Anda di halaman 1dari 9

FKIP UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI SEMINAR NASIONAL

Pendidikan Budaya dan Sejarah “Dibalik Revitalisasi Budaya”


ISBN: 978-602-72362-7-1

RUMAH ADAT USING BANYUWANGI: KAJIAN BUDAYA DALAM


MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Rachmaniah M. Hariastuti
Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas PGRI Banyuwangi
Indonesia
mirzarachmania@gmail.com

Abstrak
Rumah adat Using adalah suatu bangunan tradisional yang berfungsi sebagai tempat
tinggal yang dibangun oleh masyarakat suku Using, Banyuwangi. Sebagai bagian
dari budaya, rumah adat Using memiliki banyak hal yang dapat dieksplorasi untuk
dapat diketahui bentuk dan struktur dasarnya. Rumah adat Using merupakan bagian
dari pola hidup serta adat istiadat dari suatu masyarakat di suatu daerah yang disadari
atau tidak memuat konsep-konsep matematika namun tidak disadari secara langsung
oleh masyarakat. Hasil eksplorasi terhadap bentuk dan struktur rumah adat Using
menunjukkan bahwa terdapat konsep pembelajaran matematika sederhana khususnya
geometri. Hal ini menjadi dasar pengembangan media pembelajaran matematika
berbasis rumah adat Using.

Kata kunci: Rumah Adat Using, Media Pembelajaran Matematika, Geometri

Abstract
Using traditional house is a traditional building that functions as a residence built by
Using tribe people, Banyuwangi. As part of culture, Using custom houses have
many things that can be explored to find out their basic shape and structure. Using
traditional house is part of the pattern of life and customs of a society in an area that
is realized or does not contain mathematical concepts but is not realized directly by
the community. The results of exploration of the shape and structure of Using
traditional houses show that there are concepts of simple mathematics learning,
especially geometry. This has become the basis for the development of using
traditional home based mathematics learning media.

Keywords: Traditional Using House, Learning Media Mathematics, Geometry

1. Pendahuluan Rumah adat dapat menjadi


Bangsa Indonesia merupakan bangsa representasi budaya yang paling tinggi
yang kaya akan keragaman budaya. Salah dalam sebuah komunitas masyarakat.
satu keragaman budaya tersebut tampak Kabupaten Banyuwangi merupakan salah
pada rumah adat tiap suku pada berbagai satu Kabupaten dengan representasi budaya
daerah. Rumah adat merupakan suatu yang beragam. Posisi kabupaten yang
bangunan yang memiliki ciri khusus dan berbatasan dengan Kabupaten Jember dan
digunakan untuk tempat tinggal suku Bondowoso di sebelah barat, Kabupaten
tertentu. Seiring perkembangan zaman dan Situbondo dan Bondowoso di sebelah utara,
teknologi, penggunaan rumah adat sebagai Selat Bali di sebelah timur dan Samudra
tempat tinggal sudah mulai ditinggalkan. Indonesia di sebelah selatan memungkinkan
Namun hal ini tidak berarti bahwa berkembangnya berbagai budaya pada
masyarakat harus melupakan tentang masyarakat Banyuwangi.
potensi rumah adat sebagai bagian dari Posisi Banyuwangi tersebut
budaya. memungkinkan berkembangnya budaya
DOI: 10.31227/osf.io 56 | P a g e
FKIP Universitas PGRI Banyuwangi Seminar Nasional
Pendidikan Budaya dan Sejarah: “Dibalik Revitalisasi Budaya”
ISBN: 978-602-72362-7-1
pada masyarakat Banyuwangi. Keberadaan Banyuwangi. Beberapa desa yang masih
suku asli Banyuwangi yang bernama suku memperlihatkan kekhasan budaya Osing,
Using (pada beberapa referensi lain disebut bahkan disebut pusat komunitas Osing
Osing), menunjukkan bahwa Banyuwangi adalah Desa Kemiren, Kecamatan Glagah
memiliki perkembangan kebudayaan yang dan Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi
sangat baik. Berbagai hal terkait budaya (Suprijanto, 2002:13). Menurut Yuliatik &
suku Using telah banyak menjadi Puji (2014:23) rumah Using memiliki
pengkajian baik dari segi budaya maupun tampilan ruang yang sederhana dan identik
hal-hal lain, salah satunya tentang rumah dengan rumah kampung. Hal ini berkaitan
adat suku Using. erat dengan struktur sosial pada masyarakat
Rumah adat suku Using masih Using yang mewakili lapisan masyarakat
dipertahankan di beberapa daerah di biasa.

Gambar 1. Rumah Adat Using, Banyuwangi (Setyabudi, 2011:4)


Keberadaan rumah adat suku Using diffused and specialized in diverse cultural
yang masih dipertahankan, bahkan systems”, yang dapat diterjemahkan
dilestarikan dan dikembangkan kembali di sebagai: etnomatematika sering diartikan
beberapa kawasan, menjadikan rumah adat sebagai studi tentang hubungan antara
Using bahan yang menarik untuk dikaji matematika (pembelajaran matematika)
secara budaya dan pembelajaran berbasis dengan latar belakang sosial budaya yang
etnografi. Salah satu pembelajaran yang berhubungan yang menunjukkan
dapat dikembangkan dengan dasar rumah bagaimana matematika dihasilkan,
adat Using adalah matematika. Hal ini dialihkan, disebarkan dan dikhususkan
dapat dilakukan karena secara nyata atau dalam sistem budaya yang beragam.
tersirat dapat ditemukan konsep-konsep Pendapat tersebut menunjukkan bahwa
matematika dalam budaya masyarakat,
dalam setiap kegiatan sosial budaya
khususnya rumah adat Using.
memuat konsep-konsep matematika yang
Konsep-konsep matematika yang
secara khusus dapat dikembangkan dalam
diterapkan dalam suatu budaya masyarakat
dikenal sebagai etnomatematika. Zhang & proses pembelajaran.
Zhang (2010:151) berpendapat Berdasarkan pembahasan di atas
“ethnomathematics is often defined as the dapat ditentukan rumusan masalah
research on the relationship between sebagai berikut: (1) bagaimana bentuk
mathematics (mathematics education) and dan struktur rumah adat suku Using ?; (2)
the corresponding social and cultural Bagaimana pengembangan media
backgrounds, namely the research shows pembelajaran berbasis etnomatematika
how is matyematics produced, transferred, rumah adat suku Using ?.
2. METODE adat suku Using, kemudian
mengembangkan media pembelajaran
Penelitian ini merupakan penelitian matematika berbasis bentuk dan struktur
eksploratif-deskriptif yang bertujuan untuk rumah adat suku Using. Daerah penelitian
mengeksplorasi bentuk dan struktur rumah ditentukan di Desa Kemiren, Kecamatan
DOI: 10.31227/osf.io 57 | P a g e
FKIP UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI SEMINAR NASIONAL
Pendidikan Budaya dan Sejarah “Dibalik Revitalisasi Budaya”
ISBN: 978-602-72362-7-1

Glagah, Kabupaten Banyuwangi yang Penelitian dilakukan berdasarkan


dipilih karena populasi rumah adat Using di kerangka sebagai berikut:
daerah tersebut masih cukup banyak.

Gambar 2. Kerangka Penelitian

Data diperoleh melalui kajian pembelajaran matematika yang bersesuaian.


pustaka, observasi, dan wawancara dengan
narasumber yang ditentukan secara HASIL DAN PEMBAHASAN
Purposive Sampling. Narasumber
merupakan pemilik rumah adat suku Using Rumah adat merupakan suatu
di Desa Kemiren dan seniman Using bangunan berciri tradisional yang
Banyuwangi. Hasil kajian pustaka dan difungsikan sebagai tempat tinggal dan
observasi serta wawancara dengan aktivitas yang lain oleh sekumpulan
narasumber digunakan sebagai bahan masyarakat suku tertentu. Akibatnya rumah
penentuan konsep etnomatematika pada adat tiap-tiap suku di Indonesia pasti
rumah adat Using. memiliki ciri tententu yang membedakan
Penelitian difokuskan pada eksplorasi antara satu suku dengan suku lainnya.
bentuk dan struktur rumah adat Using Rumah adat Using adalah bangunan tempat
kemudian mengembangkan media tinggal yang dibuat oleh suku Using di
pembelajaran matematika berbasis bentuk Banyuwangi.
dasar rumah adat Using tersebut. Salah satu daerah yang masih banyak
Pengembangan media pembelajaran melestarikan rumah adat Using adalah
dilakukan dengan model ADDIE (Analysis, wilayah Desa Kemiren, Kecamatan Glagah,
Design, Development, Implementation, and Kabupaten Banyuwangi. Desa Kemiren
Evaluation) yang dibatasi sampai pada juga dikenal sebagai Desa Adat oleh
development. Hal ini dilakukan karena masyarakat suku Using. Berbagai budaya
keterbatasan waktu sehingga tidak diupayakan untuk terus dilestarikan di Desa
dilakukan validasi, ujicoba, dan evaluasi Kemiren, salah satunya rumah adat suku
produk. Hasil pengembangan media Using.
dianalisis berdasarkan indikator konsep

DOI: 10.31227/osf.io 58 | P a g e
FKIP Universitas PGRI Banyuwangi Seminar Nasional
Pendidikan Budaya dan Sejarah: “Dibalik Revitalisasi Budaya”
ISBN: 978-602-72362-7-1

