Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/327406059

Analisis Keterbacaan Buku Teks Fisika SMK Kelas X

Article · September 2018

CITATION READS

1 1,124

1 author:

Dewi Kusuma
Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon, Indonesia
3 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Dewi Kusuma on 03 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


1

JPFS 1 (1) 2018 14-21

http://journal.unucirebon.ac.id/index.php/jpfs

Analisis Keterbacaan Buku Teks Fisika SMK Kelas X

Dewi Kusuma1
1
Prodi Pendidikan Fisika, Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon, Kota Cirebon 45134,
Indonesia
E-mail: dewikusuma1988@gmail.com1

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keterbacaan buku teks fisika SMA
kelas X pada materi Suhu dan Kalor. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
bentuk penelitian menggunakan analisis isi dengan menelaah buku pelajaran fisika SMK kelas X.
Objek yang dipilih yang dipilih dalam penelitian ini adalah buku teks fisika untuk SMK kelas X
karangan Endarko dkk. penerbit Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung melalui studi
kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan analisis data adalah deskriptif kualitatif.
Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa hasil analisis tingkat keterbacaan buku ajar fisika
untuk SMK kelas X pada materi suhu dan kalor karangan Endarko dkk dari beberapa indikator
sudah memenuhi syarat.
© 2018 Pendidikan Fisika FKIP Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon

Kata Kunci: Keterbacaan, Buku Teks Fisika


___________________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Buku teks menempati kedudukan yang Buku teks merupakan salah satu jenis
penting dalam proses pembelajaran, ini buku pendidikan yang berisi uraian materi
dikarenakan buku teks merupakan alat yang pembahasan dalam mata pelajaran tertentu.
pokok dalam menyampaikan materi ajar Menurut Nasution buku ajar merupakan
yang termuat dalam kurikulum untuk bahan ajar hasil seorang pengarang atau tim
mencapai tujuan Pendidikan. Dalam proses pengarang yang disusun berdasarkan
pembelajaran buku teks menjadi sumber atau kurikulum atau tafsiran kurikulum yang
bahan pembelajaran dalam metode apapun. berlaku. Buku sebagai bahan ajar yaitu buku
Penyelenggaraan buku teks pelajaran yang yang berisi berbagai materi pelajaran hasil
dipakai di sekolah dinilai oleh Badan Standar seorang pengarang yang berlandaskan pada
Nasional Pendidikan untuk menetapkan kurikulum yang berlaku dan dijadikan
kelayakan dari aspek isi, bahasa, penyajian, pedoman bagi guru dan siswa dalam proses
dan grafiknya (Sitepu, 2012). Kedudukan pembelajaran (Prastowo, 2014). Sedangkan
buku teks dalam pelajaran merupakan salah buku teks adalah buku pelajaran dalam
satu sumber belajar yang selalu ada dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku
metode pembelajaran apapun untuk standar, yang disusun oleh para pakar dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang dituntut bidang tersebut untuk maksud dan tujuan
kurikulum. Buku teks berfungsi untuk intruksional, yang dilengkapi dengan sarana
mendukung guru dalam proses pengajaran yang sesuai dan mudah dipahami
membelajarkan dan menjadi salah satu oleh para pemakainya di sekolah atau
sumber pengetahuan bagi siswa dalam perguruan tinggi sehingga dapat menunjang
mengikuti proses pembelajaran. suatu program pengajaran (Tarigan dan
© JPFS: Kusuma, D. (2018). 14-21
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
15

Tarigan, 2009) sesuai kemampuan para siswa, e) isi buku


Menurut Permendiknas No. 2 tahun teks harus berkaitan dengan pelajaran
2008, dalam buku Sitepu menyebutkan lainnya sehingga menjalin kebulatan yang
bahwa: “buku teks pelajaran Pendidikan utuh dan terpadu, f) buku teks harus
dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang menstimulasi, merangsang aktivitas pribadi
selanjutnya disebut buku teks adalah buku siswa yang mempergunakannya, g) buku
acuan wajib untuk digunakan di satuan teks harus mengindari konsep yang samar-
Pendidikan dasar dan menengah atau samar agar tidak membingungkan siswa, h)
perguruan tinggi yang memuat materi buku teks harus mempunyai sudut pandang
pembelajaran dalam rangka peningkatan yang jelas dan tegas, i) buku teks harus
keimanan, ketakwaan, ahlak mulia, dan mampu memberi pemantapan, penekanan,
kepribadian, peguasaan ilmu pengetahuan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa, j)
dan teknlogi, peningkatan kepekaan dan buku tesk harus dapat menghargai
kemampuan estetis dan kedekatan yang perbedaan-perbedaan pribadi siswa
disusun berdasarkan standar nasional pemakainnya.
Pendidikan”. Secara umum buku merupakan
Dari uraian di atas buku teks adalah kumpulan kertas yang memuat informasi
kumpulan materi ajar yang ditujukan untuk yang berguna bagi pembacanya. Dilihat dari
peserta didik pada jenjang Pendidikan isi dan penyajiaanya, buku teks berfungsi
tertentu, yang disusun berdasarkan standar sebagai pedoman bagi siswa dan guru dalam
nasional Pendidikan, serta dilengkapi sarana melakukan proses pembelajaran. Buku ajar
yang menunjang pembelajaran agar mudah memiliki beberapa fungsi yaitu buku ajar
dipahami oleh pemakainya. sebagai referensi siswa, buku ajar sebagai
Buku teks atau buku ajar adalah salah bahan evaluasi, buku ajar sebagai alat bantu
satu sarana keberhasilan pelaksanaan proses pendidik dalam melaksanakan kurikulum,
pembelajaran yang merupakan satu kesatuan buku ajar sebagai salah satu penentu metode
unit pembelajaran yang berisi informasi, atau teknik pengajaran yang akan digunakan
pembahasan, serta evaluasi. Menurut Mukti pendidik (Prastowo, 2014).
dkk. (2010: 42) “buku ajar merupakan Prastowo (2014) juga menyebutkan
bagian yang tidak terpisahkan dari proses fungsi buku teks bagi pendidik yaitu 1)
pembelajaran” oleh karena itu, buku ajar menghemat waktu pendidik dalam mengajar,
merupakan sumber pembelajaran yang 2) mengubah peran pendidik dari seorang
digunakan oleh guru maupun siswa untuk pengajar menjadi seorang fasilitator, 3)
memperoleh informasi atau sebagai pedoman meningkatkan proses pembelajaran menjadi
dalam kegiatan belajar. Semua guru disetiap lebih efektif dan interaktif, d) pedoman bagi
tingkat pendidikan menggunakan paling pendidik yang akan mengarahkan semua
sedikit satu buku ajar dalam proses aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan
pembelajaran sebagai buku pedoman. Buku merupakan subtansi kompetensi yang
ajar digunakan untuk menyampaikan materi semestinya diajarkan kepada peserta didik, e)
bahkan menentukan strategi pembelajaran. alat evaluasi pencapaian atau penguasaan
Sedangkan siswa menggunakan buku ajar hasil pembelajaran. Sedangkan fungsi bagi
sebagai sumber informasi untuk peserta didik; a) peserta didik dapat belajar
mengerjakan tugas di sekolah dan pekerjaan tanpa harus ada pendidik atau teman, b)
rumah Fitrianingrum dkk. (2013: 80). Oleh peserta didik dapat belajar kapan saja dan di
karena itu, buku ajar harus benar dan sesuai mana saja ia kehendaki, c) peserta didik
dengan konsep para ahli sehingga mudah dapat belajar sesuai kecepatan masing-
dipahami baik oleh siswa maupun oleh guru. masing, d) peserta didik dapat belajar
Menurut Greene dan Petty dalam menurut yang dipilihnya sendiri, e)
Tarigan (2009), telah menyusun kriteria membantu peserta didik menjadi pelajar
buku teks yang berkualitas, antara lain: a) yang mandiri, f) pedoman bagi peserta didik
buku teks haruslah menarik minat para siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
yang menggunakannya, b) buku teks dalam proses pembelajaran dan merupakan
haruslah mampu memberi motivasi, c) buku subtansi kompetensi yang seharusnya
teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik dipelajari atau dikuasai.
para siswa yang memanfaatkannya, d) buku Berdasarkan uraian tersebut fungsi
teks harus memperhatikan aspek linguistik buku teks bukan sekedar sumber informasi
© JPFS: Kusuma, D. (2018). 14-21
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
16

saja melainkan berfungsi untuk membuat pengetahuan, keterampilan umum, variasi


bahan evaluasi, memilih media dan metode dalam cara penyampaian informasi,
yang tepat, sebagai panduan belajar siswa meningkatkan kualitas pembelajaran,
untuk lebih siap dalam mengikuti proses anatomi buku pelajaran, memperhatikan
pembelajaran yang akan dipelajari. kode etik dan hak cipta, memperhatikan
Terkait dengan penilaian buku teks, kesetaraan gender dan kepedulian terhadap
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) lingkungan. c) standar bahasa meliputi;
telah membuat instrument penilaian buku menggunakan bahasa Indonesia yang baik
teks. Penilaian buku teks tersebut dilihat dari dan benar, peristilahan mematuhi ejaan yang
aspek isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan. disempurnakan, kejelasan bahasa yang
Sitepu (2012) menyebutkan empat aspek digunakan, kesesuaian bahasa, kemudahan
kelayakan tersebut dijabarkan dalam untuk dibaca.
indikator-indikator yang lebih rinci sehingga Berdasarkan uraian di atas kriteria
siapa saja dapat menerapkannya, seperti buku teks dapat dilihat berdasarkan aspek
halnya penilaian buku teks penilaian empat penyajian, materi atau isi, grafik dan
aspek tersebut dapat dijadikan pedoman kebahasaan. Materi dalam buku teks harus
untuk menentukan layak atau tidaknya suatu sesuai dengan kurukulum yang berlaku,
buku tek sebagai buku standar. materi yang disampiakan harus saling terkait
Empat komponen penilaian buku teks antara satu dengan yang laiinya. Penyajian
pelajaran beserta indikatornya sebagai materi dalam buku teks harus sistematis dan
berikut: A. Kompetensi kelayakan isi 1) menggunakan bahasa yang mudah dipahami
Alignment dengan SK dan KD mata sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
pelajaran, perkembangan anak, dan serta menampilkan ilustrasi yang mendukung
kebutuhan masyarakat, 2) subtansi keilmuan imajinasi siswa dalam memahami materi
dan life skill, 3) wawasan untuk maju dan ajar. Kriteria buku yang baik yaitu mudah
berkembang, 4) keberagaman nilai-nilai dipahami sehingga pemakainya tidak
sosial. B. Kebahasaan. komponen ini kesulitan dalam menggunakannya, terdapat
diuraikan menjadi indikator berikut: 1) keterangan yang membantu pemakainya
keterbacaan 2) kesesuaian dengan kaidah dalam memahami informasi yang disajikan,
Bahasa Indonesia yang baik dan benar. C. terdapat gambar yang menarik minat
penyajian. Komponen penyajian diuraikan pemakainnya, serta harus sesuai dengan
menjadi: 1) Teknik penyajian, 2) kurikulum yang berlaku agar pngetahuan dan
kelengkapan penyajian materi, 3) penyajian informasi yang didapat oleh pemakainnya
pembelajaran. 4) Kegrafikan. Indikatornya tidak melenceng dari kurikuum yang berlaku
sebagai berikut: 1) ukuran, Format buku, 2) serta sesuai dengan keutuhan dan tuntutan
desain bagian kulit buku, 3) Desain bagian zaman.
isi, 4) kualitas kertas, 5) kualitas cetakan, Penyusunan buku teks harus
6)kualitas jilidan. memerhatikan unsur-unsur kebahasaan yang
Prastowo (2014) menyatakan standar berkaitan dengan aspek keerbacaan. Menurut
penilaian dirumuskan dengan melihat tiga Dale dan Chall (Dewi, 2013: 34) keterbacaan
aspek sebagai berikut a) standar materi (readability) adalah seluruh unsur yang ada
meliputi: keakuratan buku, kegiatan yang dalam teks (termasuk di dalamnya interaksi
mendukung materi, upaya untuk antarteks) yang berpengaruh terhadap
meningkatkan kompetensi siswa, keberhsilan pembaca dalam memahami yang
penggorganisasian materi mengikuti dibacanya pada kecepatan membaca optimal.
sistematika keilmuan, materi Berkaitan dengan itu Gilliiland (Dewi, 2013:
mengembangkan keterampilan dan 67) menyimpulkan “keterbacaan itu
kemampuan berpikir, materi merangsang berkaitan dengan tiga hal, yakni kemudahan,
siswa untuk melakukan inquiry dan menenarikan, dan pemahaman”. Dapat
penggunaan notasi, symbol dan satuan. b) disimpulkan tingkat keterbacaan adalah
Standar penyajian meliputi: organisasi ukuran tentang sesuai tidaknya suatu bacaan
penyajian umum, organisasi penyajian bagi pembaca tertentu dilihat dari segitingkat
perbab, penyajian mempertimbangkan kesukaran atau kemudahan wacana. Suatu
kebermaknaan dan kebermanfaatan, wacana dikatakan keterbacaan tinggi apabila
melibatkan siswa secra aktif. mudah dipahami, sebaliknya keterbacaan
Mengembangkan proses pembentukan rendah apabila sulit dipahami.
© JPFS: Kusuma, D. (2018). 14-21
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
17

