Anda di halaman 1dari 4

LEGENDA BATU MENANGIS

Alkisah, di sebuah desa terpencil hiduplah seorang ibu bersama anak gadisnya yang sangat cantik
jelita dan baik bernama Fitri. Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil yang terletak di ujung desa.
Semenjak ayah Fitri meninggal, Fitri dan ibunya hidup susah, karena ayah Fitri tidak meninggalkan
harta apapun. Untuk memenuhi kebtuhan kehidupan sehari-hari ibu Fitri bekerja id sawah atau
ladang milik orang lain, Fitri pun ikut membantu. Meskipun begitu, mereka hidup bahagia.

Suatu hari ada 2 anak gadis pindahan dari kota. Mereka sangat cantik dan trendy. Tetapi mereka
memiliki sifat yang jelek. Mereka selalu merendahkan orang kampung, sombong dan manja.

Suatu hari, 2 gadis kota itu bertemu Fitri. Karena Fitri cantik, mereka berdua memutuskan untuk
berteman dengan Fitri. Tetapi mereka belum mengetahui bahwasanya Fitri merupakan dari
keluarga yang miskin. Fitri pun berteman dengan mereka. Tetapi semakin lama, sifat baik fitri pun
berubah dan terpengaruh oleh gadis kota itu.

Fitri yang dulunya selalu membantu ibunya, sekarang malah selalu membentak ibunya. Selalu
merasa kekurangan mengenai hidupnya. Tetapi Ibu diapun tetap sabar. Pada akhirnya, Fitri tidak
mau mengakui ke pada 2 gadis kota itu, bahwasanya dia miskin.

2 gadis kota itu selalu berlomba-lomba memamerkan kekayaan mereka. Fitripun merasa iri dengan
harta yang di miliki mereka.

Suatu hari, saat mereka sedang berjalan-jalan

Ratri : Aduh ini udah bagus gak ya baju yang dipakai

Fietsa : Gak terlalu sederhana kan?

Fitri : Kalian sudah terlihat cantik kok.

Ratri & Fiesta : Kan emang!

Suatu ketika, Ibu Fitri lewat didepan Fitri dan 2 gadis kota.

Ratri : Lihat deh ibu itu, bajunya kusut banget sih ya, gak pernah dicuci kali

Fista : Udah tua pula , ihh kayak gak madi.

Fitripun pura-pura tidak mengenali ibunya.

Fiesta : eh kamu kenal ga fit sama ibu itu, kayaknya tinggal didesa ini deh.

Ratri : Kamu harusnya sih kenal menurutku, kan kamu dari dulu tinggal disini.

Fitripun mengelak dan berpura-pura tidak mengenalinya

Fitri : Aku pernah lihat beberapa kali, tapi ya aku gak kenal.

Fiesta : Eh ngomong-ngomong kamu tinggal di mana fit, kita ga pernah diajak main.
Ratri : Iya nih, kamu juga ga pernah cerita mengenai orang tua mu. Padahal kan kita pengen tau
banget gitu

Fitri : Sebenarnya rumahku ini jauh , terletak di pojok desa. Kalian pasti capai bila main ke rumah.
Rumah ku besar sih. Tapi cuman tinggal aku sama pembantuku. Orang tuaku tinggal di luar negeri.
Makanya rumahku kayak terasa sepi.

Fiesta : Wah enaknya, jadi kamu pernah ke luar negeri dong?

Fitri : Pernah sih dulu beberapa kali

Ratri : Ihh jagooo!

Suatu hari, Fitri dikenalkan oleh 2 gadis kota ke salah satu lelaki teman mereka. Namanya Aris, dia
tampan dan disukai oleh banyak wanita. Fitripun langsung suka padanya. Hari demi hari Fitri pun
semakin dekat dengan Aris. Akhirnya Aris dan Fitri memutuskan untuk berpacaran

Pada suatu hari Ibu Fitri meminta Fitri untuk membantunya di sawah

Ibu : Nak ayo bantu ibu bekerja di sawah

Fitri : Tidak. Aku tidak mau bekerja di sawah nanti kulit dan kukuku kotor

Ibu : Apa kamu tidak kasihan melihat ibu nak? Ibu butuh bantuan mu
Fitri : Gak. Sana ibu saja yang bekerja di sawah. Nanti pacarku gak tertarik lagi ke aku kalo aku
jadi jelek. Nah ibu tuh kan udah tua, pasti udah gaada yang tertarik lagi dengan ibu.

Ibunya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ibunya hanya bisa menghembuskan nafas, sembari menahan
kesabarannya. Ibunya pun berangkat ke sawah.

Setelah bekerja, Ibu Fitri sangat lelah, dan beristirahat bersama 2 temannya, yaitu Ibu Mari dan
Bapak Tomcret di sebuah gardu.

Ibu Mari : Eh bu Darmi, kok saya sekarang jarang lihat Fitri ya. Biasanya dia yang paling rajin
ngebantu Bu Darmi.

Bapak Tomcret : Iya Bu, dia juga biasanya selalu ngebawain dadar jagung buat kita makan setelah
bekerja.

Ibu Mari : Itu dadar jagung yang buat Fitri loh pak. Enak kan?

Bapak Tomcret : Itu enak bangetttt malahan.

Bu Darmi : Iya, dulu Fitri selalu membantu saya. Sekarang sudah tidak lagi

Ibu Mari : Kenapa bu?

Bu Darmi : Tidak apa apa Bu Mari. Bagaimana kalau habis ini Bu Mari dan Bapak Tomcret
datang ke rumah. Banyak makanan di Rumah.

Bapak Tomcret : Waduhhh pas nih bu, perut saya memang sudah menyanyi-nyanyi dari tadi
Ibu Mari : Bapak Tomcret ini bisa saja.

Ibu Darmi : Mari bu, pak....

Ibu Mari, Ibu Darmi dan Bapak Tomcret pergi mendatangi Rumah Bu Darmi. Disana ada Fitri yang
selalu minta uang kepada ibunya. Dia akan ke kota bersama 2 gadis kota dan pacarnya untuk jalan-
jalan.

Fitri : Bu, mana upah Ibu. Aku minta

Ibu Darmi : Baut apa nak? Uang ini buat kebutuhan kita sehari-hari

Fitri : Duhh Ibu ni, aku mau pergi sama teman-teman ke kota. Perlu uang!

Ibu Marii : Fitri! Apa yang kau lakukan pada ibumu. Kenapa kau begitu pada ibumu

Bapak Tomcret : Kamu kenapa seperti ini fit, kurang ajar sekali pada ibumu

Fitri : Bapak sama ibu gausah ikut campur ya. Duh siniin uangnya bu

Mengambil uang secara paksa dari ibunya lalu pergi

Ibu Darmi pun merasa sedih dan 2 temannya menenangkannya

Suatu hari Ibu Darmi habis belanja dari toko. Lalu bertemu dengan Ibu Mari dan Bapak Tomcret di
jalan. Mereka membicarakan Fitri yang semakin tidak baik perilakunya. Ibu Darmi hanya tersenyum
kecil. Akhirnya mereka berjalan bersama-sama dan menuju rumah bersama-sama.

Di jalan mereka bertemu Fitri bersama pacarnya seta 2 temannya. Lalu Ibu mari dan bapak tomcret
sempat memanggil Fitri. Namun Fitri malah memberikan muka kecut dan pura-pura tidak mengenali
mereka. Lantas Fitri dan temannya pergi . Lalu ibu mari dan bapak tomcret pun menggunjingkan
perilaku Fitri yang semakin kasar saja. Ibu nya hanya bisa menghela nafas dan akhirnya pergi.

Lalu pacar Fitri menanyakan siapa orang-orang tadi. Fitri hanya bilang bahwa orang-orang tadi
adalah hanya tetangga yang selalu meminta uang kepadanya.

Suatu hari, Fitri meminta dibelikan alat kecantikan ke ibunya, namun ibunya tidak tahu mana alat
yang harus dibeli

Ibu : Kalau begitu ayo nak temani Ibu ke pasar.

Fitri : Gak aku gak mau bu. Aku gak mau ke pasar bersama ibu

Ibu : Ibu tidak tahu mana alat kecantikan yang harus dibeli

Setelah didesak akhirnya Fitri mau ke pasar dengan syarat Ibu nya harus berjalan di belakangnya
karena Fitri sangat malu dengan ibunya karena Ibunya selalu memakai pakaian kotor dan wajahnya
keriput. Walaupun merasa sedih, Ibunya tetap menemani anaknya membeli bedak.

Mereka pun berjalan beriringan di pasar. Tatapi mereka seperti bukan berasal dari keluarga yang
sama. Dijalan,setiap ada orang yang menanyai Fitri, siapa orang di belakangnya, Fitri bilang “Itu
pembantuku”.
Firi pun bertemu Ratri dan Fiesta dijalan.

Fiesta : Fit, yang dibelakangmu itukan orang yang ketemu di jalan waktu itu

Ratri : Kok kamu bisa bareng ibu ini sih fit

Fitri : Eh teman2, jangan salah sangka dulu, ini pembantu baruku. Aku kasihan ke dia, dia ini
ngemis-ngemis pekerjaan ke aku

Ibunya pun semakin geram mendengar ucapan anaknya yang durhaka itu. sesampai di rumah, ketika
fitri meminta alat-alat kecantikan yang dipegang ibunya yang dibeli tadi, Ibunya hanya terdiam.
Ibunya sangat marah dan tidak bisa menahan kesabaran nya lagi. Ibunya berdoa agar Allah SWT
menghukum anaknya yang durhaka itu.

Ibu : Ya Allah, hamba sudah tidak tahan menghadapi anak hamba yang durhaka ini. Ampuni
hamba Ya Allah. Berikanlah hukuman kepadanya.

Beberapa saat kemudian,langit menjadi mendung, ada suara gemuruh, petir menyambar-nyambar.
Kaki Fitri sediki demi sedikit berubah menjadi batu.

Fitri : Ibu apa yang terjadi pada kaki ku Bu, Maafkan Fitri bu, Fitri janji tidak akan mengukanginya
lagi Bu. Maafkan Fitri Bu,

Namun apa dikata Fitri sudah terlanjur menjadi batu. Hingga waktu terakhirnya ibunya masih bisa
melihat air mata yang jatuh dari Fitri yang menjadi batu

Anda mungkin juga menyukai