Anda di halaman 1dari 8

LAORAN PENDAHULUAN

PERSONAL HYGIENE
1. Definisi
Personal hygiene berawal dari bahasa Yunani. Personal yang artinya
peroranngan dan Hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakkan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis (Tarwoto dan Martonah, 2015).

Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya.

2. Fisiologis Kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang
melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat tubuh
yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kira-kira 15% dari berat tubuh dan luas kulit
orang dewasa 1,5 m2 (Djuanda, 2007)
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama,
yaitu (Djuanda, 2007) :
1. Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas :
a. Lapisan basal atau stratum germinativum. Lapisan basal merupakan lapisan
epidermis paling bawah dan berbatas dengan dermis.
b. Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Lapisan malpighi atau disebut juga prickle
cell layer (lapisan akanta) merupakan lapisan epidermis yang paling kuat dan tebal.
c. Lapisan granular atau stratum granulosum (Lapisan Keratohialin). Lapisan granular
terdiri dari 2 atau 3 lapis sel gepeng, berisi butir-butir (granul) keratohialin yang
basofilik.
d. Lapisan lusidum atau stratum lusidum. Lapisan lusidum terletak tepat di bawah
lapisan korneum.
e. Lapisan tanduk atau stratum korneum. Lapisan tanduk merupakan lapisan terluar
yang terdiri dari beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin.

2. Dermis
Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada
epidermis. Terdiri dari lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular
dan folikel rambut.
3. Lapisan Subkutis
Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma, dan tempat
penumpukan energi.
Fungsi kulit
Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan dengan lingkungan.
Adapun fungsi utama kulit adalah
(Djuanda,2007):
1. Fungsi proteksi
2. Fungsi absorpsi
3. Fungsi ekskresi
4. Fungsi persepsi
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
6. Fungsi pembentukan pigmen
7. Fungsi kreatinisasi
8. Fungsi pembentukan/sintesis vitamin D

3. Diagnosa Keperawatan dengan Personal Hygiene


Diagnosa 1 : Defisit perawatan diri : mandi
3.1.1 Definisi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.

Batasan Karakteristik Faktor yang Berhubungan


 Ketidakmampuan untuk mengakses  Gangguan kognitif
kamar mandi  Penurunan motivasi
 Ketidakmampuan mengeringkan tubuh  Kendala lingkungan
 Ketidakmampuan mengambil  Ketidakmampuan merasakan bagian
perlengkapan mandi tubuh
 Ketidakmampuan menjangkau sumber  Ketidakmampuan merasakan hubungan
air spasial
 Ketidakmampuan mengatur air mandi  Gangguan muskoloskeletal
 Ketidakmampuan membasuh tubuh  Gangguan neuro muskular
 Nyeri
 Gangguan persepsi
 Ansietas berat

Diagnosa 2 : Defisit perawatan diri : berpakaian


3.2.1 Definisi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri
Batasan Karakteristik Faktor yang Berhubungan
 Ketidakmampuan mengancingkan  Gangguan kognitif
pakaian  Penurunan motivasi
 Ketidakmampuan mendapatkan pakaian  Ketidaknyamanan
 Ketidakmampuan mendapatkan atribut  Kendala lingkungan
pakaian  Keletihan dan kelemahan
 Ketidakmampuan mengenakan sepatu  Gangguan muskoloskeletal
 Ketidakmampuan mengenakan kaus  Gangguan neuromuskular
kaki  Nyeri
 Ketidakmampuan melepaskan atribut  Gangguan persepsi
pakaian  Ansietas berat
 Ketidakmampuan melepas sepatu
 Ketidakmampuan melepas kaus kaki
 Hambatan memilih pakaian
 Hambatan mempertahankan
penampilan yang memuaskan
 Hambatan mengambil pakaian
 Hambatan mengenakan pakaian pada
bagian tubuh bawah
 Hambatan mengenakan pakaian pada
bagian tubuh atas
 Hambatan memasang sepatu
 Hambatan memasang kaus kaki
 Hambatan melepas pakaian
 Hambatan melepas sepatu
 Hambatan melepas kaus kaki
 Hambatan menggunakan alat batu
 Hambatan mengunakan resleting

Diagnosa 3 : Defisit perawatan diri makan


3.3.1 Defnisi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan sendiri.
Batasan Karakteristik Faktor yang Berhubungan
 Ketidakmampuan mengambil makanan dan  Gangguan kognitif
memasukkan kemulut  Penururan motivasi
 Ketidakmampuan mengunyah makanan  Ketidaknyamanan
 Ketidakmampuan menghabiskan makanan  Kendala Iingkungan
 Ketidakmampuan menempatkan makanan  Keletihan
keperlengkapan makanan  Gangguan muskoloskeletal
 Ketidakmampuan menggunakan  Gangguan neuromuskular
perlengkapan makanan  Nyeri
 Ketidakmampuan memakan makanan  Gangguan persepsi
dalam cara yang dapat diterima secara  Ansjetas berat
sosial  Kelemahan
 Ketidakmampuan memakan makanan
dengan aman
 Ketidakmampuan makan makanan dalam
jumlah memadai
 Ketidakmampuan memanipulasi makanan
dalam mulut
 Ketidakmampuan membuka wadah
makanan
 Ketidakmampuan mengambil gelas atau
cangkir
 Ketidakmampuan menyiapkan makanan
untuk dimakan
 Ketidakmampuan menelan makanan
 Ketidakmampuan menggunakan alat bantu
Diagnosa 4 : Defisit perawatan diri eliminasi
3.4.1 Definisi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas Eliminasi
sendiri.
Batasan Karakteristik Faktor yang Berhubungan
 Ketidakmampuan melakukan  Gangguan kognitif
hygiene eliminasi yang tepat  Penurunan motivasi
 Ketidakmampuan menyiram toilet  Kendala lingkungan
atau korsi buang air (commode)  Keletihan
 Ketidakmampuan naik ketoilet atau  Hambatan mobilitas
commode  Hambatan kemampuan berpindah
 Ketidakmampuan memanipulasi  Gangguan muskoloskeletal
pakaian untuk eliminasi  Gangguan neuromuskular
 Ketidakmarnpuan berdiri dari toilet  Nyeri
atau commode  Gangguan persepsi
 Ketidakmampuan untuk duduk di  Ansietas berat
toilet atau commode  Kelemahan

4. Perencanaan
Diagnosa 1 : Defisit perawatan diri : Mandi
NOC
 Activity Intolerance
 Mobility: physical Impaired
 Self Care Deficit Hygiene
 Sensory perception, Auditory disturbed.
Kriterta hasil :
 Perawatan diri ostomi : tindakan pribadi mempertahankan ostomi untuk
eliminasi
 Perawatan diri : Aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL) mampu untuk
melakukan aktivitas perawatan fisik dan pribadi secara mandiri atau dengan alat
bantu
 Perawatan diri Mandi : mampu untuk membersihkan tubuh sendiri secara
mandiri dengan atau tanpa alat bantu
 Perawatan diri hygiene : mampu untuk mempertahankan kebersihan dan
penampilan yang rapi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
 Perawatan diri Hygiene oral : mampu untuk merawat mulut dan gigi secara
mandiri dengan atau tanpa alat bantu
 Mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi dan
menyediakan perlengkapan mandi
 Membersihkan dan mengeringkan tubuh
 Mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh dan hygiene
oral
Intervensi keperawatan :
NIC
Self-Care Assistance: Bathing / Hygiene
 Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri.
 Pertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
 Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang dibutuhkan
 Tempat handuk, sabun, deodoran, alat pencukur, dan aksesoris lainnya yang
dibutuhkan di samping tempat tidur atau di kamar mandi
 Menyediakan artikel pibadi yang diinginkan (misalnya, deodoran, sekat gigi,
sabun mandi, sampo, lotion, dan produk aromaterapi)
 Menyediakan lingkungan yang terapeutik dengan memastikan hangat, santai,
pengalaman pribadi, dan personal
 Memfasilitasi gigi pasien menyikat
 Memfasilitasi diri mandi pasien, sesuai
 Memantau pembersihan kuku, menurut kemampuan perawatan diri pasien
 Memantau integritas kulit pasien
 Menjaga kebersihan ritual
 Memfasilitasi pemeliharaan rutin yang biasa pasien tidur, isyarat sebelum tidur,
alat peraga, dan benda-benda asing (misalnya, untuk anak-anak, cerita, selimut /
mainan, goyang, dot, atau favorit, untuk orang dewasa, sebuah buku untuk
membaca atau bantal dari rumah), sebagaimana sesuai
 Mendorong orang tua / keluarga partisipasi, dalam kebiasaan tidur biasa
 Memberikan bantuan sampai pasien sepenuhnya dapat mengasumsikan
perawatan diri.

Diagnosa 2 : Defisit perawatan diri : berpakaian

NOC
 Self Care Status
 Self care : Dressing
 Activity Tolerance
 Fatigue level
Kriteria hasil :
 Mampu melakukan tugas fisik yang paling mendasar dan aktivitas perawatan
pribadi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
 Mampu untuk mengenakan pakaian dan berhias sendiri secara mandiri atau
tanpa alat bantu
 Mampu mempertahankan kebersihan pribadi dan penampilan yang rapi secara
mandiri dengan atau tanpa alat bantu
 Mengungkapkan kepuasan dalam berpakaian dan menata rambut
 Menggunakan alat bantu untuk memudahkan dalam berpakaian
 Dapat memilih pakaian dan mengambilnya dari lemari atau laci baju
 Mampu meritsleting dan mengancing pakaian
 Menggunakan pakaian secara rapi dan bersih
 Mampu melepas pakaian, kaos kaki,dan sepatu
 Menunjukkan rambut yang rapi dan bersih
 Menggunakan tata rias

Intervensi keperawatan :
NIC
Self Care Assistance : Dressing / Grooming
 Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktivitas
 Pantau peningkatan dan penurunan kemampuan untuk berpakaian dan melakukan
perawatan rambut Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan
aktivitas perawatan diri
 Pertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
 Bantu pasien memilih pakaian yang mudah dipakai dan dilepas
 Sediakan pakaian pasien pada tempat yang mudah di jangkau (disamping tempat
tidur)
 Fasilitasi pasien untuk menyisir rambut, bila memungkinkan
 Dukung kemandirian dalam berpakian, berhias, bantu pasien jika diperlukan
 Pertahankan privasi saat pasien berpakaian
 Bantu pasien untuk menaikkan, mengancingkan, dan merisleting pakaian , jika
diperlukan
 Gunakan alat bantu tambahan (misal sendok, pengait kancing dan penarik
 ritsleting) untuk menarik pakaian jika diperlukan
 Beri pujian atas usaha untuk berpakaian sendiri
 Gunakan terapi fisik dan okupasi sebagai sumber dalam perencanaan tindakan
pasien dalam perawatan pasien dengan alat bantu

Diagnosa 3 : Defisit perawatan diri : makan

NOC
 Activity Intolerance
 Mobility: physical impaired
 Self Care Deficit Hygiene
 Self Care Deficit Feeding
Kriteria Hasil :
 Status nutrisi: ketersediaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan metabolik
 Status Nutrisi: Asupan Makanan dan
 Cairan: kuantitas makanan dan cairan yang di asup ke dalam tubuh selama
periode 24 jam
 Perawatan diri : Aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL) mampu untuk
melakukan aktivitas perawatan fisik dan pribadi secara mandiri atau dengan alat
bantu
 Perawatan Diri : Makan : Kemampuan untuk menyiapkan dan memakan
makanan dan cairan secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
 Status menelan : Perjalanan makanan padat atau cairan secara aman dari mulut
ke lambung
 Mampu makan secara mandiri
 Mengungkapkan kepuasan makan
 Dan terhadap kemampuan untuk makan sendiri
 Menerima suapan dari pemberi asuhan.

Intervensi keperawatan :
NIC
Self-Care Assistance : Feeding
 Memonitor pasien kemampuan untuk menelan
 Identifikasi diet yang diresepkan
 Mengatur nampan makanan dan meja menarik
 Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan (misalnya,
pispot menempatkan, urinal, dan peralatan penyedotan keluar dari pandangan)
 Pastikan posisi pasien yang tepat untuk memfasilitasi mengunyah dan menelan
 Memberikan bantuan fisik, sesuai kebutuhan
 Menyediakan untuk menghilangkan rasa sakit yang memadai sebelum makan
 Menyediakan kesehatan mulut sebelum makan Perbaiki makanan di nampan,
yang diperlukan, seperti memotong daging atau mengupas telur
 Buka makanan kemasan
 Hindari menempatkan makanan di sisi seseorang yang buta
 Jelaskan lokasi makanan di atas
 Nampan untuk orang dengan gangguan penglihatan
 Tempatkan pasien dalam posisi nyaman makan
 Lindungi dengan bib/kain alas dada
 Menyediakan sedotan, sesuai kebutuhan atau yang diinginkan
 Menyediakan makanan pada suhu yang paling selera.
Diagnosa 4 : Defisit perawatan diri : eliminasi

NOC
 Activity Intolerance
 Mobility : physical impaired
 Fatique level
 Anxiety self control
 Ambulation
 Self care Deficit Toileting
 Self Care Deficit Hygiene
 Urinary incontinence : functional
Kriteri hasil :
 Pengetahuan perawatan Ostomy : tingkat pemahaman yang ditunjukkan tentang
pemeliharaan ostomi untuk eliminasi
 Perawatan diri : ostomi : tindakan pribadi untuk mempertahankan ostomi untuk
eliminasi
 Perawatan diri : Aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL) mampu untuk
melakukan aktivitas perawatan fisik dan pribadi secara mandiri atau dengan alat
bantu
 Perawatan diri higine: mampu untuk mempertahankan kebersihan, dan
penampilan yang rapi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
 Perawatan diri Eliminasi : mampu untuk melakukan aktivitas eliminasi secara
mandiri atau tanpa alat bantu
 Mampu duduk dan turun dari kloset
 Membersihkan diri setelah eliminasi
 Mengenali & mengetahui kebutuhan bantuan untuk eliminasi

Intervensi keperawatan :
NIC
Self-Care Assistance : Toileting
 Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
 Pertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
 Lepaskan pakaian yang penting untuk memungkinkan penghapusan
 Membantu pasien ke toilet / commode / bedpan / fraktur pan / urinoir pada
selang waktu tertentu
 Pertimbangkan respon pasien terhadap kurangnya privasi
 Menyediakan privasi selama eliminasi
 Memfasilitasi kebersihan toilet setelah selesai eliminasi
 Ganti pakaian pasien setelah eliminasi
 Menyiram toilet / membersihkan penghapusan alat (commode, pispot)
 Memulai jadwal ke toilet, sesuai
 Memulai pasien / tepat lain dalam toilet rutín
 Memulai mengelilingi kamar mandi, sesuai dan dibutuhkan
 Menyediakan alat bantu (misalnya, kateter eksternal atau urinal), sesuai
 Memantau integritas kulit pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Adhi. 2007. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta. Balai Penerbit FKUI
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Wartonah, Tarwoto. 2015. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC.

Banjarmasin, 09 Oktober 2019

Preseptor Klinik, Ners Muda,

(Rizma Handrawati, S.Kep., Ns) (Muhammad Fitriyandi, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai