PENDAHULUAN
A. Sejarah singkat tentang Pembentukan Alam Semesta dan Kedudukan Bumi
sebagai Planet.
Sejarah awal mulanya pembentukan Alam semesta dimulai dari teori
Hipotesis Kabut. Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli filsafat dari Jerman
Immanuel Kant pada tahun 1755, kemudian dilanjutkan oleh seorang ahli
matematika yang berasal dari Perancis Pierre Laplace pada tahun 1796. Lalu
diteori ini disempurnakan oleh CF. Van Weizacher (1944) dan G.P. Kuiper (1951)
yang menduga bahwa pembentukan bumi berawal dari kabut gas yang amat panas,
sehingga disebut dengan teori kondensasi. Menurut (Sutarman, Wulandari, & dkk,
2016, hal. 26) menyatakan dalam teori kondensasi bahwa matahari, bumi, dan
planet-planet lainnya berasal dari kabut panas yang berputar di alam semesta.
Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl von
Weizsaeker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan Teori Awan Debu
(The Dust-Cloud Theory). Teori ini kemudian disempurnakan lagi oleh Gerard
P.Kuiper (1950), Subrahmanyan Chandrasekhar, dan lain-lain. Berdasarkan teori
terjadinya tata surya berdasarkan teori awan debu ini dikemukakan bahwa tata
surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu.
Teori pasang surut ini dikemukakan oleh seorang ilmuan Inggris Sir James
Jeans (1877-1946) bersama Harold Jeffreys (1891). Teori ini hampir sama dengan
teori Planetisimal. Bentuk gelombang pasang ini menurut (Harmoni, Pengantar
Ilmu Alamiah Dasar, hal. 44) menyerupai lidah raksasa pada permukaan matahari
yang mengarah pada bintang besar. Lalu lidah raksasa memadat dan kemudian
pecah menjadi benda tersendiri yang disebut planet. Planet tersebut akan berputar
mengelilingi matahari dengan lintasan elips. Dan teori akhir dalam pembentukan
sejarah alam semesta adalah Teori Dentuman besar yang dikemukakan oleh
seorang ahli astrifisika tahun 1949.
B. Konten materi terhadap KI 1, KI 2, dan KI 4.
1. KI 1
Keterkaitan antara KI 1 dengan tata surya dapat kita lihat dari proses
pembentukan alam semesta, dalam Al-qur’an banyak sekali menjelaskan
tentang ayat-ayat yang berkaitan dengan hal itu diantaranya adalah QS.Hud : 7
1
”Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar dia
menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika
kamu Berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan
dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan
berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".
Dari ayat Al-Qur’an surah Al- Huud ayat 7 yang berkaitan dengan enam
masa, banyak sekali para ilmuan yang menafsirkannya, sehingga banyak
menimbulkan perbedaan pendapat antara ilmuan yang satu dengan ilmuan
yang lainnya. Akan tetapi jika kita lihat urutan sejumlah ayat yang
menyebutkan proses terjadinya alam semesta melalui enam masa tersebut
sebagaimana yang tertera diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
2
c. Masa 3 (An-nazi’at ayat 29) Pembentukan Tata Surya termasuk Bumi
Di dalam surat An-nazi’at ayat 29 ini saya menggaris bawahi
tentang penyebutan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan
siang yang terang benderang. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa penciptaan
matahari sebagai sumber cahaya dan bumi yang berotasi sehingga
terjadilah pergantian siang dan malam. Dalam pembentukan tata surya
banyak sekali yang memperkirakan bahwa pembentukan tata surya seperti
pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus.
Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya
ukurannya lebih kecil. Akan tetapi perkiraan diatas masih relatif
kebenarannya.
d. Masa 4 (An-nazi’at ayat 30) Awal Mula Daratan Bumi
Sebagaimana dalam surat An-nazi’at ayat 30 bahwa disana terdapat
kata-kata penghamparan, para ahli tafsir mengartikan penghamparan
adalah pembentukan superkontinen pangaea di permukaan Bumi. Perlu
diketahui pula antara masa 3 dan 4 ada kesesuaian dengan surat-surat lain
yang berhubungan dengan proses penciptaan alam semesta salah satunya
adalah surat Al-fusshilat ayat 9 yang artinya: “Katakanlah: ‘Sesungguhnya
patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan
kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu
adalah Rabb semesta alam”.
e. Masa 5 (An-nazi’at ayat 31) Awal Mula Lautan Bumi
Pada ayat ke 31 dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air
ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari
tidak ada air menjadi ada air. Air diperkirakan berasal dari komet yang
menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen
yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan
membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang
pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan
Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet.
f. Masa 6 (An-nazi’at ayat 32-33) Proses Geologis Serta Lahirnya Hewan
dan Tumbuhan
Dalam ayat di atas terdapat kata “gunung-gunung diguncangkan
dengan teguh” para ahli tafsir menafsirkan bahwa setelah penciptaan
3
daratan dan pembentukan air baru terbentuklah gunung, seiring dengan itu
pula muncullah pertama kali tumbuhan setelah gunung.
2. KI 2
4
C. Gambaran umum tentang konten materi
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Materi
1. Pembentukan Alam Semesta Dan Tata Surya
a. Definisi alam dan semesta
1) Mikrokosmos
Mikrokosmos ialah benda-benda yang sangat kecil yang hanya bisa dilihat
menggunakan mikroskop yang ada di alam semesta seperti: sel, atom, dan
elektron.
2) Makrokosmos
a) Matahari
6
meningkat. Matahari memiliki ukuran sebesar 332.830 massa bumi.
Dengan memiliki ukuran massa yang besar ini, menimbulkan
kepadatan inti yang besar agar bisa mendukung kesinambungan fusi
nuklir dan menimbulkan sejumlah energi yang dahsyat. Lapisan-
lapisan Matahari terdiri dari bagian inti yang merupakan lapisan paling
dalam matahari, fotosfer, kromosfer, dan korona yang menjadi lapisan
terluar Matahari.
b) Bintang
c) Planet
1) Merkurius
7
permukaan pada siang hari adalah 450℃ dan pada malam hari
mencapai -180℃. Planet Merkurius merupakan planet terkecil
dalam tata surya dengan diameter 4.878 km. Periode revolusi
Merkurius 88 hari dan periode rotasinya 59 hari.
2) Venus
3) Bumi
4) Mars
8
Mars banyak mengandung besi oksida (FeO) membuat
mars tampak sebagai lanet merah. Mars memiliki atmosfer yang
tipis sehingga tidak bisa menyimpan banyak panas. Oleh karena itu
suhu di Mars berkisar dari sekitar -87 ℃ di musim dingin sampai
maksimal -5 ℃ di musim panas.
5) Jupiter
6) Saturnus
7) Neptunus
9
revolusi 164,8 tahun dan periode rotasi 19 jam. Massa neptunus
1,02 𝑥 1026𝑘𝑔 dengan diameter 50.000 km. Neptunus adalah
planet yang memiliki angin yang badai sehingga disebut dengan
planet yang paling berangin dalam tata surya. Planet neptunus ini
memiliki kesamaan dengan uranus memiliki atmosfer yang terdiri
dari helium dan hidrogen serta memiliki gas metana yang sama
dengan planet neptunus. Neptunus memiliki dua satelit yaitu Triton
dan Nereid.
8) Uranus
d) Benda-Benda Langit
1) Planet Kerdil (Dwarf Planets)
10
2) Asteroid
3) Komet
11
dengan 0,17 kali gravitasi Bumi. Karena Bulan tidak memiliki
atmosfer sehingga meteor mudah jatuh dan menghancurkan
permukaan Bulan. Oleh karena itu, permukaan Bulan terdiri dari
dataran tinggi yang penuh dengan kepundan.
5) Meteor
12
gumpalan pada bagian utama kabut gas tersebut. Gumpalan tersebut
lambat laun akan memadat dan akhirnya terbentuk planet.
Sama halnya dalam (Geologi Dasar kelas X, hal. 9) yang
menyatakan bahwa awal mula terbentuknya bumi akibat dari awan panas
atau nebula yang berputar dan kemudian memadat sambil melepaskan
cincin-cincin gas yang kemudian membentuk suatu planet.
b. Teori Planetisimal
Teori ini dikemukakan oleh Chamberlin seorang ahli Geologi dan
Moulton seorang ahli Astronomi pada tahun 1905 yang menyatakan bahwa
bumi terbentuk karena adanya ledakan antara matahari asal dan sebuah
bintang besar.
Menurut (Harmoni, Pengantar Ilmu Alamiah Dasar, hal. 43)
menyatakan bahwa di alam semesta ini terdapat matahari asal, lalu ada
sebuah bintang besar yang mendekat. Kemudian terjadi gaya tarik yang
sangat kuat dari bintang besar terhadap matahari asal. Pada permukaan
matahari akan terjadi ledakan yang membuat gas terlepas dari matahari.
Lepasan gas yang keluar dari matahari tersebut akan mengalami
kondensasi sehingga menjadi massa padat yang disebut planetisimal.
Bumi merupakan salah satu bentuk dari planetisimal. Pada
perkembangannya, planetisimal akan selalu menarik benda-benda kecil
yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, sebagian planetisimal akan
menjadi besar.Lain halnya dengan pendapat (Geologi Dasar kelas X, hal.
10) yang menyatakan bahwa pada susunan matahari merupakan sebuah
kabut pilin. Pada kabut pilin tersebut terdapat kumpulan benda-benda
halus yang disebut planetisimal. Benda yang lebih besar akan menarik
benda yang lebih kecil, sehingga akan terbentuk bola besar ditengahnya
yang kemudian menjadi matahari dan planetisimal menjadi planet-planet
salah satunya bumi. Sejak semula kabut pilin dalam keadaan berputar,
maka semua planet bersama satelitnya akan selalu berotasi mengelilingi
porosnya yaitu matahari.
c. Teori Awan Debu (The Dust-Cloud Theory)
Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl von
Weizsaeker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan Teori Awan
13
Debu (The Dust-Cloud Theory).Teori ini kemudian disempurnakan lagi
oleh Gerard P.Kuiper (1950),Subrahmanyan Chandrasekhar,dan lain-lain.
Berdasarkan teori terjadinya tata surya berdasarkan teori awan debu ini
dikemukakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan
debu. Sekarang ini di alam semesta bertebaran gumpalan awan seperti itu.
Lebih dari 5 milyar tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu
mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel
debu tertarik ke bagian pusat awan itu, membentuk gumpalan bola dan
mulai berpilin. Lama- kelamaangumpalan gas itu memipih menyerupai
bentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian
tepinya. Partikel - partikel di bagian tengah cakram itu kemudian saling
menekan,sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian inilah
yang disebut matahari. Bagian yang lebih luar berpusing sangat cepat,
sehingga terpecah - pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang
lebih kecil. Gumpalan kecil ini juga berpilin. Bagian ini kemudian
membeku dan menjadi planet-planet dan satelit-satelitnya.
14
Lain halnya menurut (Geologi Dasar 1, 2015) yang menyatakan teori
pasang surut terjadi antara matahari satu dengan matahari lainnya yang
saling tarik menarik.
e. Teori Bintang Kembar
15
3. Kedudukan Bumi Sebagai Planet
a. Paradigma Lama dan Paradigma Baru Kedudukan Bumi
1) Paradigma Lama
Teori Matahari sebagai pusat alam semesta pertama kali
dicetuskan oleh Seorang ilmuwan Yunani yang bernama Aristarchus
(abad ke-3 SM). Pendapat ini kemudian dibantah oleh seorang
filosof Yunani lain yang bernama Aristoteles yang hidup pada tahun
384-322 SM, dan tidak ada bantahan selama 15 Abad. Lalu
diperkuat oleh seorang ilmuwan yang bernama Ptolomeus yang
hidup pada tahun 151-127 SM dan tidak dibantah selama 12 Abad.
