Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BIOKIMIA

“KATABOLISME PROTEIN “

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:
Asna
Mega
Nur Aulia Puspita Sari (18930047)
Nurafifah
Damas
Melyn Ayu
Nadya
Azkia

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
5. Siklus Urea
Dari uraian tentang metabolisme asam amino telah diketahui bahwa NH 3
dapat dilepaskandari asam amino melalui reaksi transaminasi dan deaminasi. Pada reaksi
transiminasi gugus –NH2 yang dilepaskan diterima oleh suatu asam keton, sehingga terbentuk
asam amino baru dan asam keto lain, sedangkan pada reaksi determinasi, gugus NH2 dilepaskan
dalam bentuk amonia yang kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk urea dalam
urine. Amonia dengan kadar yang tinggi merupakan racun bagi tubuh manusia
(Poedjiadi,2006).
K r e b s & Kurt Hanselein pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian reaksi
kimia tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk dari
amonia dankarbondioksida melaui serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus ,yang mereka
namakan siklus urea. Pembentukan urea ini terutama berlangsung di dalam hati. Urea
merupakan suatu senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine
yang dikeluarkan dari dalam tubuh (Poedjiadi, 2006).
Urea terdiri atas beberapa tahap reaksi yang merupakan suatu siklus,
sebagai berikut (Poedjiadi,2006):

1. Tahap 1 Sintesis Karbamil Fosfat


Dalam reaksi pembentukan karbomil fosfat ini, satu mol amonia bereaksi dengan
satu mol karbohidrat dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini
membutuhkan energi, karenanya reaksi ini memlibatkan 2 mol ATP yang diubah
menjadi ADP.

Disamping ini sebagai kofaktor dibutuhkan MG++ dan N asetil Glutamat.


2. Tahap 2 Pembentukan Stirulin
Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin.
Dalam reaksi ini, bagian karbamil bergabung dengan ornitin dan memisahkan gugus
fosfat.Sebagai katalis pada pembentukan sitrulin adalah ornitin transkarba
milase yang terdapat pada bagian mitokondria sel hati.

3. Tahap 3 Pembentukan Asam Arginisuksinat


Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat. Reaksi
ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase sintase. Dalam reaksi tersebut ATP
merupakan sumber energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP.

4. Tahap 4 Penguraian Asam Arginosukinat


Dalam reaksi ini asam arginosukinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat.
Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat
di dalam hati dan ginjal.

5. Tahap 5 Penguraian Arginin


Reaksi ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam reaksi ini, arginin diuraikan
menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian ini ialah
arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi
kembali dengan karbamil fosfat untuk membentuk sitrulin. Demikian seterusnya reaksi
berlangsung secara berulang-ulang sehingga merupakan suatu siklus. Adapun urea yang
terbentuk dikeluarkan dari tubuh melalui urea.

Reaksi keseluruhan siklus urea ini ialah sebagai berikut :


2 NH3 + CO2 + 3 ATP + 2H2O→ Urea + Fumarat+ 2ADP + AMP + 2Pi + Ppi

Oleh karena pirofosfat yang terbentuk dalam reaksi ini (PPi) terhidrolisis lebih
lanjut menjadi fosfat, maka pembentukan satu molekul urea membutuhkan 4 ikatan
fosfat berenergi tinggi. Proses kimia dalam siklus urea ini terjadi dalam hati karena
enzim-enzim yang bekerja sebagai katalis terutama terdapat pada mitokondria pada
sel hati.

Tahapan-tahapan proses yang terjadi di dalam siklus urea

Pada eukariota, siklus urea merupakan bagian dari siklus nitrogen, yang
meliputi reaksi konversi amonia menjadi urea. Pada mamalia, siklus urea terjadi di
dalam hati, produk urea kemudian dikirimkan ke organ ginjal untuk diekskresi.
Dua jenjang reaksi pada siklus urea terjadi di dalam mitokondria (Poedjiadji,1994).
Tabel 1. Tahapan reaksi kimia pada siklus urea

Keterangan :
Pi : Ortofosfat atau fosfat anorganik
CPS-1 : enzim carbamoyl phosphate synthetase I
OTC : enzim Ornithine transcarbamoylase
ASS : enzim argininosuccinate synthetase
ASL : enzim argininosuccinate lyase
ARG1 : enzim arginase 1

Peranan Siklus Urea dalam Tubuh


Asam amino yang berasal protein dalam makanan diabsorsi melaluitranspor
aktif dan dibawa ke hati. Di hati, asam amino disintesis menjadi molekul protein atau
dilepas ke dalam sirkulasi untuk ditranspor ke dalam sel lain. Setelah memasuki sel-sel
tubuh, asam amino bergabung dengan ikatan peptida untuk membentuk protein seluler
yang dipakai untuk pertumbuhan dan regenerasi jaringan. Hanya ada sedikit simpanan
asam amino dalam sel-sel tubuh, kecuali sel-sel hati. Protein intraseluler tubuh sendiri
terus terhidrolisis menjadi asam amino dan disintesis ulang menjadi protein. Asam
amino dari makanan dan asam amino dari penguraian protein intraseluler membentuk
kelompok asam amino utama yang memenuhi kebutuhan tubuh (Poedjiadi, 2006).
Penguraian asam amino untuk energi berlangsung di hati. Jika sel telah
mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya, setiap asam amino tambahan
akan dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai lemak. Urea tidak diputus oleh
enzim manusia. Namun, bakteri, termasuk bakteri yang terdapat dalam saluran cerna
manusia, dapat memutuskan urea menjadi amonia dan CO₂. (urease, enzim yang
mengkatalisis reaksi ini, merupakan enzim pertama yang dapat dikristalisasi)
(Poedjiadi, 2006).
Sampai tahap tertentu, manusia mengekskresikan urea ke dalam usus dan air
liur. Bakteri usus mengubah urea menjadi amonia. Amonia ini serta amonia yang
dihasilkan oleh reaksi bakteri lain di dalam usus, diserap masuk ke dalam vena porta
hepatika. Dalam keadaan normal, amonia ini diekstrasi oleh hati dan diubah menjadi
urea (Poedjiadi, 2006).
DAFTAR PUSTAKA

Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran. Jakarta. EGC.
Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UIP.

Anda mungkin juga menyukai