Gambar 3. Beberapa Rumah Adat Using di Kawasan Desa Wisata Kemiren


Menurut Senjaya & Gunawan 2010:60). Menurut Setyabudi (2011:5)
(2014:343) rumah tradisional Osing orientasi kosmologis tersebut dipengaruhi
memiliki keunikan dari segi bentuk oleh kepercayaan bahwa rumah tidak boleh
arsitektural dan struktur konstruksinya yang menghadap gunung (orientasi terhadap
berbeda dengan rumah adat tradisional di kaidah agama), serta harus menghadap
daerah lain. Keunikan tersebut dapat jalan.
menjadi bahan untuk mengenalkan pada Bentuk dasar rumah Using dapat
masyarakat mengenai identitas asli rumah dikenali melalui bentuk atapnya yang terdiri
Using. Rumah adat Using berorientasi dari 3 jenis, yaitu cerocogan, baresan, dan
kosmologis utara-selatan (Nur, dkk, tikel balung (Nur, dkk, 2010:66).

Gambar 4. Bentuk Atap Rumah Adat Using (Nur, dkk, 2010:66)


Menurut Setyabudi (2011:6) atap terbagi tradisional seperti di Baran, Malang; dan
menjadi tiga bentukan, yaitu (1) cerocogan (3) tikel balung yang terdiri atas empat sisi.
yang hampir sama dengan rumah kampung Menurut narasumber hingga saat ini yang
pada umumnya (terdiri atas dua sisi masih banyak digunakan oleh masyarakat
atap/pelana); (2) baresan terdiri atas tiga adalah bentuk tikel dan cerocogan yang
sisi yang biasanya terdapat pada desa luasnya menyesuaikan dengan luas tanah

DOI: 10.31227/osf.io 59 | P a g e
FKIP UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI SEMINAR NASIONAL
Pendidikan Budaya dan Sejarah “Dibalik Revitalisasi Budaya”
ISBN: 978-602-72362-7-1

yang digunakan. pawon. Mbyale merupakan ruangan tempat


Ruangan menjadi bagian yang menerima tamu atau berkumpulnya
penting dalam rumah adat Using. Tiap keluarga. Jerumah adalah bagian pribadi
ruangan memiliki fungsi tertentu sesuai dari pemilik rumah yang dapat diasumsikan
kebutuhan masing-masing keluarga. Secara juga sebagai kamar tidur. Sedangkan pawon
umum rumah adat Using dibagi menjadi adalah dapur.
tiga ruangan yaitu mbyale, jerumah, dan

Gambar 5. Mbyale pada Rumah Adat Using

DOI: 10.31227/osf.io 60 | P a g e
FKIP Universitas PGRI Banyuwangi Seminar Nasional
Pendidikan Budaya dan Sejarah: “Dibalik Revitalisasi Budaya”
ISBN: 978-602-72362-7-1

Gambar 6. Jerumah pada Rumah Adat Using

Gambar 7. Pawon pada Rumah Adat Using

Menurut Suprijanto (2002:16) tanding tanpa paku, tetapi menggunakan


struktur utama rumah Using berupa susunan paju (pasak pipih).
rangka 4 tiang (saka) kayu dengan sistem

DOI: 10.31227/osf.io 61 | P a g e
FKIP UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI SEMINAR NASIONAL
Pendidikan Budaya dan Sejarah “Dibalik Revitalisasi Budaya”
ISBN: 978-602-72362-7-1

Gambar 8. Komponen Kayu dalam Rumah Adat Using

Gambar 9. Komponen Kayu dalam Kerangka Rumah Adat Using


Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber).
narasumber diperoleh keterangan tentang Dinding rumah umumnya masih
komponen-komponen kayu dalam rumah terbuat dari anyaman bambu (gedheg).
adat Using. Kayu panjang di atas rumah Gedheg tersebut umumnya digunakan
disebut dengan suwunan. Dua kayu yang sebagai dinding samping dan belakang serta
berdiri pendek dinamakan ander. Kayu partisi rumah (Suprijanto, 2002:16).
yang membentu sisi-sisi miring segitiga Menurut narasumber, anyaman bambu pada
disebut ampik-ampik. Kayu dibawah ander dinding rumah adat Using hanya berfungsi
dinamakan lambang dan dibawah lambang sebagai penutup dan motifnya terserah pada
terdapat jait pendek yaitu tiang yang pemilik rumah. Pada ruang selain kamar
menghubungkan saka depan ke saka tidur (jerumah) digunakan anyaman bambu
belakang. Kayu yang menghubungkan dua tunggal sehingga sirkulasi udara tetap segar.
lambang disebut penglari dan dibawah Sedangkan pada bagian jerumah digunakan
penglari terdapat jait panjang yaitu tiang anyaman bambu yang ganda agar tidak
yang menghubungkan saka kiri dan saka terlihat bagian dalam ruangan dari luar.
kanan (Hasil wawancara dengan

DOI: 10.31227/osf.io 62 | P a g e
FKIP Universitas PGRI Banyuwangi Seminar Nasional
Pendidikan Budaya dan Sejarah: “Dibalik Revitalisasi Budaya”
ISBN: 978-602-72362-7-1

Gambar 10. Dinding Gedheg pada Rumah Adat Using


Berdasarkan bentuk dan struktur ini dikhususkan pada pembahasan materi
dasar rumah adat Using yang telah geometri. Selain untuk pengenalan bentuk
dieksplorasi, dapat dilakukan bidang datar sederhana, media ini juga
pengembangan media pembelajaran dapat digunakan untuk pengenalan konsep
matematika berbasis rumah adat Using kesebangunan dan kekongruenan.
tersebut. Media pembelajaran matematika

Gambar 11. Miniatur Rumah Adat Using di Desa Kemiren


Miniatur rumah adat Using yang ada Selain itu adanya perulangan bentuk yang
di Desa Kemiren memberikan inspirasi serupa seperti pada genting, dinding, pagar,
bahwa bentuk dasar rumah adat Using dan lain-lain juga dapat digunakan sebagai
dapat digunakan sebagai media media untuk mengenalkan konsep
pembelajaran untuk mengenalkan konsep- kesebangunan dan kekongruenan.
konsep dasar bidang datar sederhana Pengembangan media tersebut
khususnya bangun segiempat dan segitiga. dilakukan dalam bentuk berikut.

DOI: 10.31227/osf.io 63 | P a g e
FKIP UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI SEMINAR NASIONAL
Pendidikan Budaya dan Sejarah “Dibalik Revitalisasi Budaya”
ISBN: 978-602-72362-7-1

Gambar 12. Media Hasil Pengembangan

Pengembangan media dilakukan dengan DAFTAR RUJUKAN


memodifikasi bentuk pagar dan dinding Nur, T. K., Antariksa, & Sari, N. (2010).
sehingga memunculkan konsep-konsep Pelestarian Pola Permukiman
segiempat (persegi, persegipanjang,
Masyarakat Using di Desa Kemiren
jajargenjang, layang-layang) dan segitiga.
Sedangkan kesebangunan dan Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Tata
kekongruenan terdapat pada kayu reng dan Kota dan Daerah, Vol. 2, No. 1 , 59-
genting rumah. 73.
Media hasil pengembangan tersebut Senjaya, L., & Gunawan, R. (2014).
belum melalui tahap validasi dan ujicoba Fasilitas Budaya Osing di Desa
penggunaan dalam pembelajaran sehingga Kemiren Banyuwangi. Jurnal
belum dapat ditentukan efektivitasnya
eDimensi Arsitektur, Vol II, No. 1 ,
dalam pembelajaran.
343-350.
KESIMPULAN DAN SARAN Setyabudi, I. (2011). Nilai Guna Ruang
Rumah Tinggal Suku Using
Bentuk dasar rumah Using dapat dikenali Banyuwangi dalam Kegiatan Sosial,
melalui bentuk atapnya yang terdiri dari 3 Budaya, dan Agama. Local Wisdom-
jenis, yaitu cerocogan, baresan, dan tikel
Jurnal Ilmiah Online, ISSN: 2086-
balung. Secara umum rumah adat Using
dibagi menjadi tiga ruangan yaitu mbyale, 3764 , 01-08.
jerumah, dan pawon dengan penggunaan Suprijanto, I. (2002). Rumah Tradisional
komponen-komponen kayu dan bahan- Osing: Konsep Ruang dan Bentuk.
bahan alami. Bentuk dasar rumah adat Dimensi Teknik Arsitektur, Vol. 30,
Using dapat digunakan untuk mengenalkan No. 1 , 10-20.
konsep-konsep dasar bidang datar Yuliatik, E., & Puji, S. (2014). Suku Osing.
sederhana khususnya bangun segiempat dan
Surakarta: Jurusan Seni Media
segitiga dalam bentuk media pembelajaran
matematika. Selain itu adanya perulangan Rekam Institut Seni Indonesia (ISI)
bentuk yang serupa seperti pada genting, Surakarta.
dinding, pagar, dan lain-lain juga dapat Zhang, W., & Zhang, Q. (2010).
digunakan sebagai media untuk Ethnomathematics and Its Integration
mengenalkan konsep kesebangunan dan within the Mathematics Curriculum.
kekongruenan. Penelitian selanjutnya dapat
difokuskan pada ujicoba media yang telah Journal of Mathematics
dikembangkan berbasis rumah adat Using Education, Vol. 3, No. 1 , 151-
dalam pembelajaran matematika. 157.

DOI: 10.31227/osf.io 64 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai