Anda di halaman 1dari 6

SKIZOFRENIA

RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT


Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com 016/PPK-KSM.S/II/2018 00 1/5

Ditetapkan di Tenggarong
Tanggal Terbit Direktur,
PANDUAN
PRAKTIK
KLINIS
12 Februari 2018 dr. Martina Yulianti, Sp.PD.FINASIM., MARS
NIP. 197107122000122002
Suatu sindrom yang ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan
karakteristik dari pkiran dan persepsi serta afek yang tidak wajar.
Kesadaran jernih dan kemampuan intelektual tetap terpelihara walaupun
dapat berkembang kemunduran kognitif kemudian.

Terdapat prubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu


keseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri
(self absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.

Adanya gejala di bawah ini,sedikitnya dua atau lebih yang berlangsung


selama kurun waktu sebulan atau lebih
A. Pikiran bergema (thought echo), penarikan pikiran atau
penyisipan (thought withdrawal atau thought insertion), dan
penyiaran pikiran (thought broadcasting).
B. Waham:dikendalikan (d.of control), dipengaruhi (d.of influenced),
atau “passivity”, yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh atau
pergerakan anggota gerak, atau pikiran, perbuatan atau perasaan
(sensations) khusus; waham persepsi.
C. Halusinasi berupa suara yang berkomentar atau perintah dan
atau bentuk halusinasi suara lainnya yang datang dari beberapa
1. DEFINISI bagian tubuh.
D. Waham-waham menetap
E. Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang/melayang maupun
yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,
ataupun oleh ide-ide berlebihan (overvaluedideas) yang menetap,
atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu- minggu atau
berbulan-bulan terus menerus
F. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan
(interpolasi) yang berakibat inkoheren atau pembicaraan tidak
relevan atau neologisme.
G. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),
sikap tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea,
negativism, mutisme, dan stupor.
H. Gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh (apatis),
pembicaraan yang terhenti, dan respons emosional yang
menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

ICD 10 : F20. Skizofrenia


SKIZOFRENIA

RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT


Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com 016/PPK-KSM.S/II/2018 00 2/5

F20.0 Skizofrenia paranoid


F20.1 Skizofrenia hebefrenik
F20.2 Skizofrenia katatonik
F20.3 Skizofrenia tak terinci
F20.4 Depresi pasca skizofrenia
F20.5 Skizofrenia residual
F20.6 Skizofrenia simpleks
F20.0 Skizofrenia YTT
Pada anamnesis perlu digali penjelasan mengenai: Deskripsi jelas
keluhan pasien.
 Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas, atau apabila
terjadi setiap hari selama berminggu- minggu atau berbulan-bulan
terus menerus
 Adanya pembicaraan inkoheren atau tidak relevan atau
neologisme.
 Adanya pikiran yang aneh yang tidak sesuai realita (waham)
 Marah-marah tanpa sebab, kecurigaan berat
 Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),
2. ANAMNESIS sikap tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea, negativism,
mutisme, dan stupor.
 Gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh (apatis),
pembicaraan yang terhenti, dan respons emosional yang menumpul
atau tidak wajar,
 Menarik diri dari pergaulan sosial
 Menurunnya kinerja sosial dan penarikan diri secara sosial.
 hilangnya minat, tak bertujuan,
 sikap malas,
 sikap berdiam diri (self absorbed attitude)
 perilaku membahayakan diri sendiri atau oranglain
A. Pemeriksaan Fisik
B. Pemeriksaan Psikiatri :
- Proses Pikir: Asosiasi longgar, intrusi berlebihan, terhambat,
klang asosiasi, ekolalia, alogia, neologisme.
- Isi Pikir: Waham: kejar, kebesaran, rujukan, penyiaran pikiran
penyisipan pikiran dan atau aneh
- Persepsi; Halusinasi, ilusi, depersonalisasi dan derealisasi.
3. PEMERIKSAAN - Emosi berupa afek dasar (tetapi tidak patognomonik): Afek
FISIK tumpul atau datar, tak serasi, afek labil
- Perilaku aneh: gaduh gelisah, posturing,fleksibilitas cerea,
negativistik, mutismen dan atau stupor
- Motivasi/gejala negatif< seperti apatis, reaksi emosi tumpul.
- Neurokognitif; terdapat gangguan atensi, menurunnya
kemampuan untuk menyelesaikan masalah
- Memori (misalnya, memori kerja, spasial dan verbal) serta fungsi
eksekutif.
٠ Adanya gejala A sampai dengan D, ,sedikitnya dua atau lebih yang
4. KRITERIA
DIAGNOSIS berlangsung selama kurun waktu sebulan atau lebih.
٠ Adanya gejala E sampai dengan G,sedikitnya dua yang harus selalu
SKIZOFRENIA

RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT


Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com 016/PPK-KSM.S/II/2018 00 3/5

ada secara jelas.

● Gangguan Kondisi Medis Umum misalnya epilepsi lobus temporalis,


5. DIAGNOSIS tumor lobus temporalis atau frontalis, stadium awal sklerosis multipel
BANDING
dan sindrom lupus eritematosus
● Penyalahgunaan alkohol dan zat psikoaktif
● Gangguan Skizoafektif
● Gangguan afektif berat
● Gangguan Waham
● Gangguan Perkembangan Pervasif
● Gangguan Kepribadian Skizotipal
● Gangguan Kepribadian Skizoid
● Gangguan Kepribadian Paranoid
 Pemeriksaan berat badan (BMI), lingkaran pinggang, Tekanan
6. PEMERIKSAAN Darah
PENUNJANG  Pemeriksaan laboratorium, Darah Tepi Lengkap, fungsi liver, profil
lipid, fungsi ginjal, glukosa sewaktu
 PANSS
a.Fase Akut
7. TERAPI 1)Farmakoterapi
Langkah Pertama:
•Berbicara kepada pasien dan memberinya ketenangan.
Langkah Kedua:
•Keputusan untuk memulai pemberian obat. Pengikatan atau isolasi
hanya dilakukan sementara 2-3 jam dan bila pasien berbahaya
terhadap dirinya sendiri dan orang lain serta usaha restriksi lainnya
tidak berhasil.
Obat injeksi:
a. Olanzapine, dosis 10 mg/injeksi, intramuskulus, dapat diulang
setiap 2 jam, dosis maksimum 30mg/hari.
b. Aripriprazol, dosis 9,75 mg/injeksi (dosis maksimal 29,25
mg/hari), intramuskulus.
b. Haloperidol, dosis 5mg/injeksi im,dapat diulang setiap
setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari.
c. Diazepam 10mg/injeksi, intravena/intramuskulus, dosis
maksimum 30mg/hari.
Obat oral:
- Pemilihan antipsikotika sering ditentukan oleh pengalaman pasien
sebelumnya dengan antipsikotika.
- Pada fase akut, obat segera diberikan dan dosis dimulai dari
dosis anjuran dinaikkan perlahan-lahan secara bertahap dalam
waktu 1 – 3 minggu, sampai dosis optimal yang dapat
SKIZOFRENIA

RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT


Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com 016/PPK-KSM.S/II/2018 00 4/5

mengendalikan gejala.
- Risperidon
- Olanzapin
- Quetiapin
- Klozapin
- Aripiprazol
- Haloperidol
- Trifluoperazin
2) Psikoedukasi
3) Terapi lainnya
ECT dapat dilakukan pada Skizofrenia katatonik dan Skizofrenia
refrakter Rujuk ke RSJ
b.Fase Stabilisasi
1) Farmakoterapi
Setelah diperoleh dosis optimal, dosis tersebut dipertahankan selama
lebih kurang 8 – 10 minggu sebelum masuk ke tahap rumatan. Pada
fase ini dapat juga diberikan obat anti psikotika jangka panjang
(long acting injectable), setiap 2-4 minggu.
Antipsikotik depo:
• Risperidon long acting
• Flufenazin dekanoat
• Haloperidol dekanoat
2) Psikoedukasi

c.Fase Rumatan
1) Farmakoterapi
Dosis mulai diturunkan secara bertahap sampai diperoleh dosis
minimal yang masih mampu mencegah kekambuhan.
Bila kondisi akut, pertama kali, terapi diberikan sampai dua tahun,
Bila sudah berjalan kronis dengan beberapa kali kekambuhan, terapi
diberikan sampai lima tahun bahkan seumur hidup.
2)Psikoedukasi untuk Rehabilitasi
Prognosis qoa ad Vitam ad bonam
8. EDUKASI Prognosis qua ad functionam dubia ad bonam/ad malam
a. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.
9. PROGNOSIS Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia (PPDGJ) III. Cetakan Pertama. 1993.
b. Cancro R, Lehmann HE. Schizophrenia: Clinical features. Dalam:
Kaplan dan Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry,
Sadock BJ, Sadock VA, edit, seventh ed. Lippincott Williams dan
Wilkins, A Wolter Kluwer Company, 2000, hal.1169-1198
c. Marder SR. Schizophrenia: Somatic treatment Dalam: Kaplan dan
Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry, Sadock BJ,
Sadock VA, edit, seventh ed. Lippincott Williams dan Wilkins, A
Wolter Kluwer Company, 2000, hal.1199-1231
d. PDSKJI, Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia, 2011
10. KEPUSTAKAAN Suatu sindrom yang ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan
SKIZOFRENIA

RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT


Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com 016/PPK-KSM.S/II/2018 00 5/5

karakteristik dari pkiran dan persepsi serta afek yang tidak wajar.
Kesadaran jernih dan kemampuan intelektual tetap terpelihara walaupun
dapat berkembang kemunduran kognitif kemudian.

Terdapat prubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu


keseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri
(self absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.

Adanya gejala di bawah ini,sedikitnya dua atau lebih yang berlangsung


selama kurun waktu sebulan atau lebih
I. Pikiran bergema (thought echo), penarikan pikiran atau
penyisipan (thought withdrawal atau thought insertion), dan
penyiaran pikiran (thought broadcasting).
J. Waham:dikendalikan (d.of control), dipengaruhi (d.of influenced),
atau “passivity”, yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh atau
pergerakan anggota gerak, atau pikiran, perbuatan atau perasaan
(sensations) khusus; waham persepsi.
K. Halusinasi berupa suara yang berkomentar atau perintah dan
atau bentuk halusinasi suara lainnya yang datang dari beberapa
bagian tubuh.
L. Waham-waham menetap
M. Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang/melayang maupun
yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,
ataupun oleh ide-ide berlebihan (overvaluedideas) yang menetap,
atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu- minggu atau
berbulan-bulan terus menerus
N. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan
(interpolasi) yang berakibat inkoheren atau pembicaraan tidak
relevan atau neologisme.
O. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),
sikap tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea,
negativism, mutisme, dan stupor.
P. Gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh (apatis),
pembicaraan yang terhenti, dan respons emosional yang
menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

ICD 10 : F20. Skizofrenia


F20.0 Skizofrenia paranoid
F20.1 Skizofrenia hebefrenik
F20.2 Skizofrenia katatonik
F20.3 Skizofrenia tak terinci
F20.4 Depresi pasca skizofrenia
F20.5 Skizofrenia residual
F20.6 Skizofrenia simpleks
SKIZOFRENIA

RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT


Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com 016/PPK-KSM.S/II/2018 00 6/5

F20.0 Skizofrenia YTT

Ketua Komite Medik, KSM Saraf,

dr. Suherman A Tambunan,,M.Ked(Neu),Sp.S dr. Ibnoe Soedjarto, M.Si.Med., Sp.S


NIP. 19750811 200212 1 006 NIP. 197012202002121002

Anda mungkin juga menyukai