Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

Nama : Firly Andini


NPM : 1506729821
Kelas :H

Nama Prosedur Resusitasi Jantung Paru (RJP)


Indikasi 1. Henti jantung
2. Henti napas (obstruksi jalan napas akibat benda asing,
tersedak, tersengat listrik, syok hipovolemik karena
pendarahan, reaksi anafilaktik, tenggelam, overdosis
obat,ketidakseimbangan elektrolit)
3. Ventilasi fibrilasi (keadaan dimana konstraksi yang
tak korrdinasi sekaligus dari semua otot ventrikel
walaupun aliran sinyal-sinyal perangsangan yang sangat
banyak di seluruh ventrikel, ruangan di dalam ventrikel
tidak membesar, tidak berkonstraksi, dan tidak
memompakan darah yang efektif)
4. Asistole ( keadaan dimana tidak ada gambaran systole lagi
dalam EKG (garis lurus).
Masalah Keperawatan 1. Henti nafas berhubungan dengan jalan nafas
tersumbat.

Nursing Outcome 1. Napas spontan dan nadi telah kembali


Criteria/Kapan RJP 2. Pupil menunjukan dilatasi dan gambaran EKG normal
dihentikan
Persiapan Alat 1. Alat Peraga 4. Tissu pembersih
2. Kantung Ambu 5.
3. Masker 6.
Prosedur Rasional
Pengkajian awal
1. Periksa keadaan anak dan pastikan Memastikan tingkat kesadaran anak dan
kondisi lingkungan aman, lalu ketuk apakah anak benar membutuhkan bantuan.
anak pada bagian bahu dan berteriak,
"Apakah Anda baik-baik saja?"
Pada bayi, sentil bagian bawah kaki
untuk mendapatkan respons.
2. Cari bantuan atau hubungi nomor Mendapatkan supervisi dari orang lain
darurat (112). Jika anak tidak terkait tindakan dan segera mendapat
merespons, minta pengantar untuk bantuan dari pihak yang lebih advance
melakukan panggilan darurat, lalu
berikan sekitar 2 menit perawatan.

- Jika Anda sendirian dengan anak atau


bayi, berikan perawatan selama 2 menit,
kemudian hubungi nomor darurat.
- Jika anak atau bayi merespons,
hubungi nomor darurat untuk
melaporkan kondisi yang mengancam
jiwa dan dapatkan persetujuan untuk
memberikan perawatan. Periksa anak
dari ujung kepala hingga ujung kaki dan
ajukan pertanyaan untuk mencari tahu
apa yang terjadi.
3. Periksa pernapasan. Dengarkan baik- Memastikan pola napas bayi ada/tidak
baik, tidak lebih dari 10 detik untuk
suara napas. (Hembusan napas yang
hanya sesekali berarti tidak bernafas.)

Bayi biasanya bernafas secara berkala,


jadi perubahan pada pola pernapasan
merupakan kondisi normal.
4. Jika korban tidak bernapas, lakukan Klien tidak bernapas dan membutuhkan
teknik airways terlebih dahulu. bantuan segera.
Teknik Airways
1. 1. Buka jalan napas korban Hal ini efektif untuk membuka jalan napas
 Tengadahkan kepala dan topang dagu karena berfungsi untuk memindahkan lidah
korban (Head Tilt and Chin Lift) bila atau epiglotis yang mengobstruksi jalan
tidak terdapat cedera kepala atau leher napas.
dengan cara satu tangan pada dahi,
tekan ke belakang
 Tempatkan satu tangan pada dahi
korban dan berikan tekanan yang kuat
ke arah belakang dengan
menggunakan telapak tangan untuk
memiringkan kepala kearah belakang
 Letakkan jari-jari tangan yang lain
(selain ibu jari) di bagian tulang
rahang sebelah bawah dekat dagu dan
angkat untuk membawa dagu ke
depan dan gigihampir menutupi

2. Pegang sudut bagian bawah rahang Digunakan untuk membuka jalan napas
korban dan angkat dengan kedua pada cedera leher atau kepala.
tangan, satutangan pada setiap sisi,
menggerakkan mandibula ke depan
(Jaw Thrust) sambil memiringkan
kepala ke arah belakang.

