Oleh :
GERBONG 2
1
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM LANSIA DI KELURAHAN SUKOLILO BARU KECAMATAN
BULAK SURABAYA
2
STIKES HANG TUAH SURABAYA STASE KEPERAWATAN
KOMUNITAS DI KELURAHAN SUKOLILO BARU
KECAMATAN BULAK SURABAYA
1. LATAR BELAKANG
Keberhasilan Pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah
mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, khususnya di bidang medis
atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan
penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia, akibatnya jumlah
penduduk lansia meningkat. Saat ini, diseluruh dunia jumlah lansia
diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan
pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Secara Demografi, menurut
sensus penduduk tahun 1980 di Indonesia terdapat 5,3 juta orang (4,3%) yang
berusia 60 tahun keatas. Pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 11,09%,
meningkatnya umur harapan hidup dipengaruhi oleh majunya pelayanan
kesehatan, menurunnya angka kematian bayi dan anak, perbaikan gizi dan
sanitasi, serta meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi (Bandiyah,
2009). Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Keadaan ini menyebabkan
munculnya penyakit degeneratif yang merupakan penumpukan distorsi
metabolik dan struktural (Darmojo dan Martono, 2009). Orang lanjut usia,
terdapat kemunduran organ tubuh seperti otot, tulang, jantung, dan pembuluh
3
darah, serta sistem saraf yang mengakibatkan orang tua mengalami penurunan
keseimbangan.
Angka partisipasi olahraga di Indonesia masih sangat rendah. Data
Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada 2015, jumlah yang rutin
berolahraga belum mencapai sepertiga dari total penduduk, hanya 27,61%
penduduk Indonesia yang melakukan olahraga minimal sekali dalam
seminggu. Hal ini berarti dari 100 penduduk Indonesia berumur 10 tahun ke
atas hanya sekitar 28 orang yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan olahraga
sedangkan 72 orang lainnya tidak rutin berolahraga. Fenomena ini
menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Indonesia dalam berolahraga
secara umum relatif masih rendah. Kondisi ini cukup memprihatinkan
mengingat olahraga merupakan salah satu kegiatan yang menunjang
kesehatan. Masih rendahnya partisipasi olahraga mengindikasikan bahwa
masyarakat belum sepenuhnya menyadari pola hidup sehat melalui olahraga.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengungkapkan saat ini
angka harapan hidup di Jatim mencapai 71 tahun. Sedangkan jumlah lansia
Jatim mencapai 4.453.256 juta orang (11,4%). Peningkatan jumlah penduduk
lansia pada dasarnya dapat dijadikan refleksi semakin membaiknya kondisi
kesehatan lansia dan juga kemajuan pelayanan kesehatan sehingga
berpengaruh terhadap usia harapan hidup yang lebih panjang. Saat ini
pemerintah kota Surabaya terus berbenah diri dan melakukan berbagai
program peningkatan pelayanan bagi penduduk lansia diantaranya pelayanan
pengobatan gratis, edukasi kesehatan lansia, dan senam sehat lansia. Dari
catatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya terhitung bulan Desember 2017
jumlah pengunjung yang diperiksa di Taman Lansia mencapai 2.015 orang
lansia.
Memelihara kesehatan untuk hidup yang tidak bergantung dengan
orang lain besar kemungkinan harus memprioritaskan kekuatan otot (Broman
dkk., 2006). Adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian
sendi dapat memperparah kondisi tersebut (Ulliya, dkk, 2009). Penurunan
kemampuan muskuloskeletal dapat menurunkan aktivitas fisik (physical
activity), sehingga akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari (activity of daily living atau ADL) (Ulliya dkk., 2009).
4
Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah
serta terencana yang di ikuti oleh orang lanjut usia dalam bentuk latihan fisik
yang berpengaruh terhadap kemampuan fisik lansia. Aktivitas olahraga ini
akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang
tetap kuat dan membantu menghilangkan radikal bebas yang ada di dalam
tubuh (Widianti & Atikah, 2010).
Salah satu upaya untuk menjaga, meningkatkan kesehatan dan
kesegaran jasmani bagi lansia (lanjut usia) adalah dengan melakukan olahraga.
Olahraga bagi lansia bila dilakukan dengan terprogram akan mempunyai
beberapa manfaat, diantaranya adalah untuk mempertahankan kesehatan,
meningkatkan kekuatan otot jantung, meningkatkan sirkulasi darah dalam
tubuh, menurunkan kadar lemak, menguatkan otot-otot tubuh, mengurangi
stres dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Angga, 2010). Saat
memasuki usia lanjut, jenis olahraga harus disesuaikan dengan usia, jenis
kelamin dan riwayat penyakit lansia. Beberapa olahraga yang dianjurkan
untuk lansia antara lain berjalan kaki, senam dan aktivitas di rumah
merupakan olahraga paling mudah dan efektif yang dapat dilakukan.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di kelurahan sukolilo
baru RW 03 didapatkan hasil sebagian lansia mengeluh pegal-pegal.
Kebanyakan dari beberapa lansia mengatakan bahwa keluhan yang mereka
derita ini berhubungan dengan proses usia yang semakin lanjut. Ada lansia
yang mengatakan bahwa mereka merasa mudah lelah dan lesu yang salah
satunya disebabkan aktivitas yang di lakukan berlebihan pada hari-hari
sebelumnya. Selama ini usaha yang dilakukan untuk mengatasi penurunan
kebugaran adalah melakukan olahraga jalan pagi, istirahat dengan cukup dan
makan-makanan bergizi. Salah satu contoh untuk meningkatkan kebugaran
pada lansia yaitu dengan cara memberikan kegiatan atau aktivitas yang dapat
meningkatkan kebugaran dan menjauhkan dari berbagai masalah kesehatan
salah satunya dengan membuat kerajinan tangan tas dan di hias dengan barang
dan bahan bekas. Hasil dari karya lansia ini dapat di perjual belikan dan dapat
menjadikan lansia memiliki aktivitas sehari-hari yang bermanfaat dan dapat
menghasilkan uang.
2. TUJUAN
5
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah di berikan pendidikan kesehatan dan demonstrasi senam lansia
selama 30 menit diharapkan klien dapat memahami dan mengetahui serta
mampu melakukan gerakan senam lansia dan membuat kerajinan tas dari
bahan bekas.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan lansia dapat :
a. Menyebutkan manfaat olahraga bagi lansia dengan benar
b. Menyebutkan tujuan olahraga bagi lansia dengan benar
c. Mendemonstrasikan langkah-langkah olahraga bagi lansia dengan
benar
d. Membuat dan menghias tas sesuai dengan panduan leader
3. PROSES PELAKSANAAN
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Media Metode
1. Pembukaan :
Membuka kegiatan Menjawab salam
Ceramah
dengan
mengucapakan
salam
Memperkenalkan Mendengarkan
5 menit diri
Memperhatikan
Menjelaskan
tujuan dari
Memperhatikan
penyuluhan
Memperhatikan
Apersepsi
Menyebutkan
materi yang akan
diberikan
2. Pelaksanaan :
Tanya
Menjelaskan Mendengarkan Demonstrasi
jawab dan
pengertian senam ceramah
dan
lansia demonstra
Menjelaskan si
Mendengarkan
Tujuan senam
6
20 lansia
menit Menjelaskan
Mendengarkan
Manfaat senam
lansia
Mendemonstrasik
Memperhatikan
an Langkah-
dan
langkah senam
mempraktikkan
lansia
Memberi
kesempatan Menjawab
kepada peserta
untuk bertanya
3. Terminasi :
Tanya jawab
Melakukan
Evaluasi Memperhatikan Tanya
Kontrak waktu jawab dan
5 menit Ceramah
untuk pertemuan
selanjutnya Menjawab salam
Mengucapkan
salam penutup
7
2. Nama anggota dan peran
Fasilitator : Raditya Ajeng Kurnia., S.Kep
Moderator : Siti Winarni., S.Kep
Penyaji : Chornelly Vivie Anjari., S.Kep
Observer : Amelia Kristina M.P., S.Kep
Siti Harri S.N.,S.Kep
Novan Hariyanto., S.Kep
Notulen : Octafiansyah Alwan., S.Kep
Moderat Penyaji
Peserta
or Peserta Peserta Peserta
Observer Peserta Fasilitator Peserta Peserta Observer
fasilitator Peserta Peserta Peserta
Notulen Observer
5. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
7. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Klien hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di paud kenanga
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi proses
a. Klien antusias terhadap materi dan demonstrasi yang diberikan
b. Klien tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi hasil
a. Klien mengetahui tentang pengertian senam lansia
b. Klien mengetahui tujuan dari senam lansia
8
c. Klien mampu mendemonstrasikan senam lansia yang di praktikan/
didemonstrasikan
LAMPIRAN MATERI
9
mengakibatkan transport oksigen ke seluruh tubuh terutama otak menjadi
lancar, sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan nadi menjadi normal
(Triyanto, 2014).
4. Manfaat senam
a. Sebagai pencegahan untuk mencegah timbulnya suatu penyakit.
b. Sebagai pengobatan (kuratif) Penyakit yang dapat disembuhkan dan
dikurangi dengan senam lansia adalah kelemahan/kelainan sirkulasi darah,
DM, kelainan infark jantung, kelainan insufisiensi, koroner, kelainan
pembuluh darah tepi, thromboplebitis dan osteoporosis.
c. Sebagai rehabilisasi
Dengan senam yang baik akan mempengaruhi hal – hal sebagai berikut:
1) Memperkuat degenerasi karena telah mengalami perubahan usia.
2) Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam
kehidupan.
3) Fungsi melindungi yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam
bertambahnya tuntutan (sakit).
5. Langkah-Langkah
a. Latihan kepala dan leher
1) Lihat keatap kemudian menunduk sampai dagu ke dada
2) Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan lalu sebelah kiri.
10
b. Latihan bahu dan lengan
1) Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga, kemudian turunkan
kembali perlahan-lahan
c. Latihan tangan
11
1) Letakan telapak tangan diatas meja. Lebarkan jari-jarinya dan tekan
kemeja.
12
d. Latihan punggung
1) Dengan tangan disamping bengkokan badan kesatu sisi kemudian
kesisi yang lain.
2) Letakan tangan dipinggang dan tekan kedua kaki, putar tubuh dengan
melihat bahu kekiridan kekanan.
e. Latihan pernafasan
1) Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu relaks.
2) Letakkan kedua telapak tangan pada tulang rusuk. Tarik nafas dalam-
dalam maka terasadada mengambang.
13
3) Sekarang keluarkan nafas perlahan-lahan sedapatnya. Terasa tangan
akan menutup kembali
DAFTAR PUSTAKA
14
Darmojo, B. dan Martono, H., 2009, Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universtitas Indonesia, Jakarta, 4-8, 25-
26,93-94, 106-108
Gallo, JJ., Reichel, W., Andersen, LM., (1998). Gerontologi. Jakarta : EGC 122-
129
Herawati, I. dan Wahyuni, (2004). Perbedaan Pengaruh Senam Otak dan Senam
Lansia Terhadap Keseimbangan pada Orang Lanjut Usia, Infokes, 8
(1),Maret, September 2004
15