Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
A. Sejarah singkat tentang Pembentukan Alam Semesta dan Kedudukan Bumi
sebagai Planet.
Sejarah awal mulanya pembentukan Alam semesta dimulai dari teori
Hipotesis Kabut. Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli filsafat dari Jerman
Immanuel Kant pada tahun 1755, kemudian dilanjutkan oleh seorang ahli
matematika yang berasal dari Perancis Pierre Laplace pada tahun 1796. Lalu
diteori ini disempurnakan oleh CF. Van Weizacher (1944) dan G.P. Kuiper (1951)
yang menduga bahwa pembentukan bumi berawal dari kabut gas yang amat panas,
sehingga disebut dengan teori kondensasi. Menurut (Sutarman, Wulandari, & dkk,
2016, hal. 26) menyatakan dalam teori kondensasi bahwa matahari, bumi, dan
planet-planet lainnya berasal dari kabut panas yang berputar di alam semesta.
Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl von
Weizsaeker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan Teori Awan Debu
(The Dust-Cloud Theory). Teori ini kemudian disempurnakan lagi oleh Gerard
P.Kuiper (1950), Subrahmanyan Chandrasekhar, dan lain-lain. Berdasarkan teori
terjadinya tata surya berdasarkan teori awan debu ini dikemukakan bahwa tata
surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu.
Teori pasang surut ini dikemukakan oleh seorang ilmuan Inggris Sir James
Jeans (1877-1946) bersama Harold Jeffreys (1891). Teori ini hampir sama dengan
teori Planetisimal. Bentuk gelombang pasang ini menurut (Harmoni, Pengantar
Ilmu Alamiah Dasar, hal. 44) menyerupai lidah raksasa pada permukaan matahari
yang mengarah pada bintang besar. Lalu lidah raksasa memadat dan kemudian
pecah menjadi benda tersendiri yang disebut planet. Planet tersebut akan berputar
mengelilingi matahari dengan lintasan elips. Dan teori akhir dalam pembentukan
sejarah alam semesta adalah Teori Dentuman besar yang dikemukakan oleh
seorang ahli astrifisika tahun 1949.
B. Konten materi terhadap KI 1, KI 2, dan KI 4.
1. KI 1

Keterkaitan antara KI 1 dengan tata surya dapat kita lihat dari proses
pembentukan alam semesta, dalam Al-qur’an banyak sekali menjelaskan
tentang ayat-ayat yang berkaitan dengan hal itu diantaranya adalah QS.Hud : 7

1
”Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar dia
menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika
kamu Berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan
dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan
berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".

Dari ayat Al-Qur’an surah Al- Huud ayat 7 yang berkaitan dengan enam
masa, banyak sekali para ilmuan yang menafsirkannya, sehingga banyak
menimbulkan perbedaan pendapat antara ilmuan yang satu dengan ilmuan
yang lainnya. Akan tetapi jika kita lihat urutan sejumlah ayat yang
menyebutkan proses terjadinya alam semesta melalui enam masa tersebut
sebagaimana yang tertera diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Masa 1 (An-nazi’at ayat 27) Penciptaan Langit Pertama Kali


Alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang
disebut ”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini
ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan
dan debu yang meledak yang terdiri dari hidrogen, sehingga dapat
dikatakan bahwa hidrogen adalah unsur pertama ketika dukhan
berkondensasi sambil berputar dan memadat. Selanjutnya, angin dan
bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, yang kemudian menyebar
dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang
tersisa berbentuk berupa piringan, kemudian membentuklah galaksi.
b. Masa 2 (An-nazi’at ayat 28) Pengembangan dan Penyempurnaan
Dalam ayat 28 terdapat dua poin pokok yaitu kata “meninggikan
bangunan” dan “menyempurnakan”. Kata “meninggikan bangunan” disini
hanya dapat dianalogikan sebagai alam semesta yang mengembang,
sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi.
Adapun kata “menyempurnakan” menunjukkan bahwa alam semesta tidak
serta merta terbentuk dalam artian terbentuk secara kebetulan, melainkan
dalam proses yang terus menerus berlangsung. Oleh sebab itu sudah tidak
heran lagi bahwa terjadinya alam semesta ini merupakan suatu hal yang
luar biasa dan menjadi pembicaraan yang aktual oleh para pencinta sains.

2
c. Masa 3 (An-nazi’at ayat 29) Pembentukan Tata Surya termasuk Bumi
Di dalam surat An-nazi’at ayat 29 ini saya menggaris bawahi
tentang penyebutan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan
siang yang terang benderang. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa penciptaan
matahari sebagai sumber cahaya dan bumi yang berotasi sehingga
terjadilah pergantian siang dan malam. Dalam pembentukan tata surya
banyak sekali yang memperkirakan bahwa pembentukan tata surya seperti
pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus.
Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya
ukurannya lebih kecil. Akan tetapi perkiraan diatas masih relatif
kebenarannya.
d. Masa 4 (An-nazi’at ayat 30) Awal Mula Daratan Bumi
Sebagaimana dalam surat An-nazi’at ayat 30 bahwa disana terdapat
kata-kata penghamparan, para ahli tafsir mengartikan penghamparan
adalah pembentukan superkontinen pangaea di permukaan Bumi. Perlu
diketahui pula antara masa 3 dan 4 ada kesesuaian dengan surat-surat lain
yang berhubungan dengan proses penciptaan alam semesta salah satunya
adalah surat Al-fusshilat ayat 9 yang artinya: “Katakanlah: ‘Sesungguhnya
patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan
kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu
adalah Rabb semesta alam”.
e. Masa 5 (An-nazi’at ayat 31) Awal Mula Lautan Bumi
Pada ayat ke 31 dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air
ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari
tidak ada air menjadi ada air. Air diperkirakan berasal dari komet yang
menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen
yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan
membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang
pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan
Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet.
f. Masa 6 (An-nazi’at ayat 32-33) Proses Geologis Serta Lahirnya Hewan
dan Tumbuhan
Dalam ayat di atas terdapat kata “gunung-gunung diguncangkan
dengan teguh” para ahli tafsir menafsirkan bahwa setelah penciptaan

3
daratan dan pembentukan air baru terbentuklah gunung, seiring dengan itu
pula muncullah pertama kali tumbuhan setelah gunung.
2. KI 2

Keterkaitan antara KI 2 dengan tata surya yaitu manusia dan alam


semesta mempunyai hubungan timbal balik karena manusia butuh dengan
alam misalnya tempat hidup dan mencari kehidupan, sedangkan alam juga
membutuhkan jamahan tangan manusia yang dapat memperindah alam
semesta. Tercipta hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara
manusia-alam. Ketika manusia melakukan kerusakan terhadap alam semesta,
keharmonisan hubungan tersebut menjadi rusak, termasuk lingkungan hidup.
Hal itu dinyatakan oleh Allah dalam surat Ar-Ruum : 41 Artinya:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan


karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar)”.
3. KI 4

Keterkaitan antara KI 4 dengan tata surya misalnya dalam penemuan


dan penggunaaan sel surya atau sel fotovoltaik. Sel surya adalah sebuah alat
semikonduktor yang terdiri dari sebuah wilayah-besar dioda p-n junction,
dimana dengan adanya cahaya matahari dapat menciptakan energi listrik yang
berguna. Pengubahan ini disebut efek fotovoltaik. Bidang riset berhubungan
dengan sel surya dikenal sebagai fotovoltaik.

Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk


digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah
terpencil, satelit pengorbit bumi, kalkulator genggam, pompa air, dan lain-lain.
Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap
gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam
sebuah pengaturan net metering.

4
C. Gambaran umum tentang konten materi

Dalam materi ini pembahasan pokok lebih mengarah kepada pembentukan


alam semesta dan tata surya, serta kedudukan bumi sebagai planet. Materi ini
mengggunakan beberapa teori yang sebelumnya sudah disebutkan di dalam
sejarah singkat pembentukan alam semesta. Ini semua berhubungan dengan 3
indikator yang telah tertera di dalam silabus.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Materi
1. Pembentukan Alam Semesta Dan Tata Surya
a. Definisi alam dan semesta

Alam dan semesta dalam kosmologis memiliki arti ruang menurut


(Wilujeng, 2014), serta alam semesta tercipta dari sistem kosmik serta terdiri
dari materi, bumi, dan energy menurut (Gunawan). Ada pula menurut
(Rosyadi) alam semesta merupakan ruang berbentuk bola dengan bumi yang
datar sebagai alasnya dan langit beserta bintang-bintang sebagai atapnya.
Menurut pegertian (Harmoni) alam semesta mencakup tentang mikrokosmos
dan makrokosmos.

1) Mikrokosmos

Mikrokosmos ialah benda-benda yang sangat kecil yang hanya bisa dilihat
menggunakan mikroskop yang ada di alam semesta seperti: sel, atom, dan
elektron.

2) Makrokosmos

Makrokosmos merupakan benda-benda besar yang ada di bumi.


Tata surya terdiri dari matahari, planet-planet, dan berbagai benda-benda
langit seperti satelit, komet, dan asteroid. Tata surya terletak di galaksi
Bimasakti atau yang biasa juga disebut juga Milky Way. Bumi tempat
kamu berpijak adalah salah satu dari delapan planet yang ada di dalam tata
surya.

a) Matahari

Matahari merupakan pusat dari tata surya. Matahari memiliki


gravitasi yang besar hingga menyebabkan anggota tata surya beredar
mengelilingi matahari. Matahari adalah bulatan gas dengan diameter
1,4 x 106 km dengan temperatur permukaan sekitar 6.000 K. Semakin
mendekati inti matahari maka temperatur matahari akan semakin

6
meningkat. Matahari memiliki ukuran sebesar 332.830 massa bumi.
Dengan memiliki ukuran massa yang besar ini, menimbulkan
kepadatan inti yang besar agar bisa mendukung kesinambungan fusi
nuklir dan menimbulkan sejumlah energi yang dahsyat. Lapisan-
lapisan Matahari terdiri dari bagian inti yang merupakan lapisan paling
dalam matahari, fotosfer, kromosfer, dan korona yang menjadi lapisan
terluar Matahari.

b) Bintang

Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya.


Bintang sebenarnya adalah bola gas besar yang memiliki komponen
utama hidrogen dan helium. Bintang ada yang mampu menghasilkan
cahaya sendiri namun ada juga yang cahayanya dipancarkan dari
pantulan bintang lain.

Bintang yang dapat menghasilkan cahaya sendiri disebut


bintang nyata, sedangkan bintang yang tidak dapat menghasilkan
cahaya sendiri disebut bintang semu.Meskipun bintang ada yang tidak
dapat menghasilkan cahaya sendiri, namun secara umum istilah
bintang biasanya dipakai untuk benda langit yang menghasilkan
cahaya sendiri.

Bintang merupakan semua objek bermassa antara 0,08 – 200


kali massa Matahari yang sedang atau pernah melangsungkan
pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir. Contoh bintang adalah
Matahari yang merupakan bintang paling dekat dengan Bumi.

c) Planet

Planet adalah benda angkasa yang tidak memancarkan cahaya


sendiri dan beredar mengelilingi matahari.

1) Merkurius

Merkurius merupakan planet yang paling dekat dengan


matahari dengan jarak merkurius – matahari sekitar 58,5 juta
kilometer. Planet Merkurius tidak mempunyai satelit dengan suhu

7
permukaan pada siang hari adalah 450℃ dan pada malam hari
mencapai -180℃. Planet Merkurius merupakan planet terkecil
dalam tata surya dengan diameter 4.878 km. Periode revolusi
Merkurius 88 hari dan periode rotasinya 59 hari.

2) Venus

Planet Venus adalah benda langit yang terang setelah


matahari dan bulan. Permukaan planet Venus terdiri awan tebal
karbondioksida sehingga memiliki efek rumah kaca yang
menjadikan Venus sebagai planet paling panas pada sistem tata
surya dengan suhu konstan 460℃. Periode revolusinya 225 hari
dan periode rotasinya 241 hari. Diameter planet Venus yaitu
12.104 km. Jarak antara Venus – Matahari 108 juta kilometer.

3) Bumi

Jarak Bumi ke Matahari sekitar 150 juta kilometer dengan


periode revolusi 365,3 hari dan periode rotasi 23 jam 56 menit.
Bumi memiliki satu satelit yaitu Bulan. Diameter Bumi sebesar
12.760 km. Pada bumi ini ada atmosfer yang terdiri dari Nitrogen
(N) dan Oksigen (O) sehingga tepat untuk melindungi Bumi dari
bahaya radiasi Matahari. Hal ini menjadikan planet Bumi
merupakan satu-satunya planet dalam anggota tata surya yang
dapat mendukung adanya kehidupan. Dua pertiga planet Bumi
mencakup lautan.

4) Mars

Jarak rata-rata planet Mars ke Matahari adalah 228 juta


kilometer. Periode revolusi Mars 687 hari dan periode rotasi 24
jam 37 menit. Diameter planet Maras 6.787 km dengan dua satelit
yaitu Phobos dan Deimos. Atmosfer terdiri atas 95%
karbondioksida (CO₂), dan selebihnya nitrogen (N₂) dan argon
(Ar).

8
Mars banyak mengandung besi oksida (FeO) membuat
mars tampak sebagai lanet merah. Mars memiliki atmosfer yang
tipis sehingga tidak bisa menyimpan banyak panas. Oleh karena itu
suhu di Mars berkisar dari sekitar -87 ℃ di musim dingin sampai
maksimal -5 ℃ di musim panas.

5) Jupiter

Jupiter berjarak 780 juta kilometer dari Matahari dengan


periode revolusi 11,86 tahun dan periode rotasi 9,8 jam. Planet
Jupiter merupakan planet terbesar dalam sistem tata surya dengan
diameter 139.822 km dan massa 1,9 𝑥 1027 𝑘𝑔. Yupiter memiliki 4
satelit besar dan 63 satelit kecil. Empat satelit terbesar Jupiter
adalah Io, Europa, Ganymede, dan Callisto. Atmosfer yupiter
banyak mengandung 75% hidrogen (H₂) dan 24% helium (He).
Jupiter memiliki gas yang berwarna merah yang akan berputar
mengelilingi tengah-tengah planet Jupiter yang akan membentuk
ikat pinggang merah raksasa yang kemudian menghasilkan badai
besar dipermukaan Jupiter.

6) Saturnus

Jarak rata-rata Saturnus dengan Matahari adalah 1.425 juta


kilometer dengan periode rotasi 10 jam 2 menit dan periode
revolusi 29,5 tahun. Planet Saturnus merupakan planet kedua
terbesar setelah Jupiter dengan diameter 120.500 km dengan massa
2,68 𝑥 1026𝑘𝑔. Planet Saturnus dihiasi oleh gelang dan cincin yang
tersusun atas es dan bantuan yang sangat besar. Planet saturnus
berisi banyak gas helium dan hidrogen sehingga menyebabkan
kepadatan planet sehingga planet ini bisa mengapung di atas air.
Saturnus memiliki 9 satelit yaitu Mimas, Enceladus, Tethys, Dione,
Rhea, Titan, Hyperion, Lapetus, dan Phoebe.

7) Neptunus

Neptunus merupakan planet terjauh dari Matahari. Jarak


Neptunus – Matahari adalah 4.510 juta kilometer dengan periode

9
revolusi 164,8 tahun dan periode rotasi 19 jam. Massa neptunus
1,02 𝑥 1026𝑘𝑔 dengan diameter 50.000 km. Neptunus adalah
planet yang memiliki angin yang badai sehingga disebut dengan
planet yang paling berangin dalam tata surya. Planet neptunus ini
memiliki kesamaan dengan uranus memiliki atmosfer yang terdiri
dari helium dan hidrogen serta memiliki gas metana yang sama
dengan planet neptunus. Neptunus memiliki dua satelit yaitu Triton
dan Nereid.

8) Uranus

Uranus berjarak 2880 juta kilometer dari Matahari


denganperiode rotasi 10 jam 8 menit dan periode revolusi 84 tahun.
Uranus merupakan planet gas yang berwarna biru kehijauan
dengan awan tebal yang menutupinya. Planet ini memiliki atmosfer
yang mengandung hidrogen (H), helium (He), dan metana (CH₄).
Diameter planet Uranus 51.120 km dengan massa 8,68 𝑥 1025𝑘𝑔.
Uranus merupakan planet terdingin di sistem tata surya dengan
suhu atmosfer -224℃ dengan komposisi atmosfer yaitu helium,
hydrogen dan metana. Uranus memiliki lima satelit yaitu Miranda,
Arie, Umbriel, Titania, dan Oberon.

d) Benda-Benda Langit
1) Planet Kerdil (Dwarf Planets)

Pada sistem tata surya, memiliki planet-planet kecil yang


dipandang berbeda dengan planet-planet lain karena orbitnya tidak
jelas. Berikut ini adalah planet-planet kecil yang dimiliki tata surya
antara lain Pluto, Ceres dan Eris. Sejak ditemukan pada tahun 1930
hingga 2006, pluto dianggap sebagai sebagian dari planet yang ada
didalam tata surya. Namun pada 13 Desember 2006 Pluto
dimasukkan ke dalam kategori Planet Kerdil karena tidak
memenuhi salah satu syarat sebagai planet yaitu tidak memiliki
jalur orbit yang jelas dan "bersih" (tidak ada benda langit lain di
orbit tersebut).

10
2) Asteroid

Empat planet yang terdekat dengan Matahari yaitu


Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars disebut dengan planet dalam
sedangkan sisanya yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus
disebut planet luar. Antara planet dalam dan planet luar terdapat
sabukasteroid yaitu ribuan planet kecil dan pecahan-pecahan yang
masih diperdebatkan asalnya. Asteroid juga disebut planetoid.
Orbitalnya yang tidak jelas sering membuat asteroid jatuh kebumi
atau ke planet lainnya.

3) Komet

Komet sangat berbeda dengan asteroid, komet adalah benda


angkasa yang kecil dan padat yang hampir seluruh isinya terbentuk
dari gas dan debu yang membeku. Komet biasa juga disebut
bintang berekor. Garis edar komet tidak seperti orbit planet atau
satelit. Ada yang memiliki orbit berbentuk elips tetapi kebanyakan
mempunyai orbit berbentuk parabola. Komet terdiri atas kepala dan
ekor. Ekor komet sebenarnya merupakan bagian dari kepala komet
yang terlempar keluar dari tempatnya karena gaya dorong
matahari. Semakin mendekati matahari, ekor komet akan semakin
memanjang. Komet yang jaraknya dekat dengan bumi akan secara
periodik tampak saat melintas. Misalnya komet halley yang terlihat
setiap 76 tahun sekali.

4) Bulan dan Satelit

Satelit adalah suatu benda yang ada di ruang angkasa yang


mengitari benda lain dan akan tetap pada gaya tarik benda lain
yang ukurannya lebih besar. Planet yang memiliki satelit adalah
Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Bulan
merupakan satelit alami Bumi yang banyak mempengaruhi gejala
alam di Bumi misalnya pasang surut air laut. Jarak Bulan – Bumi
adalah 384 x 103 km dengan diameter Bulan 0,27 kali diameter
Bumi. Massa Bulan adalah 7,35 𝑥 1022kg dengan gravitasi sama

11
dengan 0,17 kali gravitasi Bumi. Karena Bulan tidak memiliki
atmosfer sehingga meteor mudah jatuh dan menghancurkan
permukaan Bulan. Oleh karena itu, permukaan Bulan terdiri dari
dataran tinggi yang penuh dengan kepundan.

5) Meteor

Meteor adalah serpihan-serpihan benda padat yang


beterbangan tidak beraturan yang berasal dari serpihan asteroid,
ekor komet atau pecahan dari benda-benda langit lainnya yang
disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bumi sehingga membuat
serpihan-serpihan benda langit tersebut melesat serta terbakar
hingga sampai ke arah bumi. Meteor juga disebut sebagai
fenomena emisi cahaya dalam atmoser Bumi. Kecepatan meteor
memasuki atmosfer Bumi antara 11 sampai dengan 72 km/detik
kemudian terbakar pada ketinggian sekitar 100 km. Meteor juga
disebut bintang jatuh. Benda langit yang beterbangan secara tidak
teratur dengan orbit tidak tetap dan tidak bercahaya disebut
meteoroid. Meteoroid yang jatuh karena gaya tarik bumi akan
berpijar akibat gaya gesekan atmosfer bumi. Jika mencapai
permukaan bumi tanpa terbakar habis disebut meteroit.

2. Teori Pembentukan Alam Semesta


a. Teori Hipotesis Kabut
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli filsafat dari Jerman
Immanuel Kant pada tahun 1755, kemudian dilanjutkan oleh seorang ahli
matematika yang berasal dari Perancis Pierre Laplace pada tahun 1796.
Lalu diteori ini disempurnakan oleh CF. Van Weizacher (1944) dan G.P.
Kuiper (1951) yang menduga bahwa pembentukan bumi berawal dari
kabut gas yang amat panas, sehingga disebut dengan teori kondensasi.
Menurut (Sutarman, Wulandari, & dkk, 2016, hal. 26) menyatakan
dalam teori kondensasi bahwa matahari, bumi, dan planet-planet lainnya
berasal dari kabut panas yang berputar di alam semesta. Dari perputaran
tersebut, sebagian massa kabut gas terlepas dan membentuk gumpalan-

12
gumpalan pada bagian utama kabut gas tersebut. Gumpalan tersebut
lambat laun akan memadat dan akhirnya terbentuk planet.
Sama halnya dalam (Geologi Dasar kelas X, hal. 9) yang
menyatakan bahwa awal mula terbentuknya bumi akibat dari awan panas
atau nebula yang berputar dan kemudian memadat sambil melepaskan
cincin-cincin gas yang kemudian membentuk suatu planet.
b. Teori Planetisimal
Teori ini dikemukakan oleh Chamberlin seorang ahli Geologi dan
Moulton seorang ahli Astronomi pada tahun 1905 yang menyatakan bahwa
bumi terbentuk karena adanya ledakan antara matahari asal dan sebuah
bintang besar.
Menurut (Harmoni, Pengantar Ilmu Alamiah Dasar, hal. 43)
menyatakan bahwa di alam semesta ini terdapat matahari asal, lalu ada
sebuah bintang besar yang mendekat. Kemudian terjadi gaya tarik yang
sangat kuat dari bintang besar terhadap matahari asal. Pada permukaan
matahari akan terjadi ledakan yang membuat gas terlepas dari matahari.
Lepasan gas yang keluar dari matahari tersebut akan mengalami
kondensasi sehingga menjadi massa padat yang disebut planetisimal.
Bumi merupakan salah satu bentuk dari planetisimal. Pada
perkembangannya, planetisimal akan selalu menarik benda-benda kecil
yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, sebagian planetisimal akan
menjadi besar.Lain halnya dengan pendapat (Geologi Dasar kelas X, hal.
10) yang menyatakan bahwa pada susunan matahari merupakan sebuah
kabut pilin. Pada kabut pilin tersebut terdapat kumpulan benda-benda
halus yang disebut planetisimal. Benda yang lebih besar akan menarik
benda yang lebih kecil, sehingga akan terbentuk bola besar ditengahnya
yang kemudian menjadi matahari dan planetisimal menjadi planet-planet
salah satunya bumi. Sejak semula kabut pilin dalam keadaan berputar,
maka semua planet bersama satelitnya akan selalu berotasi mengelilingi
porosnya yaitu matahari.
c. Teori Awan Debu (The Dust-Cloud Theory)

Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl von
Weizsaeker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan Teori Awan

13
Debu (The Dust-Cloud Theory).Teori ini kemudian disempurnakan lagi
oleh Gerard P.Kuiper (1950),Subrahmanyan Chandrasekhar,dan lain-lain.
Berdasarkan teori terjadinya tata surya berdasarkan teori awan debu ini
dikemukakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan
debu. Sekarang ini di alam semesta bertebaran gumpalan awan seperti itu.
Lebih dari 5 milyar tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu
mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel
debu tertarik ke bagian pusat awan itu, membentuk gumpalan bola dan
mulai berpilin. Lama- kelamaangumpalan gas itu memipih menyerupai
bentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian
tepinya. Partikel - partikel di bagian tengah cakram itu kemudian saling
menekan,sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian inilah
yang disebut matahari. Bagian yang lebih luar berpusing sangat cepat,
sehingga terpecah - pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang
lebih kecil. Gumpalan kecil ini juga berpilin. Bagian ini kemudian
membeku dan menjadi planet-planet dan satelit-satelitnya.

d. Teori Pasang Surut


Teori pasang surut ini dikemukakan oleh seorang ilmuan Inggris
Sir James Jeans (1877-1946) bersama Harold Jeffreys (1891). Teori ini
hampir sama dengan teori Planetisimal.
Bentuk gelombang pasang ini menurut (Harmoni, Pengantar Ilmu
Alamiah Dasar, hal. 44) menyerupai lidah raksasa pada permukaan
matahari yang mengarah pada bintang besar. Lalu lidah raksasa memadat
dan kemudian pecah menjadi benda tersendiri yang disebut planet. Planet
tersebut akan berputar mengelilingi matahari dengan lintasan elips. Oleh
karena itu, suatu saat planet akan memiliki jarak terdekat antara matahari.
Kemudian matahari akan menarik massa planet sehingga terbentuklah
satelit atau bulan yang berputar mengelilingi matahari.
Sama halnya menurut (Geologi Dasar kelas X, hal. 11) yang
mengemukakan bahwa bumi terbentuk pada saat bintang berdekatan
dengan matahari dan menarik gumpalan gas yang berbentuk cerutu keluar
dari permukaan matahari. Lalu gumpalan gas tersebut pecah menjadi
bagian yang mendingin dan memadat membentuk suatu planet.

14
Lain halnya menurut (Geologi Dasar 1, 2015) yang menyatakan teori
pasang surut terjadi antara matahari satu dengan matahari lainnya yang
saling tarik menarik.
e. Teori Bintang Kembar

Teori ini muncul sekitar tahun 1956 yang diutarakan oleh R. A.


Lyttleton dan Fred Hoyle. Teori ini mengatakan bahwa mula-mula ada dua
bintang kembar kemudian salah satu bintang meledak. Karena pengaruh
gravitasi, bintang yang meledak menjadi kepingan-kepingan kecil yang
bergerak mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak
meledak adalah Matahari, sedangkan kepingan-kepingan kecil itu berubah
menjadi planet-planet serta benda langit lainnya

f. Teory dentuman besar (big bang theory)

Seorang ahli astrofisika tahun 1949 tidak mempercayai tentang


adanya teori dentuman besar ini, sedangkan Hoyle yang telah percaya
bahwa alam semesta itu akan terus berkembang selamnya dan Hoyle telah
membuat sebuah teory yaitu “Big bang” sebuah ledakan yang sangat besar.
Menurut (Ulhkusna, 2013) teori ini berlandasan bahwa ada suatu masa
yang sangat besar dan memiliki masa jenis yang amat besar. Dikarnakan
terjadinya reaksi inti, kemudian meledak dengan sangat kencang.

Menurut seorang ahli yaitu George Lemaitre telah


mengembangkan teori tersebut dengan mengatakan bahwa awal mula alam
semesta ini berupa sebuah “primeval atom” yang semua matery tersebut
dalam keadaan yang sangat padat. Disebabkan oleh kajadian sebuah atom
yang meledak dan seluruh materi terbuang ke ruang alam semesta. Sejak
waktu itu, dimulailah pengembangan yang berlangsung ribuan juta tahun,
dan akan timbul dua gaya yang saling bertentangan, dari salah satu bisa
disebut dengan gaya gravitasi dan yang satu dikatakan repulse kosmis.
Gaya kosmis lebih dominan sehingga alam semesta akan terus masih
berkembang dan pada suatu waktu yang akan datang, ekspensi tersebut
pasti akan berakhir.

15
3. Kedudukan Bumi Sebagai Planet
a. Paradigma Lama dan Paradigma Baru Kedudukan Bumi
1) Paradigma Lama
Teori Matahari sebagai pusat alam semesta pertama kali
dicetuskan oleh Seorang ilmuwan Yunani yang bernama Aristarchus
(abad ke-3 SM). Pendapat ini kemudian dibantah oleh seorang
filosof Yunani lain yang bernama Aristoteles yang hidup pada tahun
384-322 SM, dan tidak ada bantahan selama 15 Abad. Lalu
diperkuat oleh seorang ilmuwan yang bernama Ptolomeus yang
hidup pada tahun 151-127 SM dan tidak dibantah selama 12 Abad.
Kemudian Nicolas Copernicus yang hidup pada tahun 1473-
1543M membaca buku-buku Aristarchus, akhirnya memunculkan
kembali teori bahwa bumi dan planet-planet lainnya berputar
mengelilingi matahari. Copernicus menganggap bahwa tata surya
yang berpusat pada Matahari lebih logis dan indah, namun tidak
memiliki bukti yang pasti. Kepler menemukan bahwa hukum yang
mengatur orbit menjadi jauh lebih sederhana jika Matahari ada di
pusat. Newton telah menunjukkan bahwa ini disebabkan oleh hukum
gravitasi universal. Jika gravitasi bekerja, Bumi dan planet lain
harus mengelilingi Matahari, karena jauh lebih besar.
Pemikiran Copernicus di dukung lagi oleh Galileo yang
hidup pada tahun 1564 - 1642 M, yang didukung sampai saat ini
bahwa bumi dan planet-planet memutari Matahari (Gantira , 2015).
Pada 1543 M akibat revolusi Copernicus (seorang ahli hukum dan
ahli astronomi Polandia), timbul banyak ketidaksenangan terutama
di kalangan rohaniawan gereja. Penyebabnya adalah pendapat
Copernicus yang bertentangan dengan doktrin keagamaannya.
Bahkan Martin Luther mengatakan, “Copernicus sudah gila dan
teorinya dianggap melawan Injil serta tidak dapat diterima”.
2) Paradigma Baru Revolusi
Bumi adalah gerak Bumi pada orbitnya mengelilingi
Matahari. Bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari disebut
ekliptika. Selama mengitari Matahari, poros Bumi selalu miring
23,5o terhadap garis yang tegak lurus ekliptika. Orbit planet-planet

16
lain tidak sebidang dengan ekliptika. Sudut antara bidang orbit
planet lain dengan ekliptika disebut inklinasi.
Bumi berevolusi dalam arah negatif (berlawanan arah jarum
jam), artinya jika kita berada dalam pesawat antariksa tepat di atas
kutub utara maka kita akan melihat Bumi mengitari Matahari dalam
arah yang berlawanan arah jarum jam. Terdapat dua peristiwa yang
dapat membuktikan gerak revolusi Bumi ini:
a) Terjadinya Paralaks Bintang.

Paralaks bintang adalah pergeseran kedudukan bintang


yang dekat ke Bumi terhadap latar belakang bintang-bintang
yang lebih jauh yang disebebkan oleh pengamat di Bumi telah
mengubah kedudukannya.

b) Terjadinya aberasi cahaya bintang.

Aberasi cahaya bintang didefinisikan sebagai


perpindahan yang tampak dalam arah cahaya datang dari sebuah
bintang akibat gerak revolusi Bumi. Peristiwa aberasi cahaya
bintang dapat dianalogikan dengan aberasi tetes-tetes hujan
yang menimpa kaca depan mobil. Ketika mobil diam, pengamat
dalam mobil melihat tetesan hujan jatuh tegak lurus mengenai
kaca, akan tetapi ketika mobil bergerak, tetesan hujan tampak
jatuh miring oleh pengamat dalam mobil. Jika aberasi tetes-tetes
hujan disebabkan oleh pengamat yang berada dalam mobil yang
bergerak, maka aberasi cahaya bintang tentu disebabkan oleh
gerakan revolusi Bumi.

b. Rotasi Bumi

Gerak rotasi Bumi adalah gerak Bumi mengitari porosnya sendiri.


Gerak ini dengan arah negatif atau timur, yaitu dari barat ke timur. Jika
kita lihat dari pesawat antariksa tepat di atas kutub utara, maka bumi
berotasi berlawanan arah jarum jam (arah negatif). Gerak rotasi Bumi ini
dapat dibuktikan dengan percobaan bandul Foucoult.

Ada enam peristiwa yang diakibatkan oleh gerak rotasi Bumi ini:

17
1) Peredaran semu harian benda langit

Setiap hari kita mengamati peredaran Matahari dan benda-benda


langit melintas dari timur ke barat. Pergerakan Matahari dan bendabenda
langit dari timur ke barat disebut sebagai peredaran semu harian benda
langit. Ini karena pergerakan yang kita amati bukan semata-mata
disebabkan oleh pergerakan Matahari dan bendabenda langit tersebut,
melainkan disebabkan oleh rotasi Bumi dari arah barat ke timur.

2) Pergantian siang dan malam

Belahan Bumi yang terkena sinar matahari mengalami siang,


sebaliknya yang tidak terkena sinar matahari mengalami malam. Karena
Bumi berotasi terus menerus dari barat ke timur, maka setengah bagian
Bumi yang terkena sinar Matahari selalu bergiliran. Dengan kata lain, pada
suatu tempat dalam sehari selalu terjadi pergantian siang dan malam.

3) Perbedaan waktu

Garis bujur adalah garis khayal yang sejajar dengan garis tengah
kutub. Perbedaan waktu bergantung pada derajat garis bujurnya. Tempat-
tempat yang berbeda bujur 1o akan berbeda 4 menit (360o = 1440 menit)
atau berbeda 1 jam dalam 15o garis bujur (360o = 24 jam).

Pembagian waktu berdasarkan garis bujur ditetapkan pada acuan


garis bujur 0o yang berada di kota Greenwich. Setiap garis bujur yang
jauhnya 15o, di sebelah barat akan lebih lambat 1 jam sedangkan di
sebelah timur akan lebih cepat 1 jam. Waktu pada bujur standar dinamakan
waktu standar atau waktu lokal. Waktu yang ditunjukkan oleh bujur
standar yang lebih ke barat lebih kecil daripada waktu yang ditunjukkan
oleh bujur standar yang lebih ke timur. Batas penanggalan internasional
ialah tempat-tempat yang terletak pada bujur 180o, di mana tempat di
timur dan di barat bujur ini akan berbeda waktu satu hari.

4) Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan Bumi

Akibat rotasi Bumi, garis tengah khatulistiwa lebih besar daripada


garis tengah kutub. Ini menyebabkan percepatan gravitasi di permukaan

18
Bumi berbeda-beda. Karena percepatan gravitasi atau g berbanding
terbalik dengan radius R2, maka percepatan gravitasi di ekuator
(khatulistiwa) akan lebih kecil daripada percepatan gravitasi di kutub. Jadi,
jika kita bergerak dari khatulistiwa menuju kutub, maka percepatan
gravitasi akan semakin besar.

5) Pembelokan arah angin

Arah angin tidak persis searah dengan arah gradien tekanan, yaitu
dari daerah isobar tekanan tinggi ke isobar tekanan rendah Ini disebabkan
oleh adanya efek gaya Coriolis pada angin. Gaya Coriolis bukanlah gaya
sebenarnya melainkan gaya semu yang timbul akibat efek dua gerakan,
yaitu: 1) gerakan rotasi Bumi dan; 2) gerakan benda relatif terhadap
permukaan Bumi.

6) Pembelokan arus laut

Karena arus-arus permukaan laut disebabkan oleh angin, maka


seperti halnya angin, arus lau juga disimpangkan oleh rotasi Bumi. Arus
laut dipaksa membelok searah jarum jam (ke kanan) di laut-laut belahan
Bumi utara dan berlawanan arah jarum jam (ke kiri) di laut-laut belahan
Bumi selatan.

c. Revolusi Bumi

Revolusi Bumi adalah gerak Bumi pada orbitnya mengelilingi


Matahari. Bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari disebut ekliptika.
Selama mengitari Matahari, poros Bumi selalu miring 23,5o terhadap garis
yang tegak lurus ekliptika. Orbit planet-planet lain tidak sebidang dengan
ekliptika. Sudut antara bidang orbit planet lain dengan ekliptika disebut
inklinasi. Dilihat dari matahari sebagai kerangka acuan, bumi melakukan
suatu revolusi dlam 365,256 hari, dalam sebuah orbit elips yang mendekati
lingkaran.

Bumi berevolusi dalam arah negatif (berlawanan arah jarum jam),


artinya jika kita berada dalam pesawat antariksa tepat di atas kutub utara
maka kita akan melihat Bumi mengitari Matahari dalam arah yang

19
berlawanan arah jarum jam. Gerak revolusi Bumi ini pun mengakibatkan
beberapa peristiwa yang dapat dirasakan oleh para penghuni planet ini,
diantaranya adalah:

1) Perubahan lamanya siang dan malam

Pada tanggal 21 Maret dan 23 September setiap tahunnya,


semua tempat di Bumi (kecuali kutub) mengalami siang dan malam
hari sama panjang, yaitu 12 jam. Ini karena semua tempat mendapat
sinar Matahari selama 12 jam dan tidak mendapatkannya 12 jam.
Tanggal 21 Juni ketika Matahari ada pada kedudukan paling utara,
yakni 23,5o LU (GBU), belahan Bumi utara mengalami siang lebih
panjang daripada malam.

Sebaliknya di belahan Bumi selatan, lamanya siang akan lebih


pendek daripada malam. Daerah dalam lingkaran kutub utara mendapat
sinar Matahari selama 24 jam, sehingga siang akan terjadi secara terus
menerus pada waktu itu. Sebaliknya di daerah lingkaran kutub selatan
tidak mendapat sinar matahari selama 24 jam, sehingga malam terjadi
secara terus menerus pada waktu itu.

2) Pergantian musim

Belahan bumi utara dan selatan mengalami 4 musim, yaitu


musim semi (spring), musim panas (summer), musim gugur (autumn),
dan musim dingin (winter). Setiap tanggal 21 Maret, belahan bumi
utara dan selatan mendapatkan penyinaran matahari dalam jumlah
yang sebanding. Matahari tampak mulai bergerak ke utara. Daerah di
belahan bumi utara mulai mendapatkan penyinaran matahari lebih
banyak. Pada saat ini daerah di belahan bumi utara mulai memasuki
musi semi. Sebaliknya, daerah di belahan bumi selatan mulai
menerima penyinaran matahari yang makin sedikit. Saat ini daerah
terebut memasuki musim gugur.

Musim ini berlangsung hingga tanggal 21 Juni. Pada tanggal 21


Juli, matahari mulai berada di kedudukan paling utara dan mulai
bergerak ke bagian selatan. Belahan bumi utara mulai memperoleh

20
penyinaran matahari yang makin berkurang. Pada saat ini bagian bumi
utara mulai memasuki musim panas. Sebaliknya, daerah di belahan
bumi selatan mulai menerima penyinaran matahari yangbertambah.
Saat ini daerah tersebut mulai memasuki musim dingin. Musim dingin
ini berlangsung hingga tanggal 23 September.

Pada tanggal 23 September matahari kembali mencapai


khatulistiwa dan mulai bergerak ke belahan selatan. Sinar matahari di
bagian bumi utara terus berkurang dan di belahan bumi selatan
semakin bertambah. Saat tersebut bagian bumi utara memasuki musim
gugur. Sebaliknya, bagian bumi selatan mengalami musim semi.
Musim ini berlangsung hingga tanggal 22 Desember. Pada tanggal 22
Desember matahari berada pada kedudukan paling selatan dan
sekarang mulai bergerak ke utara. Daerah di bagian bumi utara mulai
memperoleh penyinaran matahari yang bertambah.

Sebaliknya, daerah di bagian bumi selatan mulai mendapatkan


penyinaran matahari yang berkurang. Saat ini bagian bumi utara
memasuki musim dingin dan bagian bumi selatan memasuki musim
panas. Musim ini berlangsung hingga tanggal 21 Maret tahun
berikutnya.

3) Pergerakan semu tahunan matahari

Gerak semu ini berupa pergeseran posisi matahari ke arah


belahan bumi utara (22 Desember-21 Juni) dan pergeseran posisi
matahari dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan (21 Juni-21
Desember). Disebut gerak semu karena sebenarnya matahari tidak
bergerak. Gerak itu diakibatkan oleh terjadinya revolusi bumi dengan
sumbu rotasi yang miring.

4) Terlihatnya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan

Ada bulan-bulan dimana saat itu di langit terlihat rasi bintang


waluku, pada bulan selanjutnya terlihat rasi bintang scorpio, dan begitu
seterusnya terjadi perubahan. Perbedaan ini diakibatkan oleh posisi

21
kita sebagai pengamat di bumi berubah akibat adanya gerakan revolusi
bumi ini.

5) Penetapan kalender masehi

Akibat revolusi bumilainnya adalah mempengaruhi penetapan


kelender masehi. Berdasarkan pembagian bujur, yaitu bujur barat dan
timur, maka batas penanggalan internasional ialah bujur 1800,
akibatnya apabila di belahan timur bujur 1800 tanggal 14 maka di
belahan barat bujur 1800 masih tanggal 13, seolah-olah melompat satu
hari.

d. Gerak Bumi dan Bulan

Bulan juga mengalamai rotasi dan revolusi. Rotasi Bulan adalah


gerak Bulan yang berputar pada sumbunya. Revolusi Bulan adalah gerak
Bulan mengelilingi Bumi. Waktu revolusi bulan sama dengan waktu rotasi
Bulansehingga menyebabkan wajah Bulan yang menghadap Bumi selalu
sama. Waktu yang diperlukan Bulan untuk berevolusi satu kali adalah sekitar
29 hari atau satu bulan.

Fase Bulan adalah bentuk Bulan yang berbeda-beda saat diamati dari
Bumi (sabit, kuartil, gibous, purnama). Bulan tampak bersinar karena
memantulkan cahaya Matahari. Setengah bagian Bulan yang menghadap
Matahari akan terang, dan sebaliknya setengah bagian yang membelakangi
Matahari akan gelap. Akan tetapi fase bulan yang terlihat dari Bumi
bergantung pada kedudukan relatif Matahari, Bulan, dan Bumi. Peredaran
Bumi dan Bulan menyebabkan pula peristiwa gerhana Bulan dan gerhana
Matahari.

1) Gerhana bulan

Gerhana Bulan terjadi apabila Matahari, Bumi, dan Bulan berada


dalam satu garis simpul, dengan posisi Bulan membelakangi Bumi
(oposisi). Tentu saja gerhana Bulan terjadi pada malam Bulan purnama.
Gerhana Bulan terjadi karena Bulan memasuki umbra Bumi. Karena
pengaruh inklinasi Bulan terhadap ekliptika, maka gerhana total tidak

22
selalu terjadi pada saat Bulan purnama. Jika Bulan hanya dekat simpul,
maka hanya akan terjadi gerhana penumbra. Jika Bulan sangat jauh dari
simpul maka tidak terjadi gerhana Bulan pada saat Bulan purnama.

2) Gerhana Matahari

Gerhana matahari terjadi pada saat bulan berkonjungsi (Bulan


baru) tepat pada simpul atau setidak-tidaknya mendekati simpul, dan
terjadi pada siang hari. Gerhana Matahari terjadi karena umbra atau
penumbra bulan menutupi Matahari. Gerhana total terjadi ketika Bulan
menutupi Matahari. Gerhana Matahari total terjadi ketika umbra bulan
menutupi Matahari.

4. Peristiwa Gerhana
a. Pengertian Gerhana

Gerhana dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah kusuf untuk


gerhana matahari dan khusuf untuk gerhana bulan. Sedangkan dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah moon eclipse untuk gerhana bulan
dan solar eclipse untuk gerhana matahari. Pada dasarnya, istilah kufuf dan
khusuf dapat digunakan untuk menyebut gerhana matahari dan bulan.
Namun, pada realitanya kata kusuf lebih dikenal untuk matahari, dan
khusuf untuk bulan (Khazin, 2004: 187).

Dalam bahasa Jawa, peristiwa gerhana ini lebih dikenal dengan


istilah geraono, baik itu untuk matahari ataupun bulan. Begitulah, setiap
daerah hampir mempunyai istilah sendiri-sendiri untuk menyebutkan
fenomena gerhana. Dalam bahasa Arab, kusuf mempunyai arti menutupi.
Hal ini menunjukkan adanya fenomena alam bahwa jika di adakan
observasi dari bumi, bulan sedang menutupi matahari, sehingga terjadilah
gerhana matahari. Kemudian, kata khusuf berarti memasuki, yang
menggambarkan adanya fenomena alam bahwa bulan sedang memasuki
bayangan bumi, sehingga terjadilah gerhana bulan (Alimuddin, 2014: 72).

b. Gerhana Matahari

23
Gerhana Matahari terjadi pada waktu Bulan berada di antara Bumi
dan Matahari, yaitu pada waktu Bulan mati, dan bayang-bayang Bulan
yang berbentuk kerucut menutupi permukaan Bumi. Bayang-bayang Bulan
ada dua bagian, yaitu umbra dan penumbra. Umbra adalah bagian yang
gelap dan berbentuk kerucut yang puncaknya menuju ke Bumi. Penumbra
adalah bagian yang agak terang dan bentuknya makin jauh dari Bulan
semakin lebar.
Gerhana Matahari terjadi ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi
dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari.
Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya
Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384. 400
kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai
jarak rata-rata 149. 680. 000 kilometer.

Gambar Gerhana Matahari

Pada peristiwa gerhana matahari, dengan memperhatikan piringan


bulan yang menutupinya dari suatu tempat di permukaan bumi, secara
umum terbagi atas tiga tipe gerhana, yakni gerhana matahari total, parsial
dan cincin. Namun kalau kita tinjau lebih lanjut, maka gerhana matahari
akan terbagi beberapa tipe gerhana, yaitu:

1) Tipe P atau parsial (ba’dhi), yaitu ketika hanya bagian kerucut


penumbra bulan mengenai permukaan bumi. Orang yang berada di
daerah yang dapat menyaksikan gerhana, hanya akan melihat gerhana
parsial.

24
2) Tipe T atau total (kulli), yaitu gerhana sentral yang mana kerucut
umbra bulan mengenai permukaan bumi. Pada gerhana sentral, sumbu
bayangan bulan mengenai permukaan bumi. Pada tipe gerhana total
ini, ada yang disebut garis sentral, yaitu garis lurus yang
menghubungkan titik pusat matahari, titik pusat bulan dan tempat di
permukaan bumi. Saat dikatakan terjadi gerhana matahari total, hanya
sebagian kecil saja tempat di permukaan bumi yang dapat
menyaksikan gerhana total. Sebagian besar tempat yang lain hanya
dapat menyaksikan secara parsial. Dan mayoritas tempat di permukaan
bumi tidak dapat menyaksikan baik total atau parsial, entah karena di
tempat tersebut matahari tidak berada di atas ufuk (waktu malam), atau
karena matahari di atas ufuk.
3) Tipe A, atau annular (cincin/halqi), yaitu jenis gerhana sentral yang
mana perpanjangan kerucut umbra bulan mengenai permukaan bumi.
Gerhana ini, gerhana dimulai dengan fase cincin, di tengahnya menjadi
total dan diakhiri dengan fase cincin kembali.
4) Tipe (T), atau gerhana total tetapi tidak sentral. Ini terjadi di daerah
sekitar kutub utara atau selatan. Maksudnya, sumbu umbra tidak
mengenai permukaan bumi tetapi ada sedikit bagian umbra yang masih
mengenai bumi (di daerah kutub).
5) Tipe (A), atau gerhana cincin tetapi tidak sentral. Ini juga terjadi di
daerah kutub, dimana sumbu umbra tidak mengenai permukaan bumi,
tetapi ada sedikit perpanjangan kerucut umbra yang masih mengenai
bumi (di daerah kutub).
c. Gerhana Bulan

Gerhana bulan terjadi saat sebagian/keseluruhan penampang bulan


tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi jika bumi berada di antara
matahari & bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari
tidak dapat mencapai bulan sebab terhalangi oleh bumi.

25
Gambar Gerhana Bulan

Adapun gerhana bulan, tergolong atas tiga tipe gerhana, yaitu:

a. Tipe t, atau gerhana bulan total (kulli). Disini, bulan masuk seluruhnya ke
dalam kerucut umbra bumi.
b. Tipe p, atau gerhana bulan parsial (ba’dhi), ketika hanya sebagian bulan
yang masuk ke dalam kerucut umbra bumi.
c. Tipe pen, atau gerhana bulan penumbra, ketika bulan masuk ke dalam
kerucut penumbra, tetapi tidak ada bagian bulan yang masuk ke dalam
kerucut umbra bumi.

Ada beberapa fakta yang berlaku bagi gerhana matahari dan bulan.

a. Paling sedikit terjadi dua kali gerhana matahari setiap tahun, namun tidak
pernah lebih dari lima kali. Jumlah total gerhana (matahari dan bulan)
dalam satu tahun maksimal tujuh kali.
b. Terjadinya gerhana cenderung dalam bentuk pasangan: gerhana matahari –
gerhana bulan – gerhana matahari. Sebuah gerhana bulan selalu didahului
atau diikuti oleh gerhana matahari (selang dua pekan antara keduanya).
c. Susunan gerhana cenderung untuk kembali sama dalam suatu siklus
selama 18 tahun 11 hari 8 jam, atau yang dikenal dengan siklus Saros.
Namun susunan (pattern) tersebut tidak tepat sama.
d. Pada gerhana bulan, fase gerhana total dapat mencapai maksimum 1 jam
40 menit, sedangkan fase umbra yaitu parsial – total – parsial dapat
mencapai maksimum 3 jam 40 menit. Sementara durasi maksimum
terjadinya fase total pada gerhana matahari di ekuator dapat mencapai 7

26
menit 40 detik, sedangkan untuk gerhana cincin mencapai maksimum 12
menit 24 detik.
B. Aplikasi penerapan konsep materi dalam kehidupan sehari-hari
1. Penerapan Sel Surya sebagai Energy Listrik
Sel surya adalah suatu komponen elektronika yang dapat mengubah
energi surya menjadi energi listrik dalam bentuk arus searah (DC) . Modul
surya (fotovoltaic) adalah sejumlah sel surya yang dirangkai secara seri dan
paralel, untuk meningkatkan tegangan dan arus yang dihasilkan sehingga
cukup untuk pemakaian sistem catu daya beban.
Untuk mendapatkan keluaran energi listrik yang maksimum maka
permukaan modul surya harus selalu mengarah ke matahari. Di Indonesia,
energi listrik yang optimum akan didapat apabila modul surya diarahkan
dengan sudut kemiringan sebesar lintang lokasi PLTS tersebut berada. Sebagai
contoh, untuk daerah yang berada di sebelah utara katulistiwa maka modul
surya harus dihadapkan ke Selatan, dan sebaliknya\
Selanjutnya energi listrik tersebut disimpan dalam Baterai. Baterai
disini berfungsi sebagai penyimpan energi listrik secara kimiawi pada siang
hari dan berfungsi sebagai catu daya listrik pada malam hari. Untuk menjaga
kesetimbangan energi di dalam baterai, diperlukan alat pengatur elektronik
yang disebut Battery Charge Regulator.
Alat ini berfungsi untuk mengatur tegangan maksimal dan minimal
dari baterai dan memberikan pengamanan terhadap sistem, yaitu proteksi
terhadap pengisian berlebih (overcharge) oleh penyinaran matahari,
pemakaian berlebih (overdischarge) oleh beban, mencegah terjadinya arus
balik ke modul surya, melindungi terjadinya hubung singkat pada beban listrik
dan sebagai interkoneksi dari komponen-komponen lainnya.
Sebagai Pemanas Ruangan
Ada beberapa teknik penggunan energi panas matahari untuk
pemanasan ruangan, misalnya menggunakan jend. Hanya diperlukan sebuah
lubang pada dinding untuk meneruskan panas matahari dari luar masuk ke
dalam bangunan. Ada jendela yang langsung tanpa ada kacanya dan ada yang
menggunakan kaca. Untuk mendapatkan panas yang optimal maka pada
jendela dipasang kaca ganda. Biasanya di daerah-daerah empat musim

27
dinding/tembok bangunan diganti dengan kaca agar matahari bebas menyinari
dan menghangatkan ruangan pada saat musim dingin.
2. Sebagai Penerangan Ruangan
Adalah teknik pemanfaatan energi matahari yang banyak dipakai saat
ini. Dengan teknik ini pada siang hari lampu pada bangunan tidak perlu
dinyalakan sehingga menghemat penggunaan listrik untuk penerangan. Teknik
ini dilaksanakan dengan mendesain bangunan yang memungkinkan cahaya
matahari bisa masuk dan menerangi ruangan dalam bangunan.
3. Kompor Matahari
Prinsip kerja dari kompor matahari adalah dengan memfokuskan panas
yang diterima dari matahari pada suatu titik menggunakan sebuah cermin
cekung besar sehingga didapatkan panas yang besar yang dapat digunakan
untuk menggantikan panas dari kompor minyak atau kayu bakar. Negara
(2008) menerangkan bahwa “untuk diameter cermin sebesar 1,3 meter kompor
ini memberikan daya thermal sebesar 800 watt pada panci. Dengan
menggunakan kompor ini maka kebutuhan akan energi fosil dan energi listrik
untuk memasak dapat dikurangi”.
4. Pengeringan Hasil Pertanian
Hal ini biasanya dilakukan petani di desa-desa daerah tropis dengan
menjemur hasil panennya dibawah terik sinar matahari. Cara ini sangat
menguntungkan bagi para petani karena mereka tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk mengeringkan hasil panennya. Berbeda dengan petani di negara-
negara empat musim yang harus mengeluarkan biaya untuk mengeringkan
hasil panennya dengan menggunakan oven yang menggunakan bahan bakar
fosil maupun menggunakan listrik.
5. Distilasi Air
Thomas Ari Negara (2008) menjelaskan cara kerja distilasi air yaitu
sebagai berikut. Sebuah kolam yang dangkal, dengan kedalaman 25 mm
hingga 50 mm, ditututup oleh kaca. Air yang dipanaskan oleh radiasi matahari,
sebagian menguap, sebagian uap itu mengembun pada bagian bawah dari
permukaan kaca yang lebih dingin. Kaca tersebut dimiringkan sedikit 10°
untuk memungkinkan embunan mengalir karena gaya berat menuju ke saluran
penampungan yang selanjutnya dialirkan ke tangki penyimpanan.
6. Pemanasan Air

28
Penyediaan air panas sangat diperlukan oleh masyarakat, baik untuk
mandi maupun untuk alat antiseptik pada rumah sakit dan klinik kesehatan.
Penyediaan air panas ini memerlukan biaya yang besar karena harus tersedia
sewaktu-waktu dan biasanya untuk memanaskan digunakan energi fosil
ataupun energi listrik. Namun Dengan menggunakan pemanas air tenaga surya
maka hal ini bukan merupakan masalah karena pemanasan air dilakukan
dengan menyerap panas matahari dengan menggunakan kolektor sehingga
tidak memerlukan biaya bahan bakar.

29
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Yang dapat kami simpulkan dari materi Bumi dan Alam Semesta adalah sebagai
berikut :

1. Alam semesta merupakan ruang berbentuk bola dengan bumi yang datar
sebagai alasnya dan langit beserta bintang-bintang sebagai atapnya.
2. Alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.
a. Mikrokosmos

Mikrokosmos ialah benda-benda yang sangat kecil yang hanya bisa dilihat
menggunakan mikroskop yang ada di alam semesta seperti: sel, atom, dan
elektron.

b. Makrokosmos
Makrokosmos merupakan benda-benda besar yang ada di bumi. Tata surya
terdiri dari matahari, planet-planet, dan berbagai benda-benda langit
seperti satelit, komet, dan asteroid.
3. Teori Pembentukan Alam Semesta
a. Teori Hipotesis Kabut, bahwa matahari, bumi, dan planet-planet lainnya
berasal dari kabut panas yang berputar di alam semesta.
b. Teori Planetisimal, bahwa di alam semesta ini terdapat matahari asal, lalu
ada sebuah bintang besar yang mendekat. Kemudian terjadi gaya tarik
yang sangat kuat dari bintang besar terhadap matahari asal.
c. Teori Awan Debu (The Dust-Cloud Theory), bahwa tata surya terbentuk
dari gumpalan awan gas dan debu. Sekarang ini di alam semesta
bertebaran gumpalan awan seperti itu. Lebih dari 5 milyar tahun yang lalu,
salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan.
d. Teori Pasang Surut, bahwa bumi terbentuk pada saat bintang berdekatan
dengan matahari dan menarik gumpalan gas yang berbentuk cerutu keluar
dari permukaan matahari.
e. Teori Bintang Kembar, mengatakan bahwa mula-mula ada dua bintang
kembar kemudian salah satu bintang meledak.

30
f. Teory dentuman besar (big bang theory), bahwa awal mula alam semesta
ini berupa sebuah “primeval atom” yang semua matery tersebut dalam
keadaan yang sangat padat.
4. Kedudukan Bumi Sebagai Planet
a. Gerak rotasi Bumi adalah gerak Bumi mengitari porosnya sendiri. Gerak
ini dengan arah negatif atau timur, yaitu dari barat ke timur.
b. Revolusi Bumi adalah gerak Bumi pada orbitnya mengelilingi Matahari.
Bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari disebut ekliptika.
c. Rotasi Bulan adalah gerak Bulan yang berputar pada sumbunya. Revolusi
Bulan adalah gerak Bulan mengelilingi Bumi.
5. Gerhana Matahari terjadi pada waktu Bulan berada di antara Bumi dan
Matahari, yaitu pada waktu Bulan mati, dan bayang-bayang Bulan yang
berbentuk kerucut menutupi permukaan Bumi.
6. Gerhana bulan terjadi saat sebagian/keseluruhan penampang bulan tertutup
oleh bayangan bumi. Itu terjadi jika bumi berada di antara matahari & bulan
pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai
bulan sebab terhalangi oleh bumi.

B. Saran.

Sebaiknya semua pihak mempelajari Jagat raya Dan Tata Surya agar dapat
mengetahui dari mana sebenarnya Tata Surya itu berasal sehingga kita tidak dapat
mengada-ada atau merekayasanya. Mengetahui Jagat Raya Dan Tata Surya juga
sangat penting agar kita dapat mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

C. Summary

1. Kosmologis : Ilmu yang mempelajari tentang struktur-struktur sejarah alam


semesta berskala besar.
2. Kosmik : Debu didalam atmosfer yang sumber asalnya ada diluar atmosfer.
3. Korona : Cahaya semu disekitar matahari, bulan, atau sumber cahaya yang
terjadi karena penyebaran cahaya oleh titik atau bagian kecil benda dalam
atmosfer.
4. Banduk Foucault : Suatu alat yang berguna untuk menunjukkan arah rotasi
bumi.

31
5. Milky Way : Galaksi berbentuk spiral dengan diameter 100.000-180.000 tahun
cahaya.
6. Doktrin : Ajaran yang bersifat mendorong sesuatu seperti memobilisasinya.
7. Ekliptika : Jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu titik
pusat sistem koordinat tertentu.
8. Umbra : Bagian yang gelap dan berbentuk kerucut yang puncaknya menuju ke
bumi.
9. Antumbra : Bayangan pusat bulan hasil perpanjangan dari bayangan umbra.
10. Geosentris : Bumi sebagai pusat alam semesta.
11. Heliosentris : Matahari sebagai pusat alam semesta.
12. Komet : Bintang berekor.
13. Meteor : Bintang jatuh.
14. Asteroid : Benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar dari
pada meteoroid, umumnya terdapat dibagian dalam tata surya.
15. Garis bujur : Garis khayal yang sejajar dengan garis tengah kutub.

32

Anda mungkin juga menyukai