3. Lakukan teknik breathing Jika anak tidak responsive terhadap


pemberian teknik airways
Teknik Breathing
1. Buka jalan napas. Posisikan anak Hal ini agar mengefektifkan pembukaan
berbaring telentang, miringkan kepala jalan napas.
ke belakang sedikit dan angkat dagu.
2. Jika anak atau bayi tidak bernafas, Klien dengan posisi telentang
berikan 2 kali napas bantuan 1,5 – 2 memungkinkan terjadi obstruksi jalan
detik setiap kali, diikuti dengan 10 – 20 napas sebagian atau total oleh jatuhnya
kali napas per menit lida, untuk itu perlu dihiperekstensikan
Dengan kepala miring ke belakang agar napas klien dapat dipertahankan.
sedikit dan dagu terangkat, cubit hidung
anak, buat posisi yang sempurna
dengan menempatkan mulut anda di
atas mulut anak dan bernafas ke mulut
anak.

Untuk bayi, gunakan mulut Anda untuk


membuat posisi sempurna di atas mulut
dan hidung bayi, lalu tiuplah selama
satu detik untuk membuat dada jelas
naik.
3. Observasi naik turunnya dinding dada Apabila paru-paru tidak mengembang, atur
setiap klien bernapas. Apabila paru- kembali posisi kepala dan leher dan periksa
paru tidak mengembang, atur kembali adanya obstruksi jalan napas yang terlihat
posisi kepala dan leher dan periksa
adanya obstruksi jalannapas yang
terlihat.
4. Kaji adanya denyut arteri Arteri karotis yang paling mudah terlihat
karotis. Pemeriksaan nadi dilakukan atau teraba denyutnya. Jika tidak teraba,
selama 5 – 10 detik.Jika arteri karotis disarankan mengkaji arteri barkialis
tidak teraba, disarankan mengkaji arteri
barkialis
5. Lakukan teknik compression. Jika anak atau bayi tidak responsif
terhadap pemberian teknik breathing.
Teknik Compression
1. Posisikan tubuh penyelamat dengan Posisi yang aman untuk mencegah cedera
berlutut di samping anak atau bayi. lain pada tubuh anak atau bayi selama RJP.
2. Berikan dorongan yang kuat dan cepat. Pemberian tindakan yang cepat dan tepat
serta penggunaan jari tangan dapat
-Untuk anak-anak, letakkan tumit satu mencegah cedera pada sternum.
tangan di tengah dada, lalu letakkan
tumit tangan lainnya di atas tangan
pertama, dan satukan jari-jari Anda.
Berikan 30 kali atau 100x/menit
kompresi cepat yang masing-masing
sekitar 2,5-4 cm.

-Untuk bayi, gunakan dua atau tiga jari


(jari telunjuk, jari tengah, dan jari
manis/ibu jari kanandan kiri dengan
jari yang lainnya melingkari dada
dan punggung bayi) untuk memberikan
30 kali atau 100x/menit kompresi cepat
yang masing-masing sekitar 1,5-2,5 cm.
3. Berikan 2 kali napas bantuan. Lakukan Melihat adanya respon (bernapas spontan)
ventilasi (1-1,5 detik) pada akhir setiap dari klien.
kompresi kelima.
4. Kaji kembali kondisi anak setelah 10 Melihat respon klien setelah pemberian
kali siklus (tiap siklus 5 kompresi 1 bantuan RJP
ventilasi)
5. Lanjutkan langkah RJP pada korban Karena keselamatan dari penolong adalah
sampai terlihat tanda-tanda kehidupan hal yang diprioritaskan terlebih dulu.
yang jelas, seperti bernapas atau sampai
AED siap digunakan, datangnya
bantuan yang dapat mengambil alih,
anda terlalu lelah untuk melanjutkan,
atau lingkungan menjadi tidak aman.
Evaluasi Dokumentasi
1. Pola napas 1. Catat hari, tanggal, dan waktu
pelaksanaan
2. Pergerakan dan kesimetrisan rongga 2. Catat lokasi atau segmen dada yang
dada saat bernapas dilakukan fisioterapi
3. Suara napas 3. Catat respon pasien sebelum dan
sesudah melakukan terapi
4.

Referensi
American Red Cross. (2018). Child and Baby CPR. Retrieved from
https://www.redcross.org/take-a-class/cpr/performing-cpr/child-baby-cpr
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. (2010). Buku ajar keperawatan dasar: konsep,
proses, & praktik. Jakarta: EGC.
Phoeniex Children Hospital. (2009). How to Do Chest Physical Therapy (CPT) Babies and
Toddlers. Retrieved from https://www.phoenixchildrens.org/sites/default/files/health-
information/the-emily-center/child-health-topics/handouts/CPT-55a.pdf

Anda mungkin juga menyukai