. 19 mei 2017. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/baca-
hasil-tekanan -darah/. Di akses pada tanggal 6 November 2019.
204
Nimas firdaus. Di riview dan di edit oleh: dr. Yusra firdaus bagaimana cara membaca hasil
pengukuran tekanan darah saya?. 19 mei 2017. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/baca-
hasil-tekanan -darah/. Di akses pada tanggal 6 November 2019.

94
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.
Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah.
Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang teridri dari jantung,
kompomen darah dan pembuluh darah. Komponon darah sendiri terdiri dari
sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit.
Sedangkan pembuluh darah meliputi, arteri, arteriol, venula, vena, dan
kapiler.
Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung,
yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-
100 kali/ menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung
kes seluruh tubub dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri,
arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena.

95
LAMPIRAN

1. Fungsi inti sel pada leukosit?


Jawab : Mengontrol aktifitas sel leukosit, dimana sel leukosit berfungsi untuk
mepertahankan imun tubuh (kekebalan tubuh)
2. Apa penyebab jumlah leukosit berlebih dalam tubuh?
Jawab : leukimia limfosik akut/kronis, leukimia myelogenous/kronis, alergi
parah, obat kortikosteroid dan epinefrin, campak, infeksi bakteri, infeksi virus,
stress pisikis dan fisik, serta merokok. (Fathur Rahman, Leukosit, Yayasan
Borneo Lestari Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari, 2018, diakses pada
tanggal 11 November 2019)
3. Apa yang terjadi jika manusia kekurangan cairan plasma ?
Jawab : darah akan menjadi pekat, sirkulasi darah menjadi berat, dehidrasi,
pusing dan lemah. (Decandra Arif Pratama Putra, Pengaruh Latihan,
Pemberian Minum Air Mineral Dan Susu Kedelai Terhadap Keseimbangan
Cairan Tubuh, 2016, Diakses pada tanggal 11 November 2019 dan
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/plasma-darah-2, diakses pada
tanggal 11 November 2019)

96
97
98
99
DAFTAR PUSTAKA

1. Victor P. Eroschenko, Atlas of Histology With Functional Correlation, Edisi


11, Lippincott Williams&Wilkins, Amerika Serikat, 2007.
2. Antohny L. Mescher, Junquira’s Basic Histology Text&Atlas,13th edition,
McGraw-Hill, Amerika Serikat, 2013.
3. Luiz Carlos Junqueira, dan Jose Carnerio, Histologi Dasar, 10th edition, Terj.
Jun Tambayong (Jakarta: EGC, 2007).
4. Lauralee Sherwood, Introduction to Human Physiology, 8th edition,
Brooks/Cole, Cengage Learning, Amerika Serikat, 2014.
5. Guyton AC, dan Hall JE, Textbook of Medical Physiology, 12th edition,
Saunders Elsevier, Amerika Serikat, 2014.
6. 1 Eko Adi Sarwoko, Kushartantya Kushartantya, dan Muhammad Silmi,”
Sistem Pakar Berbasis Web dan Mobile Web untuk Mendiagnosis Penyakit
Darah pada Manusia dengan menggunakan Metode Inferensi Forward
Chaining”. Journal Of Informatic And Technology. Vol. 2 No. 3, 2013,
7. Adam W.M. Mitchell, Richard L. Drake, Wayne Vogl, Gray’s Basic
Anatomy, Elsevier Churchill Livingstone, London, 2012.
8. Lili Irawati, Aktivitas Listrik Pada Otot Jantung, Jurnal Kesehatan Andalas.
Vol. 4. No. 2, 2015.
9. Deftia, Persarafan dan Hantaran Listrik Jantung,
https://dustygerbera.wordpress.com, 3 November 2019
10. Nimas firdaus. Di riview dan di edit oleh: dr. Yusra firdaus bagaimana cara
membaca hasil pengukuran tekanan darah saya?. 19 mei 2017.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/baca-hasil-tekanan -darah/. Di
akses pada tanggal 6 November 2019.

100

Anda mungkin juga menyukai