Kemudian Nicolas Copernicus yang hidup pada tahun 1473-
1543M membaca buku-buku Aristarchus, akhirnya memunculkan
kembali teori bahwa bumi dan planet-planet lainnya berputar
mengelilingi matahari. Copernicus menganggap bahwa tata surya
yang berpusat pada Matahari lebih logis dan indah, namun tidak
memiliki bukti yang pasti. Kepler menemukan bahwa hukum yang
mengatur orbit menjadi jauh lebih sederhana jika Matahari ada di
pusat. Newton telah menunjukkan bahwa ini disebabkan oleh hukum
gravitasi universal. Jika gravitasi bekerja, Bumi dan planet lain
harus mengelilingi Matahari, karena jauh lebih besar.
Pemikiran Copernicus di dukung lagi oleh Galileo yang
hidup pada tahun 1564 - 1642 M, yang didukung sampai saat ini
bahwa bumi dan planet-planet memutari Matahari (Gantira , 2015).
Pada 1543 M akibat revolusi Copernicus (seorang ahli hukum dan
ahli astronomi Polandia), timbul banyak ketidaksenangan terutama
di kalangan rohaniawan gereja. Penyebabnya adalah pendapat
Copernicus yang bertentangan dengan doktrin keagamaannya.
Bahkan Martin Luther mengatakan, “Copernicus sudah gila dan
teorinya dianggap melawan Injil serta tidak dapat diterima”.
2) Paradigma Baru Revolusi
Bumi adalah gerak Bumi pada orbitnya mengelilingi
Matahari. Bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari disebut
ekliptika. Selama mengitari Matahari, poros Bumi selalu miring
23,5o terhadap garis yang tegak lurus ekliptika. Orbit planet-planet
16
lain tidak sebidang dengan ekliptika. Sudut antara bidang orbit
planet lain dengan ekliptika disebut inklinasi.
Bumi berevolusi dalam arah negatif (berlawanan arah jarum
jam), artinya jika kita berada dalam pesawat antariksa tepat di atas
kutub utara maka kita akan melihat Bumi mengitari Matahari dalam
arah yang berlawanan arah jarum jam. Terdapat dua peristiwa yang
dapat membuktikan gerak revolusi Bumi ini:
a) Terjadinya Paralaks Bintang.
b. Rotasi Bumi
Ada enam peristiwa yang diakibatkan oleh gerak rotasi Bumi ini:
17
1) Peredaran semu harian benda langit
3) Perbedaan waktu
Garis bujur adalah garis khayal yang sejajar dengan garis tengah
kutub. Perbedaan waktu bergantung pada derajat garis bujurnya. Tempat-
tempat yang berbeda bujur 1o akan berbeda 4 menit (360o = 1440 menit)
atau berbeda 1 jam dalam 15o garis bujur (360o = 24 jam).
18
Bumi berbeda-beda. Karena percepatan gravitasi atau g berbanding
terbalik dengan radius R2, maka percepatan gravitasi di ekuator
(khatulistiwa) akan lebih kecil daripada percepatan gravitasi di kutub. Jadi,
jika kita bergerak dari khatulistiwa menuju kutub, maka percepatan
gravitasi akan semakin besar.
Arah angin tidak persis searah dengan arah gradien tekanan, yaitu
dari daerah isobar tekanan tinggi ke isobar tekanan rendah Ini disebabkan
oleh adanya efek gaya Coriolis pada angin. Gaya Coriolis bukanlah gaya
sebenarnya melainkan gaya semu yang timbul akibat efek dua gerakan,
yaitu: 1) gerakan rotasi Bumi dan; 2) gerakan benda relatif terhadap
permukaan Bumi.
c. Revolusi Bumi
19
berlawanan arah jarum jam. Gerak revolusi Bumi ini pun mengakibatkan
beberapa peristiwa yang dapat dirasakan oleh para penghuni planet ini,
diantaranya adalah:
2) Pergantian musim
20
penyinaran matahari yang makin berkurang. Pada saat ini bagian bumi
utara mulai memasuki musim panas. Sebaliknya, daerah di belahan
bumi selatan mulai menerima penyinaran matahari yangbertambah.
Saat ini daerah tersebut mulai memasuki musim dingin. Musim dingin
ini berlangsung hingga tanggal 23 September.
21
kita sebagai pengamat di bumi berubah akibat adanya gerakan revolusi
bumi ini.
Fase Bulan adalah bentuk Bulan yang berbeda-beda saat diamati dari
Bumi (sabit, kuartil, gibous, purnama). Bulan tampak bersinar karena
memantulkan cahaya Matahari. Setengah bagian Bulan yang menghadap
Matahari akan terang, dan sebaliknya setengah bagian yang membelakangi
Matahari akan gelap. Akan tetapi fase bulan yang terlihat dari Bumi
bergantung pada kedudukan relatif Matahari, Bulan, dan Bumi. Peredaran
Bumi dan Bulan menyebabkan pula peristiwa gerhana Bulan dan gerhana
Matahari.
1) Gerhana bulan
22
selalu terjadi pada saat Bulan purnama. Jika Bulan hanya dekat simpul,
maka hanya akan terjadi gerhana penumbra. Jika Bulan sangat jauh dari
simpul maka tidak terjadi gerhana Bulan pada saat Bulan purnama.
2) Gerhana Matahari
4. Peristiwa Gerhana
a. Pengertian Gerhana
b. Gerhana Matahari
23
Gerhana Matahari terjadi pada waktu Bulan berada di antara Bumi
dan Matahari, yaitu pada waktu Bulan mati, dan bayang-bayang Bulan
yang berbentuk kerucut menutupi permukaan Bumi. Bayang-bayang Bulan
ada dua bagian, yaitu umbra dan penumbra. Umbra adalah bagian yang
gelap dan berbentuk kerucut yang puncaknya menuju ke Bumi. Penumbra
adalah bagian yang agak terang dan bentuknya makin jauh dari Bulan
semakin lebar.
Gerhana Matahari terjadi ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi
dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari.
Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya
Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384. 400
kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai
jarak rata-rata 149. 680. 000 kilometer.
24
2) Tipe T atau total (kulli), yaitu gerhana sentral yang mana kerucut
umbra bulan mengenai permukaan bumi. Pada gerhana sentral, sumbu
bayangan bulan mengenai permukaan bumi. Pada tipe gerhana total
ini, ada yang disebut garis sentral, yaitu garis lurus yang
menghubungkan titik pusat matahari, titik pusat bulan dan tempat di
permukaan bumi. Saat dikatakan terjadi gerhana matahari total, hanya
sebagian kecil saja tempat di permukaan bumi yang dapat
menyaksikan gerhana total. Sebagian besar tempat yang lain hanya
dapat menyaksikan secara parsial. Dan mayoritas tempat di permukaan
bumi tidak dapat menyaksikan baik total atau parsial, entah karena di
tempat tersebut matahari tidak berada di atas ufuk (waktu malam), atau
karena matahari di atas ufuk.
3) Tipe A, atau annular (cincin/halqi), yaitu jenis gerhana sentral yang
mana perpanjangan kerucut umbra bulan mengenai permukaan bumi.
Gerhana ini, gerhana dimulai dengan fase cincin, di tengahnya menjadi
total dan diakhiri dengan fase cincin kembali.
4) Tipe (T), atau gerhana total tetapi tidak sentral. Ini terjadi di daerah
sekitar kutub utara atau selatan. Maksudnya, sumbu umbra tidak
mengenai permukaan bumi tetapi ada sedikit bagian umbra yang masih
mengenai bumi (di daerah kutub).
5) Tipe (A), atau gerhana cincin tetapi tidak sentral. Ini juga terjadi di
daerah kutub, dimana sumbu umbra tidak mengenai permukaan bumi,
tetapi ada sedikit perpanjangan kerucut umbra yang masih mengenai
bumi (di daerah kutub).
c. Gerhana Bulan
25
Gambar Gerhana Bulan
a. Tipe t, atau gerhana bulan total (kulli). Disini, bulan masuk seluruhnya ke
dalam kerucut umbra bumi.
b. Tipe p, atau gerhana bulan parsial (ba’dhi), ketika hanya sebagian bulan
yang masuk ke dalam kerucut umbra bumi.
c. Tipe pen, atau gerhana bulan penumbra, ketika bulan masuk ke dalam
kerucut penumbra, tetapi tidak ada bagian bulan yang masuk ke dalam
kerucut umbra bumi.
Ada beberapa fakta yang berlaku bagi gerhana matahari dan bulan.
a. Paling sedikit terjadi dua kali gerhana matahari setiap tahun, namun tidak
pernah lebih dari lima kali. Jumlah total gerhana (matahari dan bulan)
dalam satu tahun maksimal tujuh kali.
b. Terjadinya gerhana cenderung dalam bentuk pasangan: gerhana matahari –
gerhana bulan – gerhana matahari. Sebuah gerhana bulan selalu didahului
atau diikuti oleh gerhana matahari (selang dua pekan antara keduanya).
c. Susunan gerhana cenderung untuk kembali sama dalam suatu siklus
selama 18 tahun 11 hari 8 jam, atau yang dikenal dengan siklus Saros.
Namun susunan (pattern) tersebut tidak tepat sama.
d. Pada gerhana bulan, fase gerhana total dapat mencapai maksimum 1 jam
40 menit, sedangkan fase umbra yaitu parsial – total – parsial dapat
mencapai maksimum 3 jam 40 menit. Sementara durasi maksimum
terjadinya fase total pada gerhana matahari di ekuator dapat mencapai 7
26
menit 40 detik, sedangkan untuk gerhana cincin mencapai maksimum 12
menit 24 detik.
B. Aplikasi penerapan konsep materi dalam kehidupan sehari-hari
1. Penerapan Sel Surya sebagai Energy Listrik
Sel surya adalah suatu komponen elektronika yang dapat mengubah
energi surya menjadi energi listrik dalam bentuk arus searah (DC) . Modul
surya (fotovoltaic) adalah sejumlah sel surya yang dirangkai secara seri dan
paralel, untuk meningkatkan tegangan dan arus yang dihasilkan sehingga
cukup untuk pemakaian sistem catu daya beban.
Untuk mendapatkan keluaran energi listrik yang maksimum maka
permukaan modul surya harus selalu mengarah ke matahari. Di Indonesia,
energi listrik yang optimum akan didapat apabila modul surya diarahkan
dengan sudut kemiringan sebesar lintang lokasi PLTS tersebut berada. Sebagai
contoh, untuk daerah yang berada di sebelah utara katulistiwa maka modul
surya harus dihadapkan ke Selatan, dan sebaliknya\
Selanjutnya energi listrik tersebut disimpan dalam Baterai. Baterai
disini berfungsi sebagai penyimpan energi listrik secara kimiawi pada siang
hari dan berfungsi sebagai catu daya listrik pada malam hari. Untuk menjaga
kesetimbangan energi di dalam baterai, diperlukan alat pengatur elektronik
yang disebut Battery Charge Regulator.
Alat ini berfungsi untuk mengatur tegangan maksimal dan minimal
dari baterai dan memberikan pengamanan terhadap sistem, yaitu proteksi
terhadap pengisian berlebih (overcharge) oleh penyinaran matahari,
pemakaian berlebih (overdischarge) oleh beban, mencegah terjadinya arus
balik ke modul surya, melindungi terjadinya hubung singkat pada beban listrik
dan sebagai interkoneksi dari komponen-komponen lainnya.
Sebagai Pemanas Ruangan
Ada beberapa teknik penggunan energi panas matahari untuk
pemanasan ruangan, misalnya menggunakan jend. Hanya diperlukan sebuah
lubang pada dinding untuk meneruskan panas matahari dari luar masuk ke
dalam bangunan. Ada jendela yang langsung tanpa ada kacanya dan ada yang
menggunakan kaca. Untuk mendapatkan panas yang optimal maka pada
jendela dipasang kaca ganda. Biasanya di daerah-daerah empat musim
27
dinding/tembok bangunan diganti dengan kaca agar matahari bebas menyinari
dan menghangatkan ruangan pada saat musim dingin.
2. Sebagai Penerangan Ruangan
Adalah teknik pemanfaatan energi matahari yang banyak dipakai saat
ini. Dengan teknik ini pada siang hari lampu pada bangunan tidak perlu
dinyalakan sehingga menghemat penggunaan listrik untuk penerangan. Teknik
ini dilaksanakan dengan mendesain bangunan yang memungkinkan cahaya
matahari bisa masuk dan menerangi ruangan dalam bangunan.
3. Kompor Matahari
Prinsip kerja dari kompor matahari adalah dengan memfokuskan panas
yang diterima dari matahari pada suatu titik menggunakan sebuah cermin
cekung besar sehingga didapatkan panas yang besar yang dapat digunakan
untuk menggantikan panas dari kompor minyak atau kayu bakar. Negara
(2008) menerangkan bahwa “untuk diameter cermin sebesar 1,3 meter kompor
ini memberikan daya thermal sebesar 800 watt pada panci. Dengan
menggunakan kompor ini maka kebutuhan akan energi fosil dan energi listrik
untuk memasak dapat dikurangi”.
4. Pengeringan Hasil Pertanian
Hal ini biasanya dilakukan petani di desa-desa daerah tropis dengan
menjemur hasil panennya dibawah terik sinar matahari. Cara ini sangat
menguntungkan bagi para petani karena mereka tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk mengeringkan hasil panennya. Berbeda dengan petani di negara-
negara empat musim yang harus mengeluarkan biaya untuk mengeringkan
hasil panennya dengan menggunakan oven yang menggunakan bahan bakar
fosil maupun menggunakan listrik.
5. Distilasi Air
Thomas Ari Negara (2008) menjelaskan cara kerja distilasi air yaitu
sebagai berikut. Sebuah kolam yang dangkal, dengan kedalaman 25 mm
hingga 50 mm, ditututup oleh kaca. Air yang dipanaskan oleh radiasi matahari,
sebagian menguap, sebagian uap itu mengembun pada bagian bawah dari
permukaan kaca yang lebih dingin. Kaca tersebut dimiringkan sedikit 10°
untuk memungkinkan embunan mengalir karena gaya berat menuju ke saluran
penampungan yang selanjutnya dialirkan ke tangki penyimpanan.
6. Pemanasan Air
28
Penyediaan air panas sangat diperlukan oleh masyarakat, baik untuk
mandi maupun untuk alat antiseptik pada rumah sakit dan klinik kesehatan.
Penyediaan air panas ini memerlukan biaya yang besar karena harus tersedia
sewaktu-waktu dan biasanya untuk memanaskan digunakan energi fosil
ataupun energi listrik. Namun Dengan menggunakan pemanas air tenaga surya
maka hal ini bukan merupakan masalah karena pemanasan air dilakukan
dengan menyerap panas matahari dengan menggunakan kolektor sehingga
tidak memerlukan biaya bahan bakar.
29
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Yang dapat kami simpulkan dari materi Bumi dan Alam Semesta adalah sebagai
berikut :
1. Alam semesta merupakan ruang berbentuk bola dengan bumi yang datar
sebagai alasnya dan langit beserta bintang-bintang sebagai atapnya.
2. Alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.
a. Mikrokosmos
Mikrokosmos ialah benda-benda yang sangat kecil yang hanya bisa dilihat
menggunakan mikroskop yang ada di alam semesta seperti: sel, atom, dan
elektron.
b. Makrokosmos
Makrokosmos merupakan benda-benda besar yang ada di bumi. Tata surya
terdiri dari matahari, planet-planet, dan berbagai benda-benda langit
seperti satelit, komet, dan asteroid.
3. Teori Pembentukan Alam Semesta
a. Teori Hipotesis Kabut, bahwa matahari, bumi, dan planet-planet lainnya
berasal dari kabut panas yang berputar di alam semesta.
b. Teori Planetisimal, bahwa di alam semesta ini terdapat matahari asal, lalu
ada sebuah bintang besar yang mendekat. Kemudian terjadi gaya tarik
yang sangat kuat dari bintang besar terhadap matahari asal.
c. Teori Awan Debu (The Dust-Cloud Theory), bahwa tata surya terbentuk
dari gumpalan awan gas dan debu. Sekarang ini di alam semesta
bertebaran gumpalan awan seperti itu. Lebih dari 5 milyar tahun yang lalu,
salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan.
d. Teori Pasang Surut, bahwa bumi terbentuk pada saat bintang berdekatan
dengan matahari dan menarik gumpalan gas yang berbentuk cerutu keluar
dari permukaan matahari.
e. Teori Bintang Kembar, mengatakan bahwa mula-mula ada dua bintang
kembar kemudian salah satu bintang meledak.
30
f. Teory dentuman besar (big bang theory), bahwa awal mula alam semesta
ini berupa sebuah “primeval atom” yang semua matery tersebut dalam
keadaan yang sangat padat.
4. Kedudukan Bumi Sebagai Planet
a. Gerak rotasi Bumi adalah gerak Bumi mengitari porosnya sendiri. Gerak
ini dengan arah negatif atau timur, yaitu dari barat ke timur.
b. Revolusi Bumi adalah gerak Bumi pada orbitnya mengelilingi Matahari.
Bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari disebut ekliptika.
c. Rotasi Bulan adalah gerak Bulan yang berputar pada sumbunya. Revolusi
Bulan adalah gerak Bulan mengelilingi Bumi.
5. Gerhana Matahari terjadi pada waktu Bulan berada di antara Bumi dan
Matahari, yaitu pada waktu Bulan mati, dan bayang-bayang Bulan yang
berbentuk kerucut menutupi permukaan Bumi.
6. Gerhana bulan terjadi saat sebagian/keseluruhan penampang bulan tertutup
oleh bayangan bumi. Itu terjadi jika bumi berada di antara matahari & bulan
pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai
bulan sebab terhalangi oleh bumi.
B. Saran.
Sebaiknya semua pihak mempelajari Jagat raya Dan Tata Surya agar dapat
mengetahui dari mana sebenarnya Tata Surya itu berasal sehingga kita tidak dapat
mengada-ada atau merekayasanya. Mengetahui Jagat Raya Dan Tata Surya juga
sangat penting agar kita dapat mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
C. Summary
31
5. Milky Way : Galaksi berbentuk spiral dengan diameter 100.000-180.000 tahun
cahaya.
6. Doktrin : Ajaran yang bersifat mendorong sesuatu seperti memobilisasinya.
7. Ekliptika : Jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu titik
pusat sistem koordinat tertentu.
8. Umbra : Bagian yang gelap dan berbentuk kerucut yang puncaknya menuju ke
bumi.
9. Antumbra : Bayangan pusat bulan hasil perpanjangan dari bayangan umbra.
10. Geosentris : Bumi sebagai pusat alam semesta.
11. Heliosentris : Matahari sebagai pusat alam semesta.
12. Komet : Bintang berekor.
13. Meteor : Bintang jatuh.
14. Asteroid : Benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar dari
pada meteoroid, umumnya terdapat dibagian dalam tata surya.
15. Garis bujur : Garis khayal yang sejajar dengan garis tengah kutub.
32