Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai
penyelenggaraan kesehatan lingkungan selanjutnya diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, yang
pengaturannya ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang
sehat tersebut melalui upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di permukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.
Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan
terbesar masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin dari tingginya angka kejadian
dan kunjungan penderita beberapa penyakit ke sarana pelayanan kesehatan
seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), TB paru, penyakit diare,
demam berdarah dengue (DBD) keracunan makanan, Kecacingan serta
gangguan kesehatan / keracunan bahan kimia dan pestisida.
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat, antara lain Malaria pada tahun
2012 sebanyak 417.819 kasus dan Anual Parasite Incident Malaria di
Indonesia sebesar 1,69 per1.000 penduduk. Demam Berdarah Dengue pada
tahun 2012 sebanyak 90.245 kasus dengan jumlah kematian 816 (IR= 37,11
dan CFR= 0.9). Sedangkan penemuan Pneumonia Balita pada tahun 2012
cakupannya sebesar 22,12 %. Angka kesakitan diare pada semua umur
menurun tidak signifikan dari 423 per 1000 penduduk pada tahun 2006
menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun 2010, hasil survey morbiditas
tahun 2006 dan tahun 2010 memperlihatkan bahwa tidak ada perubahan
episode diare pada balita sebesar 1,3 kali (Hasil kajian morbiditas diare,
Depkes, 2014).
Disamping itu perubahan iklim (climate change) diperkirakan akan
berdampak buruk terhadap lingkungan sehingga dapat terjadi peningkatan
permasalahan terhadap penyakit. Hal lain yang menyebabkan meningkatnya
permasalahan penyakit juga diakibatkan oleh keterbatasan akses masyarakat
terhadap kualitas air minum yang sehat sebesar 63 % dan penggunaan jamban
sehat sebanyak 69% (sekretariat STBM, Bappenas, Tahun 2012).
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena
meningkatnya penyakit dan atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan, Pemerintah telah menetapkan Puskesmas sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan
masyarakat yang bersifat esensial adalah berupa Pelayanan Kesehatan
Lingkungan. Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.
Untuk memperjelas lingkup penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas perlu diatur mengenai uraian kegiatan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan sebagai acuan bagi petugas Puskesmas dan masyarakat
yang membutuhkan pelayanan tersebut. Puskesmas Biromaru Sigi melakukan
program kesehatan lingkungan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di daerah Biromaru Sigi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan manajemen ini antara lain :
1. Sebagai syarat penyelesaian tugas di bidang ilmu kesehatan masyarakat
2. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan
di Puskesmas Biromaru
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

2.1 Gambaran Umum Puskesmas Donggala


Kecamatan Banawa merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Donggala yang memiliki 5 Desa, 9 Kelurahan,16 Dusun, 33 RW dan 135 RT.
Secara geografis, Kecamatan Banawa terletak pada Kabupaten Donggala
yang membentang dari Desa Loli Oge sampai Kelurahan Ganti. Berdasarkan
posisi geografisnya, Kecamatan Banawa memiliki batas wilayah sebagai
berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Teluk Palu
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Banawa Tengah
3. Sebelah timur berbatasandengan Kota Palu
4. Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar
Kecamatan Banawa merupakan kecamatan Banawa induk. Kecamatan ini
terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Donggala yang terdiri
dari 14 desa/kelurahan dan 49 dusun. Untuk mencapai Ibukota Propinsi dari
ibu kota kecamatan banawa dapat ditempuh melalui jalan darat dengan jarak
sekitar 29 Km selama kurang lebih 1 jam. Dari 14 desa/Kelurahan di
Kecamatan Banawa, ada 8 desa yang ada berada pada jalan poros Palu –
Donggala yang menghubungkan Kabupaten Donggala dengan Kabupaten
Mamuju Utara. Berdasarkan hasil pendataan yang dilaksanakan di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Donggala, jumlah penduduk pada tahun 2017 sebesar
33.452 jiwa dengan kepadatan penduduk 337,8per Km2.
Luas Wilayah, Dusun, Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga
UPTD Puskesmas DonggalaKec.Banawa Kab. Donggala
Tahun2017
Luas Wilayah Jumlah Rumah
No. Desa Dusun
(Km2) Penduduk (Jiwa) Tangga
1 Loli Oge 10,23 3 1790 509
2 Loli Saluran 8,99 3 984 298
3 Loli Pesua 8,83 3 1448 413
4 Loli Tasiburi 10,53 4 1899 534
5 Loli Dondo 13,32 3 1338 327
6 Kabonga Besar 10,54 4 2755 655
7 Kabonga Kecil 5,64 4 2852 686
8 Gunung Bale 2,06 2 2416 779
9 Tanjung Batu 0,46 2 2680 713
10 Labuan Bajo 3,45 4 2616 698
11 Boneoge 5,10 3 3230 860
12 Boya 0,56 4 2975 769
13 Maleni 3,74 3 2632 764
14 Ganti 15,59 7 3837 1.057
JUMLAH 99,04 49 33.452 9.062

Sarana dan transportasi sudah cukup memadai, beberapa kelurahan di


wilayah kerja Puskesmas Donggala mempunyai jalan yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk kendaraan umum, sehingga hal ini bukan
merupakan hambatan dalam pelayanan kesehatan secara menyeluruh.4
Puskesmas Donggala juga memiliki beberapa sumber daya manusia
(SDM) yang menjadi penunjang penting dalam menjalankan program
maupun dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2.2 Kerangka Acuan Kegiatan Kesehatan Lingkungan


1. Pendahuluan
Lingkungan merupakan diterminan yang paling besar perannya dalam
mempengaruhi kesehatan masyarakat, setelah faktor perilaku, pelayanan
kesehatan, dan keturunan degradesi lingkungan selama ini terus
dilaksanakan hal ini ditandai dengan masih tingginya penyakit menular,
terus meningkatnya penyakit tidak menular, timbulnya kembali penyakit
yang selama ini sudah mampu dikendalikan, dan munculnya penyakit-
penyakit baru.
Upaya kesehatan lingkungan adalah pengendalian fektor-fektor resiko
lingkungan fisik, biologis sosial yang dapat menimbulkan hal-hal yang
merugikan kesehatan dan daya tahan hidup manusia radiasi, makanan,
minuman, dan bahan berbahaya.

2. Latar Belakang
Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan faktor penentu utama
derajat kesehatan masyarakat dalam suatu proses pengamatan, pencatatan,
penyuluhan, pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur
standar tertentu terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan
menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolak ukur yang
dilaksanakan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam suatu
siklus waktu tertentu yang menekankan kegiatan pada sumber, ambient
(lingkungan), pemaparan, dan dampak pada manusia.

3. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
B. Tujuan Khusus
- Kesehatan Lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum
lingkungan pemukiman dan lingkungan lainnya.
- Kesehatan lingkungan meliputi kesehatan air dan udara.
- Setiap tempat dan sarana pelayanan umum wajib memeliharan
dan meningkatkan lingkungan yang sehat.

4. Kegiatan Pokok Dan Rincian


 Kampanye CTPS di Masyarakat
 Implementasi HSP di Sekolah
 Inspeksi Kesling Untuk TTU, TPM & Sarana Air Minum
 Pengawasan Rumah Makan
 Pemicuan Desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
 Monitoring Pasca Pemicuan

5. Cara Melaksanakan Kegiatan


 Kampanye CTPS di Masyarakat
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara cuci tangan
pakai sabun dengan benar.
 Implementasi HSP di Sekolah
Petugas lapangan turun melakukan survei lapangan ke sekolah.
Sekolah yang ada di wilayah kerja puskesmas.
 Inspeksi Kesling Untuk TTU, TPM & Sarana Air Minum
Kegiatan yang bersifat monitoring atau inspeksi terhadap sasaran
tempat-tempat umum (TTU) yang ada di wilayah kerja puskesmas;
Inspeksi kesehatan lingkungan tempat pengolahan makanan (TPM);
Pembinaan dan pengawasan depot air minum (DAMIU)
 Pengawasan Rumah Makan
Inspeksi kesehatan lingkungan rumah makan yang ada di wilayah
kerja puskesmas.
 Pemicuan Desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Pemberdayaan masyarakat dengan melakukan pemicuan.
 Monitoring Pasca Pemicuan
Tindak lanjut kegiatan pemicuan yang harus dilaksanakan segera
setelah pemicuan.

6. Sasaran
 Kampanye CTPS di Masyarakat
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Donggala
 Implementasi HSP di Sekolah
Sekolah SD di wilayah kerja Puskesmas Donggala.
 Inspeksi Kesling Untuk TTU, TPM & Sarana Air Minum
Tempat-tempat yang memiliki potensi dampak besar terhadap
kesehatan masyarakat. Misalnya: tempat ibadah, sekolah, rumah
makan; Tempat pengolahan makanan (TPM) yang ada di wilayah
kerja puskesmas; Seluruh depot air minum yang ada di wilayah kerja
puskesmas.
 Pengawasan Rumah Makan
Seluruh rumah makan di wilayah kerja Puskesmas Donggala
 Pemicuan Desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Seluruh desa dan kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Donggala
 Monitoring Pasca Pemicuan
Seluruh desa dan kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Donggala

7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan Kesehatan Lingkungan dilaksanakan satu kali
dalam sebulan pada bulan yang terjadwal. Pelaksana kegiatan dilakukan
oleh Penanggung Jawab Program dan Tim Kesehatan Lingkungan sesuai
dengan surat keputusan Kepala Puskesmas Donggala.
 Kampanye CTPS di Masyarakat: Maret & Mei
 Implementasi HSP di Sekolah: Mei
 Inspeksi Kesling Untuk TTU, TPM & Sarana Air Minum: Februari &
Agustus
 Pengawasan Rumah Makan: Mei
 Pemicuan Desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM): Maret &
Mei
 Monitoring Pasca Pemicuan: April & Juni

8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan program akan dilakukan sebagai berikut :
1. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dilakukan setiap satu
tahun. Pelaksana
(1) Kepala Puskesmas
(2) Penanggung jawab UKM
(3) Penanggung jawab dan Pelaksana program
2. Dokumen laporan yang berisi : hasil olah data dan laporan evaluasi
(laporan hasil kegiatan) dilaporkan kepada penanggung jawab UKM
dan Kepala puskesmas.

9. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan pelaporan dan evaluasi kegiatan dilaksanakan oleh penanggung
jawab program dan dilaporkan kepada kepala puskesmas.

2.3 Alur Kesehatan Lingkungan


Ada terdapat 3 bentuk pelaksanaan kesehatan lingkungan yaitu konseling,
inspeksi, dan intervensi.
1. Konseling
Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan
Lingkungan dengan Pasien yang bertujuan untuk mengenali dan
memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.
Pelaksanaan Konseling dilakukan dengan fokus pada permasalahan
kesehatan yang dihadapi Pasien. Langkah-langkah kegiatan Konseling
sebagai berikut:
a. Persiapan (P1)
 menyiapkan tempat yang aman, nyaman dan tenang;
 menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
 menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan
seperti poster, lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat, jamban
sehat, dan lain-lain) serta alat peraga lainnya.
b. Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali
data/informasi kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut:
 umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan;
 khusus, meliputi:
- identifikasi prilaku/kebiasaan;
- identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
- dugaan penyebab; dan
- saran dan rencana tindak lanjut.
2. Inspeksi
Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka
pengawasan berdasarkan standar, norma dan baku mutu yang berlaku
untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai
berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan
3. Intervensi
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan,
pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial, yang
dapat berupa:
a. komunikasi, informasi, dan edukasi, serta penggerakan/pemberdayaan
masyarakat;
b. perbaikan dan pembangunan sarana;
c. pengembangan teknologi tepat guna; dan
d. rekayasa lingkungan.
BAB III
PEMBAHASAN

Terdapat sub-program yang termasuk dalam program kesehatan lingkungan,


yaitu Kampanye CTPS di Masyarakat; Implementasi HSP di Sekolah; Inspeksi
Kesling Untuk TTU, TPM & Sarana Air Minum; Pengawasan Rumah Makan;
Pemicuan Desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan Monitoring
Pasca Pemicuan.

A. Input
Adapun perangkat Program Kesehatan Lingkungan yang terlaksana di
Puskesmas Donggala mulai dari sumber daya manusia (man), pendanaan
(money), metode, material (logistik) dan mechine sebagai berikut :
a. Man
Pemegang program yang bertanggung jawab terlaksanaannya
program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Donggala Terdiri dari 1
orang sebagai penanggung jawab program dan 3 orang sebagai pelaksana
program kerja.
b. Money
Sumber pendanaan program ini berasal dari BOK (Bantuan
Operasional Kegiatan)
c. Methode
Adapun metode atau strategi kesehatan lingkungan yang diterapkan
di Puskesmas Donggala adalah :
1) Konseling
Konseling dilakukan di ruang konseling yang berada di Puskesmas
Donggala dengan pokok utama pembahasan adalah terkait masalah-
masalah kesehatan yang berbasis lingkungan sepeti diare, DBD, ISPA,
TB, Malaria dan penyakit-penyakit yang diduga disebabkan oleh
keadaan lingkungan yang tidak sehat.
2) Inspeksi
Melakukan kunjungan langsung ke tempat-tempat umum di
lingkungan masyarakat.
3) Intervensi
Adapun intervensi yang dilakukan di Puskesmas Donggala adalah
dilakukan pemeriksaan sampel air bersih di lingkungan masyarakat
terutama pada depot air minum isi ulang.
d. Material
Adapun material pada pelaksanaan adalah ceklis yang digunakan
pada saat inspeksi dan tempat sampel untuk uji laboratorium. Metode
dalam penilaian uji laboratorium terkait bakteri dan kimia menggunakan
sanitarian kit namun PKM Donggala belum memiliki sanitarian kit sendiri
melainkan dimiliki oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD), dan
pada pelaksanaannya tiap depot air minum harus membayar Rp. 455.000
dalam sekali pemeriksaan sehingga hal ini sering kali menjadi kendala
dalam pemantauan air minum bersih di wilayah kerja puskesmas
Donggala.
e. Machine
Dalam pelaksanaannya, akses ke lapangan dapat dijangkau dengan
kendaraan roda dua maupun roda empat sehingga dari sisi ini tidak
menjadi kendala pelaksanaan program.

B. Proses
a. Planning
Perencanaan program telah diatur dalam Rencana Usulan Kegiatan
dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan berupa inspeksi sanitasi dasar
terhadap tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan, sarana air
bersih, pemeriksaan kwalitas air minum isi ulang, pemicuan dan
pembinaan sanitasi total berbasis masyarakat dan pemeriksaan sanitasi
dari kantin sekolah.
Secera keseluruhan dalam proses perencanaan kegiatan program
kesehatan lingkungan di Puskesmas Donggala sudah berjalan dengan baik
meski pada pelaksanaannya tak jarang terdapat kendala yang cukup
berarti.
b. Organizing
Pengorganisasian program Kesehatan Lingkungan diinstruksikan
langsung dari kepala Puskesmas Donggala sebagai pemegang otoritas
tertinggi dan Pelaksanaan program dipimpin langsung oleh penangguang
jawab program dan dilaksanakan bersama pelaksana program serta
berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten dan masyarakat terkait.
c. Actuating
Dalam pelaksanaannya, strategi program kesehatan lingkungan
harus diperkuat dengan (1) metode dan media yang tepat, serta
tersedianya (2) sumber daya yang memadai.
1) Metode Dan Media
Adapun pelaksanaan program Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas Donggala menggunakan metode : Konseling, Inspeksi
dan Intervensi. Dari wawancara yang dilakukan bersama pelaksana
program pelayanan kesehatan lingkungan, konseling yang dilakukan
sudah berjalan sebagaimana mestinya dimana klien yang memiliki
masalah yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan diberikan
pemecahan masalah secara mandiri, kendalanya adalah masih
terdapat masyarakat yang kurang berkenan untuk menyempatkan
waktu melakukan konseling. Sedangkan untuk metode inspeksi,
pelaksana program telah melakukan metode sesuai dengan prosedur
dimana dilakukan kunjungan berkala terhadap sasaran yang
dimaksudkan, namun masalah ketertarikan masyarakat akan
kesehatan lingkungan masih sangat minim sehingga tak jarang
masyarakat menolak untuk dilakukan pemeriksaan. Kedua hal ini
pada akhirnya secara tidak langsung mempengaruhi metode
pelayanan kesehatan lingkungan yang ketiga yaitu Intervensi.
Sedangkan terkait media atau sarana yang digunakan tentunya
mengikuti metode yang ditetapkan, memperhatikan sasaran atau
penerima informasi.
2) Sumber Daya
Sumber daya utama yang dipergunakan untuk penyelenggaraan
program kesehatan lingkungan di Puskesmas Donggala adalah
tenaga kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan no 75
tahun 2014 tentang jenis tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud
adalah tenaga kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional,
etika profesi, menghormati hak pasien serta mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien dalam hal ini masyarakat
sebagai sasaran utama program kerja. Adapun yang menjadi sumber
daya pada program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas
Donggala telah sesuai dengan aturan yang ada.
d. Controlling
Setelah perencanaan dan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
kegiatan dinilai dari ketepatan waktu dan pelaksanaan kegiatan serta
dibuat serinci mungkin dilaksanakan sekali dalam setahun guna melihat
keberhasilan dan kendala yang terjadi setelah pelaksanaan. Adapun
dokumen yang disiapkan adalah laporan yang berisi hasil olah data dan
laporan hasil kegiatan.

C. Output
Dalam melaksanakan kegiatan program pelayanan Kesehatan
Lingkungan idealnya terdapat beberapa indikator yang harus dicapai.
Indikator kinerja dibuat untuk mengetahui cakupan kegiatan yang telah
dilakukan, apakah telah mencapai target atau tidak. Pada pelaksanaannya,
program kesehatan lingkungan Puskesmas Donggala menentukan beberapa
indikator, berikut persentase pencapaian dan target dari indikator program
kesehatan lingkungan Puskesmas Donggala :
INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS
DONGGALA TAHUN 2017
NO KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN

1 Rumah tangga yang memiliki sumber air bersih 80% 54,39%

2 Air minum pada DAMIU yang memenuhi syarat 95% 76%

3 Penduduk yang menggunakan jamban sehat 70% 53,38%

4
Jumlah Desa yang melaksanakan program Sanitasi Total 80% 70%
Berbasis Masyarakat
5
Tempat Pengolaan Makanan (TPM) , TTU yang 50% 40%
memenuhi syarat Higienis

Sumber : Data Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Donggala, 2017

Prioritas
No Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
Masalah
- Kurangnya pengetahuan
Penyuluhan tentang
masyarakat tentang
jamban sehat,
Masih jamban
banyak - Kebiasaan buang air Mengadakan kegiatan
rumah tangga besar sembaranagan pemicuan
1 yang tidak
memiliki - Tidak adanya lokasi
untuk membuat jamban Penyuluhan tentang PHBS
jamban
pribadi - Faktor ekonomi
Pemantauan tentang
- Kurangnya kesadaran
pembuatan jamban
untuk membuat jamban

Masih ada
DAMIU yang
tidak mau di - Kurangnya pengetahuan Penyuluhan
2
periksa - Faktor ekonomi Kunjungan ke DAMIU
sampel airnya - Kurangnya perhatian

Masih ada
TTU dan
Penyuluhan
TPM yang - Kurangnya pengetahuan
Kunjungan ke TTU, TPM
3 belum - Kurangnya PHBS
& tempat pengolaan air
memenuhi
minum
syarat
kesehatan
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Program pelayanan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan Puskesmas
Donggala bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan karena penyakit
berbasis lingkungan dengan adanya peningkatan kualitas lingkungan yang
lebih sehat serta meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan ditinjau dari aspek
program, terdapat 6 upaya yang telah dilakukan Puskesmas Donggala
3. Partisipasi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan lingkungan masih
menjadi masalah utama dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Donggala.

4.2 Saran
1. Melakukan konsolidasi terhadap masyarakat terkait program pelayanan
kesehatan lingkungan sehingga dapat menjalin kerjasama dalam hal
pengawasan dan pengembangan kesehatan lingkungan ditiap desa agar
masyarakat bisa semakin mengerti betapa pentingnya menciptakan
lingkungan yang sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan.
2. Bekerja sama dengan dinas kesehatan dalam pengadaan sanitarian kit
sendiri untuk Puskesmas Donggala, agar lebih mandiri dalam hal
melakukan uji laboratorium untuk makanan dan minuman.
3. Sebaiknya jadwal kegiatan kesehatan lingkungan bisa ditingkatkan lagi
ditiap desa agar masyarakat bisa semakin mengerti betapa pentingnya
menciptakan lingkungan yang sehat untuk meningkatkan derajat
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Puskesmas Dompu . Kerangka Acuan Kegiatan Kesehatan Lingkungan.
Nusa Tenggara Barat : Puskesmas Dompu. 2016
3. Tim Kajian Data/ Profil Puskesmas Donggala. Profil Kesehatan
Puskesmas Donggala 2017 Kec. Banawa Kab. Donggala, Sulawesi
Tengah: Puskesmas Donggala. 2017.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI; 2014.
5. Rustandi,Kartinui dkk.2013 Panduaan Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan
(Kesling). Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementrian
Kesehatan: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai