Anda di halaman 1dari 2

“Analisis Kesulitan Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VII

SMPN 3 Balung”

1.1 Latar Belakang


Menurut Slameto ( 2003:02) Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan
maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari
bahan yang telah dipelajari. Interaksi antara individu dengan lingkungan akan menghasilkan
suatu kegiatan belajar. Kegiatan belajar tersebut tidak hanya dilakukan di sekolah, namun bisa
juga dilakukan di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan, di
taman dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Namun
tidak dapat dipungkiri bahwa ditengah kondisi awal sampai kondisi akhir saat belajar terdapat
beberapa hal yang menjadi rintangan.

Rintanngan yang dialami siswa disebut kesulitan belajar. Dalam hal ini siswa mengalami
gangguan pemahaman untuk memahami suatu materi pada saat proses belajar berlangsung.
Kesulitan belajar akan membuat segala sesuatu tidak lancar, tentunya akan menghambat proses
belajar, hingga akhirnya siswa tersebut tidak dapat mecapai tujuan instruksional atau tingkat
perkembangannya. Kesulitan belajar akan mempengaruhi prestasi dan semangat belajar siswa
dan akan mengakibatkan turunnya nilai siswa yang berada dibawah nilai rata- rata, siswa tidak
mampu menguasai materi, siswa sering menghindari pelajaran dengan cara membolos di kantin
atau berpura- pura sakit, serta siswa akan mengabaikankan tugas- tugas yang diberikan guru.

menurut Kereh, Subandar, & Tjiang (2013), istilah kesulitan belajar dalam konten
matematika dapat diartikan sebagai kesulitan peserta didik yang dapat diungkapkan dari pola
kesalahan yang dibuat peserta didik dalam mengerjakan soal. Dengan tes diagnostik ditelusuri
proses mental yang berlangsung pada waktu peserta didik menyelesaikan soal. Jika penyebabnya
ditemukan, maka dapat diupayakan perbaikannya.

Adapun hambatan dalam mempelajari matematika adalah siswa yang mempunyai dasar
kesulitan khusus. Sehubungan dengan itu, Soejono (Hasibuan, 2015) mengemukakan beberapa
kesulitan dalam belajar yaitu:
Kesulitan dalam mengemukakan kosep, kebanyakan siswa lupa nama singkatan atau nama
teknik suatu objek, selain itu ketidakmampuan siswa dalam mengingat satu atau lebih syarat
cukup dan sebagainya. Siswa juga mengalami kesulitan belajar dalam menggunakan prinsip,
beberapa siswa tidak mampu dalam menggunakan prinsip karena kurangnya kejelasan tentang
prinsip tersebut, dan siswa tidak mempunyai konsep yang dapat digunakan untuk
mengembangkan prinsip sebagai butir pengetahuan yang baru. Selain itu siswa juga mengalami
kesulitan dalam memecahkan soal dalam bentuk verbal, siswa tidak mengerti apa yang dibaca
karena kurangnya pengetahuan siswa tentang konsep atau beberapa istilah yang tidak diketahui.
Serta ketidakmampuan siswa menetapkan variabel untuk menyusun pesamaan

Berdasar observasi yang dilakukan peneliti di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3
Balung dan wawancara tak terstruktur dengan siswa dan guru matematika yang mengampu kelas
tersebut, diketahui bahwa dalam belajar matematika siswa banyak yang mengalami kesulitan.
Hal ini dapat dilihat ketika siswa diberikan soal masih membutuhkan waktu yang lama dan
sering melakukan kesalahan. Selain itu, siswa masih menganggap matematika sebagai mata
pelajaran yang sulit serta mata pelajaran yang menakutkan. Dalam memahami materi matematika
memerlukan ketelitian, keterampilan, kecepatan berpikir dan sifatnya yang abstrak perlu
melakukan banyak latihan. Fisik dan mental siswa juga belum siap untuk menerima
pembelajaran, yang menyebabkan siswa malas, jenuh, bahkan banyak siswa yang meminta izin
untuk ke kamar mandi tetapi tidak lazimnya siswa keluar secara bergantian, bersama-sama atau
setelah ke kamar mandi tidak langsung kembali ke dalam kelas. Terkadang ada juga yang pergi
ke kantin untuk membeli makanan.

Ketidakmampuan guru dalam menciptakan pembelajaran matematika yang menarik, serta


belum melibatkan semua siswa secara aktif menjadikan pembelajaran tidak efektif dan
menyebabkan siswa kurang bersemangat, dan cepat bosan untuk belajar matematika. Tak jarang
pula saat diberi pekerjaan rumah siswa merasa kesulitan dan mengeluh tidak bisa mengerjakan.
Hal ini belum sepenuhnya disadari oleh guru, sehingga letak dan penyebab kesulitan belajar yang
dialami siswa juga belum sepenuhnya teridentifikasi.

Terkait uraian di atas dan mengingat matematika salah satu mata pelajaran yang diujikan
dalam Ujian Nasional maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Analisis
Kesulitan Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Balung”.

Anda mungkin juga menyukai