Saat ini buku teks yang digunakan data berupa buku teks fisika SMK kelas X.
para pembelajar sangat beragam. Beberapa Objek pada penelitian ini adalah buku
buku pelajaran yang terbit sudah ajar fisika untuk SMK kela X pada materi
menyesuaikan dengan perkembangan ilmu Suhu dan Kalor karangan Endarko dkk
pengetahuan dan teknologi terkini, dan telah penerbit Direktorat Pembinaan Sekolah
menyesuaikan dengan tuntutan kurikulum Menengah Kejuruan tahun 2008. Instrument
yang ada, serta telah dinyatakan layak untuk penelitian yang digunakan berupa lembar
dipakai. Namun adapula buku pelajaran yang analisis yang berisi indikator kategori
beredar yang masih kurang sesuai dan keterbacaan yang meliputi keterpahaan,
memiliki berbagai kelemahan dan masalah- kemenarikan dan kemudahan dalam
masalah dari berbagai sisi salah satunya dari memahami buku teks tersebut.
keterbacaan buku teks tersebut. Teknik pengumpulan data yang
Dari permasalah di atas peneliti digunakan dalam penelitian ini adalah
tertarik untuk melakukan penelitian yang observasi langsung melalui studi
berkaitan dengan katerbacaan buku teks kepustakaan. Adapun alat yang pengumpul
pelajaran dalam hal ini buku teks pelajaran data yang diguanakan adalah lembar
fisika SMK. Penelitian serupa pernah observasi dan lembar validasi. Data yang
dilakukan oleh Dewi P.P.T.K (2013) yang diperoleh kemudian dianlalisis dan divalidasi
meneliti keterbacaan buku teks bahasa kepada validator (Dosen Ahli).
Indonesia untuk siswa kelas XI IPA 1
HASIL DAN PEMBAHASAN
SMAN 1 Blahbatuh hasil penelitiannya
menunjukkan (1) tingkat keterbacaan Beradasrkan analisis dan
menggunakan uji rumpang terhadap bacaan pengolahan data yang dilakukan maka
esksposisi dan persuasi dalam buku teks diperoleh temuan bahwa pemahaman
bahasa Indonesia sudah memenuhu syarat, siswa terhadap penggunaan diksi atau
(2) tingkat kemudahan buku teks bahasa pilihan kata dalam buku teks pelajaran
Indonesia tergolong mudah, (3) tingkat
bergantung pada pengenalan mereka
keterpahaman buku teks tegolong mudah
dipahami, (4) tingkat kemenarikan buku teks
terhadap diksi tersebut. Artinya
pelajaran Bahasa Indonesia temasuk buku pemahaman mereka akan sangat baik
yang menarik karena pnyajiannya disertai jika diksi yang digunakan dalam buku
ilustrasi dan gambar. teks fisika SMK kelas X sering mereka
Kemudian, penelian terhadap buku dengar dan gunakan dalam kegiatan
teks Fisika juga dilakukan oleh Fatriani sehari-hari. Seorang penulis harus pandai
(2014) pada materi Vektor, Hidayat, dkk memilih kata. Indikator ketepatan
(2012:55) pada Energi dan Usaha, Energi pemilihan kata diantaranya; 1)
dan Daya, dan Mukti (2010:67) pada semua mengomunikasikan gagasan, 2)
materi fisika kelas X. perbedaan penelitian berkaidah bahasa Indonesia, 3)
ini dengan penelitian-penelitian yang
komunikasi efektif tanpa ambiguitas, 4)
dilakukan di atas adalah penelitian kali ini
membahasa keterbacaan buku teks pelajaran respon pembaca positif, 5) target
fisika kelas X untuk mengetahui tingkat komunikasi tercapai. Adapun fungsi
keterpahaman, kemenarikan dan kemudahan ketepatan pemilihan kata; 1)
buku tersebut. Melambangkan gagasan dengan bahasa
verbal, 2) Membentuk gaya ekspresi, 3)
METODE
Menciptakan komunikasi yang baik dan
Jenis penelitian yang diguanakan dalam benar, 4) Mencegah perbedaan
penelitian ini adalah penelitian deskriptif penafsiran, 5) Mencegah salah
kualitatif, metode analisis dokumen. Metode pemahaman, 6) Mengefektifkan
dokumentasi adalah metode yang digunakan
pencapaian target komunikasi. Dari
untuk mendapatkan data mengenai hal-hal
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
atau variable yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen pemilihan kata sangat berpengaruh
rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, terhadap keterbacaan semua buku teks
1910:188). Dalam penelitian ini, metode pelajaran. Berikut contoh pemilihan kata
dokumentasi digunakan untuk mendapatkan yang tepat dalam buku teks pelajaran
© JPFS: Kusuma, D. (2018). 14-21
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
18

fisika SMK kelas X: yang digunakan. Semakin sederhana


kalimat yang digunakan dalam buku
“Kalor dapat mengalir dari suatu tempat ke tersebut maka akan semakin tinggi pula
tempat lainnya melalui 3 macam cara, yaitu keterbacaan buku teks tersebut. Apabila
konduksi, konveksi, dan radiasi. “
dalam buku teks tersebut digunakan
Keterpahaman kalimat, kalimat yang sulit atau belum dikenal
pemahaman siswa terhadap penggunaan siswa, maka keterbacaannya akan
kalimat dalam buku teks pelajaran semakin rendah. Perhatikan kalimat di
bergantung pada kedekatan kalimat bawah ini.
tersebut dengan siswa. Artinya, jika
“Medan magnet dikenal juga sebagai induksi
kalimat-kalimat itu sudah sering magnet”.
digunakan oleh siswa maka akan
semakin tinggi keterbacaan buku teks Keterpahaman paragraf, Paragraf
peajaran tersebut. Misalnya pada kalimat adalah seperangkat kalimat yang
dibawah ini: membicarakan suatu gagasan atau topik.
Kalimat-kalimat dalam paragraf
“Perhatikan bahwa setelah digosok dengan memperlihatkan kesatuan pikiran atau
batang magnet, baja akan berubah menjadi
magnet, namun bersifat sementara. Selain mempunyai keterkaitan dalam
dengan digosok dengan batang magnet, baja membentuk gagasan atau pokok tersebut.
juga dapat memiliki sifat kemagnetan apabila Unsur unsur yang harus ada dalam
baja dialiri oleh arus listrik.” paragraph diantaranya; 1) Transisi.
Transisi ialah mata rantai penghubung
Kalimat dalam buku pelajaran antarparagraf. Transisi digunakan
harus merupakan kalimat efektif. untuk ”merekatkan” atau
Kalimat efektif adalah kalimat yang menghubungkan paragraf satu dengan
memiliki kemampuan untuk paragraf lain sehingga hubungan itu
menimbulkan kembali gagasan-gagasan terasa logis. Transisi dapat dinyatakan
pada diri pembaca sesuai dengan apa secara eksplisit dan secara implisit . 2)
yang ada dalam pikiran Penulis. kalimat Kalimat Utama/ Kalimat TopikKalimat
efektif juga memiliki ciri-ciri sebagai yang mengandung pokok pikiran
berikut; 1) memiliki kesepadanan paragraf. Kalimat utama tersebut dapat
struktur artinya kalimat yang dibuat terletak di awal paragraf, akhir paragraf,
harus memiliki kesepadanan antara awal dan akhir paragraf, serta
gagasan dan struktur, 2) kepararelan keseluruhan kalimat dalam paragraf. 3)
bentuk, Kesamaan bentuk kata yang Kalimat Pengembang/ Penjelas. Kalimat
digunakan dalam kalimat itu, artinya jika penjelas adalah kalimat yang berfungsi
bentuk pertama menggunakan nomina menjelaskan atau mendukung ide utama
(N) maka seterusnya juga harus paragraf. 4) Kalimat Penegas. Kalimat
menggunakan nomina (N), kalau bentuk penegas ditulis bila penulis merasa perlu
pertama menggunakan verba (V) maka untuk memperjelas informasi atau
bentuk seterusnya juga verba (V), 3) menyimpulkan kalimat-kalimat yang
ketegasan makna, kalimat efektif adalah mendahuluinya. Fungsi kalimat penegas
kalimat yang memiliki makna yang yaitu sebagai pengulang atau penegas
tegas, 4) kehematan kata. Ketercukupan/ kembali kalimat topik dan sebagai daya
hemat menggunakan kata, frasa, atau penarik bagi para pembaca.
bentuk lain yang dianggap tidak perlu, 5) Syarat sebuah paragraf adalah 1)
kecermatan dan kesantunan, 6) Kesatuan. Dalam sebuah paragraf yang
kepaduan, 7) kelogisan. baik terdapat hanya satu pokok
Hal yang harus diperhatikan pula pikiran/ide pokok, 2) Kepaduan paragraf
bahwa keterbacaan buku teks pelajaran akan terwujud jika hubungan timbal
ditentukan pula oleh kesederhaan kalimat balik antara kalimat-kalimat yang
© JPFS: Kusuma, D. (2018). 14-21
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
19

membina alinea itu baik, mudah paragraf kehadiran gambar atau ilustrasi
dipahami, serta logis. Paragraf memiliki yang mengiringi paragraf tersebut dapat
banyak jenis diantaranya; 1) berdasarkan mempertinggi keterpahaman siswa
fungsinya; paragraf pembuka, terhadap paragraf yang digunakan.
pengembang dan penutup, 2)
berdasarkan letak kalimat utama;
paragraf deduktif, induktif, campuran
dan deskriftif, 3) berdasarkan
pengembang kalimat topik; paragraf
tanya jawab, ilustrasi/contoh, sebab Gambar 1. Ilustrasi Aplikasi Asas Black
akibat, perbandingan, definisi, proses,
alasan dll, 4) berdasarkan teknik Dari analisis di atas
pemaparan; deskripsi, ekspositoris, keterpahaman teks/bacaan, tingkat
argumentatif, naratif, persuatif. keterpahaman buku pelajaran fisika kelas
Berdasarkan pemaparan paragraf X termasuk kategori mudah dipahami.
di atas, jika penulis memperhatikan Pertama, Pilihan kata/diksi yang
unsur-unsur, syarat dan jenis pemaparan diguanakn merupakan diksi yang sudah
dalam pembuatan buku ajar maka siswa dikenal siswa. Kedua, kalimat yang
akan mudah memahami materi yang digunakan merupakan kalimat yang
disajikan dalam setiap paragraf. sederhana baik dari segi struktur ataupun
pemahaman siswa terhadap peggunaan makna. Ketiga, Paragraf yang digunakan
paragraf dalam buku teks pelajaran salah merupakan paragraf yang memiliki
satunya bergantung pada letak ide pokok kesatuan dan kepaduan. Keempat, setiap
dalam paragraf tersebut. Apabila dalam pembahasan materi selalu disertai
suatu paragraf menempatkan gagasan ilustrasi/ gambar sehingga memudahkan
utama pada awal paragraf maka siswa siswa untuk memahi maksud atau tujuan
lebih dapat memahami paragraf tersebut. pembelajaran.
Artinya paragraf-paragraf yang disusun Buku teks fisika SMK kelas X
dengan menempatkan gagasan pokok secara keseluruhan tergolong buku yang
atau pikiran utama pada awal paragraf menarik untuk dipelari, pasalnya buku ini
lebih dapat diahami siswa makna selain menyampaikan informasi yang
paragraf tersebut dan memiliki berkaitan dengan materi juga
keterbacaan tinggi. Contohnya: memberikan banyak contoh soal yang
mudah diikuti oleh siswa. Selain itu buku
Medan magnet dapat dirasakan atau ada di ini juga banyak manampilkan gambar,
sekitar kutub magnet. Apabila ada kutub tahapan percobaan yg sederhana yang
magnet lain dalam medan magnet maka akan membuat para siswa lebih bersemangat
ada gaya interaksi atau gaya magnet. Medan
magnet akan timbul dari bahan-bahan dari alam
untuk belajar. dari segi tampilan, buku
yang mempunyai sifat kemagnetan atau bisa ini sesuai untuk anak di usia SMK misal
juga ditimbulkan oleh arus listrik. desain cover, warna, jenis huruf dan
Salah satu tokoh terkenal yang melakukan ukuran semua mewakili siswa di SMK.
penelitian tentang medan magnet adalah Hans Dari segi kebahasaan, bahasa yang
Christian Oersted (1777-1851). Oersted
merupakan orang pertama yang dalam
digunakan selain ilmiah juga sederhan
percobaanya mengetahui terjadinya medan baik pemilihan kata, kalimat, paragraf
magnet oleh arus listrik dalam wacananya pun memiliki
keterikatan yang menjadikannya padu.
Tingkat keterbacaan juga sangat Kemudahan memahami
ditentukan oleh ketersediaan gambar atau sistematika penyajian berdasarkan
ilustrasi yang mengiringi paragraf sistematika penyajian buku teks pelajaran
tersebut. Dengan demikian, selain berstandar nasional diketahui bawa pada
menempatkan pikiran utama pada awal umumnya buku teks pelajaran fisika

© JPFS: Kusuma, D. (2018). 14-21


ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
20

SMK mudah dipahami karena penyajian SIMPULAN


materi diawali dengan ilustrasi gambar Tingkat keterbacaan pada materi suhu
beserta gambaran isi secara keseluruhan, dan dan kalor dalam buku teks fisiska SMK
bagan peta konsep, pra syarat, cek kelas X sudah memenuhi syarat. Tingkat
kemampuan, uraian contoh soal, keterbacaannya tergolong sedang atau
pengenalan ahli, kegiatan, materi beserta menunjukkan bahan bacaan sesuai bagi
gambar-gambar yang dikaitkan dengan siswa.
pengetahuan siswa dan disesuaikan Tingkat kemudahan/ kesukaran buku
dengan pengalaman siswa. teks Fisika SMK kelas X temasuk ketegori
Dari pembahasan di atas dapat mudah dipahami karena penyajian materi
disertai gambar, dikaitkan dengan
disimpulkan bahwa buku teks Fisika
pengetahuan siswa, dan disesuaikan dengan
SMK karangan Endarko dkk, sudah pengalaman siswa.
memenuhi kriteria buku teks yang baik. Kemenarikan buku teks Fisika SMK
Berdasarkan aspek penyajian, materi atau kelas X pada umumnya sangat menarik
isi, grafik dan kebahasaan. Materi dalam karena menggunakan gambar atau ilustrasi
buku teks sudah sesuai dengan yang memperjelas isi materi yang disajikan
kurikulum yang berlaku, materi yang dan menggunakan huruf/bacaan yang jelas
disampaikan pun sudah saling berkaitan dan terbaca.
antara yang satu dengan yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA
Selain itu penyajian materi dalam buku
teks juga sudah sistematis dan Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
menggunakan bahasa yang mudah Suatu Pendekatan Praktik Edisi
dipahami sesuai dengan tingkat Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
perkembangan siswa dalam memahai Dewi, P.P.T.K. (2013). Tingkat
materi ajar. Keterbacaan Buku Teks Bahasa
Ditinjau dari kedudukan buku Indonesia Untuk Siswa Kelas XI IPA
teks buku teks fisika kelas X karangan 1 SMAN 1 Blahbatuh Melalui Uji Tes
Endarko ini memenuhi fungsi buku teks Rumpang. Undiksha: tidak
sebagai pedoman bagi siswa diantaranya diterbitkan.
1) mempersiapkan diri baik secara Fatriani. (2014). Analisis Miskinsepsi
indvidu ataupun kelompok sebelum Buku Ajar Fisika SMA kelas X Pada
kegiatan belajar di kelas, 2) berinteraksi Materi Vektor. IKIP PGRI Pontianak:
dalam proses pembelajaran di kelas, 3) tidak diterbitkan.
megerjakan tugas-tugas yang diberikan Fitrianingrum, N, Sunarno, W., &
guru, 3)mempersiapkan diri untuk tes Harjunowibowo, D. (2013). Analisis
ujian formatif dan sumatif. Sedangkan Mikrokonsepsi Gerak Melingkar pada
bagi guru fungsi buku teks fisiska kelas Buku Sekolah Elektronik (BSE)
X karangan Endarko ini berfungsi untuk; Fisika SMA kelas X semester 1,
1) membuat desain pembelajaran, 2) Jurnal Pendidikan Fisika, 1 (1): 73-80
mempersiapkan sumber-sumber belajar Hidayat A.T., Surantoro. & Wiyono, E.
lain, 3) mengembangkan bahan belajar (2012). Analisis Buku Ajar Fisika
yang kontekstual, 4) memberikan tugas SMA Kelas XI Semester 1 pada
dan 5) menyusun bahan evaluasi. Tinjauan kesalahan Konsep, Jurnal
keterbacaan buku teks pelajaran Pendidikan Fisika, 1 (5): 456-460.
mampu menunjang kelangsungan Mukti, A.D.Y., Raharjo, T., & Wiyono,
kegiatan belajar mengajar di sekolah baik E. (2010). Idntifikasi Miskonsepsi
untuk guru maupun untuk siswa sehingga Dalam Buku Ajar fisika SMA Kelas
pembelajaran bisa lebih efektif. X Semester Gasal, Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika, 1 (1): 39-45.

© JPFS: Kusuma, D. (2018). 14-21


ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
21

Prastowo, A. (2014). Pengembangan


Bahan Ajar Tematik. Jakarta.
Prenadamedia Group.
Sitepu, B.P. (2012). Penuisan Buku Teks
Pelajaran. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
Tarigan, HG dan Tarigan, D. (2009).
Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia.
Bandung. Angkasa.

© JPFS: Kusuma, D. (2018). 14-21